BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PERAN TIPE-TIPE BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN SKRIPSI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lazimnya dilakukan melalui sebuah pernikahan. Hurlock (2009) menyatakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Proses timbulnya perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik. perilaku yang dinamakan perilaku agresif.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menyangkut remaja kian hari kian bertambah, baik itu dari sosial

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 menjelaskan bahwa Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah periode perkembangan disaat individu mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada kalangan pelajar saat ini yang mengakibatkan citra dari sekolah

BAB I PENDAHULUAN. relawan yang nantinya akan diterjunkan ketika Indonesia memasuki masa tanggap

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi

BAB I PENDAHULUAN. Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Utuh berarti bahwa individu tidak dapat dipisahkan dengan segala cirinya,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa adanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu memperoleh ilmu mengenai kepemimpinan yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 PREDIKSI TINGKAT KEMATANGAN EMOSIONAL SESEORANG MELALUI AKTIVITAS DI MEDIA SOSIAL TWITTER MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan masing-masing

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan

BAB 3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi atas

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

DAFTAR ISI i. DAFTAR TABEL.vii. DAFTAR BAGAN...ix. A. Latar Belakang Masalah 1. B. Rumusan Masalah...8. C. Tujuan Penelitian...8

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menewaskan 4 orang napi kini sudah divonis. Setelah diusut, motif dari tindak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sekelompok (peer group) serta kurangnya kepedulian terhadap masalah kesehatan.

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini

BAB II URAIAN TEORITIS. Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu konflik/masalah (Nashori, 2008). Sebagian orang mungkin ada yang merasa

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa madya, dan dewasa akhir. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit lepas dari belenggu anarkisme, kekerasan, dan perilaku-perilaku yang dapat mengancam ketenangan masyarakat. Bahkan hampir tiap kelompok masyarakat telah membuktikan dirinya mampu menjaga diri dengan melakukan tindakan kekerasan atas nama hak mereka sendiri. Kelompokkelompok yang melakukan kekerasan seperti pelajar sekolah, mahasiswa, supporter bola, geng motor, komunitas agama dan suku, dan rumah tangga tidak lepas dari perilaku kekerasan (Syarifudin, 2012). Banyaknya aksi kekerasan yang terjadi dalam cara, sebab dan tindakan yang berbeda. Meningkatnya kecenderungan ke arah agresi ini bisa juga disebabkan karena kekecewaan atau semakin banyak orang yang merasa berhak untuk membalas dendam kepada orang tua atau orang lain yang mereka anggap telah berbuat salah atau menghalangi keinginan mereka (Myers, 2002). Agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksud untuk menyakiti seseorang baik fisik maupun mental (Berkowitz,2003). Salah satu bentuk kekerasan adalah tawuran. Tawuran adalah suatu tindakan anarkis yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam perkelahian masal di tempat umum sehingga menimbulkan keributan dan 1

rasa ketakutan. Tawuran adalah hal yang tidak asing lagi terjadi di negara Indonesia. Salah satu contoh pelaku tawuran ini adalah para mahasiswa (Syarifudin, 2012). Rudi (2011) menyatakan bahwa mahasiswa yang berbekal pengalaman tawuran menjadikan mahasiswa yang memiliki bibit-bibit kekerasan. Sejalan dengan perkembangan aktivitas kampus, maka mereka kerap menggunakan nama reformasi untuk bisa berbuat tindak kekerasan dan memicu terjadinya konflik. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, mahasiswa tawuran bukan saja antar kampus tetapi terjadi juga di dalam satu kampus. Salah satu contoh tawuran antar mahasiswa yang terjadi dalam satu kampus adalah mahasiswa di Universitas HKBP Nommensen Medan, kejadian tawuran itu terjadi pada hari Selasa, 6 April 2010 yang lalu. Ratusan mahasiswa dari Fakultas Teknik Sipil dan Fakultas Teknik jurusan Teknik Elektro terlibat baku lempar di sekitar kampus. Akibat peristiwa itu, tiga mahasiswa mengalami luka-luka, sebuah kantin yang berada di depan kampus juga rusak. Dua unit mobil ikut menjadi korban tawuran (Sumarno, 2010). Tidak hanya sampai disitu, tawuran pun kembali terulang kembali kali ini tawuran terjadi di universitas yang sama namun berbeda fakultas. Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan mahasiswa Fakultas Hukum tawuran di luar areal kampus mereka, Universitas HKBP Nommensen, di Jl Perintis Kemerdekaan dan Jl Sutomo, Medan, Senin 30 Mei 2011 lalu. 2

Dengan banyaknya aksi tawuran yang terjadi, tawuran dapat muncul dalam berbagai cara, dengan sebab yang berbeda, dan tindakan yang berbeda pula (Waspada, 2011). Tawuran merupakan bentuk perilaku agresi. Menurut Baron (1998) menyatakan bahwa agresi adalah suatu bentuk perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan orang lain. Perilaku agresi terbentuk dari dua faktor dasar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal itu berupa kepribadian dan hubungan interpersonal dan faktor eksternal seperti lingkungan atau sosial budaya. Kedua faktor dasar tersebut, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menentukan bentuk atau pola tingkah laku, termasuk dalam bertingkah laku agresi atau dalam melakukan agresi. Salah satu faktor di atas yang memperngaruhi perilaku agresi adalah faktor insternal yaitu kepriadian. Menurut Hall dan Lindzey (1993) hal ini dikarenakan manusia merupakan individu yang unik dengan segala sifat-sifat, tingkah laku, dan bentuk fisik. Keunikan manusia itu disebabkan oleh perbedaan antara manusia itu sendiri yang tidak terlepas dari personality yang dimiliki oleh manusia. Kepribadian merupakan sesuatu yang memberi tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan individu termasuk didalamnya usaha-usaha menyesuaikan diri yang beraneka ragam namun khas yang dilakukan oleh tiap individu. 3

Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Salah satu teori yang menjelaskan tipe-tipe kepribadian adalah Big Five Personality (Costa & McCrae, 1997). Big Five disusun bukan untuk menggolongkan individu ke dalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari berdasarkan dari tipe openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism. Goldberg (1981) menambahkan bahwa tipe-tipe ini juga berhubungan dengan sifat individu yang berbeda-beda dalam menimbulkan perilaku agresi. Costa dan McCrae (1997) mengatakan bahwa tipe openness mendeskripsikan individu yang bertoleransi, mudah beradaptasi dengan dunia baru, maka dengan demikian mungkin hal ini dapat memprediksi rendahnya perilaku agresi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Djuwariyah (2002) mengatakan bahwa individu yang memiliki karakteristik yang bertoleransi menunjukkan agresivitas yang rendah, semakin seseorang mudah bertoleransi dan mudah memaafkan maka kecenderungan agresi semakin rendah. Tipe agreeableness mendeskripsikan individu yang memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain (comformity), ini dapat memprediksi individu untuk melakukan perilaku agresi Costa dan McCrae (1997). Sejalan dengan hasil penelitian Darmawan (2007) bahwa adanya 4

hubungan positif antara konformitas terhadap teman sebaya dengan perilaku agresif pada anak yaitu semakin tinggi konformitas anak terhadap teman sebaya maka semakin tinggi perilaku agresif pada anak. Tipe neuroticism mendeskripsikan individu yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman, secara emosional mereka labil. Costa dan McCrae (1997) mengungkapkan bahwa Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive, ini mungkin dapat memprediksi individu untuk melakukan perilaku agresi. Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih jelas lagi apakah ada peran tipe-tipe big five personality terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada peran tipe-tipe big five personality terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan : 1.1 Apakah ada peran tipe Openness terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi 5

1.2 Apakah ada peran tipe Conscientiousness terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi 1.3 Apakah ada peran tipe Extraversion terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi 1.4 Apakah ada peran tipe Agreeableness terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi 1.5 Apakah ada peran tipe Neuroticism terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi Sedangkan yang menjadi penelitian tambahan dalam penelitian ini adalah: 1. Gambaran bentuk kepribadian pada mahasiswa Fakutas Teknik Universitas HKBP Nommensen ditinjau dari kelima tipe dari Big Five Personality. 2. Gambaran bentuk Perilaku Agresi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan, di tinjau dari Usia, Suku, dan Jenis Kelamin. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat peran tipe-tipe big five personality terhadap kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan. 6

D. Manfaat Penelitian Dari tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini, maka dapat dilihat manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan kajian ilmu di bidang psikologi, khususnya psikologi sosial yang menyangkut permasalahan mengenai big five personality dengan perilaku agresi. b. Memperkaya literatur dan menambah daftar temuan penelitian yang berkaitan dengan big five personality dan perilaku agresif. Selain itu, untuk berbagi dasar pengetahuan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai big five personality dan perilaku agresif. 2. Manfaat Praktis a. Dapat bermanfaat bagi orangtua, pendidik dan terutama mahasiswa sendiri, sehingga dapat lebih memahami bentuk kepribadian yang dimiliknya dan dengan pengetahuan tersebut mereka dapat lebih mengembangkan diri mereka lagi. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pihak-pihak yang ingin melakukan intervensi ataupun tindakan preventif untuk mengurangi tindakan agresi, khususnya pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan. 7

E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain: BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi uraian singkat mengenai latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu teori agresivitas, teori mahasiswa. BAB III : Metode Penelitian Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur penelitian, validitas dan reliabilitas, uji daya beda aitem, prosedur pelaksanaan penelitian, serta metode analisis data. BAB IV : Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisi uraian tentang gambaran subjek penelitian, hasil penelitian yang meliputi hasil uji asumsi, hasil utama penelitian, dan hasil tambahan penelitian, serta pembahasan. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini memuat mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh. 8