BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi

Dinukleosida Adenosin (DNA) dan Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan. dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil dan mutlak diperlukan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefenisikan sebagai pengeluaran tinja dengan frekuensi 3x/24 jam

BAB I PENDAHULUAN. bawah 5 tahun tapi ada beberapa daerah dengan episode 6-8 kali/tahun/anak. 1 Hasil

BAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita

BAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diarrhea berasal dari bahasa Greek, yaitu Dia berarti melalui dan rhien berarti mengalir,

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus

BAB VI PEMBAHASAN. Banyak faktor dapat mempengaruhi terjadinya diare berulang pasca

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. komplikasi utama dehidrasi, menyebabkan 5 10 juta kematian setiap tahun. Di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. Populasi penelitian terdiri dari anak usia 6-24 bulan. Penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare merupakan penyebab kedua kematian pada anak usia dibawah 5. terdapat 1,7 milyar kasus diare baru pertahunnya (WHO, 2013).

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. terutama di negara berkembang (Parashar et al., 2003). Defisiensi zinc berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dermatitis atopik atau eksema atopik merupakan penyakit inflamasi kulit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

Pola buang air besar pada anak

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

ZINK EFEKTIF MENGATASI DIARE AKUT PADA BALITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik yang sesuai

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. kurang dari 14 hari dengan frekuensi 3x per hari disertai pengeluaran tinja

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diare berasal dari bahasa Yunani yaitu diarrea yang berarti mengalir melalui

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

bubur Setengah bubur Setengah padat padat

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE

Buku Saku Petugas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyebab kematian nomer dua di dunia. Pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

Apa Penyebab Diare? Penyebab diare pada bayi/anak dan dewasa ada yang berbeda. Penulis akan menjelaskan penyebab bayi/anak dan dewasa tersebut.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Atopi, atopic march dan imunoglobulin E pada penyakit alergi

SUPLEMENTASI PROBIOTIK PADA TERAPI STANDAR ZINC DAN CAIRAN REHIDRASI ORAL PADA ANAK USIA 6-36 BULAN DENGAN DIARE AKUT TESIS

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

BAB I PENDAHULUAN. jamur oportunistik yang sering terjadi pada rongga mulut, dan dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seringkali, buang air besar yang berbentuk cair bukanlah diare. Hanya bayi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam waktu yang singkat atau kurang dari dua minggu (Spruill and Wade,

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. negara maju maupun negara berkembang adalah anemia defisiensi besi.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing,

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Telaah Pustaka Definisi Diare Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi lebih lunak atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Neonatus (AKN) di Indonesia mencapai 19 per 1.000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Akut dan Tatalaksananya Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi 3x/hari disertai perubahan konsistensi tinja (lembek atau cair) dengan atau tanpa darah/lendir dalam tinja, disertai atau tanpa muntah. 7,8 Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut dan bila berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare persisten. 8 Diare akut di negara berkembang umumnya merupakan diare infeksius yang disebabkan virus, bakteri dan parasit. Pada diare infeksius terjadi pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi serta reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Selain itu terjadi invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorpsi. Bila penderita tidak mendapatkan penanganan adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. 7 Tujuan pengobatan diare akut pada anak menurut World Health Organization (WHO) adalah: 8 5. Pencegahan dehidrasi: bila tidak dijumpai tanda-tanda dehidrasi 6. Pengobatan dehidrasi: bila dijumpai tanda-tanda dehidrasi (Tabel 2.1)

7. Mencegah timbulnya kurang kalori protein:dengan cara memberikan makanan selama diare berlangsung dan setelah diare berhenti 8. Mengurangi lama dan beratnya diare dan mengurangi kekambuhan diare pada hari-hari mendatang: dengan memberikan zink dengan dosis 10 20 mg selama 10 14 hari Tabel 2.1 Penentuan derajat dehidrasi pada diare 8 Gejala/Tanda Klasifikasi dehidrasi* Tanpa dehidrasi Ringan-sedang Berat Keadaan umum Baik, Sadar Gelisah Letargi/Tidak sadar Mata Normal Cekung Sangat cekung Rasa haus Minum biasa, tidak Sangat haus Tidak bisa minum haus Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat ( 2 detik) Pembacaan tabel dari kanan ke kiri. Kesimpulan derajat dehidrasi ditentukan bila dijumpai 2 gejala/tanda pada kolom yang sama. WHO menganjurkan pemberian oralit untuk mengganti cairan yang hilang melalui diare, pemberian oralit berguna untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan mengobati dehidrasi (treatment) pada diare akut. Bila pemberian oralit gagal dilakukan pemberian cairan secara intravena dan penderita harus dirawat di rumah sakit. 8 Pemberian cairan dilakukan berdasarkan derajat dehidrasi yang terjadi, pada dehidrasi ringan-sedang

diberikan cairan rehidrasi 75 cc/kg berat badan selama 4 jam, sedangkan pada dehidrasi berat diberikan 100 cc/kg berat badan dalam waktu 3 sampai 6 jam. 8,9 Antibiotika diberikan hanya pada kolera, disentri basiler, amubiasis dan giardiasis atau adanya penyakit penyerta (sepsis, pneumonia, dan lainlain). Pemberian antidiare dan antimuntah tidak dianjurkan karena tidak terbukti menguntungkan bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan usus atau membuat bayi tertidur lama bahkan menimbulkan kematian pada bayi. 8,9 Setelah rehidrasi selesai makanan segera diberikan walaupun diare masih terus berlangsung, pemberian makanan bertujuan untuk mencegah terjadinya kurang kalori protein karena anak yang menderita diare akan kehilangan berat badan sebanyak 1% setiap harinya, mempercepat rehabilitasi mukosa usus yang rusak dan mengurangi pemecahan lemak dan protein tubuh sehingga mengurangi pembentukan asam-asam organik dan mencegah terjadinya asidosis metabolik. 9 Selain itu ASI (Air Susu Ibu) pada anak yang menderita diare harus tetap diberikan. 9-11 Keberadaan oralit sebagai terapi pencegahan dehidrasi telah menurunkan angka kematian yang disebabkan diare akut, dari 5 juta anak/tahun menjadi 3.2 juta/tahun. Sayangnya oralit tidak dapat mengurangi keparahan diare (pengeluaran tinja, frekuensi dan lamanya diare). 12

2.2. Manfaat Zink pada Diare Akut Zink termasuk dalam trace element, yaitu elemen-elemen yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil dan mutlak diperlukan. Sumber zink terbaik pada makanan adalah protein hewani terutama daging, hati, kerang dan telur. 13 Manfaat pemberian zink pada diare telah dibuktikan pada banyak studi di berbagai negara terutama di negara berkembang. Umumnya studi tersebut merupakan studi acak tersamar ganda. WHO juga telah merekomendasikan pemberian zink untuk terapi diare akut,10 mg untuk anak usia < 6 bulan dan 20 mg untuk anak 6 bulan selama 10 sampai 14 hari. 8 Studi di India mendapatkan penurunan keparahan dan lama diare pada anak 6 sampai 35 bulan setelah pemberian zink glukonas serta berkurangnya risiko untuk berlanjutnya diare. 14 Studi di Nepal juga mendapatkan berkurangnya lama diare pada anak penderita diare akut yang diberikan zink. 15 Di India dilakukan pemberian zink sulfat 15 mg (usia 12 bulan) atau 30 mg (usia 12 bulan) perhari dibagi menjadi 3 dosis selama 14 hari bersama dengan oralit pada anak berusia 3 sampai 36 bulan dengan diare akut nonkolera yang mengalami dehidrasi. Setelah terapi didapatkan berkurangnya frekuensi buang air besar berair, lama, dan risiko berlanjutnya diare lebih dari 7 hari. 16

Pemberian zink pada anak penderita kolera dilakukan di Bangladesh. Pada anak berusia 3 sampai 14 tahun dengan diare kolera selain diberikan antibiotika juga diberikan zink asetat 30 mg perhari dalam 2 dosis sampai diare mengalami perbaikan atau sampai 7 hari, didapatkan penurunan lama diare dan frekuensi buang air besar berair pada anak yang diberi zink dibandingkan yang diberi plasebo. 17 Studi pada anak berusia 6 sampai 9 bulan di Guatemala mendapatkan berkurangnya kejadian diare akut dan kemungkinan untuk berlanjut menjadi diare persisten pada anak yang mendapat suplementasi zink perhari selama 7 bulan. 18 Hasil serupa juga didapatkan pada studi lain di Bangladesh dan India. 19,20 Suatu studi acak tersamar ganda di India menyimpulkan suplementasi zink glukonas perhari selama 6 bulan menurunkan keparahan diare akut pada anak yang berusia lebih dari 11 bulan dan anak dengan kadar zink plasma rendah. 21 Studi lain memberikan suplementasi zink asetat 70 mg/minggu selama 12 bulan pada anak berusia 2 sampai 12 bulan, dengan kesimpulan rendahnya kejadian diare pada kelompok yang diberi suplemen zink dibandingkan anak yang mendapatkan plasebo. 22 Suplementasi zink pada bayi dengan berat lahir rendah juga bermanfaat, dimana kejadian diare lebih rendah pada bayi yang mendapat 5 mg zink sulfat sampai usia 1 tahun dibandingkan bayi yang mendapat plasebo. 23 Studi meta analisis

menyimpulkan suplementasi zink mengurangi frekuensi, keparahan, serta lamanya diare pada anak. 24,25 2.3. Mekanisme Kerja Zink pada Diare Akut Mekanisme yang menjelaskan pengaruh zink terhadap diare kemungkinan adalah sebagai berikut. Diare akut pada anak di negara berkembang umumnya diare infeksius, zink mempunyai efek terhadap enterosit dan sel-sel imun yang berinteraksi dengan agen infeksius pada diare. Zink terutama bekerja pada jaringan dengan kecepatan turnover yang tinggi seperti saluran cerna dan sistem imun dimana zink dibutuhkan untuk sintesa DNA dan protein. 26 Zink bekerja pada tight junction level untuk mencegah meningkatnya permeabilitas usus, mencegah pelepasan histamin oleh sel mast dan respon kontraksi serta sekretori terhadap histamin dan serotonin pada usus dan mencegah peningkatan permeabilitas endotel yang diprakarsai TNFα yang juga merangsang kerusakan permeabilitas epitel usus. 26,27 Zink menstabilkan struktur membran dan memodifikasi fungsi membran dengan cara berinteraksi dengan oksigen, nitrogen dan ligan sulfur makromolekul hidrofilik serta aktivitas antioksidan. Zink melindungi membran dari efek agen infeksius dan dari peroksidasi lemak. 27 Pada usus tikus, defisiensi zink menurunkan absorpsi air dan natrium dan dapat mempengaruhi aktivitas disakaridase. 28 Pada studi lain yang juga dilakukan

pada tikus didapatkan bahwa zink menginhibisi camp yang meningkatkan sekresi klorida dengan menghambat saluran membran basolateral kalium. 29 2.4. Probiotik sebagai Terapi Diare Akut Probiotik berasal dari bahasa Yunani pro bios yang berarti untuk kehidupan. Pada pertemuan para ahli yang digagas oleh The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) dan WHO didefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah adekuat dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan pejamu. 30 Terdapat tiga genus bakteri asam laktat yang sering dipergunakan sebagai probiotik: Lactobacillus, Bifidobacterium dan Streptococcus. 31 Lactobacillus merupakan probiotik yang paling banyak diteliti manfaatnya bagi manusia khususnya Lactobacillus rhamnosus strain GG (Lactobacillus GG). Terdapat 22 studi yang telah dilakukan untuk membuktikan manfaatnya bagi kesehatan, umumnya sebagai terapi diare akut pada anak dan secara bermakna mengurangi keparahan diare akut. 32,33 Satu studi membandingkan keefektivan 5 jenis probiotik dalam mengurangi keparahan diare akut pada anak, dimana Lactobacillus GG 6 x 10 9 CFU (Colony forming units) yang diberikan 2 kali/hari selama 5 hari sangat bermakna mengurangi lamanya diare dibandingkan dengan probiotik lainnya. 34

Mekanisme Lactobacillus GG dalam mengurangi lama diare akut diperkirakan karena bakteri tersebut menstabilkan mikroflora usus, mengurangi lamanya shedding rotavirus dan mengurangi peningkatan permeabilitas usus yang disebabkan oleh infeksi rotavirus dan secara bersamaan meningkatkan fungsi IgA sekretori. 35 Studi meta analisis pemberian Lactobacillus pada anak penderita diare akut menyimpulkan pemberian Lactobacillus aman dan efektif sebagai terapi diare akut, dari 9 studi acak tersamar ganda yang masuk dalam kriteria inklusi 4 studi memakai Lactobacillus GG sebagai probiotik, 2 studi Lactobacillus reuteri dan Lactobacillus acidophilus/lactobacillus bulgaricus dan 1 studi memakai heat killed Lactobacillus acidophilus. 5 Walaupun telah terbukti dapat mengurangi keparahan diare akut pada anak, akan tetapi pemberian probiotik belum direkomendasikan oleh WHO sebagai terapi baku. 8 2.5. Kombinasi Zink dan Probiotik pada Terapi Diare Akut Zink dan probiotik telah terbukti keefektivannya dalam mengurangi keparahan diare akut. Satu studi memberikan kombinasi keduanya dalam terapi diare akut dengan memberikan diet yang mengandung kombinasi probiotik dan zink pada anak usia 6 sampai 12 bulan, dan secara bermakna menurunkan keparahan diare akut, akan tetapi studi ini tidak membandingkan terapi kombinasi tersebut dengan pemberian zink tunggal. 6

Zink dan probiotik bekerja pada tempat yang berbeda dalam mengurangi keparahan diare akut, 26-29,35 maka merupakan hal yang rasional bila menggabungkan keduanya sebagai terapi diare akut pada anak.

2.6. Kerangka Konseptual probiotik Keseimbangan mikroflora usus terganggu Gangguan imunitas saluran cerna (IgA sekretori & limfosit T) probiotik -Higiene buruk -Sanitasi buruk probiotik Infeksi mikroorganisme (virus,bakteri, dan parasit) di saluran cerna Pelepasan mediator inflamasi Gangguan stabilitas dan integritas membran usus halus Gangguan transport air dan elektrolit zink zink zink zink Diare akut: -Lama diare -Frekuensi diare :Hal yang diamati dalam penelitian :Inhibisi Gambar 2.1. Kerangka konseptual