KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2015) 001-004 http://www... Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal Endang mutiara1 Mahasiswi semester 6 Prodi. Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Jl. Raya Negara Km 7 TanjungPati 26271 Diterima : April 2015/ Diterbitkan: Agustus 2015 Abstrak Kesesuaian lahan perlu diperhatikan untuk budidaya tanaman agar mendapatkan pertumbuhan yang optimal, walaupun tanaman bisa tumbuh pada suatu lahan, akan tetapi belum tentu lahan tersebut sesuai untuk tanaman tertentu. Sebelum melakukan budidaya tanaman tertentu, perlu dilakukan evaluasi kesesuaian lahan pada lahan pertanian agar produksi yang dihasilkan nantinya sesuai dengan produksi optimal. Tujuan dari evaluasi kesesuaian lahan yaitu untuk mengetahui apakah tanaman kacang tanah yang ditanam pada tanah di desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal sudah sesuai dengan syarat yang dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah atau belum. Metode yang dilakukan dalam menilai kesesuaian lahan ini adalah dengan metoda survey dan melakukan evaluasi perbandingan data dari internet. Hasil survey yang didapatkan bahwa kacang tanah yeng berada di desa Sampuran, Kecamatan Ranto baek, Kabupaten Mandailing Natal tumbuh dengan bagus, akan tetapi kesesuaian lahan di desa Sampuran berada pada kelas S3, dengan faktor pembatas temperature dan curah hujan. Untuk mendapatkan produksi yang maksimal, sebaiknya petani menanam kacang tanah dengan sistem tumpang sari dengan jagung atau membuat naungan. Kata kunci: Kesesuaian Lahan, Kacang Tanah Keterangan : s1 : Sangat sesuai S2 : Sesuai S3 : Agak sesuai / kurang sesuai N : Tidak sesuai 1. Pendahuluan Lahan merupakan Suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan. Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu (Madjid, 2009). Evaluasi kesesuaian lahan dapat didefinisikan sebagai suatu proses penilaian potensi atau kelas kesesuaian suatu lahan untuk tujuan penggunaan lahan tertentu. Evaluasi lahan secara fisik dapat menjawab tingkat kesesuaian lahannya dan secara ekonomik dapat menjawab kelayakan usaha taninya. Secara spesifik, kesesuain lahan untuk suatu komoditas dinilai berdasarkan sifatsifat fisik lingkungan, seperti tingkat kesuburan tanah, iklim, topografi, hidrologi dan draenase (Supriyadi, Santoso dan Amzeri, 2009). Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh baik pada tanah yang subur dan gembur. Produksi kacang tanah akan maksimal apabila ditanam pada l;ahan yang sesuai dengan syarat tumbuh kacang tanah. Dilihat dari pertumbuhan, kacang tanah yang ditanami di Desa Sampuran tumbuh dengan bagus. Akan tetapi dilihat dari kesesuaian lahannya tanaman kacang tanah yeng berada di Desa Sampuran berada pada kelas S3, yang artinya lahan tersebut kurang sesuai untuk kacang tanah, dengan faktor pembatas temperature dan curah hujan. Untuk mengatasi faktor pembatas tersebut petani sebaiknya melakukan penanaman kacang tanah dengan sistem tumpang sari dengan jagung atau dengan membuat naungan/ rumah plastik. Tujuan dari evaluasi kesesuaian lahan yaitu untuk mengetahui apakah tanaman kacang tanah yang ditanam pada tanah di desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal sudah sesuai dengan syarat yang dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah atau belum, sehingga penggunaan lahan nantinya bisa lebih meningkatkan produksi dan pendapatan. 2. BAHAN DAN METODE 1.1. Lokasi penelitian Tempat pelaksanaan pratikum ini yaitu di desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal, 5 Juni 2015. 1.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : kertas dan tabel analisa, lahah kacang tanah. Koresponden: mutiaraendang005@gmail.com : hp, 085371463725
Peta Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal Sumber : https://www.google.com/search?q=peta+kecamatan+ranto +baek&source=lnms&tbm=isch&sa=x&ved=0cacq_auoawovchmig N3f25GWxgIVp9imCh3cTg1_&biw=1024&bih=487#imgrc=I0lnogCkdqk z5m%253a%3bq7bphildi2kebm%3bhttp%253a%252f%252fupload.w ikimedia.org%252fwikipedia%252fid%252f2%252f20%252fpeta_loka si_kecamatan_ranto_baek_kabupaten_mandailing_natal.svg%3bht tp%253a%252f%252fid.wikipedia.org%252fwiki%252fberkas%253ape ta_lokasi_kecamatan_ranto_baek_kabupaten_mandailing_natal.sg %3B1400%3B1300 Tabel. 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Kacang Tanah Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan Kelas kesesuaian lahan S1 S2 S3 N Temperatur (tc) Temperatur rerata ( C) 25 27 20-25 27-30 18-20 30 34 > 34 < 18 Ketersediaan air (wa) Curah hujan tahunan (mm) 400-1.100 Kelembaban (%) 50 80 1.100-1.600 300-400 > 80 < 50 1.600-1.900 200-300 > 1.900 < 200 Ketersediaan oksigen (oa) Drainase baik, agak agak cepat, sangat, cepat Media perakaran (rc) Tekstur Halus, agak halus, agak cepat, sangat, cepat Bahan kasar (%) < 15 15 35 35 55 > 55 Kedalaman tanah (cm) > 75 50 75 25 50 < 25 Gambut: Ketebalan (cm) < 60 60 140 140-200 > 200 Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan < 140 140-200 200 400 > 400 Kematangan saprik+ saprik, hemik+ hemik, fibrik+ fibrik Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 16 Kejenuhan basa (%) > 35 35 ph H2O 6,0-7,0 5,0-6,0 7,0-7,5 < 5,0 > 7,5 C-organik (%) > 1,2 0,8-1,2 0,8 Toksisitas (xc) Salinitas (ds/m) < 4 4-6 4-8 > 8 Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) < 10 10-15 15-20 > 20 Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75-100 40 75 < 40 Bahaya erosi (eh) Lereng (%) < 8 8--16 16-30 > 30 Bahaya erosi sangat rendah rendah - berat sangat berat Bahaya banjir (fh) Genangan F0 > F0 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) < 5 5--15 15-40 > 40 Singkapan batuan (%) < 5 5--15 15-25 > 25 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Kacang Tanah Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata ( C) Kelas kesesuaian lahan S1 S2 S3 N 32 Ketersediaan air (wa) Curah hujan tahunan (mm) Kelembaban (%) 85 % 1.853 Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Sedang Media perakaran (rc) Tekstur agak halus Bahan kasar (%) < 15 Kedalaman tanah (cm) > 75
Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%) ph H2O 5 7 C-organik (%) > 1,2 Toksisitas (xc) Salinitas (ds/m) Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) < 8 Bahaya erosi sangat rendah Bahaya banjir (fh) Genangan F0 Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) < 5 Singkapan batuan (%) < 5 Tabel diatas adalah tabel yang berisikan data hasil evaluasi kesesuaian lahan tanaman kacang tanah di desa Sampuran, Kecaman Ranto Baek, Kabupaten Mandailing. Data didapatkan dari informasi dari orang yang berada langsung di daerah tersebut melalui media komunikasi telepon. Tabel hasil evaluasi kesesuaian lahan berdasarkan kriteria dari persyaratan penggunaan lahan untuk tanaman kacang tanah menunjukkan bahwa terdapat beberapa hasil pengamatan yang berada dikelas S1, dengan faktor pembatas yaitu, tekstur tanah, kedalaman tanah, C-organik,, bahaya erosi, bahaya banjir dan batuan di permukaan. Pada kelas S2 faktor pembatasnya adalah kelembaban. Kelas kesesuaian tanaman kacang tanah yang berada di Desa Sampuran berada pada kelas S3, yang artinya lahan tersebut kurang sesuai untuk kacang tanah, dengan faktor pembatas temperatur dan curah hujan. Hasil yang didapatkan juga tidak maksimal karena lahn tersebut kurang cocok ditanami kacang tanah. Untuk mengatasi faktor pembatas tersebut petani sebaiknya melakukan penanaman kacang tanah dengan sistem tumpang sari dengan jagung atau dengan membuat naungan/ rumah plastik. Akan tetapi untuk menangani faktor pembatas tersebut petani mungkin akan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membuat naungan/ rumah plastik sehingga faktor pembatas tersebut dapat diatasi. Untuk mendapatkan produksi yang lebih maksimal lagi petani juga sebaiknya menggunakan pupuk organic untuk lebih menyuburkan tanah dan menambahkan kapur pertanian untuk meningkatkan ph tanah. Penyinaran sangat dibutuhkan oleh kacang tanah untuk membantu proses fotosintesis. Berdasarkan syarat tumbuhnya bahwa kelembaban udara untuk kacang tanah yaitu 65% - 75% berada di kelas S1, kan kelembaban udara di desa Sampuran yaitu 85%. Curah hujan yang dibutuhkan kacang tanah 800 1.300 mm/tahun, sementara di Desa Sampuran curah hujannya 1.853 mm/tahun. Jadi kelembaban dan curah hujan di Desa Sampuran tidak sesuai dengan syarat tumbuh kacang tanah. Menurut Adisarwanto (2008), mengatakan bahwa produksi kacang tanah di Indonesia berkisar antara 1.8 ton/ha. Menurut bapak Ayunas (salah satu petani di desa Sampuran), mengatakan bahwa produksi kacang tanah di desa Sampuran yaitu sekitar 1,2 ton/ha. Produksi ini masih berada dibawah produksi rata-rata kacang tanah yang ada di literatur. Berdasarkan perbandingan data syarat tumbuh kacang tanah dari literatur internet dengan data yang langsung didapatkan dari lapangan, dapat diketahui bawha lahan yang ditanami kacang tanah di desa Sampuran memang kurang sesuai untuk ditanami dengan tanaman kacang tanah, karena terdapat beberapa faktor yang tidak memenuhi syarat tumbuh tanaman kacang tanah, yaitu temperature dan curah hujan. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang tergolong pada family leguminoceae. Kacang tanah dapat tumbuh dengan baik pada suhu 28-32 C dengan dan kelembaban udara rata-rata 65% - 75% dan curah hujan 800 1.300 mm/tahun.
Tabel 3. Perbandingan Produksi Kelapa Sumber Petani Internet Luas 500 m 2 1 hektar Produksi 600 kg/500 m 2 1,8 ton/ha Pendapatan Rp. 6.000.000 Rp. 18.000.000 Kelas S3 DAFTAR PUSTAKA [1] Adisarwanto.2008.Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering.Penebar Swadaya.Jakarta.88 hal [2] Madjid, A. 2009. Kesesuaian lahan FAO 1976. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/kesesuaian-lahan-fao- 1976.html ( 11 Juni 2015) [3] Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. 2014. Gambaran Umum Kabupaten Mandailing Natal. http://www.madina.go.id/gambaranumum-kabupaten-mandailing-natal/ [4] Tanahjuang. 2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan. https://tanahjuang.wordpress.com/2012/02/23/evaluasi-kesesuaianlahan/ (11 Juni 2015) [5] Supriadi, S dkk. 2009. Evaluasi Kesesuain Lahan Untuk Tanaman Pangan di Desa Bilaporah, Bangkalan. http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2013/02/8.- Agrovigor-sept-2009-Vol-2-No-2-Evaluasi-Lahan-slamet-S-.pdf ( 11 Juni 2015) Gambar 1. Lahan kacang tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang telah diperoleh dari evaluasi kesesuaian lahan tanaman kacang tanah di desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal dapat disimpulkan bahwa lahan untuk budidaya kacang tanah kurang sesuai dalam penggunaannya. Kesesuaian lahan kacang tanah dilahan desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, kabupaten Mandailing Natal berada pada kelas S3 yang faktor pembatasnya adalah temperature dan curah hujan. Maka dari itu penulis menyarankan dalam melakukan budidaya, penanaman kacang tanah sebaiknya dilakukan dengan sistem tumpang sari dengan jagung atau dengan membuat naungan/ rumah plastic dan juga kita harus memperhatikan kesesuaian lahan untuk tanaman yang dibudidayakan dan melakukan evaluasi kesesuain lahan terlebih dahulu agar nantinya lahan yang kita jadikan untuk budidaya menghasilkan produksi yang optimal. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan Terima kasih kepada Bapak Aflizar yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini dengan judul Kesesuaian Lahan Untuk Kacang Tanah Di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Ayunas yang telah memberikan informasi pada penulis dan sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan jurnal ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman khusunya Melisa Rindani, Puspita Handayani, Fitriawati Sandri dan Lailatul Husna yang telah membantu dan menyemangati penulis selama pembuatan jurnal ini.