BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neng Kokom Komariah, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Neng Kokom Komariah, Pengaruh Gaya Hidup Remaja terhadap Meningkatnya Perilaku Melanggar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

SMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 5. PERILAKU MENYIMPANGLATIHAN SOAL BAB 5

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, di antaranya: pendidikan dan pelatihan guru, pengadaan sarana dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rinci masa remaja dibagi ke dalam 3 tahap yaitu: usia tahun adalah masa

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan salah satu komponen penting dalam perwujudan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern dalam era globalisasi berlangsung sangat pesat, praktis dan

Dua Sisi Mata Uang Dampak Teknologi Jumat, 14 Februari :15. Oleh Ahmad Turmudzi*

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual yang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan dewasa Sulistyawati (2014). fisik, psikis dan lingkungan Willis (2014). Tuntutan-tuntutan inilah

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa remaja, kemudian masa dewasa. Masa remaja adalah masa. fisik, kognitif dan sosial emosional (Santrock, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. kebingungan, kecemasan dan konflik. Sebagai dampaknya, orang lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia, hal ini. tidak lepas dari dua komponen yaitu siswa dan guru.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN. Sri Pujiati, 2015 FAKTOR DETERMINAN PERUBAHAN PERILAKU MORAL REMAJA YANG TINGGAL TERPISAH DENGAN ORANG TUANYA

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai kelompok umur bermasalah (the trouble teens). Hal inilah

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

TINJAUAN TENTANG PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI KELURAHAN TITI RANTAI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN. JULIANTI SIAGIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku melanggar norma atau yang lebih dikenal dengan istilah perilaku menyimpang seperti ditegaskan oleh Saparinah (dalam Willis, 2008, hlm. 5), perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma sosial akhir-akhir ini memang menjadi sorotan berbagai kalangan di masyarakat terutama perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja. Semakin hari masalah ini pun banyak terjadi sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, industrialisasi dan urbanisasi di masyarakat. Dari hasil penelitian mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, salah satu di antaranya hasil penelitian sahabat remaja tentang perilaku seksual di empat kota menunjukkan 3,6% remaja di Kota Medan, 8,5% remaja di Kota Yogjakarta, 3,2% remaja di Kota Surabaya serta 31,1% di Kota Kupang telah melakukan hubungan seksual secara bebas. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Synovate Research tentang perilaku seksual remaja di empat kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan jumlah responden 450 orang dengan usia antara 15 sampai 24 tahun, penelitian ini menghasilkan bahwa 50% informasi tentang seks mereka dapat dari kawan, film porno sebanyak 35% dan sekolah hanya 1%. Dan hasil penelitian yang dilakukan BKKBN di empat kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2002 menunjukkan bahwa remaja usia 15 sampai 19 tahun hampir 60,0% di antaranya pernah melihat film porno dan 18,40% remaja putri pernah membaca buku porno. Selain mengenai pornografi, data Komnas Perlindungan Anak juga merilis jumlah kasus tawuran antar pelajar tahun 2011 sebanyak 341 kasus dan memakan korban jiwa sebanyak 95 jiwa (Siagian, 2013, hlm. 2). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa perilaku remaja saat ini sangat mengkhawatirkan, bukan tidak mungkin bahwa di masyarakat masih banyak lagi mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja.

2 Belum lama ini mengenai kasus penyimpangan yang dilakukan oleh remaja yang ada di Kecamatan Cisarua, salah satunya mengenai penyimpangan kriminalitas yaitu kasus pembunuhan seorang atasan di sebuah tempat wisata yang ada di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat oleh karyawannya sendiri, bahwa pelaku yang berinisial AS (20) yang masih dikategorikan remaja tega membunuh atasannya karena merasa diperlakukan berbeda oleh atasannya tersebut, dengan motif dendam AS (20) tega membunuh atasannya sendiri. Selain itu, kasus kelahiran yang tidak direncanakan setiap tahunnya semakin meningkat di Kecamatan Cisarua, hampir setiap tahunnya ada siswi SMP atau SMA yang terpaksa putus sekolah karena menjadi pelaku seks bebas yang berakibat merugikan dirinya sendiri dan memusnahkan cita-cita. Dan masih banyak lagi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja di Kecamatan Cisarua dari penyimpangan yang ringan sampai yang berat, dari mulai kenakalan remaja sampai kasus yang menjerat keranah hukum. Sungguh ironis memang, remaja yang nota benenya merupakan generasi penerus bangsa, di masa mudanya menorehkan tinta keburukan dalam hidupnya padahal nasib bangsa kita ini berada di tangan para penerusnya, yaitu para remajanya. Membahas mengenai remaja memang tak ada habisnya, banyak hal-hal menarik yang dapat diteliti dari kehidupan serta perilaku remaja, salah satu di antaranya yaitu mengenai perilaku melanggar norma atau yang lajim dikenal dengan istilah perilaku menyimpang oleh remaja yang akhir-akhir ini marak terjadi, baik itu bentuk penyimpangan primer maupun penyimpangan sekunder. Saat seseorang berada pada masa remaja di sanalah mereka banyak mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka pelajari atau temui sebelumnya. Masa remaja merupakan masa yang rentan, karena sikap remaja yang masih mudah terpengaruh dan labil akan berdampak pada perubahan sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadianya, hal ini sejalan dengan pendapat Daradjat (dalam Aprila, 2010, hlm. 3) : Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja.

3 Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, pada masa remaja ini individu mengalami berbagai perubahan dalam sikap maupun perilaku. Menurut Mappiare (dalam Ali, 2009, hlm. 9), masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Pada masa remaja ini individu mulai mencari identitas atau jati dirinya serta tak jarang karena ego yang tinggi ini remaja mengalami dilema dalam dirinya sendiri dan masa remaja ini banyak hal yang menarik untuk dibahas. Untuk istilah remaja itu sendiri memang umum dikenal di masyarakat, banyak para pakar yang mendefinisikan istilah remaja tersebut namun tidak ada definisi remaja secara mutlak sehingga arti dari remaja didefinisikan secara berbeda oleh para pakar. Salah satunya definisi remaja menurut Sarlito (dalam Sunarto, 2008, hlm. 54) apabila ditinjau dari faktor sosial diartikan sebagai perkembangan psikologis dan pada identifikasi kanak-kanak menjadi dewasa. Sedangkan definisi remaja menurut Piaget (dalam Ali, 2009, hlm. 9) adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi dalam masyarakat dewasa, suatu anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Remaja memang bagian dari masyarakat, terkadang hal tersebut disalah artikan sehingga remaja berkeinginan untuk dianggap sudah dewasa tetapi terkadang sikap dan perilakunya belum mencerminkan bahwa ia sudah dewasa seutuhnya. Banyak perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, ini menjadi permasalahan yang harus memiliki perhatian khusus dari berbagai kalangan serta haruslah adanya usaha untuk mengendalikan permasalahan tersebut, agar perilaku tersebut dapat diminimalisir jumlahnya dan masalah tersebut tidak lagi menjadi patologi bagi bangsa kita ini. Apabila hal ini terus dibiarkan akan terus menghawatirkan dan menjadikan karakter remaja di Indonesia ini bobrok akibat perilakunya sendiri serta membentuk remaja yang deviant (remaja yang berperilaku menyimpang). Pada garis besarnya masalah-masalah sosial yang timbul karena perbuatanperbuatan remaja dirasakan sangat mengganggu kehidupan masyarakat baik di kota maupun di pelosok desa. Akibatnya sangat memilukan, kehidupan masyarakat

4 menjadi resah, perasaan tidak aman bahkan sebagian anggota-anggotanya menjadi tersa terancam hidupnya (Sudarsono, 2008, hlm. 115). Kecamatan Cisarua merupakan suatu wilayah yang pertumbuhan penduduknya dari tahun ke tahun terus meningkat serta mayoritas penduduk di Kecamatan Cisarua ini berusia produktif. Kecamatan Cisarua yang pada mulanya lebih pantas disebut wilayah dan karakteristiknya sebagai pedesaan, kini berkembang menjadi wilayah yang heterogen baik dalam mata pencahariannya, tingkat pendidikan, status ekonomi, dan sebagainya. Kini, remaja yang ada di Kecamatan Cisarua ini mulai mengadopsi kehidupan yang berbeda dari sebelumnya sebagai remaja pedesaan, kini perilaku remajanya mulai berubah seiring dengan banyaknya faktor yang memengaruhi salah satu di antaranya karena Kecamatan Cisarua merupakan wilayah yang strategis dekat dengan wilayah perkotaan seperti Kota Padalarang; Lembang; Cimahi dan juga Bandung banyak para remajanya mengadopsi gaya hidup remaja perkotaan. Selain itu, urbanisasi sementara yang dilakukan oleh remaja baik itu untuk mencari ilmu dan juga mencari pekerjaan ke kota hal ini akan berakibat saat remaja kembali ke wilayah tempat tinggalnya terdahulu akan membawa hal baru baik itu hal positif maupun negatif yang akan memengaruhi perilakunya. Perkembangan teknologi serta informasi di Kecamatan Cisarua ini akan pula berdampak kepada perubahan perilaku remaja, seperti contohnya masuknya internet sehingga menjamurnya warnet-warnet dan hampir semua orang dapat mengakses internet secara mudah di Kecamatan Cisarua ini, membuat remajanya melek teknologi dan informasi. Tak dapat dipungkiri internet akan membuat remajanya cenderung melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma seperti dengan sengaja atau tidak sengaja membuka situs pornografi; menggunakan internet dengan tidak bijak sampai melupakan waktu untuk belajar atau untuk beribadah; dan sebagainya. Selain itu, penjualan rokok secara bebas berdampak pula kepada usia perokok yang semakin dini dan remaja pun banyak yang mengkonsumsinya hal ini jelas sudah melanggar norma di masyarakat.

5 Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh gaya hidup remaja saat ini, menurut Sugihartati (2010, hlm. 43) gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain, untuk memenuhi segala kebutuhan remaja, saat ini banyak dari mereka yang membenarkan apa yang salah dan melalaikan apa yang benar sehingga mereka tak urung untuk melakukan hal yang menyimpang dan beranggapan yang terpenting kebutuhannya terpenuhi. Untuk pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui segala kebutuhan remaja bisa menggunakan teori kebutuhan heirarki Maslow yang mana teori ini menerangkan bagaimana seseorang dalam hal ini remaja memenuhi kebutuhan yang paling bawah hingga kebutuhan yang paling tinggi, serta untuk mengetahui bagaimana perilaku melanggar norma atau perilaku menyimpang oleh remaja yang ada di Kecamatan Cisarua ini digunakan teori penyimpangan sosial yang salah satunya yaitu teori differential association atau pergaulan berbeda dari Edwin Sutherland yang melihat bahwa remaja menyimpang ini dikarenakan proses belajar atau pergaulan yang berbeda yang didapat oleh remaja baik itu dari lingkungan keluarganya maupun lingkungan sosialnya atau memang ada faktor lainnya. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di Kapolsek Cisarua, melalui Kompol Wowon Haryono yang ditemui jum at 18 Agustus 2014 menerangkan bahwa memang saat ini perilaku remaja sangat menghawatirkan, banyak sekali perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, beliau menambahkan bahwa penyimpangan yang dilakukan oleh remaja saat ini bukan hanya penyimpangan yang umum dilakukan oleh remaja seperti kenakalan remaja; merokok; membolos saat sekolah; penggunaan kendaraan oleh remaja di bawah umur; menggunakan knalpot yang tidak sesuai standar sehingga mengakibatkan polusi suara; dan sebagainya, namun kini remaja melakukan penyimpangan yang berat yang mengarah kepada tindakan kriminal seperti melakukan pelecehan seksual; mengkonsumsi miras dan narkoba; mencuri; bergabung dengan geng motor; bahkan ada yang sampai membunuh. Selain itu, ia menambahkan bahwa kebanyakan penyimpangan yang dilakukan oleh remaja ini dipengaruhi pula oleh gaya hidup remaja, misalnya untuk

6 mendapat kesenangan atau juga menghabiskan waktu, para remaja justru masuk dan melakukan hal-hal yang negatif. Dari data reskrim Kapolsek Cisarua, penyimpangan yang dilakukan remaja di Kecamatan Cisarua mulai dari yang ringan sampai yang berat dari tahun ke tahun semakin meningkat, kasus baru yang masuk ke data reskrim Kapolsek Cisarua adalah kasus pelecehan seksual yang disinyalir dilakukan oleh seorang remaja kepada anak-anak di salah satu desa di Kecamatan Cisarua dan kasus ini sedang diproses; selain itu adanya penyalahgunaan narkoba dan juga minuman keras; dan sebagainya. Selain itu, dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ketua Karang Taruna Kecamatan Cisarua saudara Dadang Hidayat, S.Sos., pada 22 desember 2014 menegaskan pula apabila masalah perilaku melanggar norma atau perilaku menyimpang yang dilakukan remaja haruslah menjadi perhatian dari berbagai kalangan, terlebih haruslah dicari solusi agar masalah ini dapat diminimalisir jumlahnya, serta perlu adanya kerjasama dari berbagai elemen masyarakat untuk berperan aktif sebagai pranata pengendalian sosial remaja di masyarakat agar membentuk karakter remaja yang sesuai dengan harapan dan dambaan semua orang. Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Qisty mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan remaja ini dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, peran keluarga dalam membina perilaku remaja atau seorang anak sangatlah dibutuhkan. Selain itu, dari penelitian yang dilakukan Harmono mengenai perilaku menyimpang yang diakibatkan oleh salah satu gaya hidup bermain game online akan berpengaruh kepada perilaku yang menyimpang seperti karena adanya kecanduan sehingga pengguna game online lupa akan waktu, kewajiban beribadah, membohongi orang tua untuk mendapatkan uang yang nantinya akan digunakan bermain game online, dan sebagainya. Penelitian Siagian (2013, hlm. 4) mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja di masyarakat yang memilih 30 orang remaja sebagai responden yang kebanyakan dari remaja banyak melakukan pelanggaran terhadap norma agama, salah satunya menujukkan bahwa kebanyakan dari responden mengatakan pernah mencuri baik itu di dalam rumah maupun di luar rumah; 19 orang dari 30 mengaku pernah melakukan hubungan seks

7 dengan pasangan (pacar), seperti: ciuman, berpelukan, bahkan ada yang sudah melakukan hubungan intim dengan pacarnya, ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan mendapatkan dosa dan rasa bertanggungjawab baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, 26 orang dari 30 orang mengakui bahwa mereka pernah meminum-minuman keras karena dilatar belakangi oleh rasa ingin tahu bagaimana rasa minuman tersebut dan karena ajakan dari kawan-kawan mereka, padahal sudah jelas bahwa minuman keras dilarang oleh agama dan hukum. Mengingat betapa pentingnya masalah ini, dari itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul, PENGARUH GAYA HIDUP REMAJA TERHADAP MENINGKATNYA PERILAKU MELANGGAR NORMA DI MASYARAKAT (Studi pada Remaja di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat). B. Rumusan Masalah Penelitian Sejalan dengan latar belakang di atas dan mengingat luasnya kajian permasalahan pada masalah penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah ke dalam beberapa rumusan, antara lain : 1. Bagaimana gambaran umum gaya hidup remaja di Kecamatan Cisarua? 2. Bagaimana gambaran umum bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja di Kecamatan Cisarua? 3. Seberapa besar pengaruh gaya hidup remaja terhadap perilaku menyimpang di Kecamatan Cisarua? C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh informasi tentang pengaruh gaya hidup remaja terhadap meningkatnya perilaku menyimpang di masyarakat Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

8 2. Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus antara lain: a. Untuk memperoleh gambaran umum mengenai gaya hidup remaja di Kecamatan Cisarua; b. Untuk memperoleh gambaran umum mengenai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja di Kecamatan Cisarua; c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya hidup terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja di Kecamatan Cisarua. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah : 1. Secara Teoretis Secara teoretis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada umumnya yang berhubungan dengan gaya hidup remaja terhadap perilaku menyimpang di masyarakat. 2. Secara Praktis Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa kalangan, antara lain : a. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan mengenai gaya hidup dan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja di masyarakat; b. Bagi remaja, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik dan memiliki karakter yang tidak deviant (berperilaku menyimpang); c. Bagi orang tua dan masyarakat umum, dapat memberikan masukan agar bekerjasama antar semua elemen masyarakat untuk menjadi pranata kontrol sosial bagi remaja;

9 d. Bagi guru dan sekolah, dapat menambah wawasan mengenai pembinaan karakter siswa agar tidak deviant (berperilaku menyimpang); e. Bagi Prodi Pendidikan Sosiologi adalah untuk memberikan sumbangsih pemikiran dalam pembelajaran mahasiswa, serta untuk bahan bacaan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi. E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang masalah penelitian, memaparkan tentang alasan peneliti tertarik untuk meneliti masalah penelitian; b. Rumusan masalah penelitian, dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya tentang masalah yang akan diteliti; c. Tujuan penelitian, menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian tersebut selesai dilakukan; d. Manfaat penelitian, berisi tenatang manfaat yang diperoleh, biasanya di pandang dari salah satu atau beberapa aspek; e. Struktur organisasi skripsi, berisi tentang urutan penulisan setiap bahasan bagian bab dalam skripsi mulai dari bab 1 sampai dengan bab terakhir. BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka dimaksudkan sebagai landasan teoretis dalam analisis penelitian. Pada kajian pustaka peneliti mengaitkan teori dengan penelitian yang akan diteliti. Kajian pustaka memuat berbagai teori mengenai variabel-variabel yang ada di dalam penelitian, juga teori pendukung variabel tersebut dan juga penelitian terdahulu. Selain itu berisi kerangka pikir peneliti dalam melakukan penelitian dan ditutup dengan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian menjelaskan secara rinci tentang metodologi yang ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa komponen seperti desain

10 penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu: temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam Bab V ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.