II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Oleh: Lasma Siagian, M.Pd. (Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. segenap kedalaman dan keleluasaan pribadi sebagai cadangan pikiran dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terarah kepada pemenuhan psikis dan rokhaniah. Menurut Mc. Donald

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan terhadap hasil perhitungan data penelitian yang telah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORI. yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang.

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

TINJAUAN PUSTAKA. akan terlihat dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2003 : 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. persepsi sisiwa tentang perhatian orang tua. Selain tinjauan pustaka, di bagian ini

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 7) belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Menurut Sardiman, AM, (2014: 23) belajar adalah perubahan tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman. Sejalan dengan itu, Iskandar (2012: 102) mengatakan belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Kurniawan (2014: 4) mengatakan belajar itu sebagai proses aktif internal individu dimana melalui pengalamannya berinteraksi dengan

11 lingkungan menyebabkan terjadinya perubahn tingkah laku yang relatif permanen. Sedangkan, menurut Djamarah (2011: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Slameto (2010: 3) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya Slameto (2010: 54) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor intern Yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari: a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh). b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan). c. Faktor kelelahan. 2. Faktor ekstern Yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari: a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, penegrtian orang tua, dan latar belakang kebudayaan). b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah). c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media, teman bergaul, dan betuk kehidupan masyarakat).

12 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern dan ekstern. b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikapsikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Menurut Hamalik (2004: 49) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

13 ditetapkan. Sedangkan, Winkel (2009) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Hasil belajar merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Menurut Susanto (2013: 5) perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar. Pengertian tentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal mapun eksternal. Menurut Munadi dalam Rusman. T (2013: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.

14 Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat. 2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Motivasi yang ada dalam diri siswa dapat berpengaruh terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Seseorang akan berhasil dalam belajar, bila mempunyai keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan tersebut merupakan motivasi yang dapat berfungsi sebagai pendorong usaha untuk pencapaian prestasi. Motivasi yang baik dengan suatu usaha yang tekun dalam belajar akan menunjukkan hasil yang menentukan prestasi yang baik pula. Menurut Fathurrohman (2010: 19) motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Sedangkan menurut Koeswara (dalam Dimiyati, Mudjiono, 2013: 80) Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

15 Pada dasarnya motivasi menurut Hamalik (2004: 162-163) dapat dibagi menjadi dua jenis antara lain: 1. Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Motivasi ini juga sering disebut motivasi murni, yang sebenarnya timbul dari dalam diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, dan lain-lain. 2. Motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang disebabkan oleh faktorfaktor dari luar seperti situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali pertentangan dan persaingan yang bersifat negatif. Peranan motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan, karena dengan motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakuakan kegiatan pembelajaran. Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, A.M, 2014:73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan dengan adanya tujuan. Berdasarkan pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting, yaitu: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

16 Motivasi memang muncul dari dalam diri manusi, tetapi kemunculannya karena teransang/terdorong oleh adanya unsure lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Berdasarkan ketiga elemen di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak untuk melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. b. Pengertian Motivasi Belajar Perubahan perilaku pada diri siswa ke arah yang lebih baik dapat dijadikan indikator bahwa siswa memiliki motivasi belajar. Keberhasilan guru dalam memotivasi siswanya mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dari perubahan perilaku siswa dan rasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Motivasi belajar merupakan faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak dan membawanya meraih prestasi. Sardiman, AM, (2014:75) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah: Keseluruhan daya gerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.

17 Menurut Iskandar (2012: 181) motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Sedangkan menurut Hanafiah (2010: 26) motivasi belajar merupakan kekuatan, daya pendorong, atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dari peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Uno (2012: 23) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, penulis mengambil teori Uno sehingga dapat penulis simpulkan bahwa, motivasi belajar merupakan suatu kekuatan atau dorongan baik dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa yang dapat merubah perilaku siswa dalam belajar. Indikator motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan citacita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif.

18 c. Ciri-ciri Motivasi belajar Sardiman, AM, (2014: 83) menyatakan bahwa ciri-ciri motivasi belajar adalah sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai) b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya). d. Lebih senang bekerja mandiri. e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah soal-soal. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitis dan mekanis. Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat.

19 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa ciriciri motivasi belajar adalah tekun menghadapi tugas, bersifat mandiri dan cenderung bertindak kreatif, mampu mempertahankan pendapatnya yang diyakini kebenarannya, ulet menghadapi kesulitan dan berorientasi pada masa depan, memilih partner kerja sebaiknya atas dasar kemampuan. d. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan dalam belajar. Motivasi belajar dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Menurut Djamarah (2011: 157) ada 3 fungsi motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut. 1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. 2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. 3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Sedangkan menurut Hanafiah (2010: 26) ada 4 fungsi motivasi belajar yaitu sebagai berikut. 1. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik. 2. Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar peserta didik. 3. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. 4. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna.

20 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa fungsi motivasi belajar yaitu sebagai pendorong dan penggerak untuk mengarahkan siswa untuk lebih baik lagi dalam belajarnya sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Motivasi yang terbaik yaitu motivasi yang timbul dari diri siswa itu sendiri. e. Prinsip Motivasi Belajar Motivasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh di dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar pada dasarnya memiliki prinsip-prinsip di dalam penerapannya. Menurut Djamarah (2011: 153) ada beberapa prinsip-prinsip motivasi belajar, yaitu sebagai berikut: 1. Motivasi sebagai daya penggerak yang mendorong aktivitas belajar. 2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. 3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. 4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. 5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. 6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Sementara menurut Hanafiah (2010: 27) prinsip-prinsip motivasi belajar, yaitu: (1) peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda, (2) motivasi belajar peserta didik yang satu dapat merambat kepada peserta didik yang lain, (3) motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan implementasi keberagaman metode. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa prinsip-prinsip motivasi belajar, yaitu: (1) motivasi intrinsik siswa dalam belajar akan lebih baik daripada motivasi ekstrinsik, (2) metode pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

21 (3) motivasi belajar siswa akan berkembang jika disertai pujian dari pada hukuman. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan digunakan sebagai pembanding atau acuan dalam melakukan kajian penelitian. Menurut Triyono (2013: 114) penelitian relevan adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian yang dijadikan pembanding atau acuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Di SMPN 77 Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMPN 77 Jakarta, karena berarti rhitung lebih besar dari rtabel(0,348 > 0,316). Selanjutnya, dilakukan uji t korelasi untuk mengetahui tingkat keberartian hubungan antara maka hasil belajar siswa di sekolah juga meningkat. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setiap motivasi belajar siswa meningkat maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn juga akan meningkat.

22 2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kranggan Temanggung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kranggan berada pada kategori sangat tinggi dengan prosentase 43,2% dan hasil belajar berada pada kategori tinggi yaitu dengan prosentase 50,8%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kranggan. C. Kerangka Pikir Pada bagian ini akan dijelaskan hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan tergantung dari pelaksanaan atau proses kegiatan tersebut. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Oleh karena itulah motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati akan mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Dalam pembelajaran, motivasi belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, bila

23 tingkat motivasi belajar siswa baik, maka hasil belajar siswa akan meningkat sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran, dan sebaliknya hasil belajar siswa akan menurun apabila motivasi belajar siswa rendah. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa motivasi belajar memiliki peranan yang sangat menentukan dan mendorong siswa untuk belajar sehingga tercapai tujuan belajar yang diharapkan oleh siswa yaitu hasil belajar siswa akan meningkat. Jadi, dalam hal ini diduga ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa. Artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa di sekolah. Begitu juga dengan sebaliknya semakin rendah motivasi belajar siswa, maka semakin rendah pula hasil belajar siswa di sekolah. Motivasi Belajar (X) Hasil Belajar (Y) Gambar 2.1 Hubungan antar variabel penelitian sumber Sugiyono (2013: 68) Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas pada gambar 2.1, maka dapat diduga adanya hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa.

24 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha : Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. H o : Tidak ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.