PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Oleh : YANTI FITRIYANTI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

M A K A L A H. Disusun oleh : IRNA IRAWATI NIM

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

Kata Kunci: menulis, cerpen, metode kuantum

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa setelah menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

MALAKAH. Oleh : WIWIN WIDANINGSIH

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. sastra ini dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE E-LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN WANASARI 09 KABUPATEN BEKASI.

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 IHWAL MENULIS, CERITA PENDEK, DAN TEKNIK BERBAGI PENGALAMAN. Menulis sebagai salah satu cara bagi seseorang untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

MENULIS KREATIF CERITA FIKSI ANAK

BAB II KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DAN METODE DEMONSTRASI. Kajian teori membahas mengenai keterampilan menulis cerpen dalam

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

Menulis Paragraf Induktif dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Writing

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM WRITING TAUFIK HIDAYAT einslovetaufik@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Penelitian ini menuju kepada aspek pemebelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IX SMPN 1 Sindangkerta. Ini merupakan penelitian skripsi dengan menggunkan teknik Quantum Writing yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Populasi untuk penelitian ini siswa kelas IX SMPN 1 Sindangkerta dengan jumlah 240 siswa, yang di ambil sebagai sampel hanya 30 siswa dari 8 kelas.temuan penelitian ini menunjukan bahwa banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis cerpen, karena itu terlihat dari data saat siswa mencoba membuat cerpen pengalaman pribadi. Dengan demikian penulis membuat sebuah inovasi dalam pembelajaran menulis cerpen agar siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis cerpen. Kata kunci : Quantum Writing, cerpen 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra terbagi menjadi beberapa macam yaitu cerpen novel, dan puisi.lahirnya karya sastra pada dasarnya adalah perwujudan semesta pikir dan perasaan pengarang yang diungkapakan melalui kata-kata atau bahasa hal itu tidak hanya sekedar sebagai media pengungkapan, tetapi juga untuk mencapai tujuan yang dapat mendukung terciptanya suasana tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran sastra di sekolah masih menghadapi banyak masalah.hal ini terbukti masih banyak siswa menyatakan kurang puasnya terhadap pembelajaran sastra. Padahal, jika kita cermati mereka mempunyai banyak potensi yang masih dapat dikembangkan yaitu, menulis cerpen tentang pengalaman pribadi yang menyenangkan.akan tetapi siswa masih kesulitan dalam menulis cerpen, dikarenakan siswa dalam mengeksplorasi pikiran dan perasaan terdalam belum dituangkan sepenuhnya ke dalam tulisan, padahal menulis itu dapat menghilangkan kemelut emosional pada diri sendiri, juga dapat mengurangi kecemasan dan depresi hal itu dikemukakan oleh Hernowo (2004:41). Pada umumnya guru dalam menilai kompetensi siswa lebih mengutamakan hasil belajar dan meninggalkan aspek yang justru lebih penting, yakni proses melalui penggunaan teknik atau metode dalam memperoleh hasil belajar secara optimal. Salah satu cara untuk mermperbaiki hal itu adalah dengan melakukan perbaikan pada proses pembelajaran di antaranya dengan menggunakan teknik Quantum Writing dalampembelajaran cerpen. Teknik Quantum Writing dapat membantusiswa dalam membuat cerpen tentang pengalaman pribadi yang menyenangkan. Oleh karena itu maka, penulis merasa tertarik untuk penelitian ini, penulis tuangkan dalam judul Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Quantum Writing Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Sindangkerta. 1

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini lebih mudah dan spesifik, perlu adanya pembatasan masalah. Masalah ini dibatasi pada peningkatan kemampuan siswa kelas IX SMPN 1 Sindangkerta dalam menulis cerpen tentang pengalaman pribadi yang menyenangkan dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik Quantum Writing. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Apakah teknik Quantum Writing dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX SMPN 1 Sindangkerta dalam menulis cerpen tentang pengalaman pribadi yang menyenangkan? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan penggunaan metode pembelajaran Quantum Writing dalam pembelajaran menulis cerpen tentang pengalaman pribadi yang menyenangkan pada siswa kelas IX SMPN 1 Sindangkerta. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu bagi siswa, sekolah, dan peneliti sendiri. 1) Manfaat Bagi Siswa Diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : a. Menambah penegetahuan dan kemampuan tentang cara menulis cerpen. b. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam kaitanya dengan keterampilan menulis cerpen. 2) Bagi Guru Diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : a. Dapat menerapkan teori yang benar tentang cara pembelajaran bahasa berkaitan dengan karya seni, khususnya menulis cerpen. b. Mengukur sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar, khususnya dalam aspek keterampilan cara menulis cerpen. 3) Bagi peneliti Diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : a. Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian tentang pembelajaran menulis cerpen. b. Menambah pengetahuan dan kemampuan tentang cara menulis cerpen melalui teknik Quantum Writing. 1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.5.1 Anggapan Dasar Bertitik tolak dari pendapat di atas, penelitian ini berlandasan anggapan dasar bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 1 Sindangkerta perlu ditingkatkan antara lain dengan cara belajar mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat jadi paragraf hal ini dikemukakan oleh Purwo (1990:166-171). Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam pembuatan cerpen. 1.5.2 Hipotesis. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan teknik Quantum Writing dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX SMPN 1 Sindangkerta dalam menulis cerpen tentang pengalaman pribadi yang menyenangkan. 1.6 Definisi Oprasional Beberapa pengertian untuk memperjelas judul penelitian ini perlu diberikan definisi.beberapa istilah yang dianggap perlu diberikan definisi dalam judul penelitian ini adalah. 1) Pembelajaran, adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Depdiknas (2001 : 17). Dalam konteks ini pembelajaran yang dimaksud adalah proses atau cara atau perbuatan yang menjadikan siswa belajar. 2) Secara harfiah kgiatan menulis dapat diartikan sebagai kegiatan yang menggambarkan bahasa dengan lambang-lambang yang dapat dipahami dalam hal ini. Tarigan mengemukakan bahwa menulis adalah melukiskan 2

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut. Berdasarkan definisi tersebut, penelitian yang penulis lakukan mempunyai arti sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan metode pembelajaran, yaitu cara cepat menurunkan atau menuliskan lambanglambang yang dapat dipahami semua orang dari mulai terjadinya perbuatan, pengalaman, bahkan dengan penderitaan objek yang dilambangkan. 2. KAJIAN TEORI 2.1 Metode Quantum Writing 2.1.1 Konsep Dasar Quantum Writing Menurut De Porter (1999: 16) Quantum dapat dipahami sebagai interaksi yang mengubah energy menjadi cahaya. Berdasarkan KBBI (Depdiknas: 2002), mengatakan Bahwa Quantum adalah bagian dari energi yang tidak dapat di bagi lagi. Metode Quantum Writing mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Teknik Quantum adalah pengubahan bermacammacam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar, alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai. Cara efektif pembelajaran dan keterlibatan siswa dan guru (Suyatno, 2004: 28). 2.1.2 Tujuan Pembelajaran Quantum Writing Tujuan pembelajaran Quantum Writing yang ingin dicapai menurut ( Hernowo, 2003 ) adalah sebagai berikut : 1. Cara cepat memunculkan sisi yang dimilikinya adan kemudian dapat dikenalinya sendiri secara utuh. 2. Semangat untuk mengeluarkan apa saja yang ada pada diri saat menulis; 2.1.3 Manfaat Quantum Writing Manfaat Quantum Writing (Hernowo, 2003) adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan motivasi untuk belajar; 2. Meningkatkan minat siswa untuk belajar; 2.1.4 Langkah-langkah Metode Quantum Writing Tahap-tahap penulisan yang menggunakan metode Quantum Writing dikemukakan oleh Bobi De Porter dan Mike Hernacki adalah sebagai berikut : 1. Persiapan 2.Draft kasar 3. Pelaksanaan kegiatan dengan berbagai informasi 4. Memperbaiki hasil tulisan 5. Kegiatan penyuntingan 6. Penulisan kembali 7. Evaluasi 2.2 Cerpen 2.2.1 Pengertian dan Ciri-Ciri Cerpen Sebagai salah satu karya fiksi, cerpen memiliki isi cerita yang relatif lebih pendek jika dibandingkan dengan karya fiksi lainnya misalnya novel.di samping itu cerpen juga memiliki jumlah pelaku yang relative sedikit.meskipun demikian elemen-elemen yang terkandung di dalamnya memiliki kesamaan dengan karya fiksi lainnya. Untuk memahami lebih jauh mengenai cerpen, berikut penulisan kemukakan beberapa pendapat para ahli berkenaan dengan cerpen, antara lain dikemukakan Ayip Rosidi (1981:30), cerpen adalah cerita yang lengkap, bulat dan singkat dan terikat pada satu kesatuan jiwa. Pendapat lain yang membahas cerita pendek adalah Yus Rusyana (1987:82) dalam Metode Pengajaran Sastra. Dia telah menyoroti penegertian cerpen dan unsur ceritanya, yaitu Cerpen adalah cerita yang pendek yang mengisahkan peristiwa secara rasional (masuk akal). Unsur-unsur pelaku, alur dan latar dipaparkan seolah-seolah sesungguhnya terjadi dalam kehidupan kenyataan. Dalam cerpen tidak digunakan keajaiban sebgai cerita dalam dongeng.cerpen adalah hasil sastra Indonesia baru. Dari beberpa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian cerpen adalah suatu cerita menegenai kehidupan manusisa diambil berdasarkan intisarinya saja, biasanya terdiri atas satu plot, satu ide dan satu konflik 3

serta memberikan suatu kesan yang tungal bagi pembaca, yang benar-benar mempunyai anti walaupun sukar untuk diterangkan dengan katakata. Cerpen merupakan cerita fiksi yang memiliki kekhususan tersendiri. 2.2.2 Jenis cerpen Berdasarkan penelitian para ahli cerpen yang beredar pada saat ini cerpen dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu cerpen sastra dan cerpen bukan sastra. 1. Cerpen sastra Cerpen yang bernilai sastra mempunyai kelebihan sebab di dalam cerpen tersebut penegarang tidak hanaya memberikan hiburan dan kenikmatan saja kepada pembacanya, tetapi dapat bermanfaat dalam pemahaman terhada masalah kehidupan di dunia dengan unik, otentik dan penuh inovatif. Adapun ciri-cirinya antara lain : a. tema tidak hanya berputar-putar dalam masalah cinta, tetapi sudah membuka diri terhadap masalah-masalah yang lain. Masalah cinta dalam karya sastra hanyalah untuk menyusun plotnya sedangkan yang sebenarnya, berkembang di luar cerita itu. b. Jalan cerita bukan merupakan daya tarik utama melainkan cerita selalu diimbangi dengan bobt yang lain. a. Pesan dan amanat yang disampaikan mengembangakan misi tertentu dari hidup dan kehidupan manusia baik itu misi didaktif, religious, social dan misi psikologis. Misi didaktik merupakan pesan yang disampaiakan pengarang yang bersifat mendidik.misi religious yaitu misi yang disampaiakan pengarang yang bersifat keagamaan.misi social merupakan pesan yang mengandung unsur social dan kemasyarakatan sedangkan misi psikologis merupakan pesan yang disampaikan megandung usnur kejiwaan manusia. 2. cerpen bukan sastra atau cerpen hiburan Cerpen hiburan dibaca hanya untuk kegiatan santai belaka tidak memerlukan proses berpikir yang serius atau hanya untuk hiburan saja. Bahasa dalam cerpen hiburan mudah dimengerti dengan jalan cerita yang menarik dan mudah diikuti banyak menceritakan dan cerita berpikir sesuai harapan pembaca. 2.2.3 Unsur-Unsur Pembangun Cerpen Unsur-unsur pembangun cerpen ada dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik Unsur-unsur cerpen tersebut akan diuraikan sebagai berikut 1. Tema 2. Latar / setting 3. Alur / plot 4. Amanat 5. Sudut pandang / point of view 2.3 Hakikat Menulis 2.3.1 Pengertian Menulis Menurut Burhan (2001:296) menulis adalah suatu bentuk sistem komunikasi lambing visual dengan mengungkapkan gagasan melalui media keterampilan berbahasa yang menuntut seseorang menghasilkan suatu (tulisan) sebgai ungkapan pikiran, perasaan, dan kemampuan dalam bahasa tulis. 2.3.2 Manfaat Menulis Manfaat menulis menurut pennebeker dalam Quantum Writing (2006:54) adalah sebagai berikut. a. Menulis menjernihkan pikiran b.menulis mengatasi trauma yang menghalangi penyelesaian tugas-tugas c.menulis membantu dalam mendapatkan dan mengigat informasi d.menulis membantu memecahkan masalah e. Menulis bebas membantu kita ketika terpaksa harus menulis 2.3.3 Tujuan menulis Tujuan menulis paling utama adalah menginformasikan sesuatu kepada pembaca. Bila tidak dibaca kegiatan-menulis akan sia-sia (Chaedar dan Alwasilah, 2007:25) sedangkan Nurgiyantoro (2002:294) mengungkapkan tujuan pembelajaran menulis tidak semata-mata menghasilkan bahasa, tetapi bagaimana cara mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa tulis dengan cepat. Dengan kata lain kebiasaan menulis harus melibatkan unsur linguistik dan juga memberikan kesempatan kepada siswa menuliskan gagasan apa yang akan dikemukakan. Hal tersebut berarti pula melatih siswa mengkomunikasikan gagasannya. 4

2.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam hal ini adalah metode deskripsi. Metode ini merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskripsi mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan (sudjana, 2001 : 64). Metode ini bertujuan untuk memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan data, menyusun data, dan menginterpretasi data sehingga memperoleh suatu kesimpulan. 2.5 Teknik Penelitian Untuk memperoleh data yang akurat mengenai kemampuan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode Quantum Writing di kelas IX SMPN 1 Sindangkerta, maka penulis menggunakan teknik penelitian sebagai berikut : 1. Observer (pengamatan) 2. Catatan lapangan 3. Angket 4. Dokumentasi 5. Bentuk tes 3. DAFTAR PUSTAKA Purwadarmita, WJS (2003) Kamus Umum Bahasa Indonesia Hernowo (2003) Quantum Writing, Bandung : MLC 5