BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. A. Studi Literatur Mengenai Arsitektur Kontekstual

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMA: ARSITEKTUR HEMAT ENERGI. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2009/2010

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.


BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V HASIL RANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

International Fash on Institute di Jakarta

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Transkripsi:

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan tidak hanya melakukan kegiatan ekonomi namun juga sosialisasi di dalamnya dalam suatu proses interaksi antar individu. Rusun sendiri merupakan suatu bangunan pemukiman, dimana dalam proyek ini berfungsi sebagai sarana penunjang yang diharapkan dapat menciptakan kerjasama yang baik yang akan membuat kondisi pasar menjadi semakin baik dan menarik. Bangunan dengan fungsi sosial sekaligus komersial semacam itu, diharapkan dapat memenuhi tujuan perancangan sebagai berikut: 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat menengah-bawah akan hunian yang nyaman dan aman lengkap dengan fasilitas fasilitas yang dapat menunjang kehidupan masyarakat di dalamnya, sekaligus menyediakan sarana perbelanjaan yang bersih dan nyaman 2. Memecahkan permasalahan perencanaan arsitektural terkait dengan penerapan konsep hemat energi dalam desain bangunan yang dihasilkan. Sasaran perancangan dari bangunan rusun dan pasar ini adalah menghasilkan sebuah bangunan multi-fungsi yang hemat energi dalam Tugas Akhir 103

pengoperasiannya dengan memanfaatkan potensi alam seperti cahaya matahari ataupun arah angin ke bangunan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan, sekaligus mampu memenuhi fungsi-fungsi dasar sebagai bangunan pemukiman dan bangunan komersil. 5.1.2 Konsep Perancangan Pasar tradisional di Indonesia adalah sebuah tempat yang identik dengan tempat yang kotor, becek, dan serba tidak teratur. Konsep perancangan dalam proyek ini meremajakan sekaligus memodernisasikan pasar tersebut supaya tampil lebih bersih, lebih hidup, tanpa menghilangkan ciri tradisional dari pasar itu sendiri, dalam sebuah desain arsitektur. Di dalamnya ditambahkan pula unsur penunjang berupa pemukiman kelas menengah bawah yang ditujukan bagi sebagian besar pedagang pasar tersebut, dalam bentuk bangunan rumah susun. Bangunan ini dituntut untuk dapat memenuhi fungsi dasarnya sebagai sebuah hunian yang mampu mewadahi manusia di dalamnya, sekaligus kegiatan sosial-ekonomi para penghuninya. Sebagai penekanan dari perancangan pasar dan rusun, disisipkan pula konsep hemat energi yang didasarkan pada pemanfaatan alam sebagai salah satu daya dukung bangunan guna menghemat energi. 5.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan 5.2.1 Pengguna dan Jumlah Unit Tugas Akhir 104

Berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 kelompok utama pengguna bangunan yang ada di lingkungan tapak, yaitu: Penghuni rusun Pemilik kios/lapak pasar Pengelola (rusun dan pasar) Tamu (rusun dan pasar) Rusun: tamu penghuni dan tamu pengelola Pasar: pembeli, pemasok barang Dari hasil analisa yang dilakukan, disimpulkan bahwa dalam proyek ini akan dibangun kurang lebih 240 unit hunian (ketentuan teknis yang berlaku yakni minimal 225 unit), dengan pembagian tipe yakni tipe Single dan tipe Family. Sedangkan untuk kios dan lapak, estimasi yang dilakukan adalah jumlah unit yang ada sesuai dengan jumlah unit pada lahan sebelumnya (existing). Namun, mempertimbangkan bangunan yang multi fungsi, dimana fungsi rusun digabung dengan pasar (sehingga keberadaan rusun juga memakan luas lahan existing), maka digunakan derajad reduksi sebesar 20%, sehingga jumlah kios dan lapak yang ada menjadi berkisar antara 500-600 unit. 5.2.2 Aktivitas Pengguna dan Kegiatan Lingkungan Adapun dengan mempertimbangkan bangunan yang multi-fungsi, disimpulkan bahwa akan dibuat pemisahan antara kegiatan penghuni rusun dengan pasar. Hal ini akan mencakup pemisahan pencapaian, sirkulasi, serta penentuan batas-batas kegiatan dalam tapak. Tugas Akhir 105

Terkait dengan kegiatan lingkungan, sedapat mungkin keberadaan pasar yang baru tidak akan mengganggu kegiatan yang sudah berjalan. Sebagai contoh, lingkungan sekitar pasar biasa digunakan sebagai area penjualan makanan oleh pedagang kaki lima (semacam area kuliner). Untuk itu, perlu disediakan sarana dan prasarana yang memungkinkan kegiatan itu dilangsungkan kembali di pasar yang baru. Misalnya: menyediakan area (spot) bagi pedagang kaki lima dan pembelinya, dengan jalur sirkulasi yang tidak mengganggu keamanan pasar di malam hari. 5.2.3 Pencapaian dan Sirkulasi Tapak Mengacu pada peruntukan lahan yakni sebagai rusun dan pasar, maka pencapaian ke tapak dibuat dengan mempertimbangkan hasil analisa dari alternatif 1 dan 2. Dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Oleh karena itu, dalam penentuan konsep kiranya akan digabungkan kedua alternatif tersebut ke dalam sebuah konsep perancangan. Sintesa Alternatif: Gambar 54. Konsep pencapaian ke tapak Pemukiman Pemukiman Mesjid + Sekolah T J D U R E N R A Y A JL. TANJUNG DUREN 6 IN IN OUT OUT JL. TANJUNG DUREN 5 P e m u k i m a n Perkantoran Pemukiman + Toko Tugas Akhir 106

Mengacu pada peruntukan lahan sebagai pasar, entrance dibuat tepat di jalan utama (Tj. Duren Raya) untuk memudahkan pengguna pasar. Untuk mengantisipasi kemacetan, entrance ini hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki. Bagi yang menggunakan kendaraan dapat menggunakan entrance alternatif di sisi jalan Tj. Duren 5 dan 6 yang dekat dengan jalan raya. Mempertimbangkan kepadatan lalu-lintas, maka akses keluar-masuk di jalan Tj. Duren 5 lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang ada di jalan Tj. Duren 6. Sedangkan jalur masuk bagi penghuni rusun dipisahkan di sisi depan tapak yang dekat dengan jalan raya, untuk memudahkan akses penghuni yang kebanyakan mengandalkan kendaraan umum sebagai sarana transportasi. Dengan pola ini, maka kendaraan yang masuk ke pasar tidak bersinggungan dengan penghuni rusun, karena sudah memiliki jalur sirkulasi sendiri. Jalur sirkulasi semacam ini dengan sendirinya memisahkan area rusun dengan pasar. Gambar 55. Konsep sirkulasi dalam tapak Sistem parkir yang digunakan adalah sistem pool, namun mengingat keterbatasan lahan akan dipertimbangkan penggunaan kolong bangunan sebagai area parkir. Hal ini nantinya juga bisa berfungsi sebagai loading dock, serta Tugas Akhir 107

servis area sehingga jalur distribusi barang pasar tidak akan menumpuk di jalur sirkulasi sehingga menambah kemacetan. 5.2.4 Zoning Tapak Mempertimbangkan luas lahan yang terbatas, akan sulit menempatkan bangunan pasar dan rusun pada satu level yang sama, karena keduanya akan memakan lahan yang tidak sedikit. Untuk itu, penempatan bangunan pada level yang berbeda dapat menjadi solusi untuk menjawab permasalahan, sekaligus menegaskan pemisahan kegiatan antara pasar dengan rusun. Karena itu penzoningan yang terjadi tidak hanya pada satu level, melainkan pada beberapa level. Untuk level pasar dapat digunakan penzoningan semacam ini: Gambar 56. Konsep penzoningan dalam tapak Service (Rusun + Pasar) Service Public Service Semi Public Semi Public Zoning Lv. 1 Zoning Lv. 2 Sedangkan untuk level rusun dapat digunakan penzoningan semacam ini: Semi Public Service Semi Public Private Zoning Lv.1 Zoning Lv.2 Tugas Akhir 108

5.2.4 Bentuk dan Orientasi Massa Perancangan kali ini menggunakan bentuk gubahan massa yang mengarah pada massa tunggal. Hal ini dikarenakan terbatasnya lahan, sehingga bentuk massa tunggal lebih efektif dalam menampung kebutuhan pasar dan rusun. Akan tetapi, bentuk massa majemuk dapat diwujudkan pada bangunan rusun dengan membentuk tower-tower. Selain terkesan dinamis, hal ini juga memudahkan dalam pembagian blok rusun. Massa tunggal, perbedaan fungsi dibedakan melalui perbedaan lantai Tower sebagai massa majemuk Lantai bawah untuk menampung kebutuhan pasar Gambar 57. Perkiraan bentuk massa Dengan demikian bangunan pasar yang ada di bagian bawah dapat berfungsi dengan baik, namun tidak mengganggu keberadaan rusun yang ada di atasnya. Area terbuka di atas pasar dapat dimanfaatkan untuk ruang komunal ataupun lahan hijau. Dipertimbangkan pula penggunaan teknologi DSF (Double Skin Façade) sebagai penahan radiasi. Khususnya pada sisi bangunan yang menghadap Barat. Aplikasi ini berfungsi sebagai penahan radiasi matahari, namun dengan tetap mempertahankan potensi cahaya dan pengudaraan. Alternatif yang sesuai dengan iklim tropis adalah menggunakan DSF yang sifatnya tidak masif (berongga), namun tembus cahaya dan udara, misalnya: Aluminum Bar Tugas Akhir 109

Gambar 58. Aplikasi DSF pada dinding bangunan Gubahan massa menggunakan bentuk bujur sangkar yang divariasi. Orientasi dan bukaan pada bangunan ke arah U-S. Bangunan yang menghadap T-B akan dikurangi potensi radiasinya menggunakan buffer berupa tanaman, pengaturan letak bukaan dan modifikasi bentuk bukaan. Area komunal sekaligus potensi view Massa sebagai buffer Udara dan cahaya dapat mengalir U Gambar 59. Pengembangan bentuk massa Bentuk massa semacam ini muncul sebagai hasil dari pertimbangan orintasi bangunan terhadap arah mata angin, serta potensi view yang didapat. Dengan bentuk semacam ini diharapkan potensi cahaya dari Timur ke Barat dapat dimanfaatkan secara maksimal. Angin yang bertiup dari Barat-Timur juga dapat dialirkan secara maksimal. Sisi bangunan di bagian Barat mampu berperan sebagai buffer pada sore hari, sekaligus memiliki fungsi bangunan. Tugas Akhir 110

5.2.5 Program Ruang Dengan KDB yang ditentukan sebesar 80% dari 8900 m² maka luas lahan yang dapat digunakan sebesar 7120 m². Adapun luasan bangunan yang dibutuhkan berdasarkan perhitungan kasar, yaitu: Total luas rusun: 9.539 m² Total luas pasar: 5.347 m² Total luas fasilitas penunjang: 215 m² Total luas servis: 728 m² Total luas bangunan: 18.694 m² Kebutuhan ruang melebihi KDB yang ditetapkan sehingga bangunan harus bertingkat agar sesuai dengan peraturan. Bangunan pasar direncanakan sebanyak 2-3 lantai, sedangkan untuk rusun direncanakan sebanyak 8-10 lantai. Kebutuhan Luas Parkir rusun : Jumlah parkir untuk penghuni 240/10 x 1 mobil =24 mobil 240/10 x 5 motor =120 motor Luasan yang dibutuhkan : 25 mobil x 12.5 m² = 300 m² 125 motor x 2 m² = 240 m² + 540 m² Kebutuhan Luas Parkir pasar : Ketentuan parkir Mobil = 1/100 x total luas bangunan = 1/100 x 5.347 m² Tugas Akhir 111

= 53 mobil Motor = 1 mobil : 5 motor = 53 x 5 = 265 motor Luasan yang dibutuhkan : 45 mobil x 12.5 m² = 675 m² 220 motor x 2 m² = 530 m² + 1.205 m² Total luas parkiran = 540 m² + 1.205 m² = 1.745 m² 5.2.6 Zoning Bangunan Public (lapak Basah Kering) Public (Kios + Counter) S Private Private S Private Service Service Gambar 60. Zoning pada bangunan pasar dan rusun Massa untuk pasar direncanakan sebanyak 2 lantai, mengikuti eksisting pasar agar dapat menampung kios dan lapak sebelumnya. Lantai 1 digunakan sepenuhnya untuk kios dan counter, mulai dari: Lantai 2 digunakan untuk lapak, mulai dari kering hingga basah. Dengan pembagian semacam ini, diharapkan suasana pasar yang modern dapat ditonjolkan pada lantai 1 yang realltif kering dan bersih, karena diisi oleh Tugas Akhir 112

kios-kios. Selain itu, pengunjung yang akan berbelanja di lantai 2, secara tidak langsung harus melewati deretan kios terlebih dahulu pada waktu datang dan pulang sehingga diharapkan mampu meningkatkan daya jual pedagang. 5.2.7 Struktur Konsep yang akan digunakan untuk perancangan struktur dalam proyek ini terdapat dalam poin-poin berikut: Pondasi yang akan digunakan untuk sub-structure adalah pondasi bore pile agar getaran yang dihasilkan kecil dan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Upper structure menggunakan sistem struktur rangka dengan pertimbangan fleksibilitas dalam penataan ruang dan faktor biaya (bangunan disediakan bagi kelas menengah kebawah). Bahan konstruksi untuk struktur menggunakan beton bertulang dengan pertimbangan mudah didapat, fleksibel dan tahan api. Selain itu tidak memerlukan energi yang besar dalam pembuatannya dan dapat digunakan kembali (sebagai bahan urugan atau reklamasi tanah). Untuk Rusun: Untuk Pasar: Tugas Akhir 113

Sedangkan untuk jenis struktur rangka yang akan digunakan, dibedakan antara rusun dengan pasar, dimana rusun menggunakan slap sedangkan pasar menggunakan balok. Slap cocok digunakan untuk bangunan hunian, karena pola ruangan dan instalasi yang tetap. Selain itu slap juga memungkinkan ketinggian lantai ke lantai yang rendah sehingga lebih efisien. Pasar membutuhkan space khusus untuk instalasi dan sanitasi, sehingga cocok menggunakan sistem kolom dan balok. 5.2.8 Utilitas Perancangan sistem utilitas bangunan terkait dengan usaha penghematan energi sesuai dengan penerapan konsep dalam proyek, yakni mencakup: Sistem Elektrikal Daya listrik yang digunakan berasal dari 2 sumber yaitu PLN dan genset. PLN merupakan sumber listrik utama dari pemakaian listrik sehari-hari didukung dengan penggunaan genset bila terjadi mati listrik dari PLN. Sistem Plumbing Dari hasil analisa terdapat beberapa alternatif pada sistem plumbing untuk pengolahan limbah air. Dari kedua alternatif tersebut, dipilih bentuk pengolahan yang lebih sederhana, yakni pengolahan air hujan yang akan digunakan sebagai grey-water (use-able tapi tidak untuk konsumsi) Sistem Pembuangan Sampah Dari hasil analisa juga terdapat beberapa alternatif pengolahan sampah baik di lingkungan rusun maupun pasar. Namun, mengingat keterbatasan lahan Tugas Akhir 114

untuk area pengolahan sampah, yang paling baik untuk dilakukan adalah menerapkan sistem pembuangan yang fungsional, praktis, dan efisien. Pemilahan sampah dapat dilakukan dari masing-masing unit, yang kemudian dibawa oleh truk sampah untuk diolah. 5.3 Penerapan Tema pada Bangunan Penerapan tema yakni konsep Hemat Energi dalam bangunan, dapat diterapkan dalam poin-poin sebagai berikut: Pencahayaan Pada bangunan, hal ini dapat dicapai dengan: Memaksimalkan bukaan, misalnya dengan membuat koridor terbuka, teras luar pada unit rusun, dan penggunaan sky-light. Mengatur peletakan ruang (agar dekat dengan bukaan), dan peletakan lampu (ruang tanpa sekat), dll. Udara dan cahaya dapat leluasa masuk Pengudaraan Gambar 61. Penerapan tema terkait pencahayaan Pengudaraan alami jauh lebih hemat dibandingkan dengan pengudaraan buatan. Karena itu yang dapat dilakukan pada bangunan adalah memastikan udara dapat bergerak dengan cara: Tugas Akhir 115

Peletakan bukaan agar terjadi cross-ventilation, membuat ruangan minim sekat (plong), serta mengatur tinggi dinding penyekat dan plafon. Menggunakan bahan insulasi atap, misal: aluminium foil Gambar 62. Penerapan tema terkait pengudaraan Material Penggunaan material yang tepat dapat mendukung penghematan energi: Mengurangi persentase aspal atau beton, dan sebaliknya menggunakan Con-Block atau Grass-Block pada area perkerasan. Selain ramah lingkungan, juga dapat menyerap air hujan, serta meredam panas yang timbul dari paparan matahari terhadap jalan/perkerasan. Penggunaan tanaman hijau sebagai buffer sekaligus fungsi estetik untuk memperindah penampilan bangunan. Pohon sebagai estetik sekaligus buffer Penggunaan Grass Block yang ramah lingkungan Gambar 63. Penerapan tema terkait material Tugas Akhir 116

Teknologi: Penerapan teknologi harus sesuai dengan golongan yang menempati rumah susun. Sebisa mungkin teknologi bersifat pasif dan merakyat agar memudahkan perawatan dan pengoperasian (tidak menimbulkan biaya tambahan, atau membingungkan penghuni). Misal: penggunaan teknologi Double Skin Façade (DSF) yang sederhana dan bersifat tropis. Foto 30. Penerapan tema terkait teknologi Tugas Akhir 117