Modul ke: Penulisan Naskah Berita Televisi Kaidah Berita Televisi Fakultas KOMUNIKASI Syaefurrahman Al-Banjary, SH, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id
Kaidah Pokok Televisi adalah media pandang dengar. Artinya apa yang ditayangkan di televisi bisa dipandang dan didengarkan sekaligus. Yang dipandang adalah gambar-gambar hidup, yang didengarkan adalah suara narasi/naskah berita, dan atmosfir (suara alam). Ada tiga unsur pokok yang harus ada dalam berita televisi yaitu gambar, commentary atau narasi dan suara atau audio. Ada falsafah dalam jurnalisme televisi bahwa jurnalisme televisi adalah bercerita tentang gambar. Dalam pengertian ini berlakulah adagium: tidak ada gambar, tidak ada berita
1. Kaidah gambar a. Aktualitas, artinya gambar berita televisi haruslah gambar yang aktual, yang baru terjadi atau benarbenar terjadi. Jadi gambar berita televisi bukanlah gambar hasil rekayasa yang sengaja diciptakan untuk berita. b. Singkronis, artinya gambar yang ditayangkan di televisi harus singkron dengan berita yang diinformasikan. Tidaklah dapat dikatakan singkron jika berita tentang kenaikan harga gabah, yang muncul adalah gambar sayur-sayuran.
c. Simbolis. Gambar simbolis artinya gambar yang ditayangkan untuk berita televisi hanya untuk mewakili agar singkron dengan naskah. d. Ilustrasi Ilustrasi adalah gambar rekayasa yang sengaja diciptakan untuk mendukung berita berdasarkan kenyataan yang terjadi e. Estetika Gambar dalam jurnalisme televisi haruslah mengandung keindahan atau estetika.
2. Kaidah Naskah (Commentary) a. Prisip 5W + 1H What (apa), naskah harus menjawab pertanyaan apa yang terjadi. Who (siapa), berarti naskah harus menginformasikan siapa pelakunya, atau siapa korbannya, siapa pesertanya sdb. When (kapan) Where (dimana) Why (mengapa) How (bagaimana), berarti naskah menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi, bagaimana keadaannya.
b. Format naskah berita 1. Reading atau reader Reading, adalah naskah yang seluruh isi beritanya baik lead maupun tubuh beritanya dibaca oleh presenter.lead berita sudah menyatu dengan tubuh berita. Sebagian stasiun televisi mengartikan naskah model ini adalah no dubb, artinya naskah tidak didubbing oleh reporter melainkan dibaca oleh presenter di studio. Berita model ini biasanya dibuat karena berita dianggap penting sementara gambar belum ada hingga deadline berakhir. Ada kalanya gambar diwakili dengan grafik saja, sehingga dikatakan reader grafik (rdr grafik
Sumber-sumber Berita Pengetahuan tentang sumber berita akan memudahkan reporter melakukan peliputan dan mencari nara sumber. 1. Pelayanan darurat kantor polisi, unit gawat darurat rumah sakit, kamar mayat, posko banjir dan posko kebakaran, tim SAR, kantor Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), dsb.
2. Jaringan Jaringan di sini bisa berasal dari hubungan perkawanan, kolega, kerabat dan nara sumber penting lainnya seperti kalangan pejabat, pengamat dan politisi. Seorang jurnalis yang benar biasanya menyimpan semua nomor telepon mereka dalam buku kumpulan nomor telpon. 3. Media Media lain seperti internet, radio, koran dan TV lain. Media ini kalanya menjadi sumber informasi liputan yang perlu juga kita cermati dan kita tindaklanjuti. 4. Catatan harian Yang dimaksud catatan harian adalah catatan seorang reporter atau redaksi pemberitaan mengenai kejadian-kejadian atau agenda harian.
Karena tidak ada gambar, maka naskah tidak boleh panjangpanjang, biasanya cukup 30 detik saja. Format ini juga sering disebut reader only. Istilah lain adalah "in vision only". Dalam istilah "in vision only", maka berita tak ada gambar sama sekali, hanya presenter saja yang tampil membacakan berita, tidak ada grafik, peta atau gambar apapun. 2. Voice over Voice over sebenarnya adalah narasi atau suara reporter yang direkam dalam video laporan akhir (ABC, Paket Berita TV - PJTV, ). Istilah lain adalah narasi berita yang telah didubbing.
Tapi di kebanyakan televisi istilah VO (mengikuti gaya Inggris) digunakan untuk menunjukkan format berita yang pengertianya justru menjadi terbalik, yakni berita yang seluruh naskah atau narasinya dibaca oleh presenter, bukan oleh si reporter peliputnya.
Terima Kasih Syaefurrahman Al-Banjary, SH., M.Si