Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KABUPATEN MADIUN

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Unggul Kedelai di Lahan Kering Kabupaten Ngawi Jawa Timur

Abstrak

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

Kata Kunci : Kedelai, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Produktivitas, Pendapatan, Keberlanjutan

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

ADOPSI TEKNOLOGI PTT DAN PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI SULAWESI TENGGARA

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

KEUNTUNGAN KOMPARATIF USAHATANI DENGAN PENDEKATAN PTT

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

Pengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

Peluang Peningkatan Produktivitas Kedelai di Lahan Sawah

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

RESPONS PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL BARU DAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT KEDELAI (STUDI KASUS DI TEGALSEMPU YOGYAKARTA)

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI LAHAN SAWAH IRIGASI

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

Kelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

Pedoman Umum. PTT Kedelai

PERAN PTT DALAM PENINGKATAN ADOPSI TEKNOLOGI PRODUKSI KEDELAI DI NTB

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI MELALUI PENDAMPINGAN SLPTT DALAM MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN DI GUNUNGKIDUL

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

PEMUPUKAN PHONSKA PADA KEDELAI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI PETANI KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA TERHADAP VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN PENERAPAN PTT

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

Kedelai merupakan bahan pangan masyarakat Indonesia sejak lebih

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

Nurhayati, Ahmad Nirwan, dan Umar

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

Teknologi Budidaya Kedelai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

Transkripsi:

KAJIAN PENERAPAN PTT MENGGUNAKAN VUB KEDELAI DALAM PENDAMPINGAN SL-PTT DI KABUPATEN MADIUN Amik Krismawati dan Rohmad Budiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km 4 Malang E mail : krismawati_amik@yahoo.com ABSTRAK Produktivitas kedelai masih rendah dengan teknik budidaya kedelai yang beragam. Untuk memperoleh produktivitas tinggi diperlukan penerapan teknologi produksi kedelai spesifik lokasi dengan pendekatan PTT. Pengelolaan tanaman terpadu dengan komponen utamanya PTT, potensial meningkatkan produktivitas kedelai. Kajian ini bertujuan mengetahui komponen pertumbuhan dan hasil panen serta pendapatan dan respon petani terhadap VUB Argomulyo dan Burangrang. Kajian ini dilaksanakan di Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun pada MK II mulai bulan Juli sampai dengan Nopember 2012 dalam bentuk demfarm seluas 2 ha dalam lokaso LL SL-PTT, melibatkan 10 petani kooperator. Pendekatan yang ditempuh dalam pelaksanaan demfarm adalah pendekatan yang menganut prinsip partisipatif, dinamis, sinergis, keterkaitan peneliti, penyuluh, mantri tani, POPT, aparat Pemda, dan petani. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan melaksanakan KKP (Kajian Kebutuhan dan Peluang). Komponen PTT yang dipilih adalah (1). Benih Varietas Unggul Baru (VUB) bersertifikat); (2). Penggunaan bahan organik 2 ton/ha; (3). Pemupukan anorganik 50 kg ZA/ha, 300 kg NPK Phonska/ha (1=50%, 2 = 50%), P dan K berdasar PUTS; (3). Tanam dengan cara ditugal dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm, 2 biji per lubang; (4). Pembuatan saluran drainase sedalam 20-30 cm; (6). Pengendalian OPT terpadu. Data yang dikumpulkan adalah tinggi tanaman, bobot polong 100 biji, produktivitas (biji kering ose), respon petani dan data ekonomis. Hasil kajian menunjukkan Penerapan PTT menggunakan VUB Burangrang dan Argomulyo memberikan produktivitas kedelai berturut - turut 1,95 ton/ha biji kering ose dan 1,82 ton/ha biji kering ose, sedangkan varietas Wilis 1,20 ton/ha biji kering ose. Penggunaan VUB Burangrang dan Argomulyo dapat meningkatkan produktivitas 51,67-62,50% dan pendapatan usahatani kedelai 64,24-76,64%. Varietas unggul baru Argomulyo dan Burangrang disukai petani karena juga memiliki biji yang berukuran besar, produktivitas tinggi dan berumur genjah (rata - rata umur panen 80-82 HST). Kata kunci: Varietas Unggul Baru (VUB), kedelai, PTT, produktivitas, pendapatan PENDAHULUAN Produksi kedelai pada tahun 2009 sebanyak 975 ribu ton, tetapi dalam tiga tahun terakhir (2010-2012) terus menurun masing masing menjadi 907 ribu ton dan 783 ribu ton (Anonimous, 2013). Jawa Timur merupakan salah satu pusat pertumbuhan kedelai, namun luas areal panen kedelai terus mengalami penurunan, sedangkan kebutuhan benih kedelai bermutu di Jawa Timur sekitar 34.000 ton//tahun masih sulit dipenuhi negeri (Sumarno et al., 2007; Suyamto et al., 1994) 471

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Jawa Timur dikenal sebagai sentra produksi kedelai, yang telah memberikan kontribusi terhadap produksi nasional sekitar 40% (Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2010). Namun produksi kedelai di Jawa Timur sejak tahun 2000 mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya luas areal panen. Luas areal panen kedelai di Jawa Timur pada tahun 2001 mencapai 278.017 ha dengan produksi 342.097 ton, pada tahun 2005 turun menjadi 255.443 ha dengan produksi 335.106, Selama lima tahun terakhir terjadi penurunan areal tanam 8,80% dan penurunan produksi 2,097%. Sementara itu produktivitas kedelai selama kurun waktu tersebut hanya mengalami peningkatan dari 1,23 ton/ha menjadi 1,31 ton/ha atau meningkat 5,69% (Santoso et al., 2012). Pada tahun 2011, luas panen, produktivitas dan produksi kedelai di Kabupaten Madiun masing masing 8, 346 hektar, 20,46 ton/ha dan 17.077 (BPS Jatim, 2011). Saat ini rata rata produktivitas kedelai nasional di tingkat petani hanya sekitar 1,0 ton/ha dengan kisaran 0,6 2,0 ton/ha, sedang di tingkat penelitian telah mencapai 1.7 3,2 ton/ha bervariasi menuriut kesuburan lahan dan penerapan teknoloi budidaya (Balitkabi, 2011; Zaenal et al., 2011). Usaha untuk mengatasi masalah peningkatan produksi dan produktivitas kedelai tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur telah melakukan (1). Upaya peningkatan luas tanam dengan cara penggunaan lahan secara optimal, (2). Peningkatan produktivitas melalui penerapan inovasi teknologi, (3). Pengadaan benih bermutru dan sarana produksi lainnya, (4). Perbaikan sistem pemasaran, dan (5). Penguatan kelembagaan tani. Program strategis dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas kedelai tersebut adalah Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) (Santoso et al., 2012). Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas tersebut dilakukan melalui introduksi varietas unggul baru dengan produktivitas tinggi. Penyebarluasan pendekatan PTT dilakukan melalui metode sekolah lapang (SL). PTT dan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) telah diadopsi oleh Dirjen Tanaman Pangan sebagai salah satu Program Strategis Kementan untuk peningkatan produktivitas dan produksi pangan. Terkait dengan SL-PTT sebagai salah satu Program Strategis Kementan, segenap institusi Litbang Pertanian dituntut berperan nyata memberikan dukungan dalam bentuk pendampingan teknologi untuk mempercepat penyebaran dan adopsi teknologi budidaya padi di tingkat lapang/petani (Badan Litbang Pertanian, 2007) Gerakan SL-PTT di Jawa Timur sudah dilaksanakan sejak tahun 2009, yaitu merupakan sekolah lapang bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien dan spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi dalam menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. Pada setiap unit SL-PTT kedelai seluas 10 ha dibentuk unit Laboratorium Lapang (LL) seluas 1 ha yang terdapat dalam kawasan SL-PTT yang berfungsi sebagai 472

lokasi percontohan/demoplot, tempat belajar, dan tempat praktek penerapan teknologi model PTT. Kajian ini bertujuan mengetahui komponen pertumbuhan dan hasil panen serta pendapatan dan respon petani terhadap Varietas Unggul Baru. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kajian dilaksanakan dalam bentuk demfarm seluas ± 2 ha, di Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun pada MK II yakni mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2011, melibatkan 10 petani secara partisipatif. Komponen PTT yang diterapkan (Tabel 1) didasarkan hasil Participatory Rural Appraisal (PRA). PRA dilaksanakan secara partisipatif, mengikutsertakan masyarakat desa secara bersamasama menganalisis kondisi, potensi, dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta merumuskan perencanaan dan kebijakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi (Chambers, 1992). Demfarm difungsikan sebagai Laboratorium Lapang (LL) pada komponen SL-PTT. Tabel 1. Komponen Teknologi dalam Demfarm PTT Kedelai di Lokasi LL PTT dan Non SL-PTT di Desa Mejayan, Kecamatan jayan, Kabupaten Madiun MK II 2011 2012 No. Uraian Exsisting Perbaikan/Introduksi 1. Varietas Wilis Demfarm : Argomulyo; Burangrang Uji varietas: Kaba, Burangrang, Anjasmoro, Grobogan 2. Pengolahan tanah Olah tanah minimum Olah tanah minimum dengan pembuatan 3. Pemakaian pupuk organik Pupuk organik : Cap Kuda Laut 500 kgha 4. Benih Berlabel (30%) beli di kios dan milik sendiri (70%) guludan Pupuk organik : Petroganik sebanyak 1 ton/ha. Berlabel dari Balitkabi 6. Kebutuhan benih 40-50 kg/ha 30 kg/ha; 2 biji per lubang 7. Sistem tanam 25 x 20 cm Tugal, kedalaman 2-3 cm; 40 x 15 cm 8. Jumlah benih 3-5 biji per lubang 2 biji per lubang 9. Pemupukan an-organik Pupuk ke-1= NPK Phonska 100 kg/ha Pupuk ke-2= NPK Phonska 50 kg/ha 10. Pengairan Pengairan secara teknis NPK Phonska = 300 kg/ha; ZA = 50 kg/ha P dan K sesuai PUTS Pengairan secara teknis, dibuat blok, dengan kedalaman 30 cm 473

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan No. Uraian Exsisting Perbaikan/Introduksi 11. OPT Penyemprotan dengan Decis sebanyak 2 l/ha Spontan disemprot sebanyak 1 kali/musim -Sesuai dengan PHT Pengamatan dilakukan secara rutin. 12. Sumber air Iirigasi teknis, sungai irigasi teknis, sungai 13. Panen Tebas (kebutuhan dan kondisi tanaman) Panen sendiri Ubinan (2,5 x 2,5 m); Panen dilakukan bila 95% polong telah menguning; 14. Produksi 1,5 1,6 ton/ha 1,8 2,0 ton/ha 15. Pola tanam Padi - kedelai - padi Padi - kedelai - padi 16. Pertemuan kelompok Kelompok tani Dewi Sri setiap bulan Varietas Unggul Baru (VUB) kedelai yang digunakan dalam demfarm adalah varietas Argomulyo dan Burangrang (kedua varietas ini merupakan varietas terbaik yang telah diuji seberlumnya pada uji varietas kedelai pada kegiatan SL-PTT tahun 2010 di Kabupaten Madiun) (Krismawati et al., 2010) masing - masing seluas 1,0 ha. Didalam demfarm, dilaksanakan juga display uji varietas kedelai sebanyak 5 VUB + 1 varietas pembanding eksisting dengan varietas yang digunakan adalah varietas unggul Kaba, Burangrang, Anjasmoro, dan Grobogan serta Wilis. Display berdasarkan jumlah unit SL-PTT komoditas tersebut yang terbanyak. Kebutuhan benih kedelai 30 kg/ha, pupuk organik 1 ton/ha, pupuk anorganik 50 kg ZA kga/ha dan 300 kg NPK Phonska/ha (tergantung status hara tanah) berdasarkan hasil analisis tanah di masing - masing lokasi demfarm. Jarak tanam kedelai adalah 40 cm x 15 cm dengan 2 biji per lubang. Pengendalian OPT dilakukan melalui Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Sebelum pelaksanaan tanam dilakukan pengambilan contoh tanah di lokasi demfarm, kemudian dilakukan analisis status hara tanah di laboratorium tanah. Dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan demfarm uji varietas di LL didasarkan pada Tabel 1 mengenai penerapan komponen PTT kedelai yang dipadukan hasil KKP. Pengamatan hasil panen dilakukan secara ubinan 2,5 m x 2,5 m. yaitu di lokasi LL Sl-PTT dan non SL-PTT., serta mencatat setiap kegiatan usahatani yang bersifat teknis maupun non teknis. Data yang dukumpulkan adalah : tinggi tanaman, bobot polong 100 bji, dan produktivitas kedelai, pengeluaran dan penerimaan usahatani, serta respon petani terhadap VUB kedelai yang diuji. Respon petani dikumpulkan melalui wawancara dengan petani menggunakan daftar pertanyaan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, dan secara ekonomi untuk mengetahui kelayakan finansial menggunakan pendekatan sebagai berikut: 474

a = R/C R = P y.y; C = FC + VC; a = (P y.y) : (FC + VC) Keterangan : R = penerimaan; C = biaya; P y = harga output; Y = output; FC = biaya tetap (fixed cost); VC = biaya variabel (variable cost) (Soekartawi, 2002; Swastika, 2004). HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan Usahatani Kedelai Eksisting Dari hasil Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) yang dilaksanakan menunjukkan bahwa petani belum menerapkan teknik budidaya kedelai yang baik. Pada umumnya petani menggunakan benih dari hasil panen sendiri, dan benih tersebut ditanam secara terus menerus, serta hanya sebagian kecil petani yang menggunakan benih berlabel. Jumlah bibit yang ditanam 4 5 benih per lubang tanam dengan kebutuhan benih 40-50 kg/ha. Sebagian besar petani (90%) menanam kedelai varietas Wilis dengan alasan (1). disukai oleh pedagang pengumpul/tengkulak, (2). harga jual masih tinggi, dan (3) rendemen tinggi. Sebaiknya pertimbangan petani dalam memilih VUB antara lain: (1) biaya produksi lebih murah, (2) produktivitas lebih tinggi, (3) ketahanan tehadap hama penyakit tinggi, (4) umur lebih genjah, dan (5) pemeliharaannya mudah. Jarak tanam yang yang digunakan oleh petani adalah 20 cm x 25 cm,dan dilakukan hampir pada usahataninya, sedeang jarak tanam 40 cm x 15 cm belum digunakan oleh petani.tani. Pada umumnya petani menggunakan pupuk organik dengan dosis rendah yakni 500 kg/ha. Pupuk anorganik yang digunakan adalah makro anorganik majemuk NPK dengan dosis tidak berdasar PUTS. Sistem panen dengan ditebas (pedagang pengumpul langsung datang ke lahan petani dan menentukan harganya). Keraagaan Agronomis dan Hassil Panen Kedelai dalam Demfarm VUB Kedelai dan Non Demfarm Pelaksanaan Demfarm Varietas Unggul Kedelai berdasarkan hasil KKP yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2011 dengan dilakukan perbaikan teknologi budidaya kedelai (Tabel 1). Secara prinsip tujuan pengembangan pendekatan PTT kedelai adalah untuk : (1), Peningkatan produktivitas, (2) Peningkatan nilai ekonomi/keuntungan usaha tani berbasis padi melalui efisiensi input dan (3) Melestarikan sumberdaya untuk keberlanjutan sistem produksi. Pendekatan PTT padi mengacu kepada keterpaduan teknologi dan sumberdaya setempat yang dapat menghasilkan efek sinergis dan efisiensi yang tinggi, sebagai wahana pengolahan tanaman dan sumber daya spesifik lokasi (Balitkabi, 2011). 475

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Tabel 2. Data Keragaan Tanaman Demfarm Varietas Unggul Kedelai dan Non Demfarm No Varietas Tinggi tanaman (cm) Bobot polong 100 biji (gram) Hasil (ton/ha) Respon petani 1. Argomulyo 75,23 13,50 1,95 Petani suka, ukuran biji besar, berumur genjah 2. Burangrang 73,30 13,10 1,82 Petani suka, ukuran biji besar, berumur genjah 3. Anjasmoro 70,10 12,60 1,68 Petani suka, ukuran biji besar, berumur genjah 4. Kaba 65,80 12,43 1,60 Petani suka, ukuran biji besar, berumur genjah 5. Grobogan 72,15 12,75 1,72 Petani suka, ukuran biji besar, berumur genjah 6. Wilis * 60,24 10,54 1,20 Petani kurang suka, ukuran biji kecil, berumur sedang Keterangan : Varietas kedelai Non Demfarm Gambar 1-3. Keragaan Agronomis Tanaman Kedelai 476

Gambar 4 dan 5. Pengamatan agronomis pada tanaman kedelai Demfarm Varietas Unggul Baru kedelai terdiri dari varietas Burangrang dan Argomlyo yang dilaksanakan di Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun pada Musim Kemarau II mulai bulan Juli sampai dengan Nopember 2011. Hasil demfarm kedelai mendapatkan hasil sebanyak 1,95 ton/ha untuk varietas Argomulyo dan 1,82 ton/ha untuk varietas Burangrang serta varietas Wilis adalah 1,20 ton/ha. Varietas yang mendapatkan respon tinggi dari petani adalah varietas Argomulyo dan Burangrang disukai petani karena pertumbuhan tinggi dan jumlah polong banyak serta tahan terhadap hama penggerek polong. Varietas unggul Argomulyo dan Burangrang digunakan di lokasi demfarm seluas 2 ha, karena kedua varietas ini adalah varietas yang menghasilkan produktivitas yang tinggi pada saat ditanam di 15 kecamatan pada uji varietas tahun 2010 dan memiliki jumlah polong yang banyak dibanding varietas kedelai yang lain. Varietas kedelai Argomulyo dan Burangrang diminati petani karena memiliki pertumbuhan yang bagus dan tahan terdap hama dan penyakit. Varietas yang kurang disukai petani adalah Grobogan dan kaba, karena pertumbuhan kurang bagus dan jumlah polong sedikit. Varietas unggul Argomulyo dan Burangrang disukai petani karena juga memiliki biji yang berukuran besar, dan berumur genjah (rata - rata umur panen 80-82 HST). Menurut Krismawati (2012), varietas yang lain yakini Anjasmoro, Grobogan dan Kaba, biji juga memiliki ukuran besar tetapi produktivitas lebih rendah daripada varietas Argmulyo dan Burangrang. Varietas Wilis sebagai varietas pembanding memiliki ukuran biji lebih kecil dan produktivitas lebih rendah daripada kelima varietas lainnya. Varietas Wilis merupakan varietas yang banyak ditanam petani, karena merupakan varietas bantuan BLBU dari kegiatan SL-PTT di Kabupaten Madiun. Analisis Finansial Usahatani Tingkat kemampuan pengembalian atas biaya usaha tani padi dihitung berdasarkan nisbah penerimaan atas biaya input yang digunakan, sedangkan pendapatan usaha tani merupakan selisih antara nilai hasil dan biaya produksi. Hasil analisis usaha tani padi dengan adanya perbedaan perlakuan teknologi budidaya seperti terlihat pada Tabel 3. Usahatani didasarkan pada pengeluaran dan penerimaan yang diterima petani 477

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan sesuai dengan harga yang berlaku saat penjualan berlangsung. Menurut Dahono et al. (2011), pendapatan usaha tani merupakan selisih antara nilai hasil dan biaya produksi. Hasil analisis usaha tani menunjukkan bahwa biaya produksi usahatani kedelai Wilis dengan teknologi petani memerlukan biaya Rp 2.000.000, lebih rendah daripada biaya produksi penerapan PTT menggunakan varietas Burangrang dan Argomulyo berturut - turut Rp 2.250.000,- dan Rp 2.250.000,- Namun demikian produktivitas Burangrang dan Argomulyo berturut turut 1,95 ton/ha dan 1,82 ton/ha, lebih tinggi daripada Wilis yakni 1,2 ton/ha atau terjadi peningkatan sebesar 51,67 62,50%. (Tabel 3). Pendapatan petani dengan penerapan PTT menggunakan Burangrang dan Argomulyo lebih tinggi yakni masing - masing Rp 6.890.000,- dan Rp 7.400.000,-,, lebih tinggi daripada Wilis dengan teknologi petani yakni Rp 4.195.000,- Hasil analisis usaha tani menunjukkan bahwa biaya produksi usahatani kedelai Wilis dengan teknologi petani memerlukan biaya Rp 2.000.000, lebih rendah daripada biaya produksi penerapan PTT menggunakan varietas Burangrang dan Argomulyo berturut - turut Rp 2.250.000,- dan Rp 2.250.000,- Dengan demikian, penerapan PTT menggunakan kedelai VUB Burangrang dan Argomulyo meningkatkan pendapatan usahatani sebesar 64,24-76,64 % daripada usahatani cara petani menggunakan Wilis. Disamping itu, penerapan PTT menggunakan Burangrang dan Argomulyo meningkatkan efisiensi usahatani kedelai dengan R/C ratio Burangrang dan Argomulyo masing- masing 2,55 dan 2,72. Tabel 3. Analisis Usahatani Petani Demfarm VUB Kedelai (LL SL-PTT) dan Teknologi 478

Petani di lokasi Non Demfarm (Non SL-PTT) di Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, MK II 2011/2012 Harga Kedelai Rp 6.000,-/kg Peningkatan pendapatan usahatani yang disebabkan oleh peningkatan produktivitas ini diduga berkaitan dengan penerapan benih Varietas Unggul Baru dan jarak tanm 40 cm x 15 cm serta pemberian pupuk organik yang merupakan salah satu komponen PTT. Menurut Muljady et al. (2005), pemberian pupuk organik pada tanah menyebabkan optimasimalisasi hara dalam tanah dan akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN 6. Penerapan teknologi melalui pendekatan PTT dapat meningkatkan hasil kedelai 51,67 62,50% di areal LL SL-PTT dibandigkan dengan areal Non SL-PTT. Rata - rata hasil kedelai di LL adalah 1,95.yang diperoleh varietas Argomulyo, 1,82 diperoleh varietas Burangrang, sedang varietas Wilis memperoleh 1,20 ton/ha. 7. Penerimaan yang tertinggi dari usaha tani yang menerapkan komponen teknologi PTT di Desa Mejayan menggunakan varietas Argomulyo yakni Rp 11.700.000,- dengan R/C rasio 2,72, varietas Burangrang yakni Rp 10.920.000,- dengan R/C rasio 2, 55.dan varietas Wilis yakni Rp 4.195.000,- dengan R/C rasio 2,35. 8. Varietas unggul Argomulyo dan Burangrang disukai petani karena juga memiliki biji yang berukuran besar, dan berumur genjah (rata - rata umur panen 80-82 HST). DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z., Sugiman, S. B., dan D. Harnowo. 2011. Kajian Introduksi Varietas Unggul Baru Kedelai pada Lahan Sawah di Sulawesiu Nusa Tenggara. Prosiding Seminar Nasional Pemandirian Pangan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kontak Tani Nelayan Andalan Pusat dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Hal 273-278. 479

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Anonimous. 2013. Keluar dari Krisis Kedelai. Sinar Tani Edisi 1-8 Maret 2013. No 3497 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Petunjuk Teknis Lapang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Balitkabi. 2011. Deskripsi Varietas Unggul Kacang Kacangan dan Umbi Umbian. Kementrian Pertanaian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Badan Litbang Pertanian. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Petunjuk Teknis Lapang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Chambers. 1992. Rural Appraisal: rapid, Rilex and Participatory dalam Y.Sukoco. PRA (Participatory Rural Appraisal) Memahami Desa secara Partisipatif. Kanisius. Yogyakarta. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. 2010. Laporan Tahunan Tahun 2009. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Hal 15-20. Departemen Pertanian. 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kedelai. Departemen Pertanian. 39p. Heriyanto, R.ozi, F., dan R. Krisdiana. Pemetaan Preferensi Pengguna dan Daya Saing Komoditas Kedelai di Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Kacang Kacangan dan Umbi Umbian. Hal 61 75. Humaedah, 2010 : varietas kedelai lahan sawah dan lahan kering : didowload pada http://cybex.deptan.go.id, 2011. Krismawati, A., Anggraini, H., dan Rokaib. 2010. Laporan akhir Tahun SL-PTT Tahun 2010. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Malang. Krismawati, A., dan Soegiono. 2012. Introduksi Varietas Unggul Baru Kedelai dengan Penerapan PTT di Kabupaten Madiun. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Krismawati, A., dan Sugiono. 2012. Introduksi Varietas Unggul Baru Kedelai dengan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Kabupaten Madiun. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pertanian dan Perikanan. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hal 509 606. Muljady D.M., Anasiru, R. H., Sarasutha, I. G. P., dan H.Hasni. 2005. Introduksi Model PTT dalam Meningkatkan Produksi dan Pendapatan Petani di Sulawesi 480

Tengah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. VoI.8 (2). Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor. Saeri dan Suwono. 2011. Keragaan dan Tingkat Keuntungan Usahatani Kedelai sebagai Komoditas Unggulan Kabupaten Sampang. Prosiding Seminar Nasional Pemandirian Pangan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kontak Tani Nelayan Andalan Pusat dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Hal 279 284. Santoso, P dan K. B. Andri. Sistem Penyediaan Benih Kedelai dalam Mendukung Peningkatan Produksi di Kabupaten Lamongan dan Ngawi. Prosiding Inovasi Teknologi dan Kajian Ekonomi Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Mendukung Empat Sukses Kemeterian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pegembangan Tanaman Pangan. Hal 410-419. Suhartina. 2005. Perkembangan dan Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918 2004. Balai Penelitian Kacang Kacangan dan Umbi Umbian. Malang. Hal : 2 63. Sumarno dan J. R. Hidayat. 2007. Perluasan Areal Padi Gogo sebagai Pilihan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Iptek Tanaman Pangan 2(1) :26-40 Suyamto, H., B. Sulistyono, dan Indrawati, 1994. Perbaikan sistem usaha pertanian berbasis jagung pada lahan kering di Kabupaten Lumajang di Jawa Timur. Dalam Radjit et al. (eds.). Risalah Lokakarya Komunikasi Teknologi Untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan di Jawa Timur. Balittan Malang. p : 43-57 Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. 85-87. Zaenal, A., Purnomo, S., dan A. Krismawati,. 2011. Produktivitas Varietas -Varietas Kedelai di Lokasi SL-PTT Kedelai di Jawa Timur. Prosiding Inovasi Teknologi dan Kajian Ekonomi Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Mendukung Empat Sukses Kemeterian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pegembangan Tanaman Pangan. Hal 455-460. 481