PENDAHULUAN. Latar Belakang. serius bagi dunia kesehatan saat ini dan masa yang akan datang. Antibiotik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

I. PENDAHULUAN. penyakit menemui kesulitan akibat terjadinya resistensi mikrobia terhadap antibiotik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen,

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Barat dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak

BAB I PENDAHULUAN. antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB 1 P ENDAHULUAN. irasional dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri yaitu menggunakan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 100 genus Actinomycetes hidup di dalam tanah. tempat-tempat ekstrim seperti daerah bekas letusan gunung berapi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena jenis tersebut yang paling banyak di tangkap dan di

I. PENDAHULUAN. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

PENGARUH EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP PENGHAMBATAN MIKROBA PERUSAK PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki aktivitas antibakteri dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Antibiotik merupakan substansi yang sangat. bermanfaat dalam kesehatan. Substansi ini banyak

SKRIPSI. Oleh JULIANA WIGUNA F

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

I. PENDAHULUAN. Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke. dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

aeruginosa ATCC secara in vitro Pembuatan filtrat Streptomyces sp... 25

BAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

BAB I PENDAHULUAN. yang mana tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,

PENDAHULUAN. alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam

I. PENDAHULUAN. Di negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai macam penyakit infeksi yang membutuhkan antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. dan non-bergerak bulat kecil berbentuk atau non-motil cocci. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti bakteri, virus, riketsia, jamur, dan protozoa (Gibson, 1996). Badan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena jenis tersebut yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis unggas yang berkarakteristik diantara

I. PENDAHULUAN. (Setiyawati, 2003; Kuntorini, 2005; dan Kasrina, 2014). esensial dengan senyawa utama berupa sabinene, terpinen-4-ol, γ-terpinene,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. HIV/AIDS, diare, dan malaria (UNICEF, 2016). Di Indonesia, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, sebagai akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam tumbuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu survey yang dilakukan oleh World Heatlh. Organization (WHO) dilaporkan bahwa lebih dari 80%

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dibandingkan dengan Negara maju. Indonesia dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan adalah perubahan morfologi dan fungsional pada suatu

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Resistensi mikroba terhadap antibiotik menjadi ancaman yang sangat serius bagi dunia kesehatan saat ini dan masa yang akan datang. Antibiotik berperan untuk melawan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, namun penggunaan yang tidak tepat dapat meningkatkan bakteri resisten. Resistensi menurut Black (1999) merupakan suatu keadaan berkurangnya pengaruh obat anti infeksi terhadap bakteri atau secara alamiah bakteri tidak sensitif lagi terhadap pemberian antibiotik. Resistensi terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit berubah sedemikian rupa sehingga membuat obat-obatan yang dikonsumsi untuk menyembuhkan infeksi tersebut menjadi tidak efektif. Escherichia coli merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit kolibasilosis pada berbagai ternak dan manusia. Penyakit kolibasilosis banyak dijumpai pada peternakan babi tradisional atau peternakan babi komersial dengan prevalensi diare dan kematian yang tinggi sehingga menyebabkan kerugian ekonomi. Pengobatan kolibasilosis pada umumnya masih mengandalkan penggunaan obat-obatan antibiotika, namun terapi pada babi dengan antibiotika yang tidak terkontrol dapat menyebabkan resistensi. Bakteri Gram negatif sudah banyak ditemukan resisten terhadap antibiotik β-laktam. Tahun 1998-2001 prevalensi Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Escherichia coli di Cina mencapai 24%, Hong Kong 13%, Filipina 6,2%, Singapura 4%, Taiwan 13,8%, dan Jepang 1,4%. Prevalensi ESBL K. pneumoniae 1

2 di Cina mencapai 65.2%, Hong Kong 7.9%, Filipina 31.8%, Singapura 41%, Taiwan 5,4%, dan Jepang 15.9% (Mardiastuti, dkk., 2007). E. coli pada babi dalam paparan Naipospos (2014) dilaporkan telah mengalami resistensi hingga mencapai 859 kasus di seluruh dunia pada tahun 2009-2011. Masalah resistensi tersebut, terjadi akibat dari penggunaan antibiotik untuk memacu pertumbuhan ternak (growth promotant) seperti penggunaan penisilin dan tetrasiklin yang jangka waktu pemberian dosisnya cukup lama. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan Global Strategy for Containment of Antimicrobial Resistance sebagai upaya untuk menahan peningkatan resistensi antimikroba. Strategi tersebut ditujukan pada para pembuat kebijakan yang mendesak pemerintah di berbagai negara untuk melakukan tindakan yang dapat membantu menahan terjadinya resistensi antibiotik, untuk memecahkan masalah tersebut perlu dicari alternatif untuk memanfaatkan kembali bahan alami bagi kesehatan, terutama obat-obatan yang berasal dari tumbuhan/tanaman herbal, karena pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman herbal harganya lebih terjangkau, mudah didapat dan efek samping yang rendah. Salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan ialah jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. rubra) yang banyak terdapat di Indonesia, dan telah banyak diteliti terbukti memiliki kandungan zat aktif yang mampu menghambat atau membunuh mikroba. Jahe merupakan tanaman herbal yang mengandung banyak khasiat dan kandungan zat aktif antara lain minyak atsiri 0,6-3% terdiri dari α-pinen,

3 Betaphellandren, borneol, camphene, limonene, linalool, citral, nonylaldehyde, decylaldehyde, methyl, heptenon, cineol. Bisabolen, 1-α curcumine, farnesen,, humulen, zingiberon, zingiberol. Zat yang lainnya adalah oleoresin 5-8% yang mengandung zat berasa pedas yaitu gingerol [ (6)-gingerol 60-80%,(4)-gingerol, (8)-gingerol 5-15%, (10)-gingerol 6-22%, (12)-gingerol], zingeron, shogaol, zat warna, amilum, tannin, dammar, dan asam-asam organik (Sudarsono, dkk., 1996; Stahl, 1985). Jahe memiliki kandungan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai antimikroba, yaitu golongan fenol (gingerol dan shogaol), flavonoid, terpenoid dan minyak atsiri (Nursal, dkk., 2006). Gingerol yang terkandung dalam ekstrak jahe merah dilaporkan dapat menghambat replikasi virus HIV-1 pada kultur sel limfosit-t manusia (MT4), meningkatkan ketahanan tubuh dan meningkatkan respon kekebalan hospes terhadap mikroba, mampu memacu proliferasi limfosit, meningkatkan aktivitas fagositosit makrofag, dan juga mampu meningkatkan aktivitas Natural Killer Cell (NK) dalam melisiskan sel yang terinfeksi virus. (Zakaria et al., 1996; Zakaria dan Rajab, 1999). Sidayat (2005) mengemukakan manfaat jahe secara farmakologi antara lain sebagai karminatif, anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba, anti parasit, antipiretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu. Minyak atsiri jahe merupakan cairan jernih yang mempunyai sifat dapat menghambat dan merusak proses kehidupan mikroorganisme, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bakterisid dan fungisid. Limomen yang terkandung dalam jahe mempunyai fungsi menghambat Candida

4 albican, anticholinergik, obat flu. 1,8 cineole berfungsi mengatasi ejakulasi premature, anastetik, anticholinergik, perangsang sistem syaraf pusat, keluarnya keringat, penguat hepar, sedangkan α-linolenic acid memiliki fungsi sebagai anti perdarahan di luar haid, merangsang kekebalan tubuh dan produksi getah bening (Mulyono, 2002). Combest (2000) mengemukakan beberapa zat antibakterial yang terkandung dalam ekstrak jahe merah hanya mampu membunuh strain tertentu dari bakteri dan efeknya hanya dapat dilihat pada konsentrasi tinggi. Gartinah, et al. (2007) menyampaikan bahwa pada penelitian sebelumnya ekstrak etanol jahe merah dengan konsentrasi 10 ug/ml, mampu menghambat pertumbuhan M. tuberculosis resisten. Penelitian yang dilakukan oleh Untari, dkk. (2009) melaporkan bahwa pemberian jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. rubra), dengan konsentrasi 2% dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme saluran pencernaan pada ayam broiler. Hasil penelitian Untari, dkk. (2010) menyampaikan bahwa ekstrak etanol dan minyak atsiri jahe merah konsentrasi 1% berefek sebagai antiviral Avian Influenza (AI) dan Newcastle Disease (ND). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, jahe merah mengandung banyak zat bioaktif yang bermanfaat, salah satunya sebagai antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak jahe merah terhadap pertumbuhan E. coli isolat babi. Zat aktif yang terkandung dalam jahe merah tersebut diharapkan mampu menghambat pertumbuhan E. coli isolat babi.

5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya hambat ekstrak jahe merah terhadap pertumbuhan E. coli isolat babi. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para peneliti, pelaku industri obat-obatan khususnya obat herbal, serta pelaku usaha peternakan dalam penggunaan antibakteri yang bersumber dari tanaman herbal khususnya jahe merah.