BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II IDENTIFIKASI DATA

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

Korupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya. Oleh : Dewi Asri Yustia. Abstrak

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

ETIK UMB. Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

PENGERTIAN KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi 3/8/2013. Bab

1 Merugikan keuangan negara; 2 Suap menyuap (istilah lain: sogokan atau pelicin); 3 Penggelapan dalam jabatan; 4 Pemerasan; 5 Perbuatan curang;

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

TIK (Kompetensi Dasar) II. Gambaran Umum III. Relevansi terhadap pengetahuan IV. Sub-sub Bab 1. Pengertian Korupsi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA

NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Kalau Anda mendapati sebuah tindakan korupsi di wilayah tempat tinggal Anda, apa yang Anda Lakukan?

BAB I PENDAHULUAN. mengoperasikan sistem operasi instansi atau perusahaan.

PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA

BAB 8 PENGEMBANGAN WAWASAN

Buku Panduan Bermain. dan Kunci Jawaban

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. tindakan mengambil uang Negara agar memperoleh keuntungan untuk diri sendiri.

Modul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.

BAB IV TEKNIS MEDIA PRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia disebut sebagai makhluk ekonomi, yaitu makhluk yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat

PERKEMBANGAN GRATIFIKASI SEBAGAI TINDAK PIDANA KORUPSI MENURUT UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA SKRIPSI.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fokus penelitian ini adalah mengenai gambaran praktik-praktik tindak pidana korupsi

PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN COMMUNITY 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia di sisi lain dapat juga mengakibatkan perubahan kondisi

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat,

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG LARANGAN MENERIMA/MEMBERI ATAU GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Isu mengenai korupsi telah menjadi perhatian utama media di

Andri Williyanto Prawira Sitorus SE.,Ak

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

SALAH PERSEPSI SOAL KORUPSI

TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

BAB I PENDAHULUAN. kepolisian. Kepolisian sebagai aparatur negara yang mempunyai tugas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah yang sering dipakai dalam bidang filsafat dan psikologi.(ensiklopedia

NO. PERTANYAAN JAWABAN

UPAYA MENCEGAH PERILAKU KORUPSI MELALUI PENDIDIKAN. Moh. As ad Djalali

Peningkatan Efektivitas Pengawasan dan Persepsi Kerugian Negara

BAB I PENDAHULUAN. perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. waktu pembangunan dewasa ini. Korupsi di Indonesia sudah merupakan wabah

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Saya mendapatkan data dan literatur dari berbagai sumber. Salah

BAB I PENDAHULUAN. hingga tak perlu ditutup-tutupi lagi. Maraknya gratifikasi dikalangan birokrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum (Rechtstaat), tidak

Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA.

PERLUKAH PASAL 12 B DIHAPUS? Agustinus Pohan

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

PERAN BPKP DALAM PENANGANAN KASUS BERINDIKASI KORUPSI INSTANSI PEMERINTAH

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Pandangan Umum Berkenaan dengan Korupsi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Iyan Setiono, 2013

Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP KENDIRI (Part 5)

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, E) Manfaat Penelitian, F) Penegasan Istilah.

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

V. PENUTUP. penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan antara lain: 1. Bagaimanakah penegakan hukum pidana terhadap tindak pidana gratifikasi

ANALISIS YURIDIS TERHADAP GRATIFIKASI DAN SUAP SEBAGAI TINDAK PIDANA KORUPSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang

MATERI KPK. Indonesia Kita. Pemberantasan Korupsi. Gratifikasi

Tindak Pidana Korupsi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat pada saat ini

Korupsi tidak hanya dilakukan oleh penyelenggara negara, tetapi juga melibatkan pihak lain, sehingga merusak

KEDUA PERTAMA. Memahami pengertian risiko fraud. Memahami bagaimana mengidentifikasi dan upaya menyikapi risiko fraud

BAB I PENDAHULUAN. secara khusus, dan diancam dengan pidana yang cukup berat. 1. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan telah

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

LAPORAN KEGIATAN UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI (UPG) PADA SATUAN KERJA POLTEKKES KEMENKES RIAU TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Competitive

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Gratifikasi. Suap, Pungli. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) 4/17/2013. Janji/ suap.

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemain sandiwara atau pemain utama; dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan banyaknya pemberitaan mengenai adanya indikasi fraud

Etik UMB. Tindakan Korupsi Dan Penyebabnya. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK KITA SEMUA Memahami Gratifikasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - Mengingat ketentuan:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asal kata korupsi berasal dari bahasa latin, yang merupakan perpaduan dua kata yaitu com yang berarti bersama-sama dan rumpere yang berarti pecah atau jebol. Yang kemudian diadaptasi dalam bahasa Inggris yaitu corrupt. Istilah korupsi juga bisa dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Dalam prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubunganya dengan jabatan tanpa ada catatan administrasinya. Secara Hukum Pengertian korupsi telah dimuat di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada tahun 2005, menurut data Pacific Economic and Risk Consultacy, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara terkorup di Asia. Jika dilihat dalam kenyataan sehari-hari korupsi hampir terjadi di setiap tingkatan dan aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari mengurus ijin mendirikan bangunan, proyek pengadaan di instansi pemerintah sampai proses penegakan hukum. Tanpa disadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap lumrah dan wajar oleh masyarakat umum. Seperti memberi hadiah kepada pejabat/ pegawai negeri atau keluarganya sebagai imbalan jasa sebuah pelayanan. Sayangnya kebiasaan itu dipandang lumrah sebagai bagian dari budaya ketimuran. Kebiasaan koruptif yang terus berlangsung di kalangan masyarakat, salah satunya disebabkan masih sangat kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pengertian korupsi. Selama ini kosa kata korupsi sudah sangat populer di Indonesia. Hampir semua orang pernah mendengar kata korupsi. Mulai dai rakyat pedalaman, mahasiswa, pegawai negeri, orang swasta, aparat penegak hukum, sampai pejabat negara. Namun perbuatan korupsi sebenarnya 1

bukan berarti yang terjadi di lingkungan lembaga pemerintahan saja, tapi dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari korupsi banyak dilakukan oleh masyarakat. 1.2. Identifikasi Masalah Dalam buku Memahami Untuk Membasmi dari KPK. Disebutkan bentuk tindakan yang dapat dikategorikan perbuatan korupsi. Seperti, korupsi yang terkait dengan kerugian keuangan negara, penyuapan, penggelapan dalam jabatan, perbuatan pemerasan, perbuatan curang benturan kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi (pemberian hadiah). Dan pasal-pasal tentang tindak pidana korupsi. Namun penjelasan yang di uraikan dalam buku tersebut terkesan rumit dan tidak mudah dipahami oleh semua kalangan, terutama kalangan remaja khususnya pelajar sekolah menengah atas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap beberapa pelajar menyebutkan buku saku tersebut tidak mudah dibaca dan cenderung rumit. Untuk dapat memudahkan pemahaman terhadap buku tersebut perlu lebih dipermudah penyampaiannya. Berdasarkan uraian identifikasi masalah dalam buku tersebut, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu : 1. Dalam isi Buku MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI kurang dapat dipahami karena lebih banyak menyebutkan tentang pasal-pasal mengenai korupsi, akan tetapi tidak banyak menjelaskan tentang bahaya korupsi bagi masyarakat. 2. Khususnya bagi kalangan remaja buku tersebut tidak mudah dipahami. 3. Tidak ada gambaran untuk mempermudah pemahaman mengenai korupsi separti tidak ada contoh kasus. 2

1.3. Fokus Permasalahan Dalam Buku Saku Memahami Untuk Membasmi dari Komisi Pemberantasan Korupsi, kurang dapat dipahami oleh kalangan remaja khususnya pelajar sekolah menegah atas yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang baru dan mudah. Pemaparan dalam buku tersebut terlalu banyak membahas pasal-pasal mengenai korupsi yang sulit dipahami. Agar buku tersebut lebih mudah dipahami maka penyajiannya dibuat lebih ringan dan menarik sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh kalangan remaja. 1.4. Tujuan Perancangan Tujuan perancangan dalam penelitian ini adalah merancang ulang Buku Saku Memahami Untuk Membasmi menjadi lebih sederhana dan ringan sehingga dapat menjadi lebih mudah untuk dipahami dan dapat dibaca oleh kalangan remaja sekolah menengah atas. 1. Merancang ulang buku tindak pidana korupsi yang khusus untuk remaja. 2. Menyertakan contoh kasus untuk memberikan gambaran mengenai tindak pidana korupsi. 3. Merancang media pendukung tentang korupsi seperti poster, flyer dan media-media lain yang dapat dengan mudah diakses oleh kalangan pelajar. 1.5. Kata Kunci Setelah mengetahui permasalahan diatas, maka dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada, berikut kata kunci yang digunakan dalam perancangan ulang buku tindak pidana korupsi untuk segmentasi remaja ini: 3

1. Perancangan ulang Perancangan adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis. Dan perancangan ulang adalah kegiatan perencanaan kembali sebuah data sesuai dengan perencanaan. 2. Buku Secara umum buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan. Sedangkan buku saku adalah buku dengan ukuran kecil. 3. Tindak Pidana Suatu perbuatan yang mengandung unsur perbuatan atau tindakan yang dapat dipidanakan yaitu melanggar hukum dan unsur pertanggung - jawaban pidana kepada pelakunya 4. Korupsi Perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Korupsi dapat terjadi karena adanya yang memberi dan menerima sesuatu yang ada kaitannya dengan kepentingan pribadi yang dapat merugikan kepentingan masyarakat. 5. Remaja Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Jadi kesimpulannya masa remaja adalah masa 4

peralihan manusia dari anak - anak menuju dewasa. Remaja tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak - anak. 5