dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMANGKASAN REPRODUKTIF DENGAN INTERVAL BERVARIASI PADA KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.

Analisis Stabilitas Hasil Ubi 27 Genotipe Bengkuang (Pachyrhizus erosus L. Urban) di Jatinangor Jawa Barat Berdasarkan Model AMMI

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PHOSPAT DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urban.

Kekerabatan Genetik Populasi Bengkuang Pachyrhizus erosus Berdasarkan Karakter Morfologi Bunga dan Daun

KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) URBAN) TERHADAP WAKTU PEMANGKASAN DAN JARAK TANAM

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

IDENTIFIKASI GEN PENANDA MOLEKULER KADAR ISOFLAVON KEDELAI HITAM ADAPTIF PERUBAHAN IKLIM

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

KEMAMPUAN BERKOMPETISI EMPAT GENOTIP KACANG- KACANGAN DENGAN GULMA COMPETITIVE ABILITY OF FOUR LEGUM ON WEED ABSTRACT

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

RESPON SELEKSI PADA 12 GENOTIPE KEDELAI MELALUI SELEKSI LANGSUNG DAN SIMULTAN SKRIPSI

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

Pengaruh Waktu dan Cara Pemberian N Sebagai Pupuk Tambahan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) pada Budidaya asa ah')

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

POLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

KAJIAN GENETIK DAN SELEKSI GENOTIPE S5 KACANG HIJAU (Vigna radiata) MENUJU KULTIVAR BERDAYA HASIL TINGGI DAN SEREMPAK PANEN

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

EVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PHOSPAT DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urban.)

Agrivet (2015) 19: 30-35

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN TANAH SKRIPSI OLEH:

KARAKTERISTIK TEPUNG KACANG HIJAU PADA BEBERAPA WAKTU PERENDAMAN

RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl SECARA IN VITRO

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.))

STUDI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA LAHAN GAMBUT DENGAN SISTEM OLAH TANAH DAN PEMBERIAN MULSA

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO

NARWIYAN AET PEMULIAAN TANAMAN

OLEH: SEPTIAN HERMAWAN

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

HUBUNGAN TRANSPIRASI DENGAN HASIL DAN RENDEMEN MINYAK BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) CHARLES YULIUS BORA

PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana RINGKASAN

il-iap (Cucumis melo L.) HASIL RAKITAN PUSAT KAJIAN BUAH-BUAHAN TROPIKA (PKBT) IPB PADA DUA MUSIM

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

SKRIPSI Disusun oleh : Rifqi Maulana NIM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL UBI JALAR PADA SISTEM TUMPANGSARI UBI JALAR-JAGUNG MANIS DI LAHAN BEKAS ALANG-ALANG

PENGARUH PERBEDAAN JENIS LARUTAN DAN WAKTU PERENDAMAN KACANG KORO PEDANG

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH DOSIS PUPUK HIJAU DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.)

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat

%-d OJY PEROKSIDASI LIPID DAN AKTIVITAS SUPEROKSIDA DISMUTASE PADA KEDELAI DIBAWAH KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN JOFANNY GANAKIN

PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

KERAGAAN DAYA HASIL GALUR-GALUR KACANG TANAH HASIL PERSILANGAN VARIETAS GAJAH DENGAN GALUR GPNC-WS4 1)

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI

Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung, itb. ac. id

Charloq 1) Hot Setiado 2)

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL PADA SAOS TOMAT KENTAL SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DENGAN PEMBERIAN POLIMER PENYIMPAN AIR PADA SAWAH BUKAAN BARU SKRIPSI

Pengaruh Takaran SP-36 terhadap Pertumbuhan Tanaman, Pembungaan dan Kandungan Lutein Tagetes erecta L. dan Cosmos sulphureus Cav.

Transkripsi:

RESPONS TANAMAN BENGKUANG BUDIDAYA (Pachyrrhizus erosus L. Urban) TERHADAP PEMANGKASAN REPRODUKTIF UNTUK KARAKTER HASIL DAN KUALITAS UBI ABSTRAK Sosiawan Nusifera 1 dan Agung Karuniawan 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung e-mail : akaruni1@unpad.ac.id Percobaan yang bertujuan mengevaluasi respons dari 27 genotip bengkuang (Pachyrrhizus erosus L. Urban) terhadap pemangkasan sink reproduktif telah dilakukan di musim kemarau di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unpad, Jatinangor. Percobaan lapang dilakukan mulai Februari hingga Agustus 2006. Percobaan terdiri dari dua set yang masing-masing set disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 27 genotip bengkuang yang dikoleksi dari berbagai wilayah Indonesia and genotip leluhurnya dari Amerika Tengah dan selatan sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Dua set percobaan tersebut dibedakan dengan perlakuan pemangkasan sink reproduktif. Karakter yang diamati adalah bobot ubi (g), bahan kering ubi, kadar pati ubi dan kadar protein ubi. Data dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji gugus Scott-Knott, dan uji t- student. Hasil menunjukkan, bahwa tidak terdapat perbedaan antara 27 genotip bengkuang untuk semua karakter yang diamati pada populasi tanpa pemangkasan reproduktif. Sedangkan perbedaan respons 27 genotip pada populasi dengan pemangkasan hanya terlihat pada karakter bobot ubi. Perlakuan pemangkasan reproduktif hanya berpengaruh nyata terhadap bobot ubi. Kata kunci : Ubi, bengkuang, pemangkasan reproduktif RESPONSES OF CULTIVATED YAM BEAN (Pachyrrhizus erosus L. Urban) TO REPRODUCTIVE PRUNNING FOR YIELD AND TUBER QUALITY TRAITS ABSTRACT An experiment to evaluate the responses of 27 yam bean genotypes (Pachyrrhizus erosus L. Urban) to reproductive pruning was conducted in dry season at the experimental station of Faculty of Agriculture Padjadjaran University, Jatinangor. The field trials were conducted from February until August 2006. The experiment comprised two set and each was arranged in a randomized block design with 27 genotypes consisted of accessions collected from Indonesian region and their ancestor genotypes from south and central America as treatments which was 1

Jurnal Bionatura, Vol. 11, No. 1, Maret 2009 : - replicated twice. Such two experimental sets were differed from reproductive pruning treatment. Traits observed were tuber weight per plant (g), tuber dry matter, tuber starch content, and tuber protein content. Data observed were analyzed by ANOVA followed by Scott-Knott test, and paired t-test. Results indicated that there were no significant differences among 27 yam bean genotypes in all observed traits within the un-pruned population. Meanwhile, the difference in responses of 27 genotypes within pruned population was only observed on tuber weight. In fact, reproductive pruning had significant effect only on tuber weight per plant. Keywords : Tuber, yam bean, reproductive prunning PENDAHULUAN Bengkuang (Pachyrhizus Rich. Ex DC), sebagaimana dikategorikan oleh IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute) (Sørensen, 1996) sebagai salah satu tanaman yang terabaikan dan belum termanfaatkan, adalah salah satu tanaman legum neotropics yang menghasilkan ubi akar yang dapat dikonsumsi. Namun demikian, sebenarnya bengkuang (P. erosus) adalah salah satu spesies yang telah dibudidayakan secara luas di beberapa bagian dunia. Menurut Karuniawan (2004) bengkuang P. erosus di Indonesia telah dibudidayakan secara meluas di Sumatera, Jawa, NTT, Sulawesi, Bali, dan Kalimantan. Sejauh ini bengkuang di Indonesia hanya dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi segar padahal sebenarnya memiliki potensi industri yang cukup besar. Hasil analisis 100 g ubi segar menunjukkan bahwa bengkuang (P. erosus) memiliki kandungan 2,1 g 10,7 g pati dan 1 g 2,2 g protein (Sørensen, 1996). Berdasarkan hasil survey Karuniawan (2004) diperoleh bahwa jika asumsi rata-rata hasil ubi di Indonesia adalah 35 t ha -1, dan kandungan pati dan protein mengacu pada data Sørensen (1996), maka potensi pati dan protein yang dihasilkan oleh bengkuang di Indonesia per hektarnya adalah 0,735 3,75 ton pati dan 0,35 0,77 ton protein. Kisaran angka estimasi yang besar tersebut mengindikasikan terdapatnya variasi genetik yang tinggi berpotensi ditingkatkan sebagai sumber pati dan sekaligus protein melalui seleksi dan persilangan diantara plasma nutfah. Tepung bengkuang P. erosus dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap tepung gandum sebagai bahan baku pembuatan roti (Kale, 2006). Tingginya potensi bengkuang sebagai salah satu alternatif bahan tepung yang kaya protein sangat memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia. Bengkuang P. erosus memiliki variabilitas genetik yang cukup luas. Karuniawan (2004) melaporkan, bahwa beberapa aksesi yang telah dikumpulkan dan dievaluasi dari berbagai wilayah Indonesia menunjukkan adanya variasi karakter morfologi. Aksesi bengkuang tersebut lebih lanjut dikelompokkan berdasarkan karakter morfologi bunga dan daun menjadi kelompok Sumatra, Jawa, dan NTT (Karuniawan dan Wicaksana. 2006). Selain bengkuang P. erosus, 2

terdapat dua spesies lainnya dari genus Pachyrrhizus dan diantara ketiga spesies tersebut dapat saling disilangkan satu sama lain (Grum, 1994; Grüneberg et al., 2003). Selain melalui pemuliaan, potensi bengkuang juga dapat ditingkatkan dengan mengembangkan teknik budidayanya. Salah satu teknik budidaya yang telah lama dikenal adalah pemangkasan reproduktif (reproductive pruning). Pemangkasan reproduktif adalah pemangkasan organ-organ (sink) reproduktif tanaman yaitu bunga dan polong. Pemangkasan reproduktif tersebut bertujuan mengurangi tingkat kompetisi antar sink dalam tanaman. Ubi dan sink reproduktif adalah sinksink kuat yang berkompetisi satu sama lain (Zamski, 1996). Oleh karena itu, pemangkasan sink reproduktif diasumsikan akan mengalihkan distribusi asimilat ke sink storage (ubi). Dengan demikian diasumsikan hasil ubi akan meningkat. Bengkuang di Jawa biasanya ditanam pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau untuk memanfaatkan residu air pada lahan bekas padi sawah (Karuniawan, 2004). Salah satu karakteristik budidaya pertanian pada musim kemarau adalah rendahnya kandungan air tanah yang tersedia bagi tanaman. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada berbagai proses fisiologis yang terjadi dalam tanaman. Cekaman kekurangan air akan mempengaruhi perkembangan meristem yang akan mempengaruhi partisi fotosintat seperti halnya pada kedelai dimana rasio akar pupus meningkat hanya pada saat cekaman terjadi pada fase vegetatif. Selama pengisian biji, pertumbuhan akar dihambat oleh cekaman dan fotosintat dialihkan ke biji (Hoogenboom et al., 1987). Adanya variasi genetik bengkuang yang cukup luas pada populasi bengkuang Indonesia (Karuniawan, 2004) mungkin akan menyebabkan perbedaan respons terhadap kondisi ketersediaan air tanah yang terbatas terkait dengan pemangkasan reproduktif terhadap karakter hasil dan kualitas hasil ubi bengkuang. Sejauh ini belum ada publikasi ilmiah tentang pengaruh pemangkasan reproduktif terhadap hasil ubi bengkuang P. erosus di Indonesia. Walaupun demikian, praktik pemangkasan reproduktif tersebut dilaporkan oleh Karuniawan (2004) telah banyak dilakukan di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, belum diperoleh informasi tentang perbandingan respons tanaman bengkuang budidaya P. erosus terhadap pemangkasan sink reproduktif pada musim kemarau di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons dari 27 genotip bengkuang (Pachyrrhizus erosus L. Urban) yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan Amerika selatan dan tengah terhadap pemangkasan sink reproduktif untuk karakter hasil dan kualitas ubi pada musim kemarau di Jawa Barat. BAHAN DAN METODE Bahan tanaman yang digunakan dalam percobaan ini adalah 27 genotip bengkuang P. erosus koleksi Laboratorium Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran Bandung yang merupakan duplikat koleksi bengkuang the yam bean project (Karuniawan, 2004). Dua puluh tujuh genotip tersebut terbagi ke dalam 3

Jurnal Bionatura, Vol. 11, No. 1, Maret 2009 : - empat kelompok yaitu kelompok asal Sumatra yang terdiri atas enam genotip, kelompok asal Jawa terdiri atas enam genotip, kelompok asal NTT terdiri atas tujuh genotip, dan kelompok asal Amerika tropika (Meksiko dan Guatemala) terdiri atas delapan genotip. Sebagai perbandingan, pengamatan juga dilakukan pada dua genotip P. ahipa dan satu genotip P.tuberosus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan. Percobaan lapang dilakukan pada musim kemarau di lahan kering di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unpad, Jatinangor. Penanaman dilakukan mulai Februari hingga Agustus 2006, dengan tanpa diberikan pengairan tambahan. Percobaan terdiri dari dua set dengan kondisi yang berbeda yaitu kondisi dengan perlakuan pemangkasan sink reproduktif dan tanpa pemangkasan sink reproduktif. Tiap percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 27 genotip bengkuang dengan dua ulangan. Dua puluh tujuh genotip bengkuang tersebut dibagi menjadi tiga petak yang masing-masing terdiri atas sembilan plot percobaan (sembilan genotip). Setiap plot terdiri atas empat baris, sehingga satu petak terdiri atas 36 baris. Jarak antar baris adalah 100 cm sedangkan jarak antar tanaman dalam baris adalah 30 cm. Set percobaan dengan pemangkasan dan set percobaan dengan tanpa pemangkasan dikondisikan sama. Pupuk diberikan mengacu kepada rekomendasi tanaman ubi jalar untuk pertanaman pada lahan kering. Karakter yang diamati adalah bobot ubi per tanaman (g), bahan kering ubi, kadar pati ubi dan protein ubi. Karakter bobot ubi dan bahan kering diukur pada 27 genotip, sedangkan kadar pati ubi dan protein ubi hanya diukur pada 16 genotip bengkuang. Enam belas genotip yang dianalisis untuk kadar pati dan protein merupakan genotip-genotip yang dianggap cukup representatif dari empat kelompok asal. Analisis kadar pati dan protein dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Lingkungan FMIPA Unpad. Metode analisis yang digunakan mengacu pada Apriantono dkk., (1989) yaitu metode thermogravimetri untuk bahan kering, metode ekstraksi asam perklorat untuk kadar pati, dan metode Kjeldahl-Mikro untuk kadar protein dengan faktor konversi 6,25. Sampel yang digunakan untuk analisis bahan kering, pati, dan protein adalah sampel ubi segar. Data tiap set percobaan dianalisis dengan analisis varians dalam rancangan acak kelompok untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang nyata antar genotip. Jika terjadi beda nyata, untuk mengetahui genotip-genotip yang berbeda dilakukan uji gugus Scott-Knott. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemangkasan terhadap karakter yang diukur, dilakukan uji t untuk data berpasangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis varians menunjukkan, bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antar genotip yang dievaluasi untuk semua karakter yang diamati pada populasi yang tidak dilakukan pemangkasan reproduktif. Sedangkan pada populasi 4

tanaman yang dilakukan pemangkasan reproduktif terdapat perbedaan yang nyata untuk bobot ubi per tanaman. Hasil analisis varians tersaji pada Tabel 1, sedangkan nilai rata-rata bobot ubi per tanaman, bahan kering ubi, kadar protein, dan kadar pati, tersaji pada Tabel 2. Tabel 1. Analisis varians data percobaan tanpa pemangkasan dan dengan pemangkasan untuk karakter bobot ubi, bahan kering, kadar pati, kadar protein. Karakterl Tanpa pemangkasan reproduktif Dengan pemangkasan reproduktif KT genotip KT galat F-hit (P-value) KT genotip KT galat F-hit (P-value) Bobot Ubi (g) 0,0321 t 0,0195 1,65 (0,105) 25498 12206 2,09 (0,033)* Bahan Kering 4,682 4,784 0,98 (0,522) 7,818 8,339 0,94 (0,565) Kadar Pati 2,328 3,312 0,7 (0,749) 0,0231 t 0,0129 1,79 (0,135) Kadar Protein 1,801 4,232 0,43 (0,946) 2,246 2,361 0,95 (0,538) Ket: * Berbeda nyata pada taraf α = 0,05 t Data hasil transformasi Dua puluh tujuh genotip bengkuang P. erosus yang dievaluasi merupakan genotip-genotip yang berasal dari berbagai wilayah dengan latar belakang kondisi geografis yang berbeda-beda. Meskipun demikian, tampaknya genotip-genotip tersebut cukup adaptif dengan karakteristik lingkungan Jatinangor, sehingga tidak terdapat perbedaan penampilan yang nyata dengan genotip-genotip yang berasal dari Jawa Barat. Begitu pula dengan genotip-genotip yang berasal dari Amerika tropika yang tidak menunjukkan perbedaan nyata untuk karakter hasil dan kualitas hasil pada lingkungan tanpa pemangkasan. Namun demikian, pemangkasan reproduktif memperlihatkan perbedaan nyata di antara genotip-genotip tersebut untuk karakter bobot ubi per tanaman (Tabel 1). Dapat diduga bahwa cekaman kekeringan di musim kemarau memberi kontribusi besar terhadap kegagalan genotip-genotip bengkuang yang beragam asalnya tersebut untuk menampilkan variasi pada semua karakter yang diuji pada populasi tanpa pemangkasan. Selama dua bulan setelah tanam, plot percobaan masih mendapatkan siraman air hujan, namun pada bulan-bulan selanjutnya tanaman mengalami cekaman kekeringan. Pemangkasan bunga diduga dapat meningkatkan adaptasi sebagian genotip bengkuang terhadap cekaman kekeringan (Diouf et al., 1988), yang diduga menyebabkan variasi nyata untuk karakter bobot ubi pada populasi dengan pemangkasan. 5

Jurnal Bionatura, Vol. 11, No. 1, Maret 2009 : - Tabel 2. Rata-rata bobot ubi, bahan kering, kadar pati, dan kadar protein ubi bengkuang dari tanaman yang dipangkas dan tidak dipangkas Tanpa Pemangkasan Pemangkasan Genotip Asal Bbt Ubi (g) B. Kring K. Pati K.Prot. Hasil (t ha -1 ) Bbt Ubi (g) B. Kring K. Pati K.Prot. Hasil (t ha -1 ) B-137/AC Aceh 177 11,00 - - 5,90 308 A 11,2 - - 10,27 B-138/AC Aceh 170 13,60 4,86 3,52 5,67 592 B 11,7 3,49 4,02 19,73 B-33/J Jambi 202 11,60 6,36 4,22 6,73 562,5 B 11,5 5,14 3,36 18,75 B-31/WS Sumatra Barat 222 12,00 4,32 4,88 7,40 430 B 13,5 9,19 2,78 14,33 B-26/NS Sumatra Utara 329 11,50 6,39 4,22 10,97 528 B 12,3 7,23 5,38 17,60 B-29/WS Sumatra Barat 403 10,40 - - 13,43 537,5 B 10,7 - - 17,92 B-39/WJ Jawa Barat 227 9,70 5,91 5,18 7,57 267 A 8,4 4,14 6,32 8,90 B-55/CJ Jawa Tengah 327,5 11,40 - - 10,92 407 A 13,2 - - 13,57 B-56/CJ Jawa Tengah 239,5 8,00 3,96 4,81 7,98 452 B 10,3 5,94 3,8 15,07 B-58/EJ Jawa Timur 235,5 10,70 6,26 3,16 7,85 468,5 B 10,8 5,42 4,45 15,62 B-42/WJ Jawa Barat 207,5 9,90 - - 6,92 441 B 10,8 - - 14,70 B-61/EJ Jawa Timur 270 12,40 4,41 5,52 9,00 310 A 11,7 3,29 4,97 10,33 B-1/EC 033 Yucatan, Meksiko 337,5 11,70 4,04 3,31 11,25 478 B 10,4 3,74 4,25 15,93 B-15/EC 104 Yucatan, Meksiko 250,5 12,00 - - 8,35 577 B 9,6 - - 19,23 B-23/EC 040 Jutiapa, Guatemala 265 10,80 7,09 2,83 8,83 385 A 10 5,46 4,04 12,83 B-10/EC 550 Guanajuato, Meksiko 238 10,50 5,45 3,09 7,93 581 B 10,4 3,99 4,79 19,37 B-12/ECKew Meksiko 155 6,88 5,77 3,65 5,17 589 B 6,35 5,01 3,81 19,63 B-6/EC 533 Macau (asal Mexico) 167,5 9,36 - - 5,58 226,5 A 7,25 - - 7,55 B-7/ EC 041 Jutiapa, Guatemala 268 9,56 - - 8,93 309 A 8,9 - - 10,30 B-19/EC 557 Guanajuato, Meksiko 155,5 12,35 - - 5,18 403,5 A 7,3 - - 13,45 B-74/ENT Kupang (NTT) 222,5 9,25 - - 7,42 298 A 11,5 - - 9,93 B-77/ENT Molu Utara (NTT) 191 10,65 4,58 5,26 6,37 310,5 A 9,3 3,22 5,31 10,35 B-80/ENT Ndona, Flores (NTT) 110 13,02 7,39 3,91 3,67 281 A 7,895 5,91 2,07 9,37 B-89/ENT Pandawai, Sumba (NTT) 196,5 8,30 6,155 4,22 6,55 360 A 10,65 4,12 3,76 12,00 B-84/ENT Enturia Flores 280 10,97 - - 9,33 319,5 A 11,5 - - 10,65 B-90/ENT Pahungalodu, Sumba 157 11,11 - - 5,23 505 B 8,3 - - 16,83 B-94/ENT Kupang 129 11,14 6,03 2,29 4,30 477 B 5,82 3,29 5,18 15,90 TC-361 40,3 27,03 9,29 AC-216 32,6 8,69 10,13 AC-205 4,0 6,0 1,71 Rata-rata P.erosus 227,2 10,73 5,56 4,002 7,57 422,4 10,05 4,91 4,27 14,08 * Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda menurut uji gugus Scott-Knott pada taraf α = 0,05. Ket : TC-361 = P. tuberosus; AC-216 dan AC-205 = P.ahipa 6

Jika dilakukan konversi data bobot ubi per-tanaman, dengan asumsi populasi 3.333 tanaman ha -1 dan rata-rata bobot ubi 110 403 g, maka hasil ubi per-hektar pada set percobaan adalah 3,67 13,43 t ha -1. Sebagai perbandingan, dari data Karuniawan (2004), bahwa nilai estimasi rata-rata hasil ubi bengkuang di Indonesia berkisar antara 25 35 t ha -1 dengan bobot ubi berkisar antara 125 175 g (populasi 166.666 200.000 tan ha -1 ). Jika diasumsikan, bahwa kerapatan populasinya sama, maka nilai rata-rata hasil percobaan di lahan Jatinangor Jawa Barat pada musim kemarau 2006 cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan laporan hasil Karuniawan (2004) tersebut. Hasil uji t (Tabel 3) menunjukkan, bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata bobot ubi pada tanaman yang tidak dipangkas dan yang dipangkas. Sedangkan untuk karakter bahan kering, kadar protein, dan kadar pati, tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata yang nyata. Tabel 3. Hasil uji beda rata-rata tanaman yang tidak dipangkas dan yang dipangkas Karakter t-hitung P-Value Bobot Ubi (g) 8,24 0,000* Bahan Kering 1,66 0,108 Kadar Pati 1,41 0,179 Kadar Protein 0,78 0,445 Ket: * Nyata pada taraf α = 0,05 Berdasarkan hasil uji t, pengaruh pemangkasan terlihat nyata pada bobot ubi. Hasil ubi per hektar dari 27 genotip dengan perlakuan pemangkasan reproduktif berkisar antara 7,55 t ha -1 19,73 t ha -1 dengan rata-rata bobot ubi berkisar antara 226,5 g 592 g. Praktik pemangkasan pada percobaan ini hanya meningkatkan hasil sekitar 85,94% dibandingkan set percobaan tanpa pemangkasan (rata-rata bobot ubi 110 403 g, hasil ubi 3,67 13,43 t ha -1 ). Hasil tersebut berbeda dengan beberapa penelitian lainnya di wilayah Amerika tropika dan Pasifik seperti Castellanos et al. (1996) yang melaporkan peningkatan sekitar 140% - 340%, Grum et al., (1996), 7% - 39%, Nielsen & Sørensen (1999), 102,1%, dan Martinez (1936) cit. Sørensen (1996) yang menyatakan, bahwa peningkatannya mampu mencapai 700%. Pengaruh pemangkasan ini terlihat sebagai salah satu bukti nyata adanya kompetisi antar organ sink dalam tanaman. Oleh karena itu, pemangkasan salah satu sink akan memperbesar peluang sink lainnya untuk mendapatkan asimilat dalam jumlah yang lebih banyak terutama bila yang dibuang adalah sink-sink kuat seperti sink reproduktif. Selain itu, pemangkasan bunga dapat meningkatkan adaptasi tanaman pada kondisi kekeringan (Diouf et al., 1998), sehingga terjadi peningkatan hasil meskipun pada saat musim kemarau. 7

Pemangkasan Pemangkasan Pemangkasan Pemangkasan Jurnal Bionatura, Vol. 11, No. 1, Maret 2009 : - Bervariasinya pengaruh pemangkasan ini sepertinya merupakan pengaruh lingkungan (Sørensen, 1996). Selain itu, sepertinya genotip-genotip yang dievaluasi juga menentukan pengaruh pemangkasan. Pada percobaan ini terdapat perbedaan respons yang nyata dari genotip-genotip yang dievaluasi terhadap pemangkasan (Tabel 1). Hal ini berbeda dengan hasil yang pernah dilaporkan Grum et al. (1996) dan Zanklan (2003) dimana peningkatan hasil ubi yang relatif seragam. Pada Gambar 1 terlihat, bahwa besarnya pengaruh pemangkasan tidak seragam di antara genotip yang dievaluasi. Perbedaan nilai rata-rata bobot ubi dari genotip-genotip dengan perlakuan pemangkasan dapat dilihat dari hasil uji Scott- Knott pada Tabel 2. Boleh jadi hal ini merupakan indikasi, bahwa sebenarnya terdapat interaksi antara genotip dengan perlakuan pemangkasan. BAHAN KERING UBI KADAR PATI UBI 14 13 12 11 10 9 8 7 6 B-74/ENT B-55/CJ EC 033 B-26/NS B-61/EJ B-39/WJ EC Kew B-33/J B-84/ENT B-42/WJB-31/WS B-138/AC EC 550 B-56/CJ EC 040 B-94/ENT B-77/ENT B-89/ENT B-80/ENT B-29/WS B-90/ENT B-58/EJ EC-557 EC-041 EC-533 B-137/AC EC-104 9 8 7 6 5 4 3 B-31/WS B-56/CJ EC 033 B-138/AC B-61/EJ B-77/ENT B-26/NS B-58/EJ EC Kew B-33/J B-39/WJ EC 550 B-89/ENT B-94/ENT B-80/ENT EC 040 7 8 9 10 11 12 13 14 Tanpa Pemangkasan 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 Tanpa Pemangkasan 7,0 7,5 KADAR PROTEIN UBI BOBOT UBI (g) 6 5 4 3 B-94/ENT EC 550 B-58/EJ EC 033 EC 040 B-138/AC EC Kew B-26/NS B-89/ENT B-33/J B-39/WJ B-77/ENT B-61/EJ B-56/CJ B-31/WS 600 500 400 300 B-80/ENT B-94/ENT EC B-138/AC Kew B-90/ENT EC 557 B-33/J B-58/EJ B-56/CJ B-42/WJ B-31/WS B-89/ENT B-137/AC B-77/ENT B-74/ENT EC EC 550104 B-39/WJ EC 040 B-84/ENT EC B-61/EJ 041 B-26/NS EC 033 B-55/CJ B-29/WS 2 2,5 B-80/ENT 3,5 4,5 Tanpa Pemangkasan 5,5 200 EC 533 100 200 300 400 Tanpa Pemangkasan Gambar 1. Rata-rata bobot ubi, bahan kering, kadar pati, dan kadar protein pada tanaman dengan dan tanpa pemangkasan 8

Tidak adanya pengaruh yang nyata dari perlakuan pemangkasan terhadap bahan kering, kadar pati, dan kadar protein pada percobaan ini sejalan dengan hasil yang pernah dilaporkan Grum et al.(1996) dimana tidak terdapat pengaruh pemangkasan terhadap bentuk ubi, gula terlarut, dan bahan kering ubi dari 32 aksesi P.erosus di Tonga. Arevalo (1998) menyatakan hal yang sama bahwa pemangkasan bunga bengkuang hanya meningkatkan produksi biomasa. Meskipun tidak terdapat perbedaan nyata nilai rata-rata bahan kering, kadar pati, dan kadar protein antara tanaman yang dipangkas dan tidak dipangkas, perlakuan pemangkasan pada percobaan ini dapat dikatakan bertendensi berpengaruh terhadap produksi pati, bahan kering, dan protein seiring dengan meningkatnya bobot ubi karena nilai karakter dalam satuan persen. KESIMPULAN Pada lingkungan pertanaman musim kemarau: 1. Tidak terdapat perbedaan nyata pada bobot, bahan kering, kadar pati, dan kadar protein ubi dari 27 genotip bengkuang P. erosus yang berasal dari beberapa wilayah Indonesia dan Amerika tropika. 2. Pengaruh pemangkasan sink reproduktif hanya terlihat pada karakter bobot ubi bengkuang dengan peningkatan rata-rata sebesar 85,94%. 3. Terdapat perbedaan respons dari 27 genotip yang dievaluasi akibat perlakuan pemangkasan untuk karakter bobot ubi. Ucapan terima kasih Penelitian ini dibiayai bantuan dana Universitas Padjadjaran tahun 2006 dengan surat perjanjian pelaksanaan penelitian nomor: 389.e5/j06.14/lp/pl/2006 tanggal 16 Mei 2006-06-29 kepada Dr. Agung Karuniawan. DAFTAR PUSTAKA Apriantono, A., D. Fardiaz, N.L.Puspitasari, Sedarnawati, dan S. Budiyanto. (1989). Petunjuk laboratorium analisis pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Arevalo T, A. (1998). Effect of flower removal on the yield of root tubers of Pachyrhizus erosus (L.) Urban. [Spanish]. In: Sørensen, M., J.E. Estrella, O.J. Hamann, and S.A. Rios Ruiz (eds.), Proceedings of the 2 nd international symposium on tuberous legumes, Celaya, Guanajuato, Mexico 5-8 August 1996, pp. 115-124. Copenhagen, Denmark. Castellanos, J.Z., F. Zapata, V. Badillo, J.J. Pena-Cabriales, E.S. Jensen, and E.Heredia-Garcia. (1996). Symbiotic nitrogen fixation and yield of Pachyrhizus 9

Jurnal Bionatura, Vol. 11, No. 1, Maret 2009 : - erosus L. Urban cultivars and Pachyrhizus ahipa (Wedd) Parodi landraces as affected by flower pruning. Soil Biology and Biochemistry 29: 973-981. Diouf, O.,M. H. Roy-McCauley, and D.J.M. Anne Rose. (1998). Tuber-pod competition and drought responses in Yam Bean (Pachyrhizus ahipa (Wedd.) Parodi). In: Sørensen, M., J.E. Estrella, O.J. Hamann and S.A. Rios Ruiz (eds.), Proceedings of the 2 nd international symposium on tuberous legumes, Celaya, Guanajuato, Mexico 5-8 August 1996, pp. 407-412. Copenhagen, Denmark. Grüneberg, W.J., F. Leopold, and D. Vasques. (2003). A new yam bean (Pachyrhizus spp.) interspecific hybrid. Genetic Resources and Crop Evolution 50:757-766. Grum, M. (1994). Breeding of new yam bean (Pachyrhizus Rich. ex DC.) cultivars in Tonga involving interspecific hybrids. In : Sørensen, M. (Ed.). Proceedings of the 1 st international symposium on tuberous legumes, Guadeloupe, F.W.I., 21-24 April 1992. Denmark. Grum, M., O. Stölen, M. Halafihi, and M. Sørensen. (1994). Genotypic and environmental variation in response to inflorescence pruning in Pachyrrhizus erosus L. Urban. Experimental Agriculture. Pp. 11 Hoogenboom, G., M.G. Huck, C.M. Peterson. (1987). Root growth rate of soybean as affected by drought stress. Agron. J. 79:607 614. Kale, P. R. (2006). Studies on nutritional and processing properties of storage roots of different yam bean (Pachyrhizus spp.) and Wild Mung Bean (Vigna vexillata) Species. PhD Dissertation. Cuvillier Verlag Göttingen Germany, ISBN: 3865377866. pages 132. Karuniawan, A. (2004). Cultivation status and genetic diversity of yam bean (Pachyrhizus erosus (L). Urban) in Indonesia. Cuvillier Verlag Gottingen, Germany. Karuniawan, A., and N. Wicaksana. (2006). Genetic relationships of yam bean Pachyrhizus erosus population based on morphological characters of flowers and leaves. [Indonesia]. Buletin Agronomi IPB. Vol. XXXIV No. 2: 98-105. Nielsen, P.E. and M. Sørensen. (1998). Reproductive prunning in Pachyrhizus ahipa (Wedd.) Parodi. In : Sørensen, M., J.E. Estrella, O.J. Hamann, and S.A. Rios Ruiz (Eds.). Proceedings of the 2 nd international symposium on tuberous legumes, Celaya, Guanajuato, Mexico 5 8 August 1996. Copenhagen, Denmark. Sørensen, M. (1996). Promoting the conservation and use of neglected crops 2: yam bean Pachyrhizus DC. International Plant Genetic Resources Institute, Italy. 10

Zamski, E. (1996). Anatomical and physiological characteristic of Sink Cells. In E. Zamski and A. A. Schaffer (Eds.). Photoassimilate Distribution in Plants and Crops; Source-Sink Relationships. Marcel Dekker, Inc. Zanklan, A.S. (2003). Agronomic performance and genetic diversity of the root crop yam bean (Pachyrhizus Spp.) under West African Conditions. Cuvillier Verlag Gottingen, Germany. 11