BAB I PENDAHULUAN. dituangkannya hasil proses tersebut. Media massa (mas media) merupakan channel of

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang tidak biasa dilepaskan dari bagian aktifitas manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang

Penyusun Nama : Aisyah Monicaningsih Nim :

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga maupun perorangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang beredar, baik media cetak seperti: surat kabar, tabloid dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penulisan Media PR Ekternal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kualitatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

Mata Kuliah : PR Writing 1. Topik ke-8: Menulis Feature. abdurrahman/prw1/2009 1

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB I PENDAHULUAN. seperti apa yang akan dibentuk di masa yang akan datang. Media massa pun mampu

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

Ciri khas tulisan feature

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan saluran-saluran komunikasi. Komunikasi massa akan. didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

Untuk menjadi penulis harus: 1. Menguasai topik yang akan ditulis, yaitu memahami topik secara komprehensif. Prinsip yang selalu dipegang oleh penulis

Kata Kunci: Agenda Media, Analisis Isi, Jurnalisme Lingkungan, Pers Lokal

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

DASAR DASAR JURNALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

LITBANG KOMPAS NURUL FATCHIATI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

Tugas Praktikum Media Siaran FEATURE. Disusun Oleh : DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok bagi masyarakat luas saat ini. Peran fungsi media massa cetak

Membuat Press Release

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika jurnalistik dirumuskan sebagai proses peliputan, pembuatan dan penyebarluasan berita, maka media massa adalah wadah, sarana atau tempat dituangkannya hasil proses tersebut. Media massa (mas media) merupakan channel of mas communication, yaitu saluran atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa yang diarahkan kepada orang banyak, seperti Koran, Majalah, Radio, Televisi dan Film (Fitriani, 2004: 1). Media massa dapat juga disebut sebagai salah satu faktor yang menentukan pembentukan suatu masyarakat pada masa yang akan datang. Dalam kehidupan dewasa ini pun hampir setiap orang tidak dapat menghindarkan diri dari terpaan media massa. Media massa dalam hal ini media cetak atau identik dengan pers, tidak hanya mengelola berita saja untuk dimuat dalam surat kabarnya. Aspek-aspek lain dalam kehidupan juga dikemas dan disajikan dalam berbagai bentuk yang tidak melulu berformat berita lempang (staight news). Hal ini dikembalikan pada fungsi dasar pers yang tidak saja menyiarkan informasi, tapi juga bersifat menghibur dan mempengaruhi pembaca untuk melakukan kegiatan tertentu. Walaupun memang menurut Effendy (2000: 91), dari empat fungsi pers, fungsi yang pertama dan utama adalah to inform atau menyiarkan informasi. Media cetak atau surat kabar mau tidak mau harus mengakui bahwa mereka tidak akan bisa mengalahkan media online, radio dan televisi dalam hal kecepatan penyampaian berita kepada khalayak, padahal aktualitas informasi merupakan salah

satu alat penarik minat khalayak. Adanya kelemahan itu surat kabar bisa mengalahkan saingannya, media online, radio dan televisi, dengan cerita ekslusif berupa feature. Berpulang pada kelemahan ini, surat kabar bisa mengalahkan saingannya, radio dan televisi, dengan cerita ekslusif. Koran juga bisa membuat versi yang lebih mendalam (in depth) mengenai sebuah cerita yang disiarkan radio atau TV melalui format penulisan yang dikenal dengan nama feature. Salah satu alternatif bagi media cetak agar mampu mengimbangi media elektronik adalah meningkatkan penulisan feature. Feature mengandung informasi lebih ketimbang berita biasa (news), antara lain hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news tadi dan mungkin tidak pernah basi (tidak aktual) seperti berita biasa. Feature merupakan sebuah karangan khas yang menurut fakta, peristiwa, atau proses disertai penjelasan latar belakang terjadinya, proses pembentukannya dan cara kerjanya. Feature adalah sebuah tulisan jurnalistik, namun tidak harus selalu mengikuti rumus klasik 5W+1H dan bisa dibedakan dengan news, artikel (opini), kolom, dan analisis berita (Romli, 2009: 22). Selain itu feature memberi variasi terhadap beritaberita rutin. Memakai jenis penulisan feature, suatu informasi atau berita diharapkan dapat lebih menggugah, lancar, ringkas, dan menarik perhatian pembaca. Feature bisa membuat pembaca tertawa, sedih, marah, dan mengeluarkan emosinya. Salah satu ciri surat kabar lainnya yaitu menghibur (to entertain), surat kabar seringkali memuat feature pada edisi akhir pekannya. Feature biasanya merupakan cerita atau tulisan yang panjang sehingga membutuhkan ruang yang cukup luas. Harian umum adalah surat kabar yang terbit tiap-tiap hari (Del, 1998: 103). Di Jawa barat dikenal salah satu surat kabar yakni Harian Umum Pikiran Rakyat atau lebih akrab dengan sebutan PR. Surat kabar Pikiran Rakyat menyajikan berbagai

informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan selera pembacanya. Dalam sebuah surat kabar terdapat yang disebut sebagai rubrik. Rubrik sendiri adalah kepala karangan, bab, atau pasal di dalam surat kabar atau majalah, yang sering diartikan sebagai ruangan, misalnya tinjauan luar negeri, rubrik ekonomi, rubrik kewanitaan (Komaruddin, 1974: 74). Dalam terbitannya, Harian Umum Pikiran Rakyat memiliki berbagai rubrik yang salah satunya adalah rubrik Belia yang muncul seminggu sekali pada edisi selasa. Rubrik Belia merupakan rubrik khusus mengenai remaja. Rubrik Belia ini bertujuan untuk merekam dunia remaja, karena seringkali masyarakat kurang peka atau kurang memperhatikan fenomena yang terjadi pada remaja. Remaja adalah masa atau usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Masa dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1997: 2). Sifat remaja, pada dasarnya memang sulit ditebak. Masa remaja merupakan persiapan menuju kearah kedewasaan. Oleh karena itu remaja tidak terlepas dari tuntutan yang harus dipenuhi sebelum mereka melangkah ke masa tersebut. Adanya tuntutan-tuntutan dan perubahan besar dalam sikap dan pola prilakunya, akibatnya hanya sedikit remaja yang dapat diharapkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Media massa, yang dalam penelitian ini dispesifikasikan menjadi rubrik Belia pada Harian Umum Pikiran Rakyat. Rubrik tersebut berisi informasi mengenai dunia remaja, serta menjadi wadah bagi remaja untuk memperluas wawasan dan berbagi dunianya. Rubrik tersebut terbit setiap selasa pada tiap minggunya. Belia berisi banyak informasi berkaitan dengan kehidupan remaja yang menggunakan struktur penulisan feature dengan berbagai tema. Rubrik ini jarang ditemukan di surat kabar lain.

Informasi tentang remaja dirasakan cukup penting bagi remaja itu sendiri, untuk memperluas wawasan mereka. Berdasarkan kenyataan dan pernyataan yang dikemukakan di atas, maka penulis memiliki keinginan untuk meneliti bagaimana isi dari feature yang terdapat pada rubrik Belia Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari jenis feature, tujuan penulisan dan penggunaan bahasa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penulisan feature bertemakan remaja pada rubrik Belia Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari jenis feature. 2. Bagaimana penulisan feature bertemakan remaja pada rubrik Belia Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari tujuan penulisan. 3. Bagaimana penulisan feature bertemakan remaja pada rubrik Belia Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari penggunaan bahasa. 1.3 Tujuan Penelitan Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana penulisan feature bertemakan remaja pada rubrik Belia, ditinjau dari jenis feature.

2. Mengetahui bagaimana penulisan feature bertemakan remaja pada rubrik Belia, ditinjau dari tujuan penulisan. 3. Mengetahui bagaimana penulisan feature bertemakan remaja pada rubrik Belia, ditinjau dari penggunaan bahasa. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Secara Akademik a. Penelitian ini mencoba mengkaji dan mengembangkan ilmu jurnalistik dari dasar, yaitu kemampuan menulis dan memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang penulisan feature pada surat kabar. b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah pemahaman dan pengetahuan bagi peneliti dalam memahami masalah-masalah yang terjadi di lapangan khususnya dalam pengaplikasian Analisis isi. c. Kemudian penelitian ini diharapkan menjadi perangsang bagi penelitian lebih lanjut dan lebih sempurna dalam upaya mengkaji, mendalami, dan mengembangkan paradigma ke-jurnalistik-an. 1.4.2 Secara Praktek a. Penelitian yang menggunakan pendekatan analisis isi deskriptif ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang berarti bagi proses kejurnalistik-an secara praktis di kalangan mahasiswa. b. Dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti lain yang sejenis, sehingga berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang kajian

jurnalistik. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat dalam menyajikan feature sebagai pendukung informasi. 1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebelumnya terdapat penelitian oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik UIN Bandung, beliau Bernama Evi Fitriani pada tahun 2004, dengan judul Kerangka Penulisan Feature dalam Majalah Muslimah yang merupakan analisis isi pada rubrik potret edisi Juli sampai Desember 2003. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi yang bersifat kuantitatif deskriptif. Alasan Evi menggunakan analisis isi ini, karena analisis isi bertujuan untuk memperoleh informasi tentang isi pesan. Sehingga sesuai untuk menganalisis isi rubrik potret tersebut. Unit analisisnya adalah paragraf. Struktur penulisan featurenya adalah menggunakan pola logis dan pola alamiah. Kemudian penelitian tentang feature ini juga pernah ditulis Ikhmah Umaida pada tahun 2011 dengan judul skripsi Penulisan Feature Kuliner dalam Harian Umum Tribun Jabar Analisis Isi Tentang Penulisan Feature Dalam Rubrik Leisure Harian Umum Tribune Jabar Edisi Oktober 2011 dalam penelitian ini Iqmah menganalisis isi feature berdasarkan kategorisasi dari mulai tema, gaya bahasa serta struktur penulisannya berdasarkan para ahli. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Taufik pada tahun 2013 dengan judul Penulisan Feature Di Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi November 2012 Ahmad Taufik memfokuskan tentang penggunaan gaya bahasa dan kategori penulisan feature di Harian Umum Pikiran Rakyat. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada judul yang berbeda, perbedaannya terletak pada pembahasaannya, penelitian Ahmad Taufik

membahas semua feature yang ada di Harian Umum Pikiran Rakyat sedangkan yang penulis ambil lebih mengerucut lagi yaitu Penulisan Feature yang ada di Rubrik Belia yang ada di Harian Umum Pikiran Rakyat. Persamaan penelitian ini adalah tentang analisis isi di Harian Umum Pikiran Rakyat namun disini peneliti membedakannya dari mulai rubrik serta kategori-kategori yang diteliti oleh peneliti. Tabel 1.5.1 Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu o No Nama, Judul dan Tahun Teori Metode Hasil 1. Evi Fitriani ( 2004 ) Teknik Metode Pola rincian dalam rubrik tersebut Kerangka Penulisan penelitian yang memiliki memiliki 94 paragraf Penulisan Feature Feature dipakai adalah deduktif dan 24 paragraf induktif. dalam Majalah berdasarkan metode Kemudian pola paragraf didalam Muslimah (Analisis Andi Baso penelitian rubrik ini menggunakan paragraf Isi Rubrik Potret Mappatotto analisis isi spiral edisi Juli sampai deskriptif desember 2003) 2. Ikhmah Umaida Teori tema Metode Feature dalam rubrik Leisure ini pada ( 2011 ) feature, gaya penelitian yang memiliki tema modern dan gaya Penulisan Feature bahasa feature dipakai adalah bahasa perbandingan serta dengan Kuliner dalam dam struktur metode bentuk struktur penulisan segi Harian Umum penulisam penelitian empat yang bersifat informatif Tribun Jabar feature analisis isi Analisis Isi Tentang deskriptif

Penulisan Feature Dalam Rubrik berdasarkan para ahli Leisure Harian Umum Tribune Jabar Edisi Oktober 2011 3. Ahmad Taufik Teori Uses Analisis Isi Penggunaan bahasa menggunakan (2013) and Kualitatif gaya bahasa perbandingan. Penulisan Feature Gratification Kategori feature yang di Harian Umum digunakanadalah jenis feature Pikiran Rakyat ( berita. Feature di Harian Umum Pikiran Rakyat edisi November 2012) 1.5.2 Landasan Teoritis Feature merupakan salah satu bagian dari karya jurnalistik. Karena bukan berita lempang, feature (karangan khas) pada dasarnya tidak mempunyai rumus penulisan yang baku dan kaku seperti halnya berita-berita lempang. Feature merupakan karya tulis yang penulisannya mengikuti berbagai alternatif. Penulisan feature terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis tersebut dibagi berdasarkan tema yang diangkat. Meski terbagi menjdi beberapa jenis, setiap feature tetap memiliki benang merah yang sama dalam hal teknik penulisan. Jenis feature tersebut yaitu:

a. Bright, yang menonjolkan segi human interest dari suatu peristiwa. b. Feature berita (news feature), yang mengangkat cerita di balik berita atau latar belakang suatu peristiwa. c. Feature artikel (article feature), berupa informasi yang bersifat opini dan dikemas secara ringan. d. Feature biografi (profile), yang mengangkat tema kehidupan orang-orang terkenal. e. Feature human interest, dimana hal-hal yang menggugah emosi manusia merupakan aspek yang ditonjolkan. f. Feature pengalaman pribadi, lebih merupakan pengalaman penulis yang menarik untuk diceritakan. g. Feature perjalanan atau petualangan, mengkhususkan perhatian pada objek wisata atau tempat yang menarik untuk dikunjungi. h. Feature sejarah (historical feature), mengangkat tema peristiwa yang silam. i. Feature promosi, bertujuan mengenalkan hal baru pada pembaca. j. Feature petunjuk praktis (practical guidance feature), berupa pengajaran mengenai suatu ketrampilan. (Romli, 2005: 61) Berbasis pada tujuan pers, feature-pun ditulis dengan tujuan yang selaras dengan tujuan pers tersebut. Feature memiliki empat tujuan utama, yaitu untuk: a. Memberitahu suatu informasi pada pembaca, guna memperjelas atau menata aspek lingkungan sesuai dengan keadaan yang mengharuskannya mengambil tindakan. b. Memberikan hiburan melalui penyajian tulisan yang atraktif. c. Mendidik pembaca melalui informasi yang sarat pengetahuan.

d. Memberi keyakinan akan suatu informasi, sehingga dapat memulihkan atau menumbuhkan keyakinan pembaca akan kebenaran informasi tersebut. (Mappatoto, 1999: 13) Prinsip dasar penulisan feature adalah bercerita. Agar menghasilkan tulisan yang tidak kaku, ringan dan enak dibaca, tetapi sekaligus mempertahankan kedalaman makna atau pesan yang ingin disampaikan, maka unsur bahasa harus menjadi perhatian. Feature ditulis menurut beberapa petujuk dasar yaitu: a. Alinea pendek; satu alinea terdiri dari dua atau tiga kalimat dan jumlah kata setiap alinea tidak lebih dari dari 35 kata. Ini ditujukan untuk menghindari keseganan pembaca untuk membaca suatu tulisan yang panjang. b. Kalimat singkat dan sederhana; setiap kalimat harus gampang diikuti dan mudah dipahami. (ISAI & Yayasan Alumni Tempo, 1997: 58) Feature mengandung nilai human interest dan warna cerita yang sangat kaya, karena dalam feature pembaca dilibatkan dalam persoalan-persoalan manusiawi. Dalam feature, pelaporan informasi memuat detail-detail kejadian human interest yang dialami orang-orang yang terlibat dalam suatu peristiwa. Problematika remaja merupakan salah satu kenyataan hidup sehari-hari yang sarat akan nilai human interest. Maka, tidak heran apabila masalah-masalah remaja kadangkala diangkat dengan bentuk penulisan feature. Informasi remaja yang dibuat dalam bentuk feature dapat dilihat pada rubrik Belia Harian Umum Pikiran Rakyat. Mengapa Harian Umum Pikiran Rakyat membuat rubrik khusus yang bertemakan remaja? Ini dikarenakan fenomena remaja merupakan permasalahan yang rumit, kompleks dan selalu berkembang. Fenomena remaja masa kini tentu berbeda dengan apa yang terjadi 10 tahun bahkan satu tahun

yang lalu, atau satu tahun hingga 10 tahun yang akan datang. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan banyak faktor, antara lain pengaruh media informasi, pendidikan, gaya pengasuhan, dan lain-lain. Rubrik Belia memiliki tujuan untuk memberikan berbagai informasi mengenai remaja yang begitu kompleks dan seringkali sukar ditebak serta memberikan wadah bagi remaja itu sendiri. Penyajian informasi pada rubrik Belia yang dibuat dalam format penulisan feature, secara tidak langsung lebih dekat dengan pembaca. Informatif, tanpa berkesan menggurui. Dilihat dari tujuan Rubrik Belia ini maka Teori agenda-setting digunakan hanya sebagai pemberi jalan, yang mengarahkan cara berfikir dan cara melakukan penelitian ini sementara penelitian ini sendiri tidak seutuhnya berpegang kepada teori agenda-setting melainkan mengacu pada teori menurut para ahli diantaranya jenis-jenis feature yang terdapat dari buku Jurnalistik Terapan karya Asep Saepul M, Romli. Isi tujuan penulisan feature peneliti menggunakan teori Andi Baso Mappatoto dalam bukunya yang berjudul Teknik Penulisan Feature (Karangan- Khas) dan yang terakhir, penggunaan bahasa peneliti menggunakan teori ISAI dan Yayasan Alumni Tempo dalam buku Seandainya Saya Wartawan Tempo. Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Menurut Bungin (2006: 285), di dalam teori agenda-setting media massa dijelaskan bahwa jika sebuah media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media tersebut akan memengaruhi khalayak untuk menganggap peristiwa tersebut sebagai sebuah peristiwa yang penting. Asumsi dasar di dalam teori ini adalah apa yang dianggap penting oleh media massa tersebut, maka juga akan dianggap penting oleh khalayak. Media massa dapat memainkan dan memengaruhi pendapat umum dengan menekankan isu-isu tertentu dan melakukan peliputan secara kontinyu terhadap isu

tersebut, yaitu memberikan perhatian pada sebuah isu dan mengabaikan isu yang lainnya. Di sini khalayak tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, namun juga mempelajari penting atau tidaknya sebuah peristiwa dengan melihat dari bagaimana cara media massa memberikan penekanan terhadap peristiwa tersebut. Seperti yang didefinisikan oleh McQuail dalam (Tamburaka, 2012: 22), agenda-setting adalah : Process by which relative attention given to items or issues in news coverage influences the rank order of public awareness of issues and attribution of significance. As an extension, effects on public policy may occur. Teori agenda-setting yang dapat dipahami menurut McQuail ini adalah sebuah proses yang mana terdapat perhatian relatif oleh media massa kepada suatu isu atau masalah di dalam peliputan berita, sehingga dapat memengaruhi tingkat kesadaran dan pola pikir masyarakat tentang isu-isu yang ditekankan oleh media tersebut. Sebagai hasil dari adanya agenda media tersebut, maka akan memunculkan efek terhadap kebijakan-kebijakan publik. Stephen W. Littlejohn & Karen Foss (2005: 280) mengutip Rogers & Dearing mengatakan bahwa fungsi agenda-setting merupakan proses linear yang terdiri dari tiga bagian, yaitu : a. Agenda media itu sendiri harus disusun oleh awak media. b. Agenda media dalam beberapa hal memengaruhi dan berinteraksi dengan agenda publik atau naluri publik terhadap pentingnya isu, yang nantinya mempengaruhi agenda kebijakan. c. Agenda kebijakan publik (policy) adalah apa yang dipikirkan para pembuat kebijakan publik dan privat penting atau pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting oleh publik.

Dalam mengkonstruksikan sebuah realitas, media massa dapat memainkan fungsinya sebagai agenda setters seperti yang dijelaskan di dalam teori agendasetting. Besarnya perhatian khalayak terhadap sebuah realitas tergantung kepada seberapa besar media-media tersebut meletakkan dan menonjolkan realitas tersebut. Realitas yang dianggap penting oleh media akan dikonstruksikan berdasarkan kepentingan dan sudut pandang yang ingin ditonjolkan oleh media. Fungsi agendasetting media di dalam proses mengkonstruksi realitas berjalan seiringan. Ketika media ingin menonjolkan realitas tertentu, maka media akan mengkonstruksikan realitas tersebut dengan menonjolkan dan menekankan bagian-bagian tertentu dan mengabaikan bagian lainnya. Berdasarkan teori agenda-setting ini, dapat dipahami bahwa media memiliki kekuatan yang besar dalam memengaruhi khalayak. Yang menjadi ingatan khalayak adalah apa yang disajikan oleh media. Dampak dari agenda-setting media akan memberikan gambaran dari realitas yang ditekankan oleh media itu pada benak khalayak seperti apa yang telah dikonstruksikan media. Dua asumsi mendasar dari teori ini menurut McComb dan Donald L. Shaw adalah : pertama, pers dan media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya, melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut.kedua, media menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada publik untuk menentukan isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya. Sedikit banyaknya media memberikan pengaruh kepada publik mengenai isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya. Salah satu aspek yang paling penting dari konsep agenda setting ini adalah masalah waktu pembingkaian fenomena-fenomena

tersebut, dalam artian bahwa tiap-tiap media memiliki potensi-potensi agenda setting yang berbeda-beda satu sama lainnya. Mengacu pada kedua asumsi diatas, maka bisa diambil bahwa dengan adanya feature di rubrik Belia ini Pikiran Rakyat tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya yakni sebagai Koran untuk pembaca dewasa, melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut dengan membuat rubrik tertentu agar bisa dibaca oleh semua kalangan. Media memiliki kekuasaan untuk memberi tekanan penting tidaknya sebuah peristiwa, dalam sebuah feature kekuasaan itu merupakan ruh karena berkaitan dengan kebebasan berekpresi atau menulis peristiwa apapun. Namum tentunya harus ada batasan tertentu, seperti mutu tulisan aktual, faktual, objektif, benar dan akurat, sehingga feature yang disajikan tidak sembarangan menekan-nekan atau memaksa pembaca untuk menganggap sebuah berita itu penting. Mengacu pada masalah penelitian, maka penulis mencari jawaban permasalahan menggunakan metode content analisis isi. Analisis isi menurut Krippendorff (1980: 2; 2006: 8) dalam (Erianto. 2013: 15), analisis isi adalah suatu teknik penelitian inferensi yang dapat direplikasi (ditiru) dan sahih datanya dengan memerhatikan konteksnya. Adapun analisis isi yang digunakan oleh penulis adalah analisis isi deskriptif. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu (Erianto, 2013: 3) Gambar 1.1 Skema Alur Pikir Penulisan Feature Pada Rubrik Belia Harian Umum Pikiran Rakyat Jenis Feature Jenis Feature dilihat dari jenis-jenis Feature yang dikemukakan oleh Asep Syamsul M Romli Tujuan Penulisan dilihat dari

1.6 Langkah-langkah Penelitian 1.6.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu pesan teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan diantara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik dari suatu pesan. (Erianto, 2013: 47). Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiono, 2014: 1). Sedangkan menurut Mulyana dan Solatun (2008: 5) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretatif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode, dalam menelaah masalah penelitiannya. Berdasarkan sifat realitas, penelitian kualitatif mengandung persepsi subjektif bahwa realitas (komunikasi) bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah), dikonstruksikan, dan holistik sehingga kebenaran realitas bersifat relatif (Mulyana dalam Hikmat, 2007: 36). Karakteristik penelitian ini terdiri atas ciri-ciri penelitian yang meliputi: latar alamiah, sehingga data diperoleh secara utuh (entity), manusia sebagai instrument utama, terjadi hubungan langsung antara peneliti dan data, analisis dilakukan secara induktif, yang diperoleh dari wawancara, catatan pengamatan, serta pengkajian dokumen, berkecenderungan ke arah proses dari pada hasil. 1.6.2 Jenis Data Unit data merupakan unsur-unsur populasi yang diteliti. Pada penelitian kualitatif penentuan unit analisis data tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi hasil riset (Krisyantono, 2007: 161). Satuan analisi atau unit analisi yang digunakan peneliti adalah seluruh feature di Rubrik Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat edisi hari selasa bulan Februari sampai dengan Maret 2014 yang menjadi headline disetiap edisinya. 1.6.3 Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari tulisan atau artikel yang dimuat dalam Harian Umum Pikiran Rakyat, yaitu feature dalam rubrik Belia. 2. Data sekunder yang didapatkan peneliti dari penulis feature di Rubrik Belia yang diminta untuk membantu penelitian peneliti untuk memberikan pandangannya terhadap objek penelitian peneliti dan juga dari studi kepustakaan. 1.6.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara, dilakukan dengan penanggung jawab halaman desk selasa Harian Umum Pikiran Rakyat secara langsung. 2. Studi kepustakaan, dilakukan untuk mencari data penunjang melalui buku-buku referensi, media massa, dan bahan kepustakaan lain yang berkaitan dengan penulisan feature. 1.6.5 Teknik Analisis Data Analisis data yang peneliti lakukan adalah menggunakan metode kualitatif yang merupakan paparan obyektif tentang penulisan feature dalam Harian Umum Pikiran Rakyat berdasarkan analisis data dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif Bogdan dan Biklem,(1982) mereka mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan: 1. Bekerja dengan data 2. Mengorganisasikan data 3. Memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola 4. Menyinteksiskannya 5. Menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari 6. Memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

(Bugin, 2009: 145) 1.6.6 Lokasi Penelitian Peneliti melakukan penelitian di kantor Harian Umum Pikiran Rakyat dikarenan pertama, Pikiran Rakyat merupakan salah satu Harian Umum besar dijawa barat. Kedua, Pikiran Rakyat merupakan Harian Umum dengan berita dengan jenis feature terbanyak. Ketiga, karena ingin melengkapi referensi tentang penulisan feature di Harian Umum Pikiran Rakyat. Keempat, karena data yang dibutuhkan cukup mudah untuk didapatkan dan juga akses masuk ke dalam ruang lingkup Harian Umum Pikiran Rakyat cukup mudah.