BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

BAB I PENDAHULUAN. status glukosa menjadi dua, yaitu normoglikemia dan hiperglikemia. 2 Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Glukosa darah atau kadar gula darah merupakan istilah yang mengacu

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral

repository.unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan

BAB I PENDAHULUAN. sedentary lifestyles. Sedentary lifestyles menyebabkan banyak bermunculan

PREANALITIK DAN INTERPRETASI GLUKOSA DARAH UNTUK DIAGNOSIS DIABETES MELITUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk akhir metabolisme karbohidrat serta sumber energi utama pada

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memperoleh energi. Gula lain dalam makanan (terutama fruktosa dan

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

Obat Herbal Diabetes dan Diagnosa Prediabetes Sebelum Terjadi Diabetes

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

Praktik Biomedik 506 Ketrampilan Dasar Laboratorium. Laporan Praktikum ph Meter, Buffer dan Pengenceran

: Kirana patrolina sihombing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JNPH Volume 6 No. 1 (April 2018) The Author(s) 2018

LAPORAN PRAKTIKUM 2 BM 506. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Klinik dan Ilmu Penyakit Dalam. disetujuinya proposal sampai April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

: Kirana patrolina sihombing

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2, HbF( fetus)

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

GLUKOMETER ACCU CHECK ACTIVE, CARA CEPAT PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

MEDAN, 15 DESEMBER Oleh : ERNAWATI SEMBIRING DORRA RIBTA ALAM MARA IMAM TAUFIQ SIREGAR

III. METODOLOGI PENELITIAN

Kontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana?

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

ABSTRAK. PERBANDINGAN STABILITAS KADAR GLUKOSA DARAH DALAM SAMPEL SERUM DENGAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA (NaF)

BAB iii. METODOLOGI PENELiTIAN. A. Bahan dan Alat. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAHAN DAN CARA KERJA Serbuk teofilina anhidrida,

Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

PEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric)

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA


LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME I (GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA) DAN SPEKTROFOTOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka. Glukosa darah berfungsi sebagi penyedia energi tubuh dan jaringanjaringan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 2 ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 31 Maret 2016

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

Transkripsi:

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DISUSUN OLEH Bagian Patologi Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017

KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH TUJUAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa mampu melakukan prosedur dan interpretasi pemeriksaan glukosa darah dengan benar. SASARAN PEMBELAJARAN : Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan : 1. Mampu melakukan persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu, puasa, dan 2 jam post prandial 2. Mampu melakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu, puasa, dan 2 jam post prandial 3. Mampu melakukan interpretasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu, puasa, dan 2 jam post prandial

DASAR TEORI: TES GLUKOSA DARAH (GDS, GDP, GD2PP, TTGO) Hal-hal yang penting mengenai tes glukosa darah: 1 Menggambarkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler dan berbagai penyakit dengan mortalitas tinggi. Glukosa post prandial merupakan prediktor mortalitas yang lebih baik dibanding glukosa puasa. Glukosa post prandial juga berhubungan dengan kematian non kardiovaskuler terutama kanker. Efek glukosa post prandial pada mortalitas dimulai pada peningkatan dibawah cut point diabetes (11,1 mmol/l). Peningkatan kadar glukosa post prandial sejalan dengan tingkat mortalitas. 1. PRAANALITIK. a. Persiapan pasien: 1 GDP : - Pasien dipuasakan 8 12 jam sebelum tes. - Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan ditulis pada formulir permintaan tes. GD2PP: - Dilakukan 2 jam setelah tes GDP. - Pasien diberikan makanan yang mengandung 100 gram karbohidrat sebelum tes dilakukan. TTGO (WHO, 1994): 2 - Tiga (3) hari sebelum tes makan seperti biasa (karbohidrat cukup). - Kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan. - Puasa minimal 8 jam dimulai malam hari sebelum tes dilakukan, minum air putih diperbolehkan. b. Persiapan sampel: 1 Pengambilan sampel sebaiknya pagi hari karena adanya variasi diurnal. Pada sore hari glukosa darah lebih rendah sehingga banyak kasus DM yang tidak terdiagnosis. Untuk tes saring atau kontrol DM, sampelnya adalah plasma vena, serum, atau darah kapiler. Untuk tes diagnostik sampel yang dianjurkan adalah plasma vena, akan tetapi dapat juga digunakan sampel whole blood, arah vena ataupun kapiler dengan memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda. 3 Molaritas glukosa pada plasma vena hampir sama dengan glukosa pada whole blood. Konsentrasi glukosa plasma lebih tinggi ~11 % dibanding whole blood, pada hematokrit normal. Konsentrasi plasma heparin lebih rendah 5 % dibanding serum.

Sampel plasma, stabil selama kurang dari 1 jam, bila lebih dari 1 jam konsentrasi glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo. Untuk sampel simpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium fluorida 2,5 mg/ml darah). Sampel ini stabil pada suhu 15 25 C selama 24 jam, dan pada suhu 4 C stabil selama 10 hari. Sampel serum stabil selama kurang dari 2 jam. c. Metode tes: 1 Metode kimia : metode ortho-toluidin. Metode enzimatik: glucose oxidase / hexokinase. Tes yang dianjurkan adalah metode enzimatik. 3 d. Prinsip tes: 1 Tes UV dengan metode enzimatik: glucose oxidase / hexokinase. Persamaan reaksinya sebagai berikut: - Sampel ditambah dengan R 1 (buffer/atpnadp), selanjutnya - Tambahkan R 2 (HK/G-6-PDH) sehingga bereaksi sbb: Glukosa + ATP HK G-6-P + ADP Heksokinase mengkatalisis fosforilase glukosa menjadi glukosa-6-fosfatase oleh ATP. G-6-PDH G-6-P + NADP gluconate-6-p + NADPH + H Konsentrasi glukosa diukur secara fotometrik. PASCAANALITIK. Interpretasi: 1, 2 Tes GDS GDP GD2PP Sampel Plasma vena Darah kapiler Plasma vena Darah kapiler Plasma vena Darah kapiler Bukan DM Belum Pasti DM DM (mg/dl) (mmol/l) (mg/dl) (mmol/l) (mg/dl) (mmol/l) < 110 < 6,1 110 199 6,1 11,0 > 200 > 11,1 < 90 < 5,0 90 199 5,0 11,0 > 200 > 11,1 < 110 < 90 < 140 < 120 < 6,1 < 5,0 < 7,8 < 6,7 110 125 90 109 140 200 120 200 6,1 7,0 5,0 6,1 7,8 11,1 6,7 11,1 > 126 > 110 > 200 > 200 > 7,0 > 6,1 > 11,1 > 11,1 Interpretasi TTGO (WHO): 3 Kriteria GDP 0 jam 2 jam (mg/dl) (mmol/l) (mg/dl) (mmol/l) GDPT > 110 serta < 126 6,1 > serta < 7,0 < 140 < 7,8 TGT < 126 < 7,0 > 140 serta < 200 7,8 > serta < 11,1 DM > 126 > 7,0 > 200 > 11,1

ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN : Alat: - Pipet mikro - Tabung mikro - Rak tabung - Rak sampel - Alat automatik Cobas Mira Plus - Manekin tangan Bahan: - Alcohol Swab - Sampel serum, plasma EDTA - Reagen: R 1 Buffer/ATP/NADP TRIS (hydroxymethyl)-aminomethane buffer 100 mmol/l, ph 7,8; Mg 2+ : 4 mmol/l; ATP >1,7 mmol/l. R 2 HK/G-6-PDH HEPES buffer (30 mmol/l. ph 7,0; Mg 2+ : 4 mmol/l; HK > 8,3 U/ml (yeast); G-6-PDH > 15 U/ml (E.coli); preservative.

PENUNTUN PEMBELAJARAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : 1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai dengan urutannya 2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya tapi tidak efisien 3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya dan efisien TS : Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan NO LANGKAH KLINIK KASUS Tes GDP: Cara Automatik: - Siapkan reagen lalu letakkan pada raknya. - Masukkan 500 l sampel ke dalam tabung mikro, lalu letakkan pada raknya. - Buat program tes glukosa pada alat dan selanjutnya tes berjalan secara automatik. - Hasil tes dibaca secara fotometrik. Tes GD2PP: Setelah diberikan makanan yang mengandung 100 gram karbohidrat, 2 jam kemudian dilakukan tes sesuai cara kerja tes GDP. TTGO (WHO, 1994): 2 - Dilakukan tes GDP. - Diberikan 75 gram glukosa (dewasa) atau 1,75 gram /kg BB dilarutkan dalam 250 ml air dan dihabiskan dalam 5 menit. - Dilakukan tes glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa. - Selama tes, subjek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.

KETERAMPILAN KLINIK TES GLUKOSA URIN (TES BENEDICT) TUJUAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa mampu melakukan prosedur dan interpretasi pemeriksaan glukosa urin dengan metode Benedict secara benar. SASARAN PEMBELAJARAN : Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan : 1. Mampu melakukan persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan glukosa urin 2. Mampu melakukan pemeriksaan glukosa urin dengan metode Benedict 3. Mampu melakukan interpretasi terhadap hasil pemeriksaan glukosa urin

DASAR TEORI 1. PRAANALITIK. Persiapan Pasien: 1 Sama dengan persiapan pasien pada tes glukosa darah puasa dan tes glukosa darah post prandial. Persiapan Sampel: 1 - Pengambilan sampel urin dapat dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel darah, baik untuk tes glukosa urin puasa maupun tes glukosa urin post prandial. - Sampel urin dapat berupa urin post prandial (pertama kali dikemihkan 1,5 3 jam setelah makan) atau urin sewaktu. - Sampel urin dimasukkan dalam penampung bersih tanpa bahan pengawet. - Sebaiknya sampel disimpan pada suhu ruang dan tes dilakukan paling lambat 2 jam setelah pengambilan sampel. Prinsip Tes: 1 Mengubah warna zat tertentu (benedict) jika direduksi dengan glukosa. Interpretasi: 1 Warna : Interpretasi: (1+) s/d ( 4+) mungkin/diduga DM Hijau kekuningan dan keruh Positif + (1+): sesuai dengan 0,5 1 % glukosa Kuning keruh Positif ++ (2+): sesuai dengan 1 1,5 % glukosa Jingga / warna lumpur keruh Positif +++ (3+): sesuai dengan 2 3,5 % glukosa Merah keruh Positif ++++(4+): sesuai dengan > 3,5 % glukosa

ALAT DAN BAHAN: 1 Alat: - tabung reaksi - pipet tetes - gelas piala - pembakar Bunsen - kasa asbes, kaki tiga Bahan: - sampel urin - reagen Benedict

PENUNTUN PEMBELAJARAN PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN DENGAN METODE BENEDICT Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : 1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai dengan urutannya 2. Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya tapi tidak efisien 3. Mahir : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya dan efisien TS : Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan NO LANGKAH KLINIK KASUS TES BENEDICT - Masukkan 5 ml reagen Benedict ke dalam tabung reaksi. - Teteskan sebanyak 5 8 tetes (jangan lebih) urin ke dalam tabung tersebut. - Didihkan air pada gelas piala. - Masukkan tabung ke dalam air mendidih hingga seluruh sampel terendam pada air mendidih selama 5 menit. - Angkat tabung, kocok isinya dan baca hasil reduksi. Nilai Rujukan: 1 Glukosa Negatif: bukan DM bila hasil tes urin berwarna biru, sesuai dengan < 0,5 % glukosa.