BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin menyempit. Kemajuan di bidang teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi telah mendorong perusahaan untuk melakukan ekspansi, baik dalam negaranya sendiri, maupun berkembang menjadi perusahaan multinasional yang memungkinkan perusahaan memiliki anak perusahaan di beberapa negara. Kenyataan ini sudah berjalan dan sudah banyak di lakukan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat atau negara negara Eropa yang telah mengubah paradigma perdagangannya. Salah satu indikator utama yang mencerminkan kinerja pasar modal apakah sedang mengalami peningkatan (bullish) ataukah sedang mengalami penurunan (bearish) yaitu indeks harga saham gabungan (IHSG). Karena indeks harga saham gabungan (IHSG) ini mencatat pergerakan harga saham dari semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sehingga pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi perhatian bagi semua investor di Bursa Efek Indonesia, sebab pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) ini akan mempengaruhi sikap para investor apakah akan membeli, menahan ataukah menjual sahamnya.selain itu kenaikan dan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) bursa merupakan sebuah 1
ukuran atas persepsi pasar di luar kenaikan dan penurunan nilai tukar valuta asing terhadap rupiah. Indeks IHSG mengalami fluktuasi dalam kurun waktu 2010-2012. Kondisi ekonomi dalam negeri maupun kondisi ekonomi secara global memberikan warna tersendiri bagi fluktuasi pergerakan IHSG. Fluktuasi IHSG sebagian besar diakibatkan oleh kejadian-kejadian di luar faktor fundamental perusahaan, seperti keadaan makroekonomi yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), laju inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang/ kurs (Thobarry, 2009). Depresiasi rupiah dapat terjadi apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat, sehingga dolar Amerika akan menguat dan akan menurunkan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Sunariyah, 2006). Hal ini dapat di lihat pada tahun 2001 di mana kurs rupiah terhadap dollar Amerika mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu dari 8.534 Rp/US$ di tahun 2000 ke level 10.261 Rp/US$ di tahun 2001 dan depresiasi rupiah ini disertai dengan menurunnya IHSG dari level 416,32 bps di tahun 2000 ke level 392,04 bps di tahun 2001. 2
Kinerja bursa efek ikut mengalami penurunan jika inflasi meningkat Hal tersebut dapat terlihat pada tahun 1998 dimana tingkat inflasi mencapai 77,63% jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berkisar 11,05 % dan peningkatan inflasi ini disertai penurunan IHSG sebesar 3,67 bps. Hal ini juga terjadi pada tahun 2001 dan tahun 2008 di mana terjadi peningkatan inflasi yang disertai penurunan IHSG. Adanya krisis ekonomi global memiliki dampak yang cukup signifikanterhadap kondisi pasar modal Indonesia. Krisis ekonomi global yang lebih populerdisebut krisis ekonomi keuangan yang terjadi di Amerika jelas-jelas memberikanpengaruh yang cukup signifikan bagi sebagian besar negara termasuk negara yangsedang berkembang seperti Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena sebagianbesar tujuan ekspor Indonesia dilakukan di pasar Amerika dan tentu saja hal inisangat mempengaruhi terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Salah satudampak yang paling berpengaruh dari krisis ekonomi global yang terjadi diamerika adalah nilai tukar rupiah yang semakin terdepresiasi terhadap dolaramerika, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semakin merosot, dantentu saja kegiatan ekspor Indonesia yang terganjal dan terhambat akibatberkurangnya permintaan dari pasar Amerika itu sendiri. Selain itu penutupanselama beberapa hari serta penghentian sementara perdagangan saham di BursaEfek Indonesia (BEI) merupakan salah satu dampak yang paling nyata danpertama kalinya sepanjang sejarah, yang tentunya dapat 3
merefleksikan betapabesar dampak dari permasalahan yang bersifat global ini (Deddy Azhar Mauliano,2009: 2). Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatunegara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasidana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakatdalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.selain itu, pasar modal juga merupakan representasi untuk menilai kondisiperusahaan di suatu negara, karena hampir semua industri di suatu negaraterwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang mengalami peningkatan (bullish)atau mengalami penurunan (bearish) terlihat dari naik turunnya harga hargasaham yang tercatat yang tercermin melalui suatu pergerakan indeks atau lebihdikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerjaga bungan seluruh saham(perusahaan/emiten) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhanekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, makasemakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yanglebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatanmasyarakat. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakinbanyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapatdimanfaatkan untuk 4
disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalambentuk surat-surat berharga yang diperdagagangkan di pasar modal. Banyak teori dan penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwapergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipengaruhi oleh beberapafaktor. Seperti faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal) dan faktor yangberasal dari dalam negeri (internal). Faktor yang berasal dari luar negeri tersebutbisa datang dari indeks bursa asing negara lain (Dow Jones, Hang Seng, Nikkei,dll), tren perubahan harga minyak dunia, tren harga emas dunia, sentimen pasarluar negeri, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam negeri bisa datang dari nilai tukar atau kurs di suatu negara terhadap negara lain, tingkat suku bunga dan inflasi yang terjadi di negara tersebut, kondisi sosial dan politiksuatu negara, jumlah uang beredar dan lain sebagainya. Pada umumnya bursa memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja bursa efek lainnya adalah bursaefek yang tergolong maju seperti bursa Amerika, Jepang, Inggris, dan sebagainya. Selain itu bursa efek yang berada dalam satu kawasan juga dapat mempengaruhikarena letak geografisnyayang saling berdekatan seperti, IndeksSTI disingapura, Nikkei di Jepang, Hang Seng di Hong Kong, Kospi di Korea Selatan,KLSE di Malaysia, dan lain sebagainya. 5
Adanya interaksi perdagangan internasional atau perusahaan multinasional akan membutuhkan alat pembayaran yang bisa diterima oleh masingmasing negara. Khususnya kurs mata uang Amerika Serikat yaitu kurs dollar Amerika (USD) dikarenakan diterima di berbagai negara dan kurs mata uang negara negara Eropa yaitu kurs Euro yang saat ini digunakan sebagai mata uang tunggal oleh negara negara Eropa. Dalam kenyataannya fluktuasi kurs mata uang asing dapat mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Selain kurs mata uang asing, hal lain yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia yaitu perkembangan indeks harga saham diberbagai dunia khususnya Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA), dan juga perkembangan perekonomian di negara-negara Asia Tenggara khususnya Singapore (Singapore Exchange (SSI)) yang akanmempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apabila kurs mata uang asing (US dollar dan Euro), serta Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA) dan Indeks Harga Saham yang ada di Asia Tenggara meningkat akankah perekonomian Indonesia juga meningkat khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Alasan dollar amerika menjadi mata uang yang paling kuat dan berpengaruh terhadap perekonomian di berbagai macam negara termasuk di Indonesia dimulai dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai mata uang. 6
Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman yang diberikan oleh Amerika. Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas. Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yang bersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mencari tahu hubungan-hubungan antara Kurs Valuta Asing, Indeks Harga Saham Luar Negeri dan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI baik berhubungan positif maupun negatif, maka penulis memilih judul Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). 7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh kurs dollar Amerika terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 2. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh Indeks Saham Dow Jones terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari nilai tukar mata uang asing terhadap Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) di BEI. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari indeks harga saham luar negeri terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. 8
3. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penulis dapat memberikan teori-teori dan faktor-faktor tentang pengaruh nilai tukar mata uang asing dan indeks harga saham luar negeri guna menambah pengetahuan dan kemampuan menulis. 2. Bagi Investor dan Pihak lain Dapat memberikan gambaran tentang keadaan saham perusahaan public terutama pengaruh fluktuasin kurs valuta asing dan indeks harga saham luar negeri terhadap IHSG sehingga dapat menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal. 3. Bagi pemerintah Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan pihak-pihak lainnya yang terkait dalam mengambil kebijakan yang akan ditempuh sehubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Bagi peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan dasar dan juga bisa dikembangkan secara luas lagi dengan mengambil faktor-faktor ekonomi yang lain. 9