BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian melihat ke belakang, yaitu melihat apa yang telah dihasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan diketahuinya informasi tentang tujuan dari anggaran sebagai feed forward

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai dampak yang besar terhadap perencanaan tujuan dan

BAB I PENDAHULUAN. antara fakta dan teori. Keputusan tersebut merupakan penafsiran dari hal-hal

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan dalam jangka pendek yang dinyatakan dalam unit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang. Anggaran menjadi alat manajerial yang umum digunakan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir. Contohnya, penelitian yang dilakukan oleh Huang dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage).

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi kinerja manajer puncak kemudian digunakan sebagai dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu. terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dengan teori-teori berikut ini (Shield dan Shield, 1998 dalam Sumarno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

PENDAHULUAN. lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam

CHRISTINE PRAMITA W.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa literatur akuntansi manajemen telah memberi perhatian yang sangat

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

BAB II TELAAH TEORI. Locke, Teori ini menjelaskan hubungan antara tujuan yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) pada kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

MAYA PURNASARI B

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat manajemen yang digunakan untuk mengendalikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi pada sektor publik menuju ke arah yang lebih fleksibel

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. fleksibel dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

Agar anggaran itu tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan. kinerja yang baik antara atasan dan bawahan, pegawai dan pimpinan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan suatu unsur atau bagian penting dalam sebuah

PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Definisi Reliance on Multiple Performance Measure (RMPM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses

BAB I PENDAHULUAN. (2004), Setiap entitas pencari laba ataupun nirlaba bisa mendapatkan manfaat dari

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi-fungsinya. Peranan tersebut ditujukan pada seseorang yang

Skripsi Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu

ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Kajian teoritis yang digunakan di dalam penelitian ini sebagai dasar asumsi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bersaing dengan kompetitornya. manfaat bersaing adalah sesuatu yang dapat didukung. Hopwood (1976);

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil pengujian penelitian, metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Anggaran mungkin menjadi salah satu alat pengambilan keputusan paling penting bagi suatu organisasi. Menurut Kenis (1979), anggaran bukan sekedar rencana finansial mengenai biaya dan pendapatan dalam suatu pusat pertanggungjawaban, tetapi juga berfungsi sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja, serta motivasi. Anggaran memiliki lingkup pengaruh yang besar bagi individu, unit bisnis, serta level struktur dan proses makro perusahaan (Covaleski et al., 2003). Anggaran menjadi faktor penting dalam perusahaan, oleh karena itu diperlukan peran para manajer untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi anggaran telah lebih dari 50 tahun diteliti dan menjadi topik menarik yang sampai saat ini masih terus dikembangkan. Partisipasi anggaran merupakan salah satu bidang penelitian yang paling komprehensif dalam penelitian mengenai perilaku. Beragam faktor yang mempengaruhi perilaku pelaku anggaran menjadi alasan partisipasi anggaran dikatakan sebagai kajian 1

2 yang komprehensif. Penelitian partisipasi anggaran kemudian dikategorikan dalam studi akuntansi manajemen. Penelitian yang berkaitan dengan partisipasi anggaran pertama kali dilakukan oleh C. Argyris pada tahun 1952. Peneltian Argyris, yang berjudul The Impact of Budget on People yang disponsori the Controllership Foundation, menjadi pionir dalam sejarah penelitian akuntansi keperilakuan. Penelitian Argyris dilatarbelakangi oleh sistem perusahaan yang menimbulkan ketidakpuasan karyawan. Hasil penelitian Argyris tersebut menyatakan bahwa tekanan yang dihadapi karyawan dalam pencapaian target anggaran mampu menghasilkan perilaku disfungsional seperti ketegangan kerja dan rendahnya motivasi karyawan yang dapat mengakibatkan turunnya kinerja individual (Brownell dan McInnes, 1986). Temuan Argyris memunculkan pengembangan penelitian serupa mengenai hubungan partisipasi anggaran dan kinerja, yang dikutip dari penelitian Breaux (2011) yaitu Hopwood, 1972; Milani, 1975; Otley, 1978; Kenis, 1979; Merchant, 1981; Brownell, 1982a; dan Murray, 1990. Partisipasi anggaran memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap kinerja dan kepuasan kerja. Pernyataan tersebut didasarkan pada argumen secara normatif (Argyris, 1952; Becker dan Green, 1962; dalam Adler dan Reid, 2008). Penjelasan hubungan yang diharapkan untuk partisipasi anggaran dan kinerja tergantung pada teori yang mendasarinya. Beberapa teori yang sering digunakan yaitu teori keagenan (agency theory), teori penetapan tujuan (goal setting theory), dan teori kontingensi

3 (contingency theory). Teori keagenan dalam partispasi anggaran umumnya menguji hubungan estimasi yang bias dalam penganggaran (budgetary slack). Agen mengharapkan kompensasi insentif terhadap pekerjaannya. Kompensasi agen terkait langsung dengan capaian tujuan dan anggaran, maka agen cenderung berperilaku disfungsional untuk bermain dalam anggaran melalui partisipasi (Bart, 1998 dalam Young, 2003). Teori pencapaian tujuan dalam partisipasi anggaran umumnya menguji hubungan internalisasi tujuan, komitmen, dan kinerja (Locke, 1968; Erez et al., 1985; Erez dan Arad, 1986; dalam Adler dan Reid, 2008). Teori kontingensi memiliki sudut pandang yang berbeda dari teori sebelumnya. Ketidakpastian lingkungan serta ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi mendasari teori ini. Teori kontingensi pada umumnya menguji mekanisme organisasi dengan lintas tugas fungsional atau sistem organisasi seperti harga transfer dan partisipasi anggaran (Lawrence dan Lorsch, 1967 dalam Adler dan Reid, 2008). Berbagai teori digunakan untuk menjelaskan hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial, namun hasil penelitian empiris menunjukkan hasil yang beragam dan tidak konsisten. Berikut contoh hasil penelitian terdahulu mengenai hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial yang dikutip dari penelitian Mah d et al. (2013). Keberagaman hasil penelitian tersebut menunjukkan hubungan positif (Brownell, 1981; Chenhall dan Brownell, 1988; Lau dan Lim, 2002; Moll et al., 2006; Parker dan Kyj, 2006; dan Mah'd, 2010),

4 tidak memiliki hubungan (Milani, 1975; Kenis, 1979), dan hubungan negatif (Stedry, 1960). Beberapa penelitian menunjukkan hasil penelitian yang lebih baik ketika memasukkan faktor kontingensi kedalam hubungan partisipasi anggaran dan kinerja. Faktor-faktor kontingensi tersebut seperti dikutip dari penelitian Adler dan Reid (2008) diantaranya yaitu locus of control (Kren, 1992), tingkat kesulitan kerja (Mia, 1989), civic virtue (Graham dan Verma, 1991), ketidakpastian lingkungan dan tugas (Brownell, 1982), dan kepemimpinan (Brownell, 1983; Hopwood, 1972; dan Dessler, 1973). Brownell telah menjadi pendukung yang sangat kuat bagi penelitian-penelitian yang menyertakan faktor kontingensi ketika menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja dan kepuasan kerja. Variabel dari domain antarpribadi akan memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja dan kepuasan kerja (Brownell, 1983). Salah satu faktor kontingensi yang menarik peneliti yaitu kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses partisipasi anggaran. Peran pemimpin adalah memberikan motivasi, mengurangi halangan yang mengganggu pencapaian tujuan, memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh karyawan, serta memberikan penghargaan terhadap pencapaian tujuan yang telah dilakukan karyawan (Hughes et al., 1999 dalam Mubarak, 2013). Penelitian mengenai partisipasi anggaran yang mengaitkannya dengan kepemimpinan masih sedikit. Penelitian kepemimpinan pertama dilakukan oleh Hopwood (1972). Hopwood menguji hubungan antara anggaran, gaya evaluasi

5 kinerja pemimpin, dan hubungan antara konsekuensi terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian Hopwood (1972) menyatakan bahwa gaya evaluasi kinerja budget-constrained berhubungan positif dengan tekanan kerja. Hopwood (1972) menyatakan bahwa kendala dalam penganggaran akan menyebabkan kinerja yang lebih rendah. Brownell (1983) menguji pengaruh sistem anggaran dan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Brownell menyatakan bahwa kepuasan kerja dan kinerja karyawan akan meningkat ketika dalam proses penganggaran disertai dengan partisipasi karyawan dan mempertimbangkan gaya kepemimpinan. Hasil penelitian Brownel (1983) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan dengan anggaran. Penelitian terbaru dilakukan oleh Adler dan Reid (2008). Adler dan Reid menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja dan kepuasan kerja dengan mempertimbangkan gaya kepemimpinan sebagai variabel pemoderasi. Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional. Hasil penelitian Adler dan Reid menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki hubungan dengan kepuasan kerja, namun penelitian tersebut gagal menjelaskan hubungan moderasi gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional terhadap hubungan partisipasi anggaran terhadap kepuasan kerja dan kinerja. Penelitian Sumarno (2005) merupakan penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap partisipasi anggaran dan kinerja manajerial yang

6 dilakukan di Indonesia. Responden penelitian ini adalah pimpinan (manajer) kantor cabang utama bank-bank di Jakarta, dengan populasi sebesar 170 kantor cabang utama. Salah satu hasil penelitiannya adalah menghubungkan gaya kepemimpinan sebagai variabel pemoderasi atas hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Hasil penelitian tersebut menemukan bukti bahwa gaya kepemimpinan tidak signifikan memoderasi hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Beberapa contoh penelitian di atas menggambarkan bahwa terdapat ketidakkonsistenan pada hasil penelitian. Ketidaksesuaian antara teori dan temuan empiris yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya bisa disebabkan oleh perbedaan pendekatan gaya kepemimpinan yang dipilih. Pendekatan kepemimpinan yang digunakan pada penelitian-penelitian terdahulu hanya melihat dari perspektif pemimpin. Peneliti sebelumnya berasumsi seolah-oleh pemimpin memperlakukan semua karyawan dengan sikap yang sama. Perlakuan berbeda-beda yang terjalin antara pemimpin dan setiap bawahan dimungkinkan dapat terjadi di dalam sebuah organisasi. Kesimpulannya adalah bahwa seorang pemimpin memiliki kedekatan tertentu pada beberapa bawahan. Perbedaan sikap inilah yang menjadi dasar teori pertukaran pemimpin-anggota atau Leader Member Exchange Theory (seterusnya disingkat LMX). Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) dalam Wibowo dan Sutanto (2013), model LMX didasarkan pada asumsi bahwa pemimpin mengembangkan hubungan yang unik kepada satu per satu bawahan. Hubungan antara pemimpin dan bawahan yang berdeda-beda dapat menciptakan kelompok-kelompok.

7 Pemimpin cenderung memilih anggota kelompok orang dalam (in group) dengan pertimbangan kesamaan karakteristik keperibadian dan sikap dengan pemimpin tersebut atau karena tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada karyawan lainnya. Kelompok yang tidak memiliki kedekatan karakteristik dan sikap yang sama dengan pemimpin tersebut atau karena tingkat kompetensi di bawah karyawan lainnya dimasukkan dalam kelompok orang luar (out group). Penelitian ini mereplikasi penelitian Adler dan Reid (2008). Penelitian dengan melibatkan gaya kepemimpinan dalam proses penyusunan anggaran seperti pada penelitian Adler dan Reid (2008) bukan sesuatu yang baru. Hasil empiris interaksi gaya kepemimpinan dan partisipasi anggaran tidak konsisten. Hasil analisis Adler dan Reid (2008) atau Marginson dan Ogden (2005) tidak sama seperti Ansari (1976) dan Brownell (1983) yang dapat menjelaskan hubungan signifikan adanya pengaruh interaksi gaya kepemimpinan dan partisipasi anggaran terhadap kinerja dan kepuasan kerja. Hal ini dimungkinkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan faktor kontingensi yang perlu diuji pada situasi dan kondisi yang berbeda. Penelitian ini memiliki dua poin perbedaan konsep dari penelitian Adler dan Reid (2008). Pertama, penelitian Adler dan Reid tidak menguji hubungan antara kinerja dan kepuasan kerja. Hal itu dikarenakan adanya beberapa penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kinerja dan kepuasan kerja. Menurut Iaffaldano dan Muchinsky (1985), kinerja dan kepuasan kerja tidak memiliki hubungan yang berarti. Bowling (2007) menguji hubungan antara kinerja dan kepuasan kerja secara meta analisis dengan menjadikan sikap perilaku

8 umum sebagai variabel kontrol seperti self-esteem, self-efficacy, emotional stability, dan locus of control. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa secara empiris hubungan antara kinerja dan kepuasan adalah tidak nyata (spurious). Penelitian ini mempertimbangkan penelitian terdahulu yang meyakini bahwa ada hubungan antara kinerja dan kepuasan kerja. Seseorang yang memiliki kinerja yang baik akan mengharapkan penghargaan atas usahanya, sehingga dia puas akan hasil yang telah di capai. Hal ini sesuai dengan teori pengharapan (expectancy theory) yang menyatakan bahwa kinerja menghasilkan kepuasan kerja melalui penghargaan intrinsik dan ekstrinsik (Lawler dan Porter, 1967 dalam Judge et al., 2001). Locke (1970) dalam Judge et al. (2001) menyatakan hal yang senada bahwa kepuasan kerja merupakan hasil akhir dari kinerja. Kedua, penelitian ini menguji tingkat LMX yang akan memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja. LMX menunjukkan hubungan kedekatan antara pemimpin dan anggota yaitu in-group (tingkat kedekatan tinggi) dan out-group (tingkat kedekatan rendah). LMX sebagai variabel yang menghubungkan keterkaitan dengan partisipasi anggaran, kinerja manajerial, dan kepuasan kerja, sejauh pengetahuan peneliti belum pernah diteliti sebelumnya. Kegagalan Adler dan Reid (2008) dalam menguji peran moderasi gaya kepemimpinan dapat disebabkan oleh konsep dari gaya kepemimpinan itu sendiri. Konsep gaya kepemimpinan yang dipilih oleh Adler dan Reid (2008) yaitu gaya transformasional dan gaya transaksional. Kedua gaya kepemimpinan tersebut menggambarkan bahwa seolah-olah perilaku pemimpin sudah terstandar oleh pola

9 kepemimpinan transaksional dan transformasional. Penelitian ini memilih konsep LMX yang cenderung kepada pembentukan pola kepemimpinan berdasarkan perilaku pemimpin. Penelitian ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut penting untuk diteliti. 1.2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah kinerja manajerial berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja? 3. Apakah kinerja manajerial dapat memediasi hubungan tidak langsung partisipasi anggaran terhadap kepuasan kerja? 4. Apakah LMX berpengaruh sebagai variabel moderator terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji: 1. Pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. 2. Pengaruh positif kinerja manajerial terhadap kepuasan kerja. 3. Pengaruh kinerja manajerial sebagai variabel pemediasi terhadap hubungan tidak langsung antara partisipasi anggaran dan kepuasan kerja. 4. Pengaruh LMX sebagai variabel pemoderasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

10 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara Teori Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam akuntansi manajemen mengenai konsep dan model hubungan partisipasi anggaran, kinerja manajerial, dan kepuasan kerja. Penelitian ini dihapkan memberikan kontribusi dalam pengembangan teori konsep kepemimpinan yang dikaitkan dengan partisipasi angaran, serta dapat bermanfaat sebagai tambahan literatur dan wawasan untuk keperluan akademik. 2. Secara Praktik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi perusahaan, pemimpin perusahaan, dan pihak yang berkepentingan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengimplementasian gaya kepemimpinan dan hubungan kedekatan yang terjalin antara atasan-bawahan. Pertimbangan pengimplementasian gaya kepemimpinan tersebut merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja karyawan. 1.5. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survei. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah manajer tingkat menengah yang bekerja pada BUMN/D dan BUMS di Bandar Lampung. Unit analisis penelitian ini adalah level individu karena berkaitan

11 dengan keperilakuan seseorang yang terlibat dalam penyusunan anggaran sebuah organisasi. Data yang digunakan adalah data primer dengan kuesioner sebagai instrumennya. Alat analisis untuk menguji hipotesis dengan melakukan pengujian data menggunakan analisis SEM PLS. Alat bantu statistik yang digunakan adalah statistik WarpPLS 5.0. 1.6. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan menggunakan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini berisi tentang anggaran, partisipasi anggaran, kinerja manajerial, kepuasan kerja, teori kontingensi, gaya kepemimpinan (LMX), dan pengembangan hipotesis (partisipasi anggaran dan kinerja manajerial; kinerja manajerial dan kepuasan kerja; partisipasi anggaran dan kepuasan kerja dengan kinerja manajerial sebagai variabel pemediasi; partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dengan LMX sebagai variabel pemoderasi). Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang populasi dan sampel penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data.

12 Bab IV Data dan Analisis Bab ini berisi tentang tingkat pengembalian kuesioner, karakteristik responden, statistik deskriptif, analisis data, model struktural, hipotesis, pembahasan, dan analisis tambahan pada analisis multigrup. Bab V Penutup Bab ini berisi tentang simpulan dari analisis penelitian, keterbatasan penelitian, implikasi penelitian, dan saran penelitian.