BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

dokumen-dokumen yang mirip
yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

`BAB I A. LATAR BELAKANG

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

BAB IV PENUTUP. lainnya yang cenderung bersikap reaktif dan keras terhadap kasus-kasus. 1. Pandangan/Pemikiran yang berkembang di Nahdlatul Ulama

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

KHOLIDIN CH & FAHRUR ROZI ASWAJA NU CENTER BOJONEGORO

RANCANGAN PEMBELAJARAN (RAPEM) MATA KULIAH AGAMA 2 (AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH) TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN. SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber hukum Islam yang pertama.

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.


Itulah hakikat khittah NU yang kemudian dirumuskan dalam Khittah NU oleh Muktamar ke-27 tahun 1984 di Situbondo.

1. AHLUSSUNAH WAL JAMA AH

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

Tiga Sumber Ajaran Islam

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

AHLUSSUNNAH WALJAMA AH MENURUT NAHDLATUL ULAMA. Oleh : Mashum Nuralim (Dekan Fakultas Ushuluddin Surabaya IAIN Sunan Ampel)

BAB I PENDAHULUAN. ahli keislaman, kebanyakan berada dalam prespektif hubungan Negara dan

BAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

UKHUWAH ISLAMIYYAH Oleh : Agus Gustiwang Saputra

TIDAK BOLEH PARTISAN

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

MEMBINCANG MANHAJ FIKR NU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

AD ART NU terbaru ( Download )Under arsip:next post : data post:edition of : 203 / download AD ART NU terbaruad ART NU terbaru

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembahasan keagamaan dan keilmuan, terminologi sunni digunakan

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemilihan umum melibatkan

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

AHLUSSUNNAH WAL JAMA< AH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

Pendidikan Agama Islam

Akidah dalam kehidupan Muslim: analisis aspek aspek penyelewengan. Sinopsis:

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

Hukum memperingati maulid nabi Rabu, 04 Agustus :42

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Negara dengan penduduk yang sangat majemuk. masyarakatnya, sebagai contohnya di Indonesia terdapat organisasi-organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)

Lampiran: 395. Sistem Pengambilan Keputusan Hukum dalam Bahthul Masail Di Lingkungan Nahdlatul Ulama 1. Ketentuan Umum a. Yang dimaksud dengan kitab

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

BAGAIMANA MEMILIH PENDAPAT DALAM BERAGAMA LIQA 23 JUNE Oleh Erwin Mazwardi

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed

Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa. Muhammad Haniff Hassan

BAB II TEOLOGI ISLAM AHLUSUNNAH WAL-JAMAAH

BAB 5 PENUTUP. Kajian ini telah membincangkan mengenai topik-topik yang berkaitan dengan konsep

Dialah yang telah menciptakan semua apa-apa yang ada dibumi untuk kalian.

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal dunia.

dan Ketegasannya Terhadap Syiah

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB V PENUTUP. Dari uraian yang telah penulis paparkan, setidaknya penulis mencatat

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

Pendidikan Agama Islam

IMAM SYAFI I DAN SEJARAH ILMU USHUL FIQIH

SUMBER HUKUM ISLAM 1

KABUPATEN SIDOARJO. menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang. benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

Banyak Belum Tentu di Atas Kebenaran

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam mengkontruks Ahl al - Sunnah wal Al Jama ah, oleh karena itu perlu disimpulkan pemikiran Nahdlatul Ulama yakni sebagai berikut: a. Bidang Aqidah (Teologi) NU dalam bidang teologi atau aqidah mengikuti faham Abu Hasan al- Asy ari dan imam al-mathuridi. Akan tetapi KH. Hasyim Asy ari didalam AD/ART tidak menyebutkan imam al-mathuridi. KH. Hasyim Asy ari mengajarkan untuk percaya kepada ke Esaan Allah dan sifat-sifatnya, percaya pada Nabi Allah, malaikat dan kitab-kitabnya. Gagasan KH. Hasyim Asy ari sama dengan pemikiran Abu Hasan al- Asy ari sesuai dengan pemikiran tradisional, berdasarkan formulasi Abu Hasyan al-asy ari dan al-mathuridi. al-imam Abu Mansur al-maturidi menjelaskan perbuatan manusia adalah ciptaaan Allah karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaan-nya. Namun karena kebijaksanaan dan keadilan kehendaknya, Allah mengharuskan manusia memiliki kemampuan untuk berbuat (ikhtiyar) agar kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada manusia dapat dilaksanakan. Mereka sama-sama mempunyai kepercayaan yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan pengetahua-nya dan berkuasa bukan dengan dhat-nya. b. Bidang Syari at (fiqih)

Pokok -pokok ajaran dan faham fiqh NU merupakan dari empat madhhab, yaitu madhhab Hanafi, madhhab Maliki, madhhab Syafi i dan madhhab Hambali. Namun faktanya NU lebih cenderung pada pendapat Imam asy-syafi i. Hal ini dapat dilihat dari cara NU mengambil sebuah rujukan dalam menyelesaikan kasus-kasus atau permasalahan-permasalahan yang muncul sehari-hari. NU memilih bermadhab terhadap salah satu empat madhhhab fiqh mempunyai tiga landasan, pertama, imam Hanafi, Maliki, Syafi i dan Hambali mempunyai karakteristik metode istimbat hukum yang hampir sama, yang tidak ditemukan dalam madzhab yang lain. Kedua, mengikuti mereka berarti Itba golongan terbesar. Dinyatakan KH. Hasyim Asy ari bahwa Rasullah bersabda: ikutilah orang terbesar oleh karena itulah imam yang empat ini merupakan golongan yang besar, jika keluar dari yang empat berarti telah keluar dari golongan terbesar. Ketiga, empat imam tersebut telah menyukupi sayarat berijtihad. KH. Hasyim Asy ari mewajibkan taqlid terhadap salah satu empat madhahab bagi orang awam yang tidak mampu berijtihad. Adapun sumber hukum yang digunakan oleh empat madzhab tersebut secara umum, ada empat. 1. Al Qur an. Al Qur an merupakan sumber utama dan pertama dalam istimbat hukum yang bersifat universal, sehingga hanya Nabi SAW. yang tahu secara mendetail maksud dan tujuan apa yang terkandung dalam al Qur an. Nabi SAW sendiri menunjukkan dan menjelaskan makna dan maksud dar al Qur an tersebut melalui sunnah-sunnah beliau yaitu berupa perkataan, perbuatan, dan taqrir. 2. Al-Sunnah. Sunnah dalam hukum sebagai sumber kedua setelah al Qur an. Sunnah Nabi SAW, yang berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang hanya

diketahui oleh para sahabat yang hidup bersamaan (semasa) dengan beliau, oleh karena itu perlu untuk memeriksa, menyelidiki dan selanjutnya berpedoman pada keterangan-keterangan para sahabat tersebut. 3.Al-Ijma. Posisi ijma sebagai sumber hukum ketiga setelah al Qur an dan al-hadith. 4. Qiyas. Adalah istimbat hukum yang lebih condong pada penggunaan rasio. c. Bidang Tasawuf Nahdlatul Ulama dalam bertasawuf Sunni dinisbatkan kepada dua tokoh sufi, Abu al-qasim al-junayd bin Muhammad bin al-junayd al-baghdadi (w. 297 H/909 M) dan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-ghazali (w. 505 H/1111 M). Dari keduanya, pemikiran tasawuf Sunni dikembangkan. Konsep Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah menurut K. Said Aqil Siroj bahwa Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah itu bukan madhdhab, tetapi sekedar manhaj al-fikr. Sebab ia hanya sekedar upaya mencari jalan tengah antara berbagai aliran yang ada. Sedangkan Definisi Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah hasil kontruksi pemikiran Kiai Said Aqil Siroj yakni Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah sebagai manhaj al-fikr aldin al-syamil ala syu un al-hayat wa muqtadhayatiha al-qaim ala asas al-tawassuth wa al-tawazun wa al i tidad wa al-tasamuh (metodologi berpikir keagamaan yang mencakup segala aspek kehidupan dan berdiri di atas prinsip kesetimbangan dalam akidah, penengah, dan perekat dalam kehidupan sosial, serta keadilan dan toleransi dalam politik). Sedangkan lebih sederhananya Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah menurut beliau bisa dikatakan manhaj al-fikr (metode berpikir) dalam segala bidang kehidupan tidak terbatas akidah, syari at dan tasawuf yang mengedepankan tawasut, tasamuh, tawazun dan i tidal. Misalkan baik bidang sosial ekonomi politik budaya pendidikan maupun hubungannya dengan HAM. Sebagai contoh dalam ekonomi kita harus seimbang

tidak kapitalis dan tidak terlalu sosialis mengakui barang pribadi dan mengakui barang milik umum. Akan tetapi menurut Kia Said Langkah Asy ari dalam mengemas Ahl al- Sunnah Wa al- Jama ah pada masa pasca pemerintahan al-mutawakkil setelah puluhan tahun mengikuti Mu tazilah merupakan pemikiran cemerlang dia dalam menyelamatkan dan mengayomi umat Islam saat itu. Langkah ini kemudian dilanjutkan oleh muridnya, Imam al-juwaini. Dia meneruskan ajaran Sunni yang lebih condong ke Mu tazilah (rasional) juga merupakan usaha adaptasi Sunni. Begitu pula Imam Ghazali yang menolak filsafat dan mengkonvergensikan dalam wujud tasawuf, juga merupakan bukti kondusifnya Sunni. Hatta, Hadhratus Syaikh Hasyim Asy ari yang memberikan batasan Sunni sebagaimana yang dipegangi NU saat ini sebenarnya juga merupakan pemikiran cemerlang yang sangat kondusif. Oleh karena itu, Sunni tidak jumud (mandeg), tidak kaku, tidak eksklusif, tidak elitis, tidak mengenal status quo, bisa berkembang, bisa mendongkrak kemapanan yang sudah tidak kondusif dan tentunya menerima dan mengenal adanya al-nadhhah (kebangkitan). 2. Dengan demikian tipologi pemikiran Kiai Said Aqil Siroj adalah tipologi keberagamaan inklusif (terbuka) dan Ahl al-sunnah Wa al-jama ah persepektif beliau bisa dikatakan inklusifisme Ahl al-sunnah Wa al-jama ah. Jadi pemikiran Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah beliau tidak keluar dari mainstrem Nahdlatul Ulama yang mana tidak bertentangan dengan Qonun Asasi yang dirumuskan oleh Hadhratus Syaikh Hasyim Asy ari. Hanya saja definisi beliau merupakan suatu pengembangan bukan dekontruksi pemikiran yang telah ada. Kiai Said Aqil Siroj sendiri mengatakan bahwa Ahl al- Sunnah Wa al- Jama ah yang di amalkan warga NU suatu kenyataan (realita). Sehingga tidak menyalahkan selama mengandung tawasut, tasamuh, tawazun dan i tidal dalam bertindak maupun berpikir.

B. SARAN 1. Perlu adanya pemahaman yang kompleks dan terbuka bagi umat Islam khususnya warga Nahdliyyin dalam menyikapi perbedaan. 2. Dengan mengetahui pemikiran Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah perspektif Kiai Said Aqil Siroj dapat membuka wacana cakrawala keilmuan berikutnya. 3. Mengacu pada keterbatasan studi di atas, diperlukan adanya studi lebih mendalam dengan konstruksi yang utuh tentang Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah.