BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IVGAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kalianda

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II TANJUNG GUSTA MEDAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN. informan adalah orang-orang yang memiliki kapasitas dalam memberikan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB III HASIL PENELITIAN TENTANG CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG SIDOARJO. Jenderal Sutoyo Medaeng Waru Sidoarjo. Rumah tahanan negara kelas I

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

BAB IV PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Denah Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa KANTOR PU TEMPAT TEMU BESUK KANTIN

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA KASUS ASUSILA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAENG SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB ANAK PEKANBARU LAPAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar ke-empat di dunia,

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Sragen

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan tersebut terjadi dikarenakan berbagai macam faktor yang

BAB II DESKRIPSI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIB PEKANBARU. Saat ini Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Pekanbaru berada di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambon melalui peraturan tentang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Letak geografis dan sejarah Lembaga Pemasyarakatan Klas II A

RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB DUMAI Jl. Pemasyarakatan No. 01 Bumi Ayu - Dumai RUTAN DUMAI

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I CIPINANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB III GAMBARAN UMUM. A. Lokasi dan Kondisi Fisik Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB. Secara umum Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya

PROFIL PEJABAT LAPAS KELAS IIA PEKANBARU

JURNAL HUKUM PEMENUHAN HAK MENDAPAT PENDIDIKAN BAGI ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN YANG BERADA DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. landasan pendiriannya yang telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

III. METODE PENELITIAN. memperoleh data empiris melalui penelitian (Didi Atmadilaga,1997: 125).

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambarann Umum Lembaga Pemasyarakatan. yang menunjukkan adanya tendensi kriminologen-kriminologen baru

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITAN. A. Sejarah Lapas Wanita Kelas II.A Palembang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR

Hasil analisis dari 6 pranata sosial yang ada di desa Haurwangi:

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM

KECAMATAN BOJONGLOA KALER Jalan Kopo Nomor 258 Telp. (022) Bandung 40233

PROSES PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A KEROBOKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SIDOARJO

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA TANJUNG GUSTA MEDAN

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DAN TUJUAN SISTEM BASIS DATA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH DESA ADISARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lapas.Terdapat Petugas Rutan yang membantu operasional Rutan. pembinaan, dan juga pengamanan. Mereka melakukan tugas sesuai job

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Gambaran Umum Rumah Tahanan Kelas I Surabaya. 1. Sejarah Singkat Rumah tahanan Kelas I Surabaya.

2011, No persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B /2427/ M.PAN-RB / 10/2011 tanggal 11 Oktober 2

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB V. A. Proses Pendampingan dan Pembinaan Narapidana. pekerjaan sosial, memfasilitasi orang agar mampu memberdayakan dirinya

Nomor : W15.PAS.PAS19.PK Mei 2017 Lampiran : --- Perihal : Atensi atas Laporan Pengaduan keluarga Narapidana An.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Umum tentang Lembaga Pemasyarakatan Sleman

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB II GAMBARAN UMUM RUTAN KLAS II B SERANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G

BAB III PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1) Identitas Sekolah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG

Institute for Criminal Justice Reform

PP 58/1999, SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

Auditorium Sekt OKKABUN & Sekret PMB Kamtibkes + RS CC

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

BAB III REMISI BAGI TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PP NO 99 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PP NO 32 TAHUN 1999 TENTANG

Transkripsi:

52 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui 4.1.1 Lokasi Penelitian Gambar 1. Lapas Wanita Kelas IIA Way Hui Lokasi penelitian adalah Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Wanita Kelas IIA Way Hui Sukarame Bandarlampung, yaitu rumah yang digunakan untuk memasyarakatan warga binaan yang belum ataupun sudah divonis bersalah dalam tindakan pidana yang dilakukannya. Lembaga Pemasyarakatan ini diperuntukan bagi tahanan binaan khusus untuk warga binaan berjenis kelamin wanita. Lapas ini terletak di Jalan Ryacudu Way Hui Sukarame Bandarlampung.

53 4.1.2 Sejarah Singkat Lapas Wanita Kelas IIA Way Hui Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Bandarlampung, didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.03-PR.07.03 Tahun 2007 tanggal 23 Februari 2007 dan sejak 4 Februari 2008 telah dioperasionalkan oleh Kepala kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan warga binaan Pemasyarakatan sebanyak 10 orang oindahan dari Rumah Tahanan Kelas I Bandarlampung. 4.2 Visi dan Misi A. Visi Terwujudnya petugas lapas yang profesional, handal dan tanggung jawab untuk mewujudkan pulihnya kesatuan hubungan hidup penghidupan dan kehidupan warga binaan pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan mahluk Tuhan YME. B. Misi 1. Melaksanakan prrogram pembinaan secara berdaya guna, tepat sasaran dan memiliki prospek ke depan. 2. Meningkatkan kemitraan dengan instansi terkait dalam program pembangunan kepribadian dan kemandirian warga binaan pemasyarakatan. 3. Mewujudkan pelayanan prima dalam rangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta kemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.

54 4.3 Struktur dan Kepengurusan Lapas Wanita Kelas IIA Way Hui KALAPAS KASUBAG TATA USAHA KAUR KEPSO & KEUANGAN KAUR UMUM KEPALA KPLP KASI BINADIK KASI KBARTAN KERJA KASI KEAMANAN & KAMTIB STAF KPLP KASUBSI REGISTRASI KASUBSI SARANA KERJA KASUBSI KEAMANAN Gambar 2 KASUBSI BIMASWAT KASUBSI BIMBINGAN KERJA KASUBSI PORTATIB

55 Dari struktur organisasi diatas, tugas dan fungsi pejabat sructural dan petugas Lapas Wanita Kelas IIA Bandarlampung dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Mengkordinasi pembina dan kegiatan, administrasi, keamanan, dan tata tertib serta bertanggung jawab atas tata usaha yang meliputi urusan kepegawaian, keuangan dan rumah tangga sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka pencapaian tujuan pemasyarakatan narapidana dan anak didik. 2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Mengkoordinasikan urusan tata usaha dan rumah tangga lapas. 3. Kepala Urusan Kepegawaian dan Keuangan. Bertugas melakukan semua urusan yang berhubungan dengan kepegawaian dan keuangan di lapas. 4. Kepala Urusan Umum. Bertugas dalam urusan surat menyurat, perlengkapan lapas dan urusan rumah tangga lembaga pemasyarakatan. 5. Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik. Memberikan bimbingan dan kegiatan-kegiatan narapidana lapas. 6. Kepala Sub Seksi Registrasi Melakukan pencatatan dan membuat statistic serta dokumentasi sidik jari narapidana. 7. Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Membimbing dalam kegiatan anak didik seperti penyuluhan rohani, latihan olahraga, peningkatan pengetahuan, asimilasi, dan memeberikan perawatan bagi narapidana.

56 8. Kepala Seksi Kegiatan Kerja. Memberikan bimbingan kerja, memberikan saran kerja dan mengelola hasil kerja. 9. Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelola Hasil Kerja. Memberikan petunjuk dan bimbingan latihan kerja bagi narapidana dan anak didik serta mengelola hasil kerja. 10. Kepala Sub Seksi Sarana Kerja. Memberikan fasilitas dan sarana untuk kerja. 11. Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib. Mengatur jadwal tugas, penggunaan perllengkapan dan pembagian tugas pengamanan yang bertugas serta menyususn laporan berkala di bidang keamanan dan menegakan tata tertib. 12. Kepala Sub Seksi Keamanan. Mengatur jadwal tugas, penggunaan perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan. 13. Kepala Sub Seksi Pelaporan dan Tata Tertib. Menganalisa laporan harian dan berita acara dari satuan pengamanan yang bertugas serta menyusun laporan berkala di bidang keamanan dan penegakan tata tertib. 14. Kepala Kesehatan Pengamanan Lapas. Bertugas menjaga keamanan dan tata tertib. KPLP bertanggung jawab langsung kepada KALAPAS.

57 15. Petugas Keamanan Bertugas melakukan penjagaan terhadap narapidana serta mengawasi keamanan sesuai dengan pembagian regu. 4.4 Data Narapidana Lembaga Pemasyarakatan wanita Kelas II A Bandar Lampung 4.4.1 Kelompok Narapidana Berdasarkan Pendidikan Terakhir Narapidana Lembaga pemasyarakatan Wanita Kelas II A Bandarlampung masih didominasi dengan mereka yang tingkat pendidikan yang lumayan rendah, sehingga tidak banyak pilihan kerja bagi mereka dan itu dapat merangsang tingkat kriminalitas cendrung meningkat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

58 Tabel : Kelompok Narapidana Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Terakhir Jumlah 1. Tidak Tamat SD 1 2. SD 22 3. SMP 37 4. SMA/ SMK 84 5. DI / DIII 6 6. S1 7 7. S2 1 Jumlah 158 Orang Sumber: Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Bandarlampung. Data diatas merupakan data narapidana wanita tindak pidana umum dengan narapidana kasus narkotika. Dari hasil observasi dan wawancara didapat data untuk tingkat narapidana baik pidum maupun narkotika ditemukan bahwa lulusan SMA merupakan kelompok narapidana berdasarkan pendidikan terakhir yang paling banyak pada Lapas Wanita Kelas IIA Way Hui Bandarlampung. Lulusan SMA yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang selanjutnya dan belum dapat mendapatkan pekerjaan memicu para narapidana yang berjenjang pendidikan SMA ini untuk memiliki penghasilan dengan jalan pintas yakni menjalani menjadi pengguna, kurir, bandar narkoba hingga melakukan tindak pidana lainnya.

59 4.4.2 Kelompok Narapidana Berdasarkan Profesi. Berdasarkan data bagian penjagaan narapidana Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Bandarlampung berupa daftar warga binaan diketahui bahwa narapidana masih didominasi dengan ibu rumah tangga dan pekerjaan yang berpenghasilan yang kurang mencukupi. Untuk lebih jelasnya tertera pada table dibawah ini: No. Pekerjaan Jumlah 1. Ibu Rumah Tangga 63 2. Wiraswasta 27 3. Pegawai / PNS 8 4. Pedagang 7 5. Petani atau Nelayan 5 6. Pelajar / Mahasiswa 2 7. Karyawan Swasta 8. Honorer 1 9. Tuna Karya 10 10. Lain lain 14 Jumlah 158 Orang Sumber: Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Bandarlampung. Data diatas merupakan data narapidana wanita tindak pidana umum dengan narapidana kasus narkotika. Dari hasil observasi dan wawancara didapat data untuk tingkat narapidana baik pidum maupun narkotika ditemukan bahwa narapidana yang dulunya menjadi ibu rumah tangga memiliki jumlah yang paling tinggi pada Lapas Wanita Kelas IIA Way Hui Bandar lampung. Ibu

60 rumah tangga yang kesehariannya banyak memiliki waktu luang untuk dapat mengurusi keluarganya, dan kebanyakan dari data tersebut bahwa faktor ekonomi, dimana kurangnya pemasukan pada keluarga mereka, memberikan rangsangan yang signifikan guna memperoleh penghasilan tambahan dengan cara yang bersentuhan dengan pelanggaran hukum baik pidana umum maupun yang bersinggungan dengan narkotika. 4.4.3 Kelompok Narapidana Berdasarkan Agama Berdasarkan data bagian penjagaan narapidana Lapas Wanita Kelas II A Bandarlampung berupa daftar warga binaan pemasyarakatan diketahui bahwa narapidana beragama islam tercatat paling banyak, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini: No. Agama Jumlah 1. Islam 146 2. Kristen / Katolik 11 3. Hindu 1 4. Budha Total 158 Orang Sumber: Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Bandarlampung. Data diatas merupakan data narapidana wanita tindak pidana umum dengan narapidana kasus narkotika. Dari hasil observasi dan wawancara didapat data untuk tingkat narapidana baik pidum maupun narkotika ditemukan bahwa narapidana beragama islam sangat mendominasi pada Lapas Wanita Kelas IIA

61 Way Hui Bandarlampung. Negara Indonesia yang memang memiliki pemeluk agama islam yang menjadikan Indonesia menjadi negara dengan pemeluk agama yang mayoritas islam. Dengan perbandingan perbedaan diantara agama-agama lainnya yang ada di Indonesia merupakan salah satu faktor dan faktor kurangnya pendidikan agama yang belum cukup membuat para pelaku narapidana untuk menjauhi tindak-tindak yang bertentangan dengan agama dan hukum yang berlaku. 4.5 Sarana Pembinaan dan Jadwal Kegiatan Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Bandarlampung 1. Sarana Pembinaan Kegiatan Kemandirian. Kerajinan tangan yang diberikan kepada narapidana adalah membuat kerajinan seperti, membuat mote-mote, gantungan kunci, tempat tisu, memasak, membuat kue, menjahit pakaian dan lain-lain. Sarana yang tersedia meliputi senar, mote-mote, mesin jahit, benang, bahan pakaian, kompor, juga diberikan bahan-bahan perlengkapan serta diberikan ruangan khusus masing-masing program kemandiriannya. 2. Sarana Pembinaan Kegiatan Keagamaan Narapidana. Tersedia sebuah masjid yang digunakan untuk sholat serta pendidikan islam hingga proses penceramahan dengan perlengkapan seperti pengeras suara, mimbar, karpet, tikar, sejadah, al-qur an hingga buku-buku bernuansa keagamaan. Tidak hanya mushola saja, pada lapas ini juga tersedia gereja untuk kegiatan keagamaan para narapidana yang memeluk agama kristen dan katolik yang dapat dipergunakan untuk kebaktian dan ibadah setiap harinya.

62 3. Sarana Pembinaan Pertanian, Peternakan dan Perikanan. Tersedia lahan dibelakang blok-blok yang berada di dalam tembok sebagai tempat mereka menanam tumbuhan singkong, adanya kolam yang selama ini diperuntukan untuk membudidayakan ikan lele serta adanya kandang ayam yang difungsikan untuk kegiatan peternakan. 4. Sarana Pembinaan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Kegiatan kesadaran berbangsa juga dilakukan di LAPAS ini, yaitu dengan diadakannya upacara bendera pada setiap Senin dan kegiatan pramuka yang diadakan pihak LAPAS. 5. Jadwal Kegiatan Narapidana di LAPAS Wanita Kelas IIA. Menurut data seksi bimbingan pemasyarakatan dan perawat yang diperoleh dari LAPAS Wanita Kelas IIA Way Hui Bandarlampung dengan jadwal kegiatan sehari-hari yang menjadi rutinitas di LAPAS adalah sebagai berikut: a. Kegiatan tiap hari-nya: 1. Bangun, Mandi dan Sholat Subuh 05.00 WIB 2. Makan Pagi 07.00 WIB 3. Kegiatan Bimke & kamtib 08.30 WIB 4. Keg. Perpus, Kebaktian dan Islam 09.00 WIB 5. Makan Siang 11.30 WIB 6. Dzuhuran 12.00 WIB 7. Makan Sore 16.30 WIB 8. Kegiatan Lain -

63 b. Kegiatan kerajinan tangan, pertanian, peternakan dan perikanan dapat dilakukan setiap hari oleh narapidana yang telah terdaftar sebagai anggota pada bidang masing-masing secara tetap. c. Belajar Membaca Al-Qur an dan keagamaan diadakan pada setiap harinya d. Kegiatan olahraga yang diadakan pada hari selasa dan jumat seperti olahraga voly, bulu tangkis dan tenis meja. e. Kegiatan therapy community (TC) pada hari selasa, kamis dan sabtu bagi narapidana katolik. f. Adanya pemeriksaan medis dengan waktu yang tidak tetap. g. Konseling pada ibu asuh, diadakan hampir tiap harinya. 4.6 Tugas Pokok dan Fungsi 1. Tugas Pokok Lapas Wanita Melaksanakan pemasyarakatan terhadap narapidanan atau anak didik wanita. 2. Fungsi Lapas Wanita a. Melakukan pembinaan dan perawatan narapidana atau anak didik wanita. b. Memberikan bimbingan, kemandirian, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja. c. Melakukan bimbingan kepribadian (bimbingan sosial, kerohanian, budi pekerti, etika, kesadaran hukum dan pengetahuan umum) terhadap narapidana atau anak didik. d. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata terib di Lapas. e. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.