IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA KECAP MANIS PRODUKSI LOKAL KOTA MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT PADA KECAP ASIN YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

ANALISIS BAHAN PENGAWET BENZOAT PADA SAOS TOMAT YANG BEREDAR DI WILAYAH KOTA SURABAYA 1

ANALISIS BAHAN PENGAWET BENZOAT PADA SAOS TOMAT YANG BEREDAR DI WILAYAH KOTA DENPASAR. I M. Siaka

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

ANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA SAUS SAMBAL DI RUMAH MAKAN AYAM GORENG CEPAT SAJI DI MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

ANALISIS NATRIUM BENZOAT PADA SAOS DI YOGYAKARTA. D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

PENENTUAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL SURAKARTA YANG BEREDAR DI PASAR LEGI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT DALAM BEBERAPA MERK DAGANG MINUMAN RINGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

Penetapan Kadar Natrium Benzoat Pada Cabai Giling Halus (Capsicum annuum Linn.)Secara Spektrofotometri UV-VIS

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Pupuk dolomit SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Pengaruh Boraks, Asam dan Basa Terhadap Pergeseran Panjang Gelombang Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

Analisis Nilai Gizi Beberapa Loloh Bali Analysis of Nutritional Value of Various Loloh in Bali

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO Jurike Kaunang 1), Fatimawali 1), Feti Fatimah 2) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 2) Program Studi Kimia FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi dan penetapan kadar pengawet benzoat pada saus tomat produksi lokal yang beredar di pasaran kota Manado. Benzoat diekstraksi dengan pelarut dietil eter dan untuk mengetahui kadarnya dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Secara kualitatif ditemukan bahwa semua saus tomat mengandung bahan pengawet benzoat. Secara kuantitatif, ditemukan dua dari empat sampel mengandung benzoat melebihi ambang batas yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/MENKES/Per/IX/1988 (1g/kg). Kata kunci : benzoat, saus tomat, Manado, spektrofotometri UV-Vis. IDENTIFICATION AND DETERMINATION OF BENZOATE PRESERVATIVE LEVEL IN TOMATO SAUCE ON THE MARKET IN MANADO ABSTRACT This paper reports the identification and determination of benzoate preservative level in tomato sauce on the market in Manado. Extraction of the benzoate with diethylether and determination of the preservative (benzoic acid) was determined using UV-Vis spectrophotometer. Qualitatively, it was found that the sauce samples contained benzoate. Quantitatively, it was found that four samples of tomato sauce used benzoate as a preservative. two of them used benzoic above the threshold set uot in Decree No. Permenkes. 722/Menkes/Per/IX/88. Keywords: benzoate, ketchup, Manado, spectrophotometer UV- Vis. 25

PENDAHULUAN Makanan dan minuman yang dihasilkan oleh industri makanan sebagai produsen bahan makanan diolah sedemikian rupa sehingga makanan dan minuman dapat disukai oleh konsumen, salah satunya yaitu dengan menambahkan bahan kimia sebagai bahan tambahan makanan (Wilga, 2001). Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau sering pula disebut Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan (Yuliarti, 2007). Penambahan bahan tambahan pada makanan memiliki dosis tertentu karena bahan tambahan makanan dapat menyebabkan bahaya kesehatan. Salah satu faktor yang dapat membuat suatu produk bahan makanan bertahan lebih lama yaitu menambahkan bahan pengawet makanan ke dalam bahan makanan, seperti senyawa benzoat. Bahan pengawet benzoat digunakan untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh berbagai mikroorganisme seperti kapang, khamir, dan bakteri. Pengawet ini sangat cocok digunakan untuk bahan makanan yang bersifat asam seperti saus tomat. Mekanisme penghambatan mikroba oleh benzoat yaitu mengganggu permeabilitas membran sel, struktur sistem genetik mikroba dan mengganggu enzim intraseluler (Branen, et. al dalam Siaka, 2009). Benzoat yang umumnya digunakan adalah benzoat dalam bentuk garamnya karena lebih mudah larut dibanding dengan asamnya. Dalam bahan pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidak terdisosiasi (Cahyadi, 2008). Saus tomat adalah cairan kental (pasta) yang terbuat dari bubur buah tomat. Saus tomat dibuat dari campuran bubur buah tomat dan bumbu-bumbu, berwarna merah sesuai dengan warna tomat yang digunakan (Anonim, 2007). Penggunaan utama spektrofotometri UV-Vis adalah dalam analisis kuantitatif. Spektrofotometri UV- Vis digunakan dalam penentuan kadar senyawa organik yang mempunyai struktur kromofor atau mengandung gugus kromofor. Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum (puncak kurva), agar dapat memberikan absorbansi tertinggi untuk setiap konsentrasi (Cahyadi, 2006). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Siaka (2009), yang menentukan bahwa penggunaan pengawet benzoat pada saus tomat masih ada yang melebihi ambang batas yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar penggunaan pengawet benzoat dalam saus tomat produksi lokal yang beredar di Kota Manado yang sesuai dengan batas penggunaan yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di Laboratorium Analisis Farmasi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan 26

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi. 3.2 Bahan-bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah Saus tomat, Akuades, Dietil eter (C 2 H 5 OC 2 H 5 ), Asam Klorida (HCl), Natrium Hidroksida (NaOH), Amonium Hidroksida (NH 4 OH), Natrium Klorida (NaCl), Asam Sulfat (H 2 SO 4 ), Besi III Klorida (FeCl 3 ) dan Amoniak (NH 3 ) Alat-alat Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat instrumen spektrofotometer UV-Vis, neraca analitik, desikator, vakum rotari evaporator, kertas lakmus, kertas saring, corong pisah, pemanas listrik, dan alat-alat gelas. Prosedur Kerja Pengambilan Sampel Sampel saus tomat adalah saus tomat produksi lokal dari pasaran di Kota Manado dengan merek yang berbeda-beda. Total sampel yang diambil adalah 4 jenis saus tomat produksi lokal. Perlakuan sampel a. Penyiapan sampel Masing-masing sampel saus tomat ditimbang dengan neraca analitik sekitar 100 g dan ditambahkan dengan 15 g NaCl, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 500 ml. Selanjutnya ke dalam labu takar tersebut ditambahkan 150 ml larutan NaCl jenuh dan NaOH 10% hingga memperoleh larutan yang bersifat alkalis. Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan larutan NaCl jenuh sampai tanda batas dan dibiarkan selama 2 jam. Larutan kemudian dikocok setiap 30 menit dan selanjutnya disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh kemudian diekstraksi (Apriyantono dkk dalam Siaka, 2009). b. Ekstraksi sampel Filtrat yang diperoleh pada penyiapan sampel, dipipet 100 ml dan dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl 5% dan ditambahkan lagi 5 ml HCl sesudah keadaan netral tercapai. Selanjutnya diektraksi 3 kali dengan pelarut dietil eter dengan volume masingmasing 30 ml (Modifikasi prosedur Apriyantono dalam Siaka, 2009). Untuk mencegah emulsi, digoyang-goyang secara kontinyu setiap kali ekstraksi dengan gerakan memutar/rotasi. Lapisan dietil eter ditampung dari setiap ektraksi dengan volume pelarut tersebut. Kemudian semua lapisan dietil eter setiap ekstraksi dikumpulkan dan didestilasi dengan vakum rotary evaporator, pada suhu 30-50 o C hingga ekstrak menjadi pekat. Ekstrak tersebut kemudian dikeringkan diatas penangas air, lalu dibiarkan semalam di dalam desikator yang berisi H 2 SO 4 pekat. Selanjutnya ekstrak kering tersebut dilarutkan dalam labu takar 50 ml dengan akuades sampai tanda batas (Apriyantono, dkk dalam Siaka 2009). Analisis Kualitatif Larutan asam benzoat hasil ekstraksi dipipet sebanyak 10 ml dan ditambahkan larutan NH 3 sampai larutan tersebut menjadi basa. Larutan tersebut kemudian diuapkan diatas penangas air. Residu yang diperoleh, dilarutkan dengan air panas dan disaring. Selanjutnya, ditambahkan 3-4 tetes FeCl 3 0,5%. Terbentuknya endapan berwarna kecoklatan menandakan adanya asam 27

benzoat (Apriyantono, dkk dalam Siaka 2009). Analisis Kuantitatif a. Kurva Standar Larutkan asam benzoat dalam eter 50 mg/l. Deteksi absorbansi larutan ini dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis antara panjang gelombang 265-280 nm dengan interval 1 nm (Helrich, 1990). Larutan baku asam benzoat dalam eter pada konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100, 120 mg/l. Deteksi absorbansi larutan ini dengan spektrofotometer kemudian plot perbedaaan terhadap konsentrasi (Helrich, 1990). b. Persiapan Sampel Sebanyak 10 g sampel dipindahkan ke dalam erlenmeyer, kemudian sampel dilarutkan dalam 100 ml larutan NaCl jenuh. Tambahkan beberapa tetes HCl sampai larutan bersifat asam (kertas lakmus biru menjadi merah) kemudian dicampur dengan baik (Helrich, 1990). c. Penentuan Kadar Larutkan ekstrak sampel sebanyak 3 kali dengan konsentrasi eter masingmasing 30 ml, kemudian dikocok dengan baik. Pisahkan emulsi dengan disentrifugasi untuk membuang fase air. Cuci campuran eter dan ekstrak dengan HCL (1:1000) sebanyak 3 kali masingmasing dengan 30 ml, buang hasil cucian HCl. Larutan ekstrak eter ditambahkan dengan 30 ml; 30 ml dan 30 ml NH 4 OH 0,1% dan buang larutan eter hasil cucian. Netralisasi campuran ekstrak dari NH 4 OH dengan HCl dengan menambahkan 1 ml atau lebih sampai larutan bersifat asam. Larutan ekstrak asam ditambahkan dengan eter 30 ml; 30 ml; dan 30 ml, kemudian encerkan larutan ekstrak eter sampai 100 ml. Larutan hasil ekstraksi dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 280 nm kemudian diinterpolasikan ke kurva standar (modifikasi dari prosedur Helrich, 1990). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kualitatif Hasil pengamatan secara kualitatif asam benzoat dalam sampel saus tomat dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif Senyawa Benzoat Dalam Sampel Saus Tomat. No SAMPEL BENZOAT WARNA ENDAPAN 1 A + Coklat tua 2 B + Coklat muda 3 C + Coklat muda 4 D + Coklat muda 28

Data yang ditunjukkan oleh Tabel 1 menunjukkan bahwa semua sampel saus tomat menggunakan benzoat sebagai bahan pengawet. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan feri benzoat berwarna coklat kemerahan setelah direaksikan dengan pereaksi FeCl 3. Endapan yang terbentuk adalah Besi (III) benzoat [Fe(C 6 H 5 COOH) 3 ] (Vogel dalam Tumalun, 2007). Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dapat diketahui dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Penentuan panjang gelombang maksimum yang digunakan dalam pengukuran absorbansi larutan standar maupun larutan sampel ditentukan dengan mengukur nilai absorbansi maksimum konsentrasi larutan standar yaitu 50 ppm. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum pengukuran absorbansi dilakukan pada rentang panjang gelombang 265-280 nm. Hasil pengamatan untuk absorbansi maksimum adalah pada panjang gelombang 280 nm kemudian dilakukan penentuan nilai absorbansi pada enam larutan standar, dapat dilihat pada Gambar 2. Absorbansi 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 y = 0.005x -0.005 R² = 0.990 0 50 100 150 Konsentrasi Gambar 1. Kurva Standar Dari kurva yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa terdapat korelasi antara konsentrasi dan absorbansi dimana semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin tinggi pula nilai absorbansi sehingga diperoleh persamaan garis yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x) larutan standar y = 0,005 x 0,005 dengan harga rata-rata (r 2 ) sebesar 0,990. Untuk menentukan kadar asam benzoat dalam sampel saus tomat dilakukan pengukuran larutan absorbansi dalam larutan sampel. Konsentrasi (x) asam benzoat dalam sampel dilakukan dengan cara mensubtitusikan nilai absorbansi larutan sampel terhadap (y) pada persamaan y = 0,005x 0,005. Absorbansi dan konsentrasi asam benzoat hasil analisis kuantitatif sampel saus tomat A, B, C dan D dalam 100 ml eter, dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. 29

Tabel 2. Absorbansi ekstrak sampel dalam 100 ml eter SAUS TOMAT A B C D ULANGAN ABSORBANSI 1 0,104 2 0,105 1 0,508 2 0,511 1 0,592 2 0,596 1 0,339 2 0,341 Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Asam Benzoat Ekstrak Sampel Saus Tomat Saus Tomat A B C D Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi (mg/l) rata-rata (x) rata-rata (x) rata-rata (x) Ulangan (mg/100 (mg/kg) (mg/l) ml) A1 21,80 A2 22,00 B1 102,60 B2 103,00 C1 119,40 C2 120,00 D1 68,80 D2 69,20 Konsentrasi rata-rata (x) (g/kg) 21,90 2,19 219 0,219 102,80 10,28 1028 1,028 119,70 11,97 1197 1,197 69,00 6,90 690 0,690 Berdasarkan data pada Tabel 3 konsentrasi asam benzoat dalam saus tomat A, B, C dan D berturut-turut sebagai berikut 0,219 g/kg, 1,028 g/kg, 1,197 g/kg, 0,690 g/kg. Hal ini menunjukan bahwa pada sampel B dan C penggunaan asam benzoat melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 722/MENKES/PER/IX/88 yang menetapkan bahwa penggunaan asam benzoat dan garam-garamnya hanya diperbolehkan pada 1 g/kg bahan pangan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Sampel saus tomat produksi lokal yang beredar di pasaran Kota Manado positif menggunakan senyawa benzoat sebagai pengawet. 30

2. Dari keempat sampel saus tomat (A, B, C dan D) yang dianalisis diperoleh konsentrasi asam benzoat berturut-turut yaitu 0,219 g/kg, 1,028 g/kg, 1,197 g/kg, 0,690 g/kg. Terdapat dua sampel (B dan C) yang melebihi ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 722/MENKES/PER/IX/88 yaitu konsentrasi asam benzoat dalam saus tomat sebesar 1 g/kg. Saran Didasarkan adanya kandungan asam benzoat yang berlebih dari sampel yang digunakan disarankan sebaiknya : 1. Perlu dilakukan pemeriksaan rutin dari lembaga yang berwenang terhadap bahan makanan yang DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007. http://www.wikipedia.org/saustom atdanpembuatannya.svg [2 agustus 2011] Cahyadi, W. 2006. Kajian dan Analisis Bahan Tambahan Pangan.Edisi Pertama. Bumi Aksara : Jakarta. Cahyadi, W. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara : Jakarta. Helrich, K. 1990. Official Methods Of Analysis, 15 ed. Association Of Official Analytical Chemists Inc. Boulevard-Arlington-Virginia, USA. beredar di pasaran terutama untuk produksi lokal. 2. Untuk para konsumen agar dapat memilih lebih selektif produk bahan makanan yang akan dibeli terutama untuk produk lokal memperhatikan label komposisi kertas tanggal kadaluarsa produk. Siaka, I M. 2009. Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saus Tomat yang Beredar Di Wilayah Kota Denpasar. FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. Tumalun, D. J. 2007. Analisis Konsentrasi Asam Benzoat Sebagai Bahan Pengawet Pada Saus Tomat Secara Spektrofotometri UV-Vis. F-MIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado. Wilga.2001.http;//www.indomedia.com/int isari/2001/feb/makanan20kemasan. htm.[28 Agustus 2011] Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya Lezatnya di Balik Makanan. Penerbit Andi, Yogyakarta. 31