No pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

Draf RUU 17 Juli 2013

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

M A N A J E M E N A S N

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangk

PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN... 1 PENGERTIAN DAN JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA A. Pengertian Aparatur Sipil Negara B. Jabatan Aparatur Sipil Negara...

DASAR DAN LATAR BELAKANG

MEMUTUSKAN: 6. Jabatan...

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

IMPLIKASI DIUNDANGKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS

UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Repu

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

2017, No Nasional tentang Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Tugas di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN PERTANIAN-2017

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2014 SERI E PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2014

BAB II PENGATURAN KEPEGAWAIAN DALAM UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA. E. Jenis Status, Kedudukan, Jabatan Aparatur Sipil Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

MENIMBANG KEMBALI REVISI UU ASN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SDM PENELITI SESUAI PERMENPANRB NO 26/2016 EKA YULIA WIDYANTI. Kepala Bidang Jabatan Fungsional SDM Aparatur

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tam

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS TANPA MELALUI LELANG. sinarmedia-news.com

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Transkripsi:

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6037 ADMINISTRASI. Kepegawaian. PNS. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka penyelenggaraan Manajemen ASN yang berdasarkan Sistem Merit, maka diperlukan pengaturan Manajemen PNS. Pengaturan Manajemen PNS bertujuan untuk menghasilkan PNS yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam rangka pelaksanaan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Penyelenggaraan Manajemen PNS dilaksanakan oleh Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN yang dapat mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada PPK. Dalam penyelenggaraan Manajemen PNS, Presiden atau PPK mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS serta pembinaan Manajemen PNS di Instansi Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kewenangan pembinaan Manajemen PNS dapat didelegasikan kepada PyB dalam pelaksanaan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Dalam rangka menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen PNS diperlukan sistem informasi pengembangan kompetensi, sistem informasi pelatihan, sistem informasi manajemen karier, dan sistem informasi manajemen

No.6037-2- pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah ini berisi ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, serta perlindungan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Yang dimaksud dengan dinamika/perkembangan organisasi Kementerian/Lembaga antara lain penghapusan/penggabungan Kementerian/Lembaga.

-3- No.6037 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17

No.6037-4- Ayat (3) Ayat (4) Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan mengoordinasikan instansi pembina JF dalam penyusunan materi seleksi kompetensi bidang adalah mengoordinasi instansi pembina dalam penyusunan materi seleksi yang sesuai dengan kebutuhan JF yang bersangkutan, termasuk penyusunan soal yang dilakukan oleh instansi pembina JF. Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Huruf i Ayat (5) Pasal 18 Pasal 19

-5- No.6037 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31

No.6037-6- Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Penghitungan 1 (satu) tahun masa percobaan dilakukan terhitung mulai tanggal pengangkatan sebagai calon PNS. Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dengan terintegrasi adalah proses pendidikan dan pelatihan yang memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal, dan antara Kompetensi Sosial Kultural dengan kompetensi bidang. Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38

-7- No.6037 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pasal 43 Pasal 44 Pasal 45 Pasal 46 Pasal 47 Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50

No.6037-8- Pasal 51 Pasal 52 Pasal 53 Larangan rangkap Jabatan dimaksudkan untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja organisasi. Pasal 54 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Yang dimaksud dengan JF yang setingkat dengan Jabatan pengawas adalah JF yang kelas Jabatannya sama dengan kelas Jabatan pengawas. Huruf e Huruf f Huruf g Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5)

-9- No.6037 Ayat (6) Ayat (7) Pasal 55 Pasal 56 Pasal 57 Pasal 58 Pasal 59 Pasal 60 Pasal 61 Pasal 62 Pasal 63 Pasal 64 Huruf a Cukup jelas

No.6037-10- Huruf b Huruf c Huruf d Pemberhentian karena menjalani tugas belajar adalah pemberhentian pejabat administrasi yang ditugaskan untuk menjalani pendidikan dengan sama sekali tidak melaksanakan tugasnya lebih dari 6 (enam) bulan secara terus menerus. Huruf e Yang dimaksud dengan ditugaskan secara penuh di luar JA adalah pejabat administrasi yang secara definitif diangkat dan ditugaskan dalam JF atau JPT. Huruf f Yang dimaksud dengan persyaratan Jabatan adalah syarat menduduki JA pada masing-masing jenjang JA. Dalam keadaan tertentu antara lain yang bersangkutan harus menyelesaikan pekerjaan atau tanggung jawabnya. Ayat (3) Ayat (4) Pasal 65 Pasal 66 Pasal 67 Penentuan berkedudukan dan tanggung jawab secara langsung disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing Instansi Pemerintah.

-11- No.6037 Pasal 68 Pasal 69 Urutan jenjang JF keahlian dari jenjang paling tinggi ke paling rendah adalah ahli utama, ahli madya, ahli muda, dan ahli pertama. Ayat (3) Urutan jenjang JF keterampilan dari jenjang paling tinggi ke paling rendah adalah penyelia, mahir, terampil, dan pemula. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Ayat (8) Ayat (9) Ayat (10) Ayat (11) Pasal 70 Pasal 71

No.6037-12- Pasal 72 Pasal 73 Pasal 74 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan penyesuaian adalah yang dikenal dengan istilah inpassing. Ayat (3) Ayat (4) Pasal 75 Pasal 76 Pasal 77 Pasal 78 Pasal 79

-13- No.6037 Pasal 80 Pasal 81 Pasal 82 Pasal 83 Pasal 84 Pasal 85 Pasal 86 Pasal 87 Pasal 88 Pasal 89 Pasal 90 Pasal 91

No.6037-14- Pasal 92 Pasal 93 Pasal 94 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Pemberhentian karena menjalani tugas belajar adalah pemberhentian pejabat fungsional yang ditugaskan untuk menjalani pendidikan dengan sama sekali tidak melaksanakan tugas fungsionalnya lebih dari 6 (enam) bulan secara terus menerus. Huruf e Yang dimaksud dengan ditugaskan secara penuh di luar JF adalah pejabat fungsional yang secara definitif diangkat dan ditugaskan dalam JA atau JPT. Huruf f Yang dimaksud dengan persyaratan Jabatan adalah syarat menduduki JF pada masing-masing jenjang JF. Pasal 95 Pasal 96

-15- No.6037 Pasal 97 Pasal 98 Pengecualian yang dimaksud dalam Pasal ini seperti: a. Jaksa yang diangkat menjadi kepala kejaksaan tinggi, wakil kepala kejaksaan tinggi, kepala kejaksaan negeri, atau kepala cabang kejaksaan negeri; b. Perancang peraturan perundang-undangan ahli madya yang diangkat menjadi Direktur Perancangan Peraturan Perundangundangan atau Direktur Harmonisasi Peraturan Perundangundangan pada Direktorat Jenderal Peraturan Perundangundangan; atau c. Diplomat ahli utama yang diangkat menjadi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa. Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102 Pasal 103 Pasal 104 Pasal 105

No.6037-16- Pasal 106 Yang dimaksud dengan non-pns adalah warga negara Indonesia di luar kalangan PNS dan prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Ayat (3) Pasal 107 Pasal 108 Huruf a Angka 1 Yang dimaksud dengan warga negara Indonesia adalah warga negara Indonesia yang tidak pernah mendapat kewarganegaraan lain atas permintaan sendiri. Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Yang dimaksud dengan integritas antara lain tidak pernah mengikuti wajib militer atau dinas militer negara lain. Angka 8 Angka 9

-17- No.6037 Angka 10 Huruf b Pasal 109 Pasal 110 Pasal 111 Pasal 112 Pasal 113 Pasal 114 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Yang dimaksud dengan sistem adalah mekanisme penetapan status pelamar pada setiap tahapan. Huruf e

No.6037-18- Ayat (3) Yang dimaksud JPT Madya tertentu adalah jabatan-jabatan yang oleh Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dipandang perlu proses pengisiannya dilakukan oleh panitia seleksi yang pembentukannya oleh Presiden. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Yang dimaksud dengan konflik kepentingan antara lain memiliki hubungan keluarga, hubungan tali perkawinan, dan hubungan darah. Ayat (7) Pasal 115 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Yang dimaksud dengan seleksi administrasi adalah penilaian kesesuaian berkas administrasi dengan dokumen persyaratan.

-19- No.6037 Huruf g Pasal 116 Pasal 117 Pasal 118 Yang dimaksud dengan rekomendasi adalah surat ijin atau persetujuan yang diberikan oleh PPK instansinya dalam bentuk tertulis. Pasal 119 Pasal 120 Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Huruf a Huruf b Seleksi kompetensi dilakukan dengan menggunakan metode assesment center atau metode penilaian lainnya. Huruf c

No.6037-20- Huruf d Ayat (6) Ayat (7) Ayat (8) Pasal 121 Yang dimaksud dengan panitia seleksi wajib mengumumkan secara terbuka pada setiap tahapan seleksi adalah mengumumkan secara terbuka nilai yang diperoleh setiap peserta seleksi berdasarkan peringkat, kecuali pada tahapan akhir. Ayat (3) Pasal 122 Pasal 123 Pasal 124 Pasal 125 Pasal 126

-21- No.6037 Pasal 127 Ayat (3) Yang dimaksud dengan dikoordinasikan adalah bupati/walikota melaporkan 1 (satu) orang calon pejabat pimpinan tinggi pratama terpilih kepada gubernur. Ayat (4) Yang dimaksud dengan dikonsultasikan adalah PPK melalui PyB meminta pendapat pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah untuk dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi PPK dalam memilih 1 (satu) dari 3 (tiga) nama calon pejabat pimpinan tinggi pratama. Pasal 128 Pasal 129 Pasal 130 Pasal 131 Uji kompetensi dapat dilakukan melalui penelusuran rekam jejak Jabatan dan wawancara. Huruf a Yang dimaksud dengan satu klasifikasi Jabatan adalah Jabatan yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang sejenis atau serumpun. Huruf b

No.6037-22- Huruf c Ayat (3) Huruf a Sertifikasi teknis dikeluarkan organisasi profesi baik internasional atau nasional yang sudah diakui oleh lembaga pemerintah yang berwenang di bidang sertifikasi profesi. Dalam hal belum terbentuk organisasi profesi, sertifikasi teknis dikeluarkan oleh instansi teknis. Huruf b Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Pasal 132 Pasal 133 Pejabat Pimpinan Tinggi yang telah menduduki jabatan 5 (lima) tahun atau lebih setelah pemberlakuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dapat dilakukan penilaian kembali terkait dengan kesesuaian kompetensi dan jabatan yang diduduki. Persetujuan PPK diberikan apabila JPT telah membuktikan bahwa target kinerja organisasi yang dipimpinnya tercapai selama yang bersangkutan menjadi Pejabat Pimpinan Tinggi. Yang dimaksud dengan berkoordinasi dengan Komisi Aparatur Sipil Negara adalah setiap perpanjangan JPT dilaporkan kepada Komisi Aparatur Sipil Negara.

-23- No.6037 Pasal 134 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka adalah pelaksanaan rekrutmen dan promosi Jabatan dilakukan secara terbuka pada lingkup internal Instansi Pemerintah yang telah menerapkan Sistem Merit. Huruf d Yang dimaksud dengan kelompok rencana suksesi adalah yang dikenal dengan istilah talent pool. Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Huruf i Ayat (3) Pasal 135 Pasal 136

No.6037-24- Pasal 137 Pasal 138 Pasal 139 Pasal 140 Pasal 141 Pasal 142 Pasal 143 Pasal 144 Pasal 145 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan pejabat lain adalah pejabat yang menduduki jabatan pimpinan pada lembaga negara. Huruf d Huruf e

-25- No.6037 Ayat (3) Pasal 146 Pasal 147 Yang dimaksud dengan prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah prajurit atau anggota dalam dinas aktif. Pasal 148 Pasal 149 Pasal 150 Pasal 151 Pasal 152 Pasal 153 Pasal 154

No.6037-26- Pasal 155 Huruf a Huruf b Penarikan kembali dilakukan berdasarkan usul Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, atau PPK Instansi Pusat tertentu tersebut. Alasan tertentu antara lain tidak sehat jasmani dan/atau rohani. Pasal 156 Pasal 157 Pasal 158 Pasal 159 Pasal 160 Pasal 161 Pasal 162 Pasal 163

-27- No.6037 Pasal 164 Pasal 165 Pasal 166 Pasal 167 Pasal 168 Pasal 169 Pasal 170 Pasal 171 Pasal 172 Pasal 173 Pasal 174 Pasal 175

No.6037-28- Pasal 176 Pasal 177 Pasal 178 Pasal 179 Pasal 180 Pasal 181 Pasal 182 Pasal 183 Pasal 184 Pasal 185 Pasal 186 Pasal 187

-29- No.6037 Pasal 188 Pasal 189 Pasal 190 Yang dimaksud dengan perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri adalah perwakilan Republik Indonesia yang diakreditasikan pada negara penerima atau organisasi internasional. Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Pasal 191 Pasal 192 Pasal 193 Pasal 194 Pasal 195

No.6037-30- Pasal 196 Pasal 197 Pasal 198 Pasal 199 Pasal 200 Pasal 201 Pasal 202 Yang dimaksud dengan tugas Jabatan adalah tugas Jabatan PNS yang masih merupakan tugas Jabatan yang berhubungan dengan Jabatan pada instansi induknya atau merupakan tugas yang mewakili kepentingan pemerintah. Contoh antara lain: 1. Jaksa yang mendapat penugasan khusus pada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK); dan 2. PNS Kementerian Keuangan yang mendapat penugasan khusus pada International Monetary Fund (IMF). Pasal 203 Pasal 204

-31- No.6037 Pasal 205 Pasal 206 Pasal 207 Pasal 208 Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Contoh instansi teknis antara lain: a. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk Kompetensi Teknis bagi JF Peneliti; b. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk Kompetensi Teknis bagi JF Auditor; dan c. BKN untuk Kompetensi Teknis bagi JF Assessor Kepegawaian. Ayat (6) Pasal 209 Pasal 210

No.6037-32- Pasal 211 Ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Ayat (3) Ayat (4) Pasal 212 Pasal 213 Pasal 214 Pasal 215 Pasal 216 Pasal 217 Ayat (3) Huruf a Pelatihan struktural kepemimpinan madya adalah pelatihan untuk menduduki atau dalam JPT madya.

-33- No.6037 Huruf b Pelatihan struktural kepemimpinan pratama adalah pelatihan untuk menduduki atau dalam JPT pratama. Huruf c Pelatihan struktural kepemimpinan administrator adalah pelatihan untuk menduduki atau dalam Jabatan administrator. Huruf d Pelatihan struktural kepemimpinan pengawas adalah pelatihan untuk menduduki atau dalam Jabatan pengawas. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Pasal 218 Pasal 219 Pasal 220 Pasal 221 Pasal 222 Pasal 223 Pasal 224

No.6037-34- Pasal 225 Pasal 226 Pasal 227 Pasal 228 Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dengan pejabat yang ditentukan oleh PyB adalah pejabat yang ditunjuk oleh PyB dalam hal atasan langsungnya belum terisi atau belum ada. Pasal 229 Pasal 230 Pasal 231 Pasal 232 Pasal 233

-35- No.6037 Pasal 234 Pasal 235 Pasal 236 Pasal 237 Pasal 238 Ayat (3) Huruf a Huruf b Terikat kewajiban bekerja antara lain PNS sedang menjalani ikatan dinas karena tugas belajar. Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Pasal 239 Pasal 240

No.6037-36- Pasal 241 Pasal 242 Pasal 243 Pasal 244 Pasal 245 Pasal 246 Pasal 247 Pasal 248 Pasal 249 Pasal 250 Pasal 251 Pasal 252

-37- No.6037 Pasal 253 Pasal 254 Pasal 255 Pasal 256 Pasal 257 Pasal 258 Pasal 259 Pasal 260 Pasal 261 Pasal 262 Pasal 263 Pasal 264

No.6037-38- Pasal 265 Pasal 266 Pasal 267 Pasal 268 Pasal 269 Pasal 270 Pasal 271 Pasal 272 Pasal 273 Pasal 274 Pasal 275 Pasal 276

-39- No.6037 Pasal 277 Khusus Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang berasal dari JF Diplomat dikecualikan dengan pertimbangan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 dan Konvensi Wina Tahun 1963. Ayat (3) Ayat (4) Pasal 278 Pasal 279 Pasal 280 Pasal 281 Pasal 282 Pejabat yang berwenang untuk mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan adalah Penyidik Kepolisian Republik Indonesia atau Pejabat yang berwenang mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penuntutan adalah Penuntut Umum/Kejaksaan. Pasal 283

No.6037-40- Pasal 284 Pasal 285 Pasal 286 Pasal 287 Pasal 288 Pasal 289 Pasal 290 Pasal 291 Pasal 292 Pasal 293 Pasal 294 Pasal 295 Yang dimaksud dengan hak kepegawaian antara lain jaminan pensiun, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian.

-41- No.6037 Pasal 296 Pasal 297 Pasal 298 Pasal 299 Yang dimaksud dengan diangkat kembali dalam Jabatan apabila ada lowongan adalah PNS tersebut memenuhi persyaratan Jabatan yang lowong dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 300 Pasal 301 Pasal 302 Pasal 303 Pasal 304 Pasal 305

No.6037-42- Pasal 306 Pasal 307 Pasal 308 Pasal 309 Pasal 310 Pasal 311 Pasal 312 Pasal 313 Pasal 314 Pasal 315 Pasal 316 Pasal 317

-43- No.6037 Pasal 318 Pasal 319 Pasal 320 Pasal 321 Pasal 322 Pasal 323 Pasal 324 Pasal 325 Pasal 326 Pasal 327 Pasal 328 Pasal 329

No.6037-44- Pasal 330 Pasal 331 Pasal 332 Pasal 333 Pasal 334 Pasal 335 Pasal 336 Pasal 337 Pasal 338 Pasal 339 Pasal 340 Pasal 341

-45- No.6037 Pasal 342 Pasal 343 Pasal 344 Pasal 345 Pasal 346 Pasal 347 Pasal 348 Pasal 349 Pasal 350 Pasal 351 Pasal 352 Pasal 353

No.6037-46- Pasal 354 Pasal 355 Pasal 356 Pasal 357 Pasal 358 Pasal 359 Pasal 360 Pasal 361 Pasal 362 Pasal 363 Pasal 364