JURNAL PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCURIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat. dari Balai Pemasyarakatan. Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana

JURNAL PENGANCAMAN SANKSI PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

Kekuatan Keterangan Saksi Anak Dibawah Umur dalam Pembuktian Perkara Pidana

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

PELAKSANAAN PERADILAN ANAK DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN ( STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR) Oleh WINDU ADININGSIH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

JURNAL HUKUM. Diajukan oleh : Pelix Colyn Chandy Alqino Simamora NPM : Program Kekhususan : Peradilan Pidana FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada ujud pidana yang termuat dalam pasal pasal KUHP yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak, adalah merupakan hal yang sangat penting

RINGKASAN SKRIPSI/ NASKAH PUBLIKASI TANGGUNG JAWAB KEJAKSAAN DALAM PRA PENUNTUTAN UNTUK MENYEMPURNAKAN BERKAS PERKARA PENYIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. usahanya ia tidak mampu, maka orang cenderung melakukanya dengan jalan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

TINNERHA SISPAYERTY SITOMPUL

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PENELITIAN KEMASYARAKATAN DALAM PENJATUHAN PIDANA TERHADAP ANAK

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

JURNAL PERTIMBANGAN HUKUM OLEH HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku seorang anak. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

JURNAL PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA ANAK DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS BERAT YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

ANALISA YURIDIS PEMIDANAAN PADA TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR (STUDI KASUS PUTUSAN NO.85/PID.SUS/2014/PN.DPS.

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak. Penangannanya melalui kepolisian kejaksaan Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

SANKSI PIDANA PELANGGARAN KEWAJIBAN OLEH APARATUR HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA 1 Oleh: Wailan N. Ransun 2

BAB III. yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi, yaitu:

perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi serta tugas dan wewenang Kejaksaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. langsung merugikan keuangan Negara dan mengganggu terciptanya. awalnya muncul Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang

Lex et Societatis, Vol. II/No. 7/Ags/2014. PEMIDANAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR 1 Oleh: Judy Mananohas 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

KUALIFIKASI PENGEMBALIAN ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM KEPADA ORANG TUA/WALI (STUDI PUTUSAN PERKARA NO: 9/PID.SUS.ANAK/2016/PN.

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

UNSUR MELAWAN HUKUM DALAM PASAL 362 KUHP TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB II TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH ANAK. keadaan di bawah umur (minderjaringheid atau inferionity) atau kerap juga

BAB 1 PENDAHULUAN. senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Menurut Sadjijono dalam bukunya mengatakan:

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. tindak pidana dapat dilihat sebagai suatu bentuk tingkah laku yang menyimpang

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PEMIDANAAN ANAK DI BAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

I. PENDAHULUAN. Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Sebagaimana yang diketahui bahwa perlindungan anak sangatlah

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan perlindungan fisik, mental dan spiritual maupun sosial

I. PENDAHULUAN. bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas

NASKAH PUBLIKASI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK.

KEHARUSAN PENDAMPINGAN PENASEHAT HUKUM DALAM PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. ketidakadilan yang dilakukan oleh hakim kepada pencari keadilan. Disparitas. hakim dalam menjatuhkan suatu putusan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

adalah penerapan pidana yang tidak sama terhadap tindak pidana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian analisis data dan wawancara dengan narasumber

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kenakalan anak atau (juvenile deliuencya) adalah setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan hak warga negara. Pengaturan hak asasi manusia secara konstitusional

BAB III PENUTUP. bersifat yuridis adalah pertimbangan yang didasarkan pada fakta - fakta yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa

Transkripsi:

JURNAL PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Studi kasus di Pengadilan Negeri Purworejo) Disusun oleh: RIO FEBRIARDIANSYAH NPM : 04 05 08833 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Fakultas Hukum 2014

I. Judul : PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PENCURIAN (studi kasus di Pengadilan Negeri Purworejo) II. Nama : Rio FebriArdiansyah. III. Program Studi : Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta IV. Abstract This study aims to obtain data on the consideration of the judge in a criminal verdict against minors associated with children's rights and to determine the factors that affect the best interests of the child. The method used in the preparation of this paper is a type of normative research is done by researching legal materials or secondary data obtained from the statute books, literature books, articles, results of previous studies, Indonesian dictionary and legal terminology cumulative index. While the data collection methods used by the author was involved in the research as supporting thesis completion. The results showed that the children who dropped criminal against theft, the judge must consider the child's psychological, the motive of the criminal acts committed as well as a sense of justice in the society. Beside that, another thing to note is that the attitude of the accused, the accused statement is not complicated, the loot would not be enjoyed and the defendant promised not to repeat his actions. Keyword : children, criminal theft, consideration judge V. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan seseorang yang dianggap belum dewasa dari segi umur. Penentuan seseorang dikatakan sebagai anak tidak memiliki keseragaman. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di Indonesia tersebut tidak memiliki keseragaman, dalam

menentukan tingkat usia seseorang dapat dikatakan sebagai anak berkaitan dengan masalah penentuan pertanggungjawaban pidana anak 1 Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiaptiap warga Negaranya, termasuk perlindungan terhadap anak yang merupakan hak asasi manusia. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi, serta berhak perlindungan dari tindak pidana dan diskriminasi serta hak sipil atas kebebasan. Arti dari anak dalam penjelasan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan bahwa anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Salah satu persoalan yang sering muncul ke permukaan dalam kehidupan masyarakat ialah pencurian. Kejahatan pencurian tersebut tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa saja, akan tetapi juga anak-anak yang di kategorikan oleh hukum masih dibawah umur sebagai pelakunya. Perbuatan anak yang nyata-nyata bersifat melawan hukum, dirasakan sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Sebagai akibatnya, kehidupan masyarakat menjadi resah, timbul perasaan tidak aman dan nyaman, bahkan menjadi ancaman bagi usaha mereka, oleh karena itu, diperlukan adanya 1 Paulus Hadisuprapto, Junivenile Delinquency;Pemahaman dan penanggulangannya, citra Aditya Bakti, Bandung,1997,hlm.9

perhatian terhadap usaha penanggulangan dan penanganannya, khusus dibidang hukum pidana beserta hukum acaranya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menegaskan bawah pertanggungjawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara sangat perlu dilaksanakan secara terus-menerus demi perlindungannya hak-hak anak dan terbinanya anak-anak ke arah kehidupan yang terbaik bagi anak sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, nasionalisme, berahklak mulia, serta anak-anak berprilaku positif dan terhindar dari tindak kejahatan atau perbuatan melawan hukum. Adapun hukuman atau pemidanaan yang di jatuhkan terhadap anak dibawah umur yang melakukan tindak pidana yang di atur dalam perundang-undangan ataupun dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Setiap anak memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak mengecualikan pelaku tindak pidana anak, penanganan perkara pidana yang pelakunya masih tergolong anak dibawah umur, dapat dikatakan hampir sama penanganannya dengan perkara-perkara pidana pelakunya adalah orang dewasa. Setiap orang yang terbukti secara sah melakukan tindak pidana maka dapat dipidana menurut ketentuan Perundang-undangan yang berlaku, tidak terkecuali anak. Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai tindak pidana

menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana di Indonesia mengandung unsur-unsur : 1. Adanya perbuatan manusia 2. Perbuatan tersebut harus sesuai dengan ketentuan hukum 3. Adanya kesalahan 4. Orang yang berbuat harus dipertanggung jawabkan 2 Anak yang memenuhi unsur-unsur diatas maka dapat dipidana sesuai dengan perbuatan dan ketentuan hukum yang berlaku. Sulitnya mencari sumber penghidupan yang layak mendorong orang untuk melakukan tindak kejahatan untuk mendapatkan keinginannya, salah satunya yaitu mengambil barang milik orang lain tanpa ijin dari yang punya atau dapat disebut mencuri. Pencurian adalah salah satu jenis kejahatan terhadap kekayaan manusia yang diatur dalam Bab XXII Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan merupakan masalah yang tak habis-habisnya. Pencurian sudah merajalela dikalangan masyarakat, baik di desa, di kota maupun di negara lain. Pencurian menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Pasal 362 barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana 2 Wagiati Soetodjo, 2006, Hukum Pidana Anak, PT.Refika Aditama, Bandung hlm 12

penjara paling lama lima tahun penjara atau denda paling banyak enam puluh rupiah. Tindak pidana pencurian memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1. Tindakan yang dilakukan ialah mengambil 2. Yang diambil ialah barang 3. Status barang itu sebagian atau seluruhnya menjadi milik orang lain 4. Tujuan perbuatan itu ialah dengan maksud untuk memilik suatu barang dengan melawan hukum Anak yang terbukti melakukan tindak pidana pencurian dapat pidana penjara. Anak yang dipidana penjara hak-haknya sebagai anak dibatasi, hak untuk dapat tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Kerja sama antara aparat penegak hukum yaitu Polisi, Jaksa, Hakim sangat dibutuhkan untuk menanggulangi tindak pidana. Masing-masing aparat penegak hukum mempunyai fungsi dan tugas sendiri-sendiri, Polisi bertugas untuk menyelidiki dan menyidik suatu tindak pidana, Jaksa bertugas mewakili Negara untuk melakukan penuntutan, Hakim bertugas untuk memeriksa dan memutus suatu tindak pidana.

Putusan Hakim harus bisa memberikan efek jera bagi pelaku tindak pidana sehingga dikemudian hari tidak ada orang yang melakukan tindak pidana dan memberikan pendidikan agar orang lain tidak melakukan hal yang serupa. Seorang Hakim dalam mengambil keputusan harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan fakta-fakta yang dikemukan dalam proses pemeriksaan. Berdasarkan uraian diatas penulisan untuk meneliti dan menulis skripsi dengan judul Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Terhadap Anak Melakukan Tindak Pidana Pencurian (studi kasus di Pengadilan Negeri Purworejo) B. Rumusan Masalah 1. Apa yang menjadi dasar pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan pidana penjara terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian? 2. Apa hambatan yang di hadapi hakim dalam menjatuhkan pidana penjara terhadap anak? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk memperoleh data tentang pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak dikaitkan dengan hak-hak anak dan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan Hakim dalam

menjatuhkan berat ringannya pidana yang dikaitkan dengan kepentingan terbaik bagi anak 2. Untuk memperoleh data tentang hambatan yang di hadapi dalam menjatuhkan pidana penjara terhadap anak D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Memperoleh gambaran yang jelas mengenai pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan pidana penjara terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian. 2. Bagi ilmu hukum Masukan bagi ilmu hukum, khususnya bidang ilmu pidana yang membahas tentang pertimbangan Hakim memutus perkara pencurian yang dilakukan oleh anak E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan hukum atau data sekunder 2. Sumber data

Data yang diperlukan adalah dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder menurut Soerjono Soekanto yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan yang berupa bahan-bahan hukum. 3 Bahan-bahan hukum tersebut terdiri dari : a. Bahan hukum Primer Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat, yang berupa : 1) Ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlidungan Anak. 2) Ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 3) Ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 4) Ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang bersifat menjelaskan terhadap bahan hukum primer, yang terdiri dari literatur, artikel, hasil penelitian dan karya ilmiah lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 3 Soerjono Soekanto dan Sri Mammudji, Pengantar Singkat Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Rajawali Press, 1990, hlm 14

c. Bahan Hukum Tertier Bahan hukum tertier yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus umum Bahasa Indonesia 3. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian kepustakaan, dalam penelitian ini mengumpulkan data dilakukan dengan mempelajari, membaca dan memahami bukubuku peraturan perundang-undangan pendapat hukum, mengkaji, mengolah, dan menelaah bahan-bahan hukum yang ada kaitannya dengan penelitian ini. b. Wawancara dengan narasumber yaitu Ibu IRMA MARDIANA, SH., MH. selaku Hakim Pengadilan Negeri Purworejo VI. Isi Makalah HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRACT DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Keaslian penelitian, Tinjauan Pustaka, Batasan Konsep, Metode Penelitian, Sistematika Isi Penulisan Hukum BAB II PUTUSAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PENCURIAN Dalam bab ini di uraikan tinjauan tentang putusan pidana penjara terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian, yang terdiri dari tinjauan tentang putusan Hakim dalam peradilan anak dan Hakim yang memeriksa perkara anak, dalam menjatuhkan vonis pidana harus mempertimbangkan beberapa hal sehingga putusannya tidak merugikan anak tersebut namun juga memiliki rasa keadilan dalam masyarakat BAB III PENUTUP Bahwa hakim dalam menjatuhkan putusan memperhatikan situasi dan kondisi dari masyarakat dan terdakwa agar dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan kondisi psikologi anak. Hakim juga mempertimbangkan mengenai hal-hal

yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan dan memberikan rasa adil baik bagi korban, terdakwa maupun masyarakat sehingga dapat tercipta suatu kepastian hukum. DAFTAR PUSTAKA VII. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan dalam menjatuhkan pidana Hakim mempertimbangkan banyak hal. sebagai berikut: 1. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Penjara Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian, secara garis besar sama halnya dengan putusan pengadilan yang diberikan terhadap orang dewasa. Anak yang melakukan tindak pidana pencurian dapat di pidana penjara dengan ketentuan hukum paling lama ½ (seperdua) dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. Disamping itu hakim juga mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringakan terdakwa selama pemeriksaan perkaranya, yaitu: Hal-hal yang memberatkan : - Perbuatan terdakwa merugikan orang lain. - Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat.

Hal-hal yang meringankan : - Bahwa terdakwa di persidangan bersikap sopan - Bahwa terdakwa berterus terang dalam memberikan keterangannya sehingga memperlancar jalannya persidangan - Bahwa terdakwa menyesal dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya lagi - Bahwa terdakwa belum menikmati hasil kejahatannya 2. Hambatan yang dihadapi oleh Hakim di Pengadilan Negeri Purworejo dalam menjatuhkan sanksi pidana adalah Hakim mendapat kesulitan dalam memperoleh keterangan saksi yang berbelit-belit, keterangan terdakwa, mengajukan barang bukti di persidangan, dan penundaan penuntutan yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum. B. Saran Dalam hal ini penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Hakim dalam menjatuhkan putusan memperhatikan situasi dan kondisi dari masyarakat dan terdakwa agar dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan kondisi psikologi anak dan putusan tersebut juga memberikan rasa keadilan bagi masyarakat 2. Dalam menjatuhkan sanksi pidana, seorang Hakim harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang memberikan

rasa keadilan baik korban, terdakwa maupun masyarakat sehingga dapat tercipta suatu kepastian hukum. VIII. Daftar Pustaka Buku : Al. Wisnu Broto Hakim Dan Peradilan Di Indonesia (dalam beberapa aspek kajian), Yogyakarta Agung Wahjono, 1993, Tinjauan Peradilan Anak di Indonesia, Jakarta, Bambang Sutiyoso, 2005, Sri Hastuti Puspitasari, Aspek-aspek perkembangan kekuasaan kehakiman di Indonesia Bambang Waluyo, 1992, Implementasi Kekuasaan Kehakiman Republik Indonesia, Sinar Grafika Edisi 1 Cet. 1. Jakarta. Bambang Waluyo, 2004, pidana dan pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta. C. S. T. Kansil, 2005, Pokok-Pokok Etika Profesi Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita, Darwan prist, 2003, Hukum Anak Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung Irma Setyowati Soemitro, 1990, Aspek Hukum Perlindungan Anak,Bumi Aksara, Jakarta, Kartono, Kartini. 1992, Phatologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Rajawali Perss, Jakarta Maidin Gultom, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Anak di Indonesia, Refika aditama, Bandung Mardjono Reksodiputro. 1994, Hak Asasi Manusia dalam Peradilan Pidana, Jakarta Paulus Hadisuprapto, 1997, Junivenile Delinquency;Pemahaman dan penanggulangannya, citra Aditya Bakti, Bandung Prof. Moeljatno, S.H., 1987, Azas-Azas Hukum Pidana, Jakarta, PT. Bina

Aksara Setya wahyudi, 2011, implementasi ide diversi dalam pembaruan Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Yogyakarta Soerjono Soekanto dan Sri Mammuji. 1990, Pengantar Singkat Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Rajawali Pers. Sri Widoyati soeko. Anak dan Wanita dalam hukum, Jakarta 1983 Tim Fokusmedia, 2013, Undang-Undang Perlindungan Anak, Fokusmedia, Jakarta Wagiati Soetodjo, 2006, hukum pidana anak, Bandung, Refika Aditama website http://bangopick.wordpress.com/2008/02/09/peranan-bapas-dalamperkara-anak/, diakses Selasa, 12 Agustus 2014. Peraturan perundang-undangan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Undang-Undang No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Kitab Undang-Undang Hukum Pidana