HUBUNGAN VO 2 MAKSIMAL DAN KEKUATAN OTOT HAMSTRING TERHADAP KETAHANAN LARI 400 METER PADA ATLET LARI DI KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH LARI JARAK JAUH, JARAK PENDEK, DAN JARAK MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

TINJAUAN PUSTAKA. melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme Kerja Otot

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI KELELAHAN OTOT

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. darah. Masase adalah pemijatan atau pengurutan pada bagian tertentu

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

RUNNING SKILLS. Skill highlights

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

II B. Sistem Kerja dan Kontrol pada Manusia

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

PENGARUH LATIHAN FISIK TERPROGRAM TERHADAP DAYA TAHAN OTOT PADA SISWI SEKOLAH BOLA VOLI TUGU MUDA SEMARANG USIA 9-12 TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB III METODE PENELITIAN

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

PENGARUH PEMBERIAN LACTIUM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA FK UNDIP ANGKATAN 2008 YANG MENGHADAPI UJIAN PRE SEMSETER

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

LATIHAN KETAHANAN (KEBUGARAN AEROBIK)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

Transkripsi:

HUBUNGAN VO 2 MAKSIMAL DAN KEKUATAN OTOT HAMSTRING TERHADAP KETAHANAN LARI 400 METER PADA ATLET LARI DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang Disusun oleh : SEVA RENANDO WIZARA PUTRA H2A013001 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017 i

ii

iii

PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Seva Renando Wizara Putra NIM : H2A013001 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul HUBUNGAN VO 2 MAKSIMAL DAN KEKUATAN OTOT HAMSTRING TERHADAP KETAHANAN LARI 400 METER PADA ATLET LARI DI KOTA SEMARANG adalah betul betul karya sendiri. Hal - hal yang bukan karya saya, dalam skripsib tersebut diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka Apabila dikemudian hari terbukti saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut Semarang, 23 Februari 2017 Yang membuat pernyataan Seva Renando Wizara Putra iv

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala nikmat dan karunia-nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, yang diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi ini berjudul Hubungan VO 2 Maksimal dan Kekuatan Otot Hamstring terhadap Ketahanan Lari 400 Meter pada Atlet Lari di Kota Semarang. Dengan selesainya skripsi ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada : 1. Prof. Dr. Rifki Muslim, SpB. Sp.U (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 2. dr. Merry Tyas Anggraini, M.Kes, selaku Ketua Tahap Pendidikan Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 3. Prof. Dr. Sigit Moerjono, PA (K), selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi 4. dr. Rochman Basuki, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi 5. dr. Rudiansyah, Sp.BO, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi 6. Segenap Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang atas segala pengajaran, bimbingan, dan arahan kepada penulis 7. Keluarga saya, Bapak Asnawi, Ibu Muzaroah, dan adik Ravi Assaro Al Adib Putra yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama penyusunan skripsi ini v

8. Seluruh teman- teman Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang angkatan 2013 9. Kepada pihak yang telah membantu penelitian yang tidak dapat disebutkan satu persatu Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.semoga skripsi ini berguna bagi kita semua. Semarang, 23 Februari 2017 Seva Renando WizaraPutra vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.i HALAMAN PERSETUJUAN..ii HALAMAN PENGESAHAN..iii HALAMAN PERNYATAAN.iv KATA PENGANTAR..v DAFTAR ISI..vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR..xi DAFTAR LAMPIRAN..xii ABSTRAK.xiii BAB I.1 PENDAHULUAN.1 A. Latar Belakang Masalah......1 B. Rumusan Masalah....3 C. Tujuan Penelitian..4 D. Manfaat Penelitian 4 E. Keaslian Penelitian...5 BAB II. 6 TINJAUAN PUSTAKA 6 A. Lari 400 meter...6 1. Definisi 6 vii

2. Tekhnik lari.6 B. Daya Tahan 1. Definisi 7 2. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Daya Tahan. 8 3. Daya Tahan kardiorespirasi...10 a. VO 2 maksimal.10 Definisi....10 Faktor yang Mempengaruhi Kadar VO 2 Maksimal...11 4. Daya Tahan Otot 13 a. Tipe Daya Tahan Otot.....15 C. Fisiologi Otot Rangka..16 1. Metabolisme Otot Rangka.16 2. Mekanisme Kontraksi Otot 18 3. Macam Kontraksi Otot......19 D. Kekuatan Otot.. 19 1. Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot..19 E. Anatomi Otot Hamstring.....21 F. Hubungan VO 2 maksimal dan daya tahan lari 400 meter... 23 G. Hubungan Kekuatan Otot Hamstring Terhadap Ketahanan Lari 400 Meter.24 H. Kerangka Teori 26 I. Kerangka Konsep....26 J. Hipotesis.. 26 BAB III...27 METODE PENELITIAN....27 A. Ruang Lingkup Peneltian....27 B. Desain Penelitian.....27 C. Populasi dan Sampel...27 viii

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...28 E. Pengambilan Data. 29 F. Alur Penelitian...30 G. Analisis Data.30 H. Pengolahan Data...31 I. Jadwal Penelitian...32 BAB IV..33 A. Hasil Penelitian....33 1. Analisis Univariat 33 2. Analisis Bivariat......35 B. Pembahasan. 39 C. Keterbatasan Penelitian.41 BAB V 42 DAFTAR PUSTAKA...43 DAFTAR LAMPIRAN.46 ix

DAFTAR TABEL Tabel 1.Pembentukan ATP/mol pada sistem fosfagen,glikogen-asam laktat,dan sistem aerobik 17 Tabel 2. Nilai relatif untuk tingkat daya tahan pada sistem fosfagen,sistem glikogen-asam laktat dan sistem aerobik. 17 Tabel 3.Perbandingan origo, insersio, persarafan asal saraf, dan fungsi dari masingmasing bagian otot hamstring..22 Tabel 4. Penggunaan otot dalam fase lari.....25 x

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pemeriksaan Kekuatan Otot menggunakan Leg Dynamometer...21 Gambar 2. Anatomi otot hamstring 21 Gambar 3. Fase fase dalam lari....25 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Data Penelitian...46 Lampiran 2. Analisis Univariat..49 Lampiran 3. Analisis Bivariat...51 Lampiran 4. Lembar Persetujuan...57 Lampiran 5. Lembar Kuesioner. 58 Lampiran 6. Lembar permohonan pengambilan data di Lapangan Tri Lomba Juang..66 Lampiran 7. Lembar permohonan peminjaman alat spirometri...67 Lampiran 8. Lembar permohonan peminjaman alat Leg dynamometer....68 Lampiran 9. Gambar gambar penelitian.69 xii

Hubungan VO2 Maksimal Dan KekuatanOtot Hamstring TerhadapKetahanan Lari 400 Meter PadaAtlitLari Di Kota Semarang. Seva Renando Wizara Putra 1, Sigit Moerjono 2, Rochman Basuki 3 ABSTRAK LatarBelakang :Dayatahandalamberolahragaterutama lari membutuhkan energi yang banyakterutamapada muscle endurance dan respiratory endurance atau yang biasadisebut VO2 maksimal. Dalamberlariterutamamembutuhkankekuatandariotottungkai, karenatungkaidapatmenopangtubuhdanmempunyaikemampuanuntukberkontraksisecararitmikketikabe rlari.penelitianiniakan menerangkan hubunganvo 2 maksimaldankekuatanotot hamstring terhadapketahananlari 400 meter padaatlitlari di kota Semarang. Metode:Penelitian ini menggunakan studi observasionalanalitikdenganpendekatan cross sectional yang di analisis dengan uji korelasi chi square yang meliputi analisis univariat dan bivariat. Jumlah sampel dengan teknik total sampling periode Desember 2016 Januari 2017. Hasil :Hasil analisis univariat menunjukkan mayoritas responden memiliki VO 2 maksimal dengan kategori baik (63,3%), mayoritas responden memiliki kekuatan otot hamstring dengan kategori baik (55,1%), serta mayoritas responden memiliki daya tahan lari 400 meterdengan kategori baik (63,3%). Analisis bivariat menunjukkan antara VO 2 maksimalbaik dinilai menggunakan Copper Test maupun alat ukur spirometri berhubungan dengan ketahananlari 400 meter (p value = 0,000) dan ada hubungan antara kekuatan otot hamstring dengan ketahananlari 400 meter (p value = 0,000) Kesimpulan :Hasil penelitian menunujukkan bahwa ada hubungan antara VO 2 maksimaldankekuatanotot hamstring terhadapketahananlari 400 meter padaatlitlari di kota Semarang. Dibuktikan dengan nilai prevalensi kurang dari 0,05. Kata kunci :VO 2 maksimal, kekuatan otot hamstring, ketahanan lari. 1) MahasiswaFakultasKedokteranUniversitasMuhammadiyah Semarang 2) Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang 3) Dosen Fakultas KedokteranUniversitas MuhammadiyahSemarang xiii

Correlation Between Maximum O 2 Volumeand Hamstring Power Towards 400- Meters Sprint Endurance in Running Athletes at Semarang. Seva Renando Wizara Putra 1, Sigit Moerjono 2, Rochman Basuki 3 ABSTRACT Background : Endurance in sports, such as running, needs a lot of energy especially in muscle and respiratory endurance which is usually expressed as maximum VO2. Running needs a a lot of power from the lower limb muscles, because lower limbs are responsible for body support and will contract rythmically in running; This study is aimed to determine the correlation between maximum VO 2 and hamstring power towards 400-meters sprint endurance in running athletes at Semarang. Method: This study is an analytical observational study with a cross-sectional approach using chi square correlation test, univariate and bivariate analyses. Samples were collected through total sampling from December 2016 January2017. Results : Univariate analysis showed that a majority of repondents have a good maximum VO2 (63,3%), good hamstring power (55,1%), and good 400 -meters spring endurance (63,3%). Bivariate analysis revealed a correlation between maximum VO2 and 400-meters sprint endurance through Copper Test and spirometry (p value = 0,000), and a correlation between hamstring power and 400- meters sprint endurance (p value = 0,000) Conclusion : There is a correlation between maximum VO2 and hamstring power towards 400-meters spring endurance in running athletes at Semarang, proved by a prevalence value below 0,05. Key words :maximum O 2 volume, hamstring power, running endurance 4) Studene at Medical School,University of Muhammadiyah Semarang 5) Lecturer at Medical School, University of Muhammadiyah Semarang 6) Lecturer at Medical School,University of MuhammadiyahSemarang xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya sehingga kita wajib menjaga kesehatan salah satunya dengan olahraga.pada masa yang serba canggih sekarang ini terutama didalam dunia kesehatan telah mengalami kemajuan.tidak hanya upaya kuratif akan tetapi juga sudah merambah ke upaya preventif. Olahraga merupakan salah satu upaya preventif yang bisa menyehatkan tubuh dan mencegah adanya suatu penyakit. 1 Salah satu jenis olahraga yang banyak dilakukan adalah olahraga atletik.atletik berasal dari bahasa Yunani Athlon yang berarti bertanding atau lomba.atletik mulai diperlombakan dalam olimpiade pada tahun 776 SM. Di Indonesia terdapat PASI (PersatuanAtletikSeluruh Indonesia) yang merupakan induk organisasi dari olahraga atletik.atletik merupakan dasar dari olahraga lainnya. 2 Pada olahraga atletik ini mempunyai dua cabang,yaitu cabang lapangan dan cabang lintasan. Pada cabang lapangan yaitu nomer lompat dan lempar,sedangkan cabang lintasan yaitu untuk nomor lari. Untuk masing-masing nomor tersebut memiliki beberapa cabang yang diperlombakan.untuk nomor lari terdiri dari lari jarak pendek,lari jarak menengah,lari jarak jauh / marathon, lari gawang dan lari lintas alam. 2 Lari yang akhir-akhir ini banyak diperlombakan adalah nomor lari jarak pendek.lari jarak pendek atau sprint yaitu lari dengan kecepatan maksimal dengan jarak yang telah ditentukan sebelumnya.nomor-nomor untuk lari jarak pendek yaitu 100 meter,200 meter dan 400 meter. Dalam lari jarak pendek ini memiliki beberapa 1

tahap, yaitu tahap reaksi dan mendorong, tahap percepatan,tahap transisi,tahap kecepatan maksimal,dan tahap menjaga stabilitas kecepatan. 2 Tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat dilihat dari aspek fisik dan juga aspek kebugaran yang menyeluruh ( total fitness) yang dapat memberikan penyesuaian diri tiap pembebanan fisik. Tingkat kebugaran jasmani dapat ditentukan oleh faktor- factor seperti daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan otot, nutrisi/ tingkat diet, fleksibilitas, komposisi tubuh / obesitas, kecepatan dan reaksi, koordinasi, keseimbangan, timing, ritme, dan skill/ kemampuan seseorang tersebut. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil lari yaitu daya tahan (endurance),daya ledak, kekuatan otot,kelincahan,koordinasi,keseimbangan,dan reaksi. Semua komponen tersebut harus saling berhubungan satu dengan yang lain.oleh karena lari jarak pendek ini pelari harus dapat berpindah posisi dari titik satu ketitik lain dalam waktu singkat,maka pelari harus mampu menguasai tekhnik berlari yang benar 3 Salah satu komponen dalam berlari yaitu daya tahan atau endurance.dayatahan ( endurance) dalamberolahraga terutama lari membutuhkan energi yang banyak terutama pada muscle endurance dan respiratory endurance atau yang biasa disebut VO 2 maksimal.muscle endurance atau daya tahan otot dilihat dari kekuatan otot tersebut. Dalam berlari terutama membutuhkan kekuatan dari otot tungkai,karena tungkai dapat menopang tubuh dan mempunyai kemampuan untuk berkontraksi secara ritmik ketika berlari. Dan salah satu bagian dari otot tungkai adalah otot hamstring yang berada didaerah paha bagian belakang 3 Respiratory endurancemerupakan volume masukan oksigen secara maksimal dan diolah di dalam tubuh ketika melakukan aktivitas fisik yang ringan maupun berat.semakin banyak oksigen yang dihirup tubuh maka berbanding lurus dengan kerja otot sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan 2

semakin sedikit.semakin baik kadar VO 2 maksimalnya maka daya tahan (endurance) akan semakin baik pula 4 Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Ulpiati S. pada tahun 2011,menjelaskan bahwa daya tahan memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap lari 100 meter.menurut penelititan yang telah dilakukan olehwirayuni N.W pada tahun 2012 menyebutkan bahwa terdapat pengaruh pelatihan Hollow Sprint terhadap kecepatan dan kekuatan otot tungkai. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Adhikarmika Uliyandaridengan judul Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap Perubahan Nilai Konsumsi Oksigen Maksimal (VO 2 max) pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 11-13 menyebutkan bahwa ada hubungan Latihan Fisik Terprogram Terhadap Perubahan Nilai Konsumsi Oksigen Maksimal (VO 2 max) pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 11-13 Dari hasil yang telah didapatkan dari penelitian sebelumnya,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berbeda dengan judul hubungan VO 2 maksimal dan kekuatan otot hamstring terhadap ketahanan lari 400 meter pada atlit lari di kota Semarang. Penelitian dilakukan di kota Semarang karena olahraga cabang lari atletik banyak digemari di kalangan masyarakat kota Semarang dan terbukti banyak klub olahraga lari atletik dan juga mempermudah dalam pengambilan sampel untuk penelitian. B. Rumusan Masalah Adakah hubungan antaravo 2 maksimal dan kekuatanotot hamstring terhadap ketahanan lari 400 mpada atlet lari di Kota Semarang? 3

C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan antara VO 2 maksimal dengan kekuatan otot hamstring 2. Mengetahui hubungan antara VO 2 maksimal dengan daya tahan lari 400 meter 3. Mengetahui hubungan antara kekuatan otot hamstring dengan daya tahan lari 400 meter D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi pada penelitian kedepannya mengenai hubungan VO 2 maksimal dan kekuatan otot hamstring terhadap ketahanan lari 400 m 2. Manfaat Praktis Manfaat khusus pada penelitian ini diharapkan bermaanfaat bagi atlet lari dan perkembangan olahraga secara umumnya 4

E. KeaslianPenelitian NO Judul, Peneliti, Tahun 1 Hubungan Daya Tahan Terhadap Lari Sprint 100 meter SiswaKelas XI SMA Negeri 1 Kuala Kampar Kabupaten Kuala Kampar (Ulpiati,S,2011) Metode Analitik deskriptif cross sectional Hasil Daya tahan memberikan hasil kontribusi yang rendah terhadap hasil lari 100 meter 2 Pengaruh Latihan Hollow Sprint Terhadap Kecepatan dan Kekuatan Otot Tungkai (Wirayuni,N.W, 2012) 3 Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap Perubahan Nilai Konsumsi Oksigen Maksimal (VO 2 max) pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda Analitik deskriptif cross sectional Analitik deskriptif cross sectional Ada pengaruh pelatihan Hollow Sprint terhadap kecepatan dan kekuatan otot tungkai Ada pengaruh latihan fisikterprogram terhadap perubahan V0 2 maxpada siswi sekolah bola voli Tugu Muda Semarang usia 11-5

Semarang Usia 11-13 (Adhikarmika Uliyandari,2009) 13 tahun BAB II 6

TINJAUAN PUSTAKA A. Lari 1. Definisi Lari adalah keadaan dimana kaki berpindah tempat ke depan dengan kecepatan maksimum dan lebih cepat dari berjalan. Pada saat berlari ada saat dimana badan dapat melayang diudara dan kaki tidak menapak ke atas tanah. 4.Pada cabang lari terutama lari jarak pendek terdapat beberapa macam diantaranya lari 100 meter, 200 meter,dan 400 meter. Dalam lari atletik pada nomor lari 400 meter seorang sprinterakan berlari dengan kecepatan maksimal dengan berusaha mencapai jangkauan yang maksimal maka pelari tersebut akan berusaha melontarkan tubuhnya sekuat mungkin dan sejauh mungkin agar menghasilkan panjang langkah yang maksimal 5 2. Tekhnik Lari 400 Meter Lari 400 meter merupakan salah satu jenis dari lari pendek. Faktor yang harus diketahui pada kecepatan lari yaitu tekhnik start, tekhnik lari,dan tekhnik finish. Pada lari 400 meter mempunyai tekhnik star jongkok yang dibagi menjadi tiga jenis start, start pendek,start menengah dan start panjang 6. A. Pelaksanaan start jongkok : a. Sikap permulaan Berdiri pada posisi tegak,kaki posisi rapat,lengan diposisi samping badan dan pandangan lurus ke depan 6 b. Gerakan 6 1. Untuk start pendek,kaki kiri berada didepan dan jari kaki kanan berada segaris dengan tumit kaki kiri. Start menengah dengan lutut kaki kanan segaris dengan jari kaki [kiri. Start panjang dengan lutut kaki kanan segaris dengan tumit kaki kiri 7

2. Ketika mendengar aba-aba siap pinggul diangkat keatas dan posisi pantat berada lebih tinggi daripada pundak.lutut diposisikan membentuk kira-kira sudut 120 derajat.kedua lengan masih dalam posisi lurus 3. Ketika mendengar aba-aba ya,kaki kanan melangkah ke depan dengan tangan kiri mengayun kearah depan dan berlari secepat-cepatnya. Dan berlari sesuai jarak yang sudah ditentukan B. Tekhnik lari 6 a. Langkah kaki selebar lebarnya dan dengan kecepatan maksimal b. Kaki mendarat pada ujung kaki c. Lengan rileks mengayun dan seirama dengan kedua telapak tangan membuka d. Badan agak membungkuk kedepan C. Tekhnik finish 6 a. Lari dengan kecepatan maksimal tanpa mengurangi kecepatan b. Dada agak condong kedepan dengan tangan mengayun kebelakang ketika menyentuh pita c. Ketika pita tersentuh, dada diputar dengan tangan mengayun kedepan B. Daya Tahan Tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat dilihat dari aspek fisik dan juga aspek kebugaran yang menyeluruh ( total fitness) yang dapat memberikan penyesuaian diri tiap pembebanan fisik. Tingkat kebugaran jasmani dapat ditentukan oleh faktor- factor seperti daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan otot, nutrisi/ tingkat diet, fleksibilitas, komposisi tubuh / obesitas, kecepatan dan reaksi, koordinasi, keseimbangan, timing, ritme, dan skill/ kemampuan seseorang tersebut. 8

Daya tahan adalah suatu kondisi tubuh dimana ketika melakukan aktivitas dengan durasi yang lama tanpa mengalami kelelahan dan mampu tahan terhadap kelelahan dan cepat pulih dari kelelahan.pada saat berlari yang membutuhkan durasi aktivitas yang sangat lama membutuhkan yang namanya daya tahan atau biasa disebut endurance.daya tahan adalah tingkat ketahanan sesorang dari rasa lelah dan mampu cepat kembali dari rasa lelahnya.daya tahan yang sangat baik berarti seseorang tersebut mampu mempertahankan performanya dalam keadaan stabil dalam jangka waktu yang sangat lama 7 Daya tahan dalam berolahraga yang terutama memerlukan durasi yang lama dibedakan menjadi dua,daya tahan kardiorespirasidan daya tahan otot. Daya tahan kardiorespirasi dapat ditentukan dari kadar VO 2 maksimal dan daya tahan otot terutama dalam berlari berbanding lurus dengan kekuatan otot tungkai yang bisa dilihat dari otot hamstring 8 A. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat daya tahan seseorang yaitu 9 : a. Aktivitas fisik Dengan berolahraga secara rutin selama 1 minggu maka kekuatan dan ketahan otot dapat dipertahankan secara kontinyu.ketika bed rest selama 12 minggu maka akan menurunkan kekuatan dan ketahanan otot sebesar 40% b. Kualitas dari otot Didalam unit paling terkecil (mikroskopis) dari otot akan mempengaruhi dari kualitas kontraksi otot itu sendiri. Ketika berkontraksi secara minimal maka otot akan mampu bekerja ketika berkontraksi secara minimal maka otot akan mampu bekerja dengan durasi yang lebih lama dibanding dengan kontraksi otot yang secara maksimal 9

c. Kontraksi otot Ketika otot melakukan kontraksi secara terus menerus maka akan mengurangi cadangan energi dan akan menyebabkan kekuatan kontraksinya lama kelamaan menjadi menurun d. Inervasi dan Vaskularisasi Didalam proses vaskularisasi ini yang mempunyai fungsi untuk menghantarkan oksigen dan nutrisi ke dalam otot untuk menghasilkan energi dan akan menimbulkan durasi aktivitas kerja otot yang lama Pada proses inervasi, rangsang yang diterima oleh saraf sensorik lalu diteruskan ke sistem saraf pusat dan kemudian diteruskan kembali oleh saraf motorik untuk dapat menggerakkan otot. e. Cadangan glikogen Tingkat kelelahan ditentukan oleh adanya cadangan glikogen didalam otot,dimana cadangan glikogen tersebut akan dipakai sebagai bahan pembuatan energi untuk melakukan suatu aktivitas f. Jenis kelamin Otot laki-laki lebih besar daripada wanita,menjelang remaja hormon testosteron akan menambah massa otot dibandingkan hormon estrogen yang justru menambah jaringan lemak g. Asupan Nutrisi Asupan nutrisi yang tepat akan berpengaruh terhadap cadangan glikogen didalam otot. Diet tinggi lemak akan meberikan dampak yang sedikit terhadap cadangan glikogen dibandingkan dengan diet tinggi protein 10

1. Daya Tahan Kardiorespirasi Daya tahan kardiorepirasi adalah suatu kemampuan seseorang menggunakan sistem pernafasan,peredaran darah,dan jantungnya secara efisien dalam menjalankan kinerja secara terus menerus.dalam sistem ini terjadi proses efisiensi kerja dari paru dalam mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida, efisiensi kerja dari jantung dalam sirkulasinya mentranspor oksigen ke otot yang sedang berkontraksi dan kemampuan otot dalam menggunakan oksigen tersebut 9 Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi seseorang yaitu, umur,jenis kelamin,tingkat istirahat dan pola tidurnya,sistem pencernaan,cuaca,keadaan emosi dan metabolisme 9 A. VO 2 Maksimal a. Definisi VO 2 maksimal yaitu kemampuan semaksimal mungkin dalam menggunakan oksigen dalam melakukan aktivitas yang intensif.vo 2 maksimal diukur dalamjumlah oksigen dalam liter per satuan menit (l/min). Orang dengan VO 2 maksimal yang tinggi akan dapat melakukan aktivitas berat yang lebih kuat dibandingkan dengan orang yang VO 2 maksimalnya rendah 10 Daya tahan kardiovaskuler atau daya tahan aerobik diperlukan dalam melakukan aktivitas yang berat seperti lari,basket,renang dan memerlukan batasan dalam kapasitas sistem sirkulasi seperti jantung dan pembuluh darah.selain itu juga sistem respirasi terutama paru yang membutuh oksigen untuk dibawa ke otot 11 Dalam sistem cardiac output dimana untuk menilai kadar VO 2 maksimal dibutuhkan aktivitas sistem respirasi untuk mengantarkan O 2 ke darah, atau kemampuan otot dalam menggunakan O 2. Oleh sebab itu maka VO 2 maksimal dianggap cara terbaik untukmengukur daya tahan aerobik 12 11

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar VO 2 Maksimal 1. Fungsi paru Ketika melakukan aktifitas yang berat, maka akan terjadi kenaikan dari penggunaan oksigen yang diperlukan oleh tubuh, penggunaan oksigen ini dibutuhkan oleh otot untuk melakukan aktifitas berat tersebut. Penggunaan oksigen ini didapatkan dari proses pertukaran oksigen dan adanya proses ventilasi di organ paru-paru. Proses ventilasi adalah proses keluar dan masuknya udara didalam paru. Kemudian akan berlanjut di alveoli dan terjadi proses pertukaran oksigen dan dengan cara difusi Oksigen tersebut akan masuk ke kapiler paru dan akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem pembuluh darah. 13 Didalam sistem paru terdapat istilah perbedaan oksigen arteri dan vena. Ketika sedang melakukan aktifitas berat terjadi proses pelepasan oksigen darah yang dilepaskan ke dalam otot yang meningkat. Ketika melakukan aktifitas berat akan terjadi kenaikan sekitar 25 kali lipat dari aliran darah otot dibandingkan ketika melakukan aktifitas yang ringan. Oleh karena metabolism dari ototakan menyebabkan vasodilatasi intramuskuler, selain itu juga dapat diakibatkan oleh kenaikan tekanan darah arteri yang mencapai 30%. Kenaikan ini membuat darah melalui pembuluh darah dan membuat oksigen di darah vena akan berkurang 14 2. Fungsi Jantung Selama aktivitas berat,jantung akan memompa darah 2 kali lebih cepat dibandingkan ketika sedang beristirahat. Darah yang mengandung hemoglobin akan berikatan dengan oksigen. Darah yang mengandung banyak oksigen ini akan akan diedarkan ke sel-sel jaringan tubuh untuk metabolisme 3. Kadar sel darah merah 12

sedikit. 15 Kemudian pada kedaaan polisitemia dimana kadar hemoglobin http://repository.unimus.ac.id Didalam darah terutama hemoglobin yang berikatan oksigen maka kadar hemoglobin juga akan berpengaruh terhadap kadar oksigen dalam darah. Pada keadaan anemia dimana kadar hemoglobin rendah juga akan mepengaruhi kadar oksigen dalam darah yang berakibat jumlahnya menjadi melebihi ambang normal juga akan mempengaruhi kadar oksigen dalam darah yang juga jumlahnya akan meningkat. Kadar hemoglobin juga dapat dipengaruhi oleh hormon androgen dimana pada laki-laki lebih tinggi daripada wanita 15 4. Jenis kelamin Ketika menginjak masa-masa pubertas,pada laki-laki memiliki konsumsi oksigen yang lebih tinggi dibandingkan wanita 16 5. Usia Kadar VO 2 maksimal akan mengalami penurunan secara perlahan setelah menginjak usia 20 tahun. Kadar VO 2 maksimal akan berada lebih rendah sekitar 27% daripada usia 25 tahun ketika seseorang menginjak usia 50 tahunan. Semakin banyak seseorang beraktivitas maka kadar VO 2 maksimal akan mengalami penurunan secara perlahan 16 6. Komposisi tubuh Walaupun VO 2 maksimal menggunakan satuan dalam ml oksigen/ kg berat badan tapi juga dalam pengkonsumsian oksigen dapat dipengaruhi oleh komposisi tubuh.jika persentase lemak didalam tubuh diatas normal maka konsumsi oksigen nya akan semakin rendah. Begitu juga pula kalau orang yang persentase lemaknya rendah maka konsumsi oksigennya akan tinggi 16 7. Olahraga Dengan rutin melakukan olahraga maka kadar VO 2 maksimal dapat diperbaiki sekitar 5-20%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,pada usia 65-74 13

yang rutin berolahraga selama 6 bulan dapat meningkat kadar VO 2 maksimal sekitar 18% 16 2. Daya Tahan Otot Daya tahan otot adalah suatu kemampuan otot dalam melakukan kontraksi dalam waktu yang lama dan mampu cepat pulih setelah mengalami kelelahan.pada saat berlari ataupun ketika melakukan aktivitas berat. Ketika sedang beristirahat,otot akan mempergunakan oksigen dengan kecepatan lebih lambat sekitar 10-20 kali dibandingkan ketika otot sedang bekerja. Ketika otot sedang bekerja,maka akan membutuhkan suplai oksigen tambahan yang tidak hanya berasal dari curah jantung saja akan tetapi juga membutuhkan peningkatan aliran darah ke otot yang secara drastis 17 Pengaliran darah ke otot yang sedang bekerja membutuhkan peningkatan curah jantung maka akan terjadi dua perubahan pada pembuluh darah yaitu 17 : a. Membesarkan pembuluh darah yang sedang bekerja b. Membuat pembuluh darah menjadi sempit sehingga akan menyebabkan aliran darah menjadi berkurang dan kemudian pembuluh darah akan dibiarkan melebar agar alirannya menjadi besar kembali Ketika sedang beristirahat,aliran darah tungkai sekitar (5 ml darah / 100 gram otot) / menit. Misalnya pada otot hamstring memilki berat 600 gram,maka aliran darah yang mengalirinya adalah 30 ml/ menit. Saat melakukan aktivitas berat seperti lari berenang,aliran darah pada otot hamstring meningkat 15 kali lipat menjadi kira-kira sampai 450 ml/menit 18 14

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat daya tahan seseorang yaitu 18 : a. Aktivitas fisik Dengan berolahraga secara rutin selama 1 minggu maka kekuatan dan ketahan otot dapat dipertahankan secara kontinyu. Ketika bed rest selama 12 minggu maka akan menurunkan kekuatan dan ketahanan otot sebesar 40% b. Kualitas dari otot Didalam unit paling terkecil (mikroskopis) dari otot akan mempengaruhi dari kualitas kontraksi otot itu sendiri. Ketika berkontraksi secara minimal maka otot akan mampu bekerja dengan durasi yang lebih lama dibanding dengan kontraksi otot yang secara maksimal c. Kontraksi otot Ketika otot melakukan kontraksi secara terus menerus maka akan mengurangi cadangan energi dan akan menyebabkan kekuatan kontraksinya lama kelamaan menjadi menurun d. Inervasi dan Vaskularisasi Didalam proses vaskularisasi ini yang mempunyai fungsi untuk menghantarkan oksigen dan nutrisi ke dalam otot untuk menghasilkan energi dan akan menimbulkan durasi aktivitas kerja otot yang lama Pada proses inervasi, rangsang yang diterima oleh saraf sensorik lalu diteruskan ke sistem saraf pusat dan kemudian diteruskan kembali oleh saraf motorik untuk dapat menggerakkan otot. e. Cadangan glikogen Tingkat kelelahan ditentukan oleh adanya cadangan glikogen didalam otot,dimana cadangan glikogen tersebut akan dipakai sebagai bahan pembuatan energi untuk melakukan suatu aktivitas 15

f. Jenis kelamin Otot laki-laki lebih besar daripada wanita,menjelang remaja hormon testosteron akan menambah massa otot dibandingkan hormon estrogen yang justru menambah jaringan lemak g. Asupan Nutrisi Asupan nutrisi yang tepat akan berpengaruh terhadap cadangan glikogen didalam otot. Diet tinggi lemak akan meberikan dampak yang sedikit terhadap cadangan glikogen dibandingkan dengan diet tinggi protein A. Tipe Daya Tahan Otot Tipe daya tahan otot dibagi tiga berdasarkan metabolisme otot : a. Power endurance Sumber energi yang didapatkan berasal dari sistem fosfagen. Daya tahan ini berlangsung sangat singkat kurang dari 30 detik dan fungsinya untuk menjaga daya ledak otot suapaya tetap tinggi 19 b. Short term endurance Sumber energi yang didapatkan berasal dari sistem glikogen-asam laktat. Daya tahan ini hanya untuk kontraksi otot jangka pendek dan berlangsung singkat berkisar 30 detik sampai 2 menit 19 c. Long term endurance Sumber energi yang didapatkan berasal dari sistem aerobik. Daya tahan ini dipakai untuk kontraksi otot yang berlangsung lama lebih dari 2 menit dan digunakan ketika olahraga yang berlangsung lama 19 16

B. Fisiologi Otot Rangka a. Metabolisme Otot Rangka ATP diperlukan ketika otot berkontraksi yang bergantung pada jumlah energi. ATP yang tersedia didalam otot meskipun otot tersebut sudah terlatih dengan baik daya tahan ototnya hanya akan bertahan sekitar 3 detik. Agar ATP dapat dibentuk maka dibutuhkan suatu sistem metabolisme.sistem metabolisme otot dibagi menjadi tiga yaitu : a) Sistem fosfagen Pada sistem fosfagen ini adalah gabungan dari dua proses,yang pertama adalah fosfokreatin dipecah menjadi kreatin dan ion fosfat. Saaat terjadi pemecahan ini energi yang dihasilkan sangat besar yang berasal dari ikatan fosfat. Yang kedua adalah ADP dan AMP yang diubah jadi ATP dengan bantuan ikatan fosfat yang mempunyai banyak energi oleh fosfokreatin 20 b) Sistem glikogen dan asam laktat Pada sistem ini prinsipnya adalah glikogen dipecah jadi glukosa untuk digunakan sebagai energi pada otot. Sistem glikogen dan asam laktat terdiri dari dua tingkatan,yaitu gikolisis dan juga oksidatif 20 Glikolisis dalam metabolismenya tidak menggunakan oksigen dan disebut sebagai metabolism anaerobik. Pemecahan dua molekul asam piruvat dibentuk oleh molekul glukosa yang dibarengi dengan pembentukan 4 molekul ATP oleh karena pelepasan energi dari tiap masing-masing molekul glukosa 20 Pada tahapan oksidatif asam piruvat mulai masuk kedalam mitokondria sel otot. Oksigen akan berikatan dengan asam piruvat untuk membentuk molekul ATP yang lebih banyak. Jika selama tahap oksidatif jumlah oksigen tidak mencukupi maka asam piruvat sebagian besar akan diubah jadi asam laktat. Kemudian asam laktat akan mengubah AMP jadi 17

ADP yang kemudian diproses jadi ATP dengan cara asam laktat akan berdifusi dari sel otot ke jaringan interstitial 20 c) Sistem aerobik Sistem aerobik akan menghasilkan energi karena proses oksidasi bahan makanan didalam mitokondria. Bahan makanan yang digunakan seperti seperti asam lemak,glukosa,dan asam amino. Bahan makanan tersebut akan berikatan dengan oksigen dan mengubah AMP dan ADP jadi ATP dengan melepaskan energi yang besar 20 Untuk membandingkan penyaluran energi pada ketiga sistem tersebut dalam pembentukan ATP/mol adalah sebagai berikut : Mol ATP/menit Sistem fosfagen 4 Sistem glikogen-asam laktat 2,5 Sistem aerobic 1 Tabel 1. Pembentukan ATP/mol pada sistem fosfagen,glikogen-asam laktat,dan sistem aerobic 20 Untuk nilai relatif pada tingkat daya tahan pada ketiga sistem tersebut adalah sebagai berikut: Waktu Sistem fosfagen 8-10 detik Sistem glikogen-asam laktat 1,3 sampai 1,6 menit Sistem aerobic Waktu tak terbatas (selama nutrisi tersedia) Tabel 2.Nilai relatif untuk tingkat daya tahan pada sistem fosfagen,sistem glikogen-asam laktat dan sistem aerobic 20 18

b. Mekanisme Kontraksi Otot 21 a) Ketika terjadi rangsangan maka akan menyebabkan terjadinya potensial aksi di sepanjang saraf motorik yang berujung pada serabut otot b) Pada setiap ujungnya,saraf akan mensekresi substansi neurotransmitter yaitu berupa asetilkolin dalam jumlah yang sedikit c) Asetilkolin akan bekerja pada membran serabut ototuntuk mebuka kanal Na + -K + pada protein membrane d) Dengan terbukanya kanal Na + -K + maka ion Na akan mengalir ke dalam membrane serabut otot yang nantinya akan menyebabkan terjadinya suatu potensial aksi suatu membran e) Potensial aksi akan mengalir didalam mebran serabut otot yang caranya hamper sama dengan potensial aksi yang mengalir sepanjang membran serabut saraf f) Potensial aksi yang berada di membran serabut otot akan menimbulkan depolarisasi dan pada pusat serabut otot terdapat banyak aliran listrik yang potensial yang nantinya akan menyebabkan terlepasnya ion kalsium oleh retikulum sarkoplasmayang sudah tersimpan didalam retikulum g) Ion-ion kalsium ini akan menyebabkan kekuatan tarik menarik antar filament aktin dan myosin dan keduanya akan bergeser dan terjadilah suatu kontraksi h) Setelah terjadi beberapa detik,ion-ion kalsium akan dipompa kembali oleh pompa Ca ++ kedalam retikulum sarkoplasma dan ion-ion tersebut tetap disimpan dalam retikulum hingga potensial aksi otot yang baru muncul lagi. Terjadinya pengeluaran ion Ca dari serabut otot atau myofibril akan menyebabkan proses relaksasi dan kontraksi otot terhenti 19

c. Macam Kontraksi Otot Otot dengan daya tahan yang baik dapat melakukan kontraksi kontraksi sebagai berikut : a) Kontraksi konsentris Atau nama lainnya adalah kontraksi phasik. Cara kontraksinya adalah salah satu ujung otot menarik tulang dan menggerakannya pada sendi dan satu ujungnya lagi terfikasi 22 b) Kontraksi eksentris Setelah otot mengalami kontraksi konsentris maka otot akan kembali keposisi semula secara pelan-pelan dan bertahap 22 c) Kontraksi statis Atau nama lainnya adalah kontraksi tonus. Otot mengalami kontraksi secara sebagian atau seluruhnya dan tanpa mengalami perubahan bentuk seperti panjang ataupun diameternya 22 C. Kekuatan Otot Kekuatan adalah suatu kemampuan seseorang dalam menggunakan otot saat menerima beban.kekuatan otot adalah suatu bagian penting dari kemapuan untuk meningkatkan kondisi fisik seseorang.ini dapat diakibatkan oleh karena halhal berikut : Kekuatan dapat melindungi seseorang dari adanya cedera 23 a. Aktivitas fisik dapat digerakkan dengan adanya kekuatan b. Dengan kekuatan maka ketika berlari akan menjadi kencang, menendang dan melempar akan menjadi jauh Dalam melakukan aktivitas olahraga, kekuatan otot tungkai dan kadar VO 2 maksimal memegang peranan penting. Terdapat beberapa faktor mempengaruhi kekuatan otot yaitu 24 : a. Usia b. Asupan zat gizi c. Tipe serabut otot 20

d. Tipe kontraksi otot e. Jenis kelamin f. Biomekanika g. Keadaan zat dalam otot seperti glikogen,atp dan suhu otot yang berhubungan dengan simpanan energi Kekuatan otot dapat ditentukan dari ukurannya, dalam suatu potonga melintang otot dengan daya kontraktilitas yang maksimal berkisar 3-4 kg/cm 2 Seseorang yang membesarkan ototnya melalu program latihan dan memiliki suplai testosteron normal maka akan kekuatan ototnya akan bertambah 24 Pengukuran kekuatan otot dapat menggunakan alat yang bernama Leg and Back Dynamometer. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam melakukan penilain terhadap kekuatan otot: 25 a. Berdiri diatas Leg and Back Dynamometer dengan posisi tangan memegang handel/pegangan,tubuh dalam posisi tegak dan kaki sedikit dilipat membentuk sudut 45 o b. Panjang rantai dapat disesuaikan dengan kebutuhan c. Handel ditarik dengan meluruskan lutut sampai berdiri dalam posisi tegak d. Dilakukan hingga 3 kali e. Pencatatan dilakukan ketika jumlah berat yang paling banyak diantara semua angkatan 21

Gambar 1. Pemeriksaan Kekuatan Otot menggunakan Leg and Back Dynamometer D. Anatomi Otot Hamstring Otot hamstring merupakan sekumpulan otot yang terdiri dari m. biceps femoris, m. semitendinosus, m semimebranosus.letak dari otot hamstring ini berada di daerah posterior dari tungkai atas. Otot hamstring memiliki origo pada m. gluteus maximuspada pelvis dan memiliki insersio pada os tibia.otot hamstring diinervasi oleh N. Ischiadicus.Otot hamstring mempunyai fungsi menggerakan gerakan lutut untuk fleksi dan menggerakan sendi panggul untuk ekstensi dimana fungsinya mampu membantu kinerja m. gluteus maximus 26 Gambar 2. Anatomi otot hamstring 26 22

Berikut ini adalah perbandingan origo,insersio,persarafan,asal saraf,dan fungsi dari masing-masing bagian otot hamstring : 27 Nama Otot Origo Insersio Persarafan Asal Saraf Fungsi M. Semitendinosus Tuber Ischiadicum Bagian atas permuka an medial corpus tibiae Pars Tibialis n. ischiadicus L5,S1,S 2 M.Biceps Caput Caput Caput L5,S1,S femoris longum: fibulae longum 2 tuberositas :pars ischiadicum tibialis Caput dari brevis:linea n.ischiadic aspera,crista us supracondyla Caput Melakukan fleksi dan rotasi medial dari tungkai bawah pada articulatio genus dan juga mengekstensik an tungkai atas pada articulation coxae Melakukan fleksi dan rotasi tungkai bawah pada articulation genus,caput longum juga mengekstensik ris lateralis brevis: an tungkai atas dari corpus Pars pada femoris peroneus articulation 23

communis dari n. ischiadicus coxae M. Semimembrano Tuber ischiadicum Condylus medialis Pars tibialis L5,S1,S 2 Membuat fleksi dan sus tibiae n.ischiadic rotasi medial us tungkai bawah pada sendi lutut dan juga mengekstensik an tungkai atas pada articulation coxae Keterangan: yang dicetak dengam huruf tebal adalah asal syaraf yang paling utama Tabel 3. Perbandingan origo,insersio,persarafan, asal saraf,dan fungsi dari masingmasing bagian otot hamstring 27 E. Hubungan VO 2 Maksimal Dan Daya Tahan Lari 400 Meter Paru -paru ketika beraktivitas akan memerlukan oksigen untuk prosesmetabolisme dalam tubuh. Kemudian oksigen di paru - paru ini akan diedarkan ke seluruh jaringan sel darah dan akan berikatan dengan hemoglobin. Sel sel ini membutuhkan oksigen untuk menghasilkan ATP ( Adenosine Triphospate ). Ketika lari yang membutuhkan asupan oksigen yang banyak maka kerja otot akan berada dalam kerja yang maksimal, sehingga otot dalam berkontraksi membutuhkan ATP yang berasal dari sistem aerobik. Sistem aerobik yang menggunakan oksigen sebagai pengikat dari asam lemak,glukosa,dan asam amino yang berada didalam otot 24

untuk diubah menjadi ATP.ATP yang dihasilkan oleh sistem aerobik adalah 1 mol ATP/ menit, meskipun energi yang dihasilkan sedikit akan tetapi dalam penggunaannya dapat digunakan untuk aktivitas dalam durasi yang lama. Dengan demikian maka semakin tinggi VO 2 maksimal ( asupan oksigen) maka kinerja otot akan semakin baik pula 28 F. Hubungan Kekuatan Otot Hamstring Terhadap Ketahanan Lari 400 Meter Kekuatan otot terutama dalam sistem gerak adalah dalam wujud gerakan dan dorongan.dalam lari 400 meter yang mebutuhkan durasi dan jarak yang lama membutuhkan suatu kontraksi otot daerah tungkai yang baik.terutama pada daerah otot hamstring yang pada semua fase dalam berlari ikut aktif terlibat di dalamnya. Kontraksi otot mebutuhkan ATP yang dapat diperoleh dari metabolsime aerob maupun an aerob. Kekuatan otot yang baik dapat diperoleh dengan melakukan pemanasan fisik. Pemanasan fisik dilakukan sebelum latihan yang bertujuan mempersiapkan organ tubuh agar mampu menerima beban yang berat ketika melakukan olahraga. Pemanasan fisik diperlukan karena ketika beristirahat fungsi sistem organ masih dalam inersia tertentu dan sebaiknya fungsi sistem organ tidak dinaikkan secara tiba-tiba. Tanda jika tubuh sudah siap untuk menerima beban antara lain detak jantung yang meningkat, tubuh mengeluarkan keringat. Pemanasan yang benar akan mengurangi terjadinya cedera atau kelelahan otot 28 Dengan pemanasan fisik maka aliran darah yang kaya nutrisi dan oksigen akan mengalir ke dalam otot sehingga siap untuk bekerja lebih keras, selain itu juga pemanasan dapat meregangkan otot-otot sehingga ketika olahraga meminimalisir terjadinya kram atau cedera. Ketika aliran darah yang kaya oksigen mengalir didalam otot, otot akan mampu berkontraksi dalam jangka yang lama sehingga ketika kontraksi otot baik maka kekuatan otot yang dihasilkan semakin baik pula 25

Gambar 3. Fase fase dalam lari 28 Tabel 4. Penggunaan Otot dalam Fase Lari 28 26

B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep VO 2 maksimal dan kekuatan otot hamstring Ketahanan lari 400 meter D. Hipotesis Ada hubungan antara VO 2 maksimal dan kekuatan otot hamstring terhadap ketahananan lari 400 meter pada atlet lari di Kota Semarang 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Tempat : Atlet Lari di Kota Semarang Ruang Lingkup Waktu : Desember 2016 Januari 2017 Ruang Lingkup Keilmuan : Ilmu Faal dan Kedokteran Olahraga B. DesainPenelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode observasional analitik dengan menjelaskan hubungan variable bebas dan variable terikat dengan menggunakan uji hipotesis C. PopulasidanSampel 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua atlet lari dikota Semarang 2. Sampel a. Kriteria Inklusi Seluruh atlet lari di Kota Semarang yang bersedia menjadi responden b. Kriteria Ekslusi 1. Atlet lari yang mempunyai riwayat penyakit kardiorespirasi 2. Atlet lari yang sedang menderita cedera pada ekstremitas inferior 3. Atlet lari yang tidak bersedia menjadi responden 28

3. BesarSampel Dari keseluruhan atlet lari di Kota Semarang yang berjumlah 49 orang maka keseluruhan sampel akan dijadikan objek penelitian 4. Tekhnik Sampling Pada penelitian ini memakai caratotal Sampling, data diperoleh dari observasi langsung pada responden D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian a. Variabel bebas : VO 2 maksimal dan kekuatan otot hamstring b. Variabel terikat : daya tahan lari 400 meter 2. Definisi Operasional Variabel VO 2 maksimal DefinisiOperasi onal Volume oksigen yang dihirup semaksimal mungkin ketika melakukan aktifitas berat salah satunya lari AlatUkur Cara Ukur HasilUkur Skala Stopwatch,sp irometri lintasan lari atletik 400 meter 1. Menggunaka nmetode Copper Test.Responden berlari selama 12menit dan ketika waktu berhenti maka dijumlah jarak yang ditempuh dengan rumus VO 2 max= X meter 504,9 44,73 2. Pemakaian spirometri dengan cara memasukkan mouthpiece kedalam mulut A.Metode Copper Test 1.Sangat baik: >51,31 2.Baik: 42,36-51,31 3.Sedang: 37,89 42,34 4.Kurang: 24,48 37,89 5.Kurang sekali: < 24,48 B. Spirometri 1. Baik : 3,3 3,5 Liter 2. Sedang : 3,0 3,29 Liter 3. Buruk : < 3,0 Liter Ordin al 29

dan responden tarik nafas sampai batas maksimal kemudian hembuskan secara perlahan Kekuatanot othamstring Kemampuan otot hamstring dalam menerima beban ketika melakukan aktifitas Leg dynamometer Berdiri diatas papan dynamometer kaki dengan tangan memegang pada pegangangan dynamometer dan kedua kaki agak menekuk dengan punggung posisi lurus dan lutut berusaha diluruskan 1. Sangat baik : >209 2. Baik:177-208 3. Sedang: 126-176 4. Kurang :91-125 5. Kurang sekali : <91 Ordin al Daya tahanlari 400 meter Kemampuan seseorang dalam berlari lama dan mampu mempertahanka n performanya Lintasan lari atletik 400 meter dan stopwatch Lari dari garis start hingga garis finish 1.Sangat baik : > 2800 meter 2.Baik: 2400 2800 meter 3. Sedang : 2200 2399 meter 4. Kurang : 1600 2199 meter 5. Kurang sekali : < 1600 meter Ordi nal E. Pengambilan Data Tekhnik pengambilan data menggunakan data primer dan dengan cara observasi secara langsung terhadap responden 30

F. AlurPenelitian Perijinan PASI kota Semarang Pengambilan data Pencatatan Data Pengolahan Data G. Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis untuk melibatkan satu variable dan masing-masing variable bebas dan variable terikat 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variable bebas dan variable terikat.analisis pada penelitian ini untuk melihat adanya hubungan antarakadar VO 2 maksimal dan kekuatan otot hamstring terhadap ketahanan lari 400 meter menggunakan ujichi Square 31

H. Pengolahan Data Data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis menggunakan aplikasi didalam komputer,meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing Adalah suatu tahap atau langkah yang bertujuan untuk memeriksa kembali data yang telah diperoleh.pada hal ini peneliti memeriksa kembali data primer yang didapat apakah sesusai dengan tujuan penelitian 2. Coding Data yang telah didapatkan lalu diberi kode untuk mempermudah dalam pengolahan data Variabel Kategori Kode VO 2 maksimal Sempurna Sangat baik Baik: Sedang Kurang: Kurang sekali 1 2 3 4 5 6 Kekuatan Hamstring Otot Ketahanan Lari 400 meter Sangat baik Baik Sedang Kurang Kurang sekali Baik Buruk 1 2 3 4 5 1 2 3. Processing Adalah suatu proses memasukkan data kedalam program yang ada di dalam komputer 4. Cleaning Adalah suatu proses mengecek kembali apakah data yang diperoleh apakah sudah valid ataukah belum 32

I. Jadwal Penelitian NO 1 2 3 4 5 Tahun 2016-2017 Kegiatan Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Penyusuan Proposal Penelitian Seminar Proposal Penelitian Pelaksanaan Penelitian Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan Seminar Hasil Penelitian 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Lapangan Tri Lomba Juang dan Lapangan Jatidiri di Kota Semarang pada bulan Desember 2016 Januari 2017. Berdasarkan observasi yang dilakukan sebelum penelitian, Lapangan Tri Lomba Juang merupakan salah satu lapangan atletik yang berada di daerah Kota Semarang Hasil penelitian mengenai hubungan VO 2 maksimal dan kekuatan otot hamstring terhadap ketahanan lari 400 m pada atlet lari di Kota Semarang yang telah dilakukan metode cross sectional sesuai periode penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan Berdasarkan hasil penelitian, jumlah sampel yang diteliti sebanyak 49 orang dengan metode total sampling 1. Analisis Univariat Pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yang digunakan untuk mengkaji mengenai hasil penelitian berdasarkan masing-masing variabel yaitu VO 2 maksimal, kekuatan otot hamstring dan daya tahan lari 400 meter. Tabel 4.1 Deskripsi Komponen Objek Penelitian NO Komponen Objek Penelitian 1 VO 2 maksimal ( Copper Test) Frekuensi Persentase ( % ) a. Sangat Baik 4 8,2 b. Baik 31 63,3 c. Sedang 14 28,6 d. Kurang - - e. Kurang Sekali - - 34

2 VO 2 maksimal (spirometri) a. Baik 35 71,4 b. Sedang 14 28,6 c. Buruk - - 3 Kekuatan otot hamstring a. Sangat Baik 4 8,2 b. Baik 27 55,1 c. Sedang 18 36,7 d. Kurang - - e. Kurang Sekali - - 4 Daya Tahan Lari 400 meter a. Sangat Baik 4 8,2 b. Baik 31 63,3 c. Sedang 14 28,6 d. Kurang - - e. Kurang Sekali - - Tabel di atas menunjukkan hasil penelitian mengenai distribusi frekuensi komponen penelitian meliputi VO 2 maksimal, kekuatan otot hamstring dan daya tahan lari 400 meter. Sampel yang memiliki VO 2 maksimal dengan kategori sangat baik sebanyak 4 orang (8,2%), dengan kategori VO 2 maksimal baik sebanyak 31 orang (63,3%), serta dengan kategori VO 2 maksimal sedang sebanyak 14 orang (28,6%), tidak didapatkan responden yang memiliki VO 2 maksimal kurang dan kurang sekali. Dengan demikian mayoritas sampel penelitian memiliki VO 2 maksimal dalam kategori baik. Pada pengukuran VO 2 maksimal menggunakan spirometri didapat sampel yang memiliki VO 2 maksimal dalam kategori baik sebanyak 35 orang (71,4%). Adapun sampel yang memiliki VO 2 maksimal dalam kategori sedang sebanyak 14 orang (28,6%) dan tidak didapatkan atlet dengan VO 2 buruk.pada pengukuran kekuatan otot, sampel yang memiliki kekuatan otot sangat baik sebanyak 4 orang (8,2%), sampel yang memiliki kekuatan otot baik sebanyak 27 orang (55,1%), serta sampel yang memiliki kekuatan otot sedang sebanyak 18 orang (36,7%), dan tidak ditemukan responden dengan kekuatan otot 35

kurang dan kurang sekali. Dengan demikian mayoritas sampel penelitian memiliki kekuatan otot dalam kategori baik. Pada pengukuran daya tahan lari 400 meter didapat hasil penelitian bahwa sampel yang memiliki daya tahan lari sangat baik sebanyak 4 orang (8,2%), sampel yang memiliki daya tahan lari baik sebanyak 31 orang (63,3%), serta sampel yang memiliki daya tahan lari sedang sebanyak 14 orang (28,6%), dan tidak didapatkan responden dengan daya tahan kurang dan kurang sekali. Dengan demikian mayoritas sampel penelitian memiliki daya tahan lari dalam kategori baik. 2. Analisis Bivariat Pada analisis bivariat ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti. a. Hubungan VO 2 maksimal ( Copper Test ) dengan Kekuatan otot hamstring. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square, dapat diperoleh hubungan antara VO 2 maksimal dengan Kekuatan otot hamstring, sebagai berikut : Tabel 4.2 Hubungan antara VO 2 maksimal dengan Kekuatan otot hamstring Kekuatan Otot Hamstring Jumlah Analisis Bivariat sangat baik Baik Sedang n (%) n (%) n (%) n (%) Nilai p VO 2 maks sangat baik 4 100 - - - - 4 100 Baik - - 27 87,1 4 12,9 31 100 Sedang - - - - 14 100 14 100 0,000 Jumlah 4 8,2 27 55,1 18 36,7 49 100 36

Tabel di atas menunjukkan hubungan antara VO 2 maksimal dengan Kekuatan otot hamstring. Sampel yang memiliki VO 2 maksimal sangat baik dan memiliki kekuatan otot hamstring sangat baik terdapat 4 orang (100%). Sampel yang memiliki VO 2 maksimal baik dan memiliki kekuatan otot hamstring baik terdapat 27 orang (87,1%). Sampel yang memiliki VO 2 maksimal baik dan memiliki kekuatan otot hamstring sedang terdapat 4orang (12,9%). Sampel yang memiliki VO 2 maksimal sedang dan memiliki kekuatan otot hamstring sedang pula terdapat 14 orang (100%). Sedangkan secara statistik pola hubungan tersebut diuji menggunakan uji analisis chi square dengan hasilnya berupa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari batas signifikansi yang ditentukan yakni sebesar 0,05 atau ( 0,000 < 0,05). Dengan hasil demikian dapat diartikan bahwa ada hubungan antara VO 2 maksimal dengan Kekuatan otot hamstring. b. Hubungan VO 2 Maksimal (Spirometri) Dengan Kekuatan Otot Hamstring Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square, dapat diperoleh hubungan antara VO 2 maksimal (alat ukur) dengan Kekuatan otot hamstring, sebagai berikut : Tabel 4.3 Hubungan antara VO 2 maksimal (spirometri) dengan Kekuatan otot hamstring Analisis Bivariat Kekuatan Otot Hamstring sangat baik Baik sedang Jumlah n (%) n (%) n (%) n (%) Nilai p VO 2 maks (spirometri) Baik 4 11,4 27 77,1 4 11,4 35 100 sedang - - - - 14 100 14 100 0,000 Jumlah 4 8,2 27 55,1 18 36,7 49 100 37

Tabel di atas menunjukkan hubungan antara VO 2 maksimal (alat ukur) dengan Kekuatan otot hamstring. Sampel yang memiliki VO 2 maksimal baik dan memiliki kekuatan otot hamstring sangat baik terdapat 4 orang (11,4%). Sampel yang memiliki VO 2 maksimal baik dan memiliki kekuatan otot hamstring baik pula terdapat 27 orang (77,1%). Sampel yang memiliki VO 2 maksimal baik dan memiliki kekuatan otot hamstring sedang terdapat 4 orang (11,4%). Sampel yang memiliki VO 2 maksimal sedang dan memiliki kekuatan otot hamstring sedang pula terdapat 14orang (100%). Sedangkan secara statistik pola hubungan tersebut diuji menggunakan uji analisis chi square dengan hasilnya berupa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari batas signifikansi yang ditentukan yakni sebesar 0,05 atau (0,000<0,05). Dengan hasil demikian dapat diartikan bahwa ada hubungan antara VO 2 maksimal (alat ukur) dengan Kekuatan otot hamstring c. Hubungan VO 2 maksimal ( spirometri ) dengan Daya tahan lari 400 meter. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square, dapat diperoleh hubungan antara VO 2 maksimal( spirometri) dengan Daya tahan lari 400 meter, sebagai berikut : Tabel 4.4 Hubungan antara VO 2 maksimal ( spirometri) dengan Daya tahan lari 400 meter Analisis Bivariat Daya tahan lari 400 meter Jumlah sangat Baik Sedang baik n (%) n (%) n (%) n (%) Nilai p VO 2 maks (spirometri) Baik 4 11,4 31 88,6 - - 31 100 sedang - - - - 14 100 14 100 0,000 Jumlah 4 8,2 31 63,3 14 28,6 49 100 38

Tabel di atas menunjukkan hubungan antara VO 2 maksimal ( spirometri ) dengan daya tahan lari 400 meter. Sampel yang memiliki VO 2 maksimal baik dan memiliki daya tahan lari 400 meter sangat baik terdapat 4orang (11,4%). Sampel yang memiliki VO 2 maksimal baik dan memiliki Daya tahan lari 400 meter baik pula terdapat 31 orang (100%).Sampel yang memiliki VO 2 maksimal sedang dan memiliki daya tahan lari 400 meter sedang pula terdapat 14 orang (100%). Sedangkan secara statistik pola hubungan tersebut diuji menggunakan uji analisis chi square dengan hasilnya berupa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari batas signifikansi yang ditentukan yakni sebesar 0,05 atau (0,000<0,05). Dengan hasil demikian dapat diartikan bahwa ada hubungan antara VO 2 maksimal VO 2 maksimal ( spirometri ) dengan daya tahan lari 400 meter d. Hubungan VO 2 Maksimal( Copper Test ) Dengan Daya Tahan Lari 400 Meter. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square, dapat diperoleh hubungan antara VO 2 maksimal dengan Daya tahan lari 400 meter, sebagai berikut : meter Tabel 4.5 Hubungan antara VO 2 maksimal dengan Daya tahan lari 400 Analisis Bivariat Daya tahan lari 400 meter Jumlah sangat baik Baik Sedang n (%) n (%) n (%) n (%) Nilai p VO 2 maks sangat baik Baik 4-100 - - 31-100 - - - - 4 31 100 100 Sedang - - - - 14 100 14 100 Jumlah 4 8,2 31 63,3 14 28,6 49 100 0,000 39

Tabel di atas menunjukkan hubungan antara VO 2 maksimal dengan Daya tahan lari 400 meter.sampel yang memiliki VO 2 maksimal sangat baik dan memiliki Daya tahan lari 400 meter sangat baik terdapat 4 orang (100%).Sampel yang memiliki VO 2 maksimal baik dan memiliki Daya tahan lari 400 meter baik pula terdapat 31 orang (100%).Sampel yang memiliki VO 2 maksimal sedang dan memiliki Daya tahan lari 400 meter sedang pula terdapat 14 orang (100%). Sedangkan secara statistik pola hubungan tersebut diuji menggunakan uji analisis chi square dengan hasilnya berupa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari batas signifikansi yang ditentukan yakni sebesar 0,05 atau (0,000<0,05). Dengan hasil demikian dapat diartikan bahwa ada hubungan antara VO 2 maksimal dengan Daya tahan lari 400 meter e. Hubungan Kekuatan Otot Hamstring Dengan Daya Tahan Lari 400 Meter. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square, dapat diperoleh hubungan antara Kekuatan otot hamstring dengan Daya tahan lari 400 meter, sebagai berikut : Tabel 4.6 Hubungan antara Kekuatan otot hamstring dengan Daya tahan lari 400 meter Analisis Bivariat Daya tahan lari 400 meter Jumlah sangat Baik Sedang baik n (%) n (%) n (%) n (%) Nilai p Kekuatan otot hamstring sangat baik 4 100 - - - - 4 100 Baik - - 27 100 - - 27 100 Sedang - - 4 22,2 14 77,8 18 100 0,000 Jumlah 4 8,2 31 63,3 14 28,6 49 100 40

Tabel di atas menunjukkan hubungan antara Kekuatan otot hamstring dengan Daya tahan lari 400 meter. Sampel yang memiliki Kekuatan otot hamstring sangat baik dan memiliki Daya tahan lari 400 meter sangat baik pula terdapat 4 orang (100%). Sampel yang memiliki Kekuatan otot hamstring baik dan memiliki Daya tahan lari 400 meter baik pula terdapat 31orang (100%). Sampel yang memiliki Kekuatan otot hamstring baik dan memiliki Daya tahan lari 400 meter sedang terdapat 4 orang (22,2%). Sampel yang memiliki Kekuatan otot hamstring sedang dan memiliki Daya tahan lari 400 meter sedang pula terdapat 14 orang (77,8%). Sedangkan secara statistik pola hubungan tersebut diuji menggunakan uji analisis chi square dengan hasilnya berupa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari batas signifikansi yang ditentukan yakni sebesar 0,05 atau (0,000<0,05). Dengan hasil demikian dapat diartikan bahwa ada hubungan antara Kekuatan otot hamstring dengan Daya tahan lari 400 meter. B. PEMBAHASAN 1. Hubungan VO 2 Maksimal Dengan Kekuatan Otot Hamstring Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara VO 2 maksimal dengan Kekuatan otot hamstring dengan nilai prevalensi sebesar 0,000 (< 0,05). Pemanasan yang benar akan mengurangi terjadinya cedera atau kelelahan otot. 28 Dengan pemanasan fisik maka aliran darah yang kaya nutrisi dan oksigen akan mengalir ke dalam otot sehingga siap untuk bekerja lebih keras, selain itu juga pemanasan dapat meregangkan otot-otot sehingga ketika olahraga meminimalisir terjadinya kram atau cedera. Ketika aliran darah yang kaya oksigen mengalir didalam otot, otot akan mampu berkontraksi dalam jangka yang lama sehingga ketika kontraksi otot baik maka kekuatan otot yang dihasilkan semakin baik pula 41

Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa otot yang sedang bekerja ketika lari membutuhkan oksigen 10 20 kali lebih cepat dibanding waktu istirahat maka tubuh selain meningkatkan curah jantung juga akan meningkatkan sirkulasi darah ke otot yang sedang bekerja. Semakin banyak aliran darah ke otot yang sedang bekerja maka akan mengakibatkan peningkatan kontraksi dari otot. Kualitas kontraksi otot membutuhkan kekuatan yang bagus dari otot tersebut. Semakin lama kontraksi dengan cepat maka kekuatan otot tersebut semakin bagus pula 2. Hubungan VO 2 Maksimal Dengan Daya Tahan Lari 400 Meter Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara VO 2 maksimal dengan Daya tahan lari 400 meter dengan nilai prevalensi sebesar 0,000 (< 0,05). Ketika lari yang membutuhkan asupan oksigen yang banyak maka kerja otot akan berada dalam kerja yang maksimal, sehingga otot dalam berkontraksi membutuhkan ATP yang berasal dari sistem aerobik. ATP tersebut diperoleh dari suatu metabolisme otot dalam kinerjanya. Daya tahan dapat dipengaruhi salah satunya oleh faktor sistem kardiorespirasi yang dapat diukur menggunakan kadar VO 2 maksimal. VO 2 maksimal merupakan hirupan oksigen secara maksimal ketika melakukan aktivitas yang berat. Semakin besar kapasitas paru dalam menghirup oksigen maka semakin besar kadar VO 2 maksimal nya.oksigen ini akan digunakan oleh otot untuk melakukan kontraksi. Lari yang membutuhkan kerja paru untuk menghirup oksigen yang banyak dan membutuhkan durasi lama akan menyebabkan otot otot membutuhkan kontraksi yang bagus dengan bantuan oksigen untuk metabolismenya maka dibutuhkan daya tahan yang bagus. Semakin banyak oksigen yang dihirup maka akan semakin baik pula kontraksi otot sehingga daya tahan ( tingkat tubuh untuk kembali dari rasa lelah) juga semakin baik 42

Hal ini didukung oleh penelitian Syarifah Ulpiati (2011). Penelitian tersebut membandingkan antara kontribusi VO 2 maksimal, panjang tungkai dan power otot tungkai terhadap hasil lari sprint 100 meter dan menunjukkan hasil yang berhubungan antara VO 2 maksimal, panjang tungkai dan power otot tungkai terhadap hasil lari sprint 100 meter 3. Hubungan Kekuatan Otot Hamstring Dengan Daya Tahan Lari 400 Meter Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Kekuatan otot hamstring dengan Daya tahan lari 400 meter dengan nilai prevalensi sebesar 0,000 (< 0,05). Dalam lari 400 meter yang mebutuhkan durasi dan jarak yang lama membutuhkan suatu kontraksi otot daerah tungkai yang baik. Terutama pada daerah otot hamstring yang pada semua fase dalam berlari ikut aktif terlibat di dalamnya. Kontraksi otot mebutuhkan ATP yang dapat diperoleh dari metabolsime aerob maupun an aerob yang diperoleh dari asupan oksigen 28 C. KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan dari penelitian ini adalah desain penelitian cross sectional dan adanya faktor- faktor lain yang tidak diteliti. Penggunaan desain cross sectional dipengaruhi oleh faktor waktu dalam melakukan penelitian. Penelitian kedepannya dapat menambahkan waktu dalam pengambilan data 43

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ada hubungan antara VO 2 maksimal dengan kekuatan otot hamstring 2. Ada hubungan antara VO 2 maksimal dengan daya tahan lari 400 meter 3. Ada hubungan antara kekuatan otot hamstring berhubungan dengan daya tahan lari 400 meter B. Saran 1. Bagi Atlet Lebih mengoptimalkan kemampuan VO 2 maksimal serta kekuatan otot guna meningkatkan kemampuan daya tahan lari. Serta pentingnya pemanasan fisik sebagai bentuk persiapan daya kerja otot agar lebih maksimal 2. Bagi Peneliti Lainnya Untuk lebih mengkaji lagi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan lari lainnya 44

DAFTAR PUSTAKA 1. Samihardja J. Peranan ilmu-ilmu kedokteran dalam peningkatan prestasi olah raga.dalam buku : Simposium dan diskusi panel peningkatan prestasi olah raga: Semarang. 1985 2. Djoko I. Pedoman Praktis Berolahragauntuk Kebugaran dankesehatan, Yogyakarta :Andi Offset. 2005 3. Sajoto.Pengembangan dan Pembinaan Kekuatan kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.1995 4. Sharkey BJ. Kebugaran & Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003 5. Suharno HP. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung :PT. Karya Ilmu. 1993 6. Bompa TO.Periodization: Theory and Methodology of Training, 4 th Edition. Kendall/Hunt: Publishing Company.1999 7. Ismaryati. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2011 8. Afriwardi.Ilmu Kedokteran Olahraga.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran Olahraga EGC. 2011 9. Sadoso S.Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992 10. Sajoto. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan kondisi fisik. Semarang: Effhar dan Dahara Prize. 2002 45

11. Sudarno SP. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Dekdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.1992 12. Hairy J. Fisiologi Olahraga Jilid I.Jakarta: Depdikbud. 1992. 13. Vander. Human Physiology :The Respiratory System. In :Human Physiology The Mechanism of Body Function, 8nd ed. Boston : McGraw Hill; 2001. p.18. 14. Fox SI. Respiratory Physiology :The Respiratory System. In : Fox SI. Human Physiology, 8th ed. Kota : McGraw-Hill; 2003. p. 480. 15. Guyton AC,Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11 th ed.jakarta:egc. 2007; 1121 16. Fox SI. Respiratory Physiology :Hemoglobin and Oxygen Transport. In : Fox SI. Human Physiology, 8th ed. Kota : McGraw-Hill; 2003. p. 504-5. 17. Kathleen L K,Jonathan K. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Advent Indonesia. 1992 18. Dede K. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012 19. Astrand PD, Rodahl K..Texbook of Work Physiological Basic of Exercise.New York: Mc.Graw Hill Brooks Company. 1986 20. Guyton AC,Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11 th ed.jakarta:egc. 2007 ; 112-4 21. Guyton AC,Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11 th ed.jakarta: EGC.2007 ; 76 46

22. Muryono S.Anatomi Fungsional Sistem Lokomosi (Pengantar Kinesiologi). Semarang:Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.2001 23. Yoda IK. Buku Ajar Peningkatan Kondisi Fisik.Singaraja: IKIP Negeri. 2006 24. Ngurah N.Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: UNUD. 1998 25. Albertus F,Feruq M.Tes dan Pengukuran dalam Olahraga.Yogyakarta:Penerbit Andi. 2014 26. Netter, Frank H.Atlas of Human Anatomy 25 th edition.jakarta:egc.2014 27. Snell RS.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa 6 th ed.jakarta:egc. 2006 28. Fox L, Bowers R, Foss M. The Physiological Basic of Physical Education and Athletics. New York : Saunders College Publishing. 1988 DAFTAR LAMPIRAN 47

Lampiran 1 A. Data penelitian Sampel VO 2 Maksimal ( Copper Test ) VO 2 Maksimal (spirometri) Kekuatan Otot Hamstring Ketahanan Lari ( meter ) Kategori VO 2 Maksimal ( Copper Test ) Kategori VO 2 Maksimal ( spirometri ) Kategori Kekuatan Otot Kategori Ketahan Lari 1 43.4182875 3.3 183 2447 BAIK BAIK BAIK BAIK 2 49.36507937 3.43 180 2713 BAIK BAIK BAIK BAIK SANGAT SANGAT SANGAT 3 51.55600268 3.45 221 2811 BAIK BAIK BAIK BAIK 4 43.28414934 3.39 205 2441 BAIK BAIK BAIK BAIK 5 46.7493852 3.46 197 2596 BAIK BAIK BAIK BAIK 6 50.68410463 3.36 196 2772 BAIK BAIK BAIK BAIK 7 42.50167673 3.32 202 2406 BAIK BAIK BAIK BAIK 8 39.8636262 3.27 174 2288 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 9 40.8249497 3.15 169 2331 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SANGAT SANGAT SANGAT 10 53.16566063 3.36 216 2883 BAIK BAIK BAIK BAIK 11 41.1602951 3.27 173 2346 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 12 38.65638274 3.17 151 2234 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 13 47.80013414 3.41 203 2643 BAIK BAIK BAIK BAIK SANGAT SANGAT SANGAT 14 53.29979879 3.44 210 2889 BAIK BAIK BAIK BAIK 15 45.85513078 3.35 202 2556 BAIK BAIK BAIK BAIK 16 50.84059915 3.42 207 2779 BAIK BAIK BAIK BAIK 17 42.47932037 3.31 205 2405 BAIK BAIK BAIK BAIK 18 41.98748044 3.23 164 2383 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 19 48.26961771 3.38 178 2664 BAIK BAIK BAIK BAIK 20 44.89380729 3.39 193 2513 BAIK BAIK BAIK BAIK 21 38.90230271 3.21 146 2245 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 22 39.39414263 3.07 177 2267 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 23 39.88598256 3.19 165 2289 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 24 43.37357478 3.31 199 2445 BAIK BAIK BAIK BAIK 25 46.34697071 3.46 206 2578 BAIK BAIK BAIK BAIK 26 50.77353007 3.36 188 2776 BAIK BAIK BAIK BAIK 27 39.84126984 3.26 143 2287 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 28 43.46300022 3.47 185 2449 BAIK BAIK BAIK BAIK 29 45.87748715 3.36 187 2557 BAIK BAIK BAIK BAIK 48

30 48.38139951 3.44 199 2669 BAIK BAIK BAIK BAIK 31 50.50525374 3.38 205 2764 BAIK BAIK BAIK BAIK 32 41.20500782 3.06 170 2348 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 33 44.51374916 3.46 175 2496 BAIK BAIK SEDANG BAIK 34 49.342723 3.31 201 2712 BAIK BAIK BAIK BAIK 35 40.46724793 3.14 174 2315 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 36 46.36932707 3.37 175 2579 BAIK BAIK SEDANG BAIK 37 41.18265146 3.17 164 2347 BAIK SEDANG SEDANG SEDANG 38 44.87145093 3.4 197 2512 BAIK BAIK BAIK BAIK 39 49.65571205 3.47 180 2726 BAIK BAIK BAIK BAIK 40 42.68052761 3.45 177 2414 BAIK BAIK SEDANG BAIK 41 48.40375587 3.39 179 2670 BAIK BAIK BAIK BAIK 42 45.00558909 3.34 207 2518 BAIK BAIK BAIK BAIK 43 39.21529175 3.16 149 2259 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG 44 51.04180639 3.33 170 2788 BAIK BAIK SEDANG BAIK SANGAT SANGAT SANGAT 45 53.5233624 3.42 217 2899 BAIK BAIK BAIK BAIK 46 48.58260675 3.46 191 2678 BAIK BAIK BAIK BAIK 47 49.63335569 3.31 179 2725 BAIK BAIK BAIK BAIK 48 46.54817796 3.48 182 2587 BAIK BAIK BAIK BAIK 49 39.01408451 3.25 157 2250 SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG B. Klasifikasi data penelitian No. Komponen Objek Penelitian Frekuensi Prosentase (%) 1. VO 2 maksimal ( Copper Test) a. Sangat Baik b. Baik c. Sedang d. Kurang e. Kurang sekali 4 31 14 - - 8,2 63,3 28,6 - - 2. VO 2 maksimal (spirometri); a. Baik b. Sedang c. Buruk 35 14-71,4 28,6-3. Kekuatan otot hamstring; a. Sangat Baik b. Baik 4 27 8,2 55,1 49

c. Sedang d. Kurang e. Kurang sekali 4. Daya tahan lari 400 meter; a. Sangat Baik b. Baik c. Sedang d. Kurang e. Kurang sekali 18 - - 4 31 14 - - 36,7 - - 8,2 63,3 28,6 - - Lampiran 2 50

Analisis Univariat VO2 Max ( Copper Test ) Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Baik 4 8.2 8.2 8.2 Baik 31 63.3 63.3 71.4 Sedang 14 28.6 28.6 100.0 Total 49 100.0 100.0 VO2 Max ( spirometri ) Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 35 71.4 71.4 71.4 Sedang 14 28.6 28.6 100.0 Total 49 100.0 100.0 Kekuatan Otot Hamstring 51

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Baik 4 8.2 8.2 8.2 Baik 27 55.1 55.1 63.3 Sedang 18 36.7 36.7 100.0 Total 49 100.0 100.0 Ketahanan Lari 400 meter Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Baik 4 8.2 8.2 8.2 Baik 31 63.3 63.3 71.4 Sedang 14 28.6 28.6 100.0 Total 49 100.0 100.0 52

Lampiran 3 Analisis Bivariat A. VO2 Max ( Copper Test )terhadap Kekuatan Otot Crosstabulation Kekuatan Otot Sangat Baik Baik Sedang Total VO2 Max Sangat Baik Count 4 0 0 4 % within VO2 Max 100.0%.0%.0% 100.0% Baik Count 0 27 4 31 % within VO2 Max.0% 87.1% 12.9% 100.0% Sedang Count 0 0 14 14 % within VO2 Max.0%.0% 100.0% 100.0% Total Count 4 27 18 49 % within VO2 Max 8.2% 55.1% 36.7% 100.0% 53

Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 82.194 a 4.000 Likelihood Ratio 64.438 4.000 Linear-by-Linear Association 38.315 1.000 N of Valid Cases 49 a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,33. B. VO2 Max ( Copper Test) terhadap Ketahanan Lari Crosstab Ketahanan Lari Sangat Baik Baik Sedang Total VO2 Max Sangat Baik Count 4 0 0 4 % within VO2 Max 100.0%.0%.0% 100.0% Baik Count 0 31 0 31 % within VO2 Max.0% 100.0%.0% 100.0% Sedang Count 0 0 14 14 % within VO2 Max.0%.0% 100.0% 100.0% Total Count 4 31 14 49 % within VO2 Max 8.2% 63.3% 28.6% 100.0% 54

Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 98.000 a 4.000 Likelihood Ratio 83.507 4.000 Linear-by-Linear Association 48.000 1.000 N of Valid Cases 49 a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,33. C. VO2 Max (spirometri ) terhadap Kekuatan Otot Crosstab Kekuatan Otot Sangat Baik Baik Sedang Total VO2 Max (alat ukur) Baik Count 4 27 4 35 % within VO2 Max (alat ukur) 11.4% 77.1% 11.4% 100.0% Sedang Count 0 0 14 14 % within VO2 Max (alat ukur).0%.0% 100.0% 100.0% Total Count 4 27 18 49 % within VO2 Max (alat ukur) 8.2% 55.1% 36.7% 100.0% 55

Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 33.756 a 2.000 Likelihood Ratio 39.561 2.000 Linear-by-Linear Association 26.667 1.000 N of Valid Cases 49 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,14. D. VO2 Max ( spirometri ) terhadap Ketahanan Lari Crosstab Ketahanan Lari Sangat Baik Baik Sedang Total VO2 Max (alat ukur) Baik Count 4 31 0 35 % within VO2 Max (alat ukur) 11.4% 88.6%.0% 100.0% Sedang Count 0 0 14 14 % within VO2 Max (alat ukur).0%.0% 100.0% 100.0% Total Count 4 31 14 49 % within VO2 Max (alat ukur) 8.2% 63.3% 28.6% 100.0% 56

Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 49.000 a 2.000 Likelihood Ratio 58.630 2.000 Linear-by-Linear Association 37.344 1.000 N of Valid Cases 49 a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,14. E. Kekuatan Otot Terhadap Ketahanan Lari Crosstab Ketahanan Lari Sangat Baik Baik Sedang Total Kekuatan Otot Sangat Baik Count 4 0 0 4 % within Kekuatan Otot 100.0%.0%.0% 100.0% Baik Count 0 27 0 27 % within Kekuatan Otot.0% 100.0%.0% 100.0% Sedang Count 0 4 14 18 % within Kekuatan Otot.0% 22.2% 77.8% 100.0% Total Count 4 31 14 49 % within Kekuatan Otot 8.2% 63.3% 28.6% 100.0% 57

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 82.194 a 4.000 Likelihood Ratio 64.438 4.000 Linear-by-Linear Association 38.315 1.000 N of Valid Cases 49 a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,33. 58

Lampiran 4 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITI Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Usia : Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai peserta penelitian yang dilakukan Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Dokter yang bernama Seva Renando Wizara Putra, NIM : H2A013001 dengan judul Hubungan VO 2 Maksimal dan Kekuatan Otot Hamstring Terhadap Ketahanan Lari 400 Meter pada Atlet Lari di Kota Semarang Adapun segala informasi yang saya berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Tanda tangan di bawah ini menunjukan bahwa saya telah diberi penjelasan dan menyatakan setuju serta bersedia untuk menjadi responden. Semarang,... 2016 Responden ( ) 59

Lampiran 5 KUESIONER HUBUNGAN VO 2 MAKSIMAL DAN KEKUATAN OTOT HAMSTRING TERHADAP KETAHANAN LARI 400 METER PADA ATLET LARI di KOTA SEMARANG Nomor Kuesioner Tanggal Wawancara Nomor Responden :.... :... :... Jenis Kelamin &Usia :... Petunjuk Pengisian 1. Bacalah baik baik setiap butir seluruh alternative jawaban 2. Dimohon semua butir pertanyaan dapat dijawab dan tidak ada yang terlewatkan sesuai dengan pengalaman responden selama aktif berenang 3. Berilah tanda silang ( x ) pada salah satu alternative jawaban A. RIWAYAT PENYAKIT KARDIORESPIRASI 1. Pernahkah anda mendengar suara mengi (seperti suara bersiul) pada dada anda yang muncul jika berhubungan dengan perubahan suhu udara (hujan) atau terhirup debu dan lain-lain? a. Ya b. Tidak 60

2. Dalam 1 tahun ini, pernahkah anda terbangun dari tidur akibat suara mengi? a. Pernah b. Tidak pernah 3. Apakah suara mengi itu pernah terdengar dalam 1 tahun ini? a. Ya b. Tidak 4. Apakah anda pernah berobat ke dokter dan didiagnosis menderita asma? a. Ya b. Tidak 5. Apakah 1 tahun ini pernah terdengar suara mengi dari dada anda saat sedang beraktivitas ataupun setelah beraktivitas? a. Ya b. Tidak 6. Apakah anda pernah mengalami sesak nafas saat berbaring dan berkurang ketika duduk atau berdiri? a. Ya b. Tidak 7. Apakah dalam 1 tahun ini, anda pernah menderita sesak nafas, batuk kering di saat malam hari? a. Ya b. Tidak 8. Apakah anda seorang perokok? a. Ya b. Tidak 61

9. Apakah anda berolahraga 3 kali dalam seminggu? a. < 3 kali dalam seminggu b. > 3 kali dalam seminggu 10. Apakah anda rutin memeriksa kadar gula darah dalam satu bulan? a. Ya selalu b. Tidak selalu 11. Apakah anda rutin memeriksa kadar tekanan darah dalam satu bulan? a. Ya selalu b. Tidak selalu 12. Apakah anda memiliki riwayat penyakit darah tinggi? a. Ya b. Tidak 13. Apakah anda memiliki riwayat penyakit kencing manis? a. Ya b. Tidak 14. Apakah anda rutin mengatur pola makan? a. Ya b. Tidak 15. Apakah anda mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol? a. Ya b. Tidak 16. Apakah Anda rutin mengkonsumsi sayuran dan buah- buahan? a. Ya selalu b. Tidak selalu 17. Apakah anda pernah mengalami nyeri dada secara mendadak dan berlangsung terus menerus dan berlangsung lebih dari 30 menit dan terasa seperti di tusuk - tusuk? a. Ya b. Tidak 62

18. Apakah nyeri dada yang anda rasakan menjalar ke daerah lengan kiri, bahu dan leher? a. Ya b. Tidak 19. Apakah anda pernah mengalami nyeri dada secara mendadak dan berlangsung kurang dari 15 menit dan nyeri terasa seperti di tusuk tusuk? a. Ya b. Tidak B. PEMANASAN FISIK AWAL 1. Apakah anda selalu melakukan pemanasan fisik awal sebelum berlari? a. Ya Selalu b. Tidak Selalu 2. Apakah pada waktu melakukan pemanasan fisik awal anda selalu mengawali dengan berjalan-jalan atau jogging? a. Ya Selalu b. Tidak Selalu 3. Apakah pada waktu pemanasan fisik awal anda selalu melakukan peregangan pada daerah kepala? a. Ya Selalu b. Tidak Selalu Gambar 1. Peregangan kepala 63

Gambar 2. Peregangan kepala 4. Apakah pada waktu pemanasan fisik awal anda selalu melakukan peregangan pada daerah lengan? a. Ya Selalu b. Tidak Selalu Gambar 3. Peregangan lengan 5. Apakah pada waktu pemanasan fisik awal anda selalu melakukan peregangan pada daerah badan dan pinggang? a. Ya Selalu b. Tidak Selalu 64

Gambar 4. Peregangan daerah badan 6. Apakah pada waktu pemanasan fisik awal anda selalu melakukan peregangan pada kaki Gambar 4. Peregangan kaki Gambar 5. Peregangan paha 65

Gambar 6. Peregangan kaki a. Ya Selalu b. Tidak Selalu 7. Apakah andaa mengeluarkan keringat setelah melakukan pemanasan fisik awal tersebut? a. Ya b. Tidak 8. Apakah andaa melakukan pemanasan fisik awal ( < 15 menit) setiap kali akan berlari? a. Ya Pernah b. Tidak Pernah 9. Apakah andaa selalu melakukan pemanasan fisik awal ( 15 menit ) setiap kali akan berlari? a. Ya Selalu b. Tidak Selalu 10. Apakah posisi anda duduk saat melakukan pemanasan fisik awal? a. Ya b. Tidak 66

11. Apakah anda melakukan latihan atau olahraga lari > 3 kali atau > 6 jam dalam seminggu? a. Ya b. Tidak F. CEDERA EKSTREMITAS INFERIOR 1. Apakah saat ini daerah paha belakang anda sakit ketika digerakkan? a. Ya b. Tidak 2. Apakah saat ini di daerah pergelangan kaki anda terjadi pembengkakan, warna kemerahan, dan sakit ketika digerakkan? a. Ya b. Tidak 3. Apakah saat ini di daerah lutut anda sakit ketika digerakkan? a. Ya b. Tidak 4. Apakah anda saat ini mengalami kesakitan ketika untuk berjalan? a. Ya b. Tidak 67

Lampiran 6 68

Lampiran 7 69

Lampiran 8 70

Lampiran 9 Gambar 1. Spirometri Gambar 2.Leg dynamometer 71

Gambar 3. Proses pengisian kuesioner Gambar 4. Proses pengukuran kekuatan otot hamstring menggunakan leg dyanamometer 72

Gambar 5. Proses pengukuran VO 2 maksimal menggunakan spirometri 73