BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

Universitas Sumatera Utara

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Norma Pemeliharaan + (B)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGARUH PEMBUKAAN BLOWER DAMPER PADA DRY SEPARATION SYSTEM. Ahmad Mahfud ABSTRAK

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana. : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Produk minyak sawit di Indonesia meningkat dengan pesat pada tahuntahun terakhir ini, sejalan dengan peningkatan luasnya areal perkebunan kelapa sawit tersebut. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak, yang berperan penting dalam perekonomian dunia, baik sebagai bahan baku industri dalam negeri maupun diekspor. Pada saat ini tanaman kelapa sawit di Indonesia diusahakan oleh perkebunan pamerintah, swasta, dan perkebunan rakyat. Pada tahun 1921 di Sumatera Utara berdiri perkebunan kelapa sawit swasta asing PT. P.P.SIPEF. Perusahaan ini 100 % Penanaman Modal Asing (PMA) yang pemiliknya berkebangsaan Belgia. Pada tahun yang sama berdiri pula PT. P.P. ANGLO DUTCH AGENCY yang pemiliknya berkebangsaan Belanda. Setelah beberapa tahun berjalan yaitu pada tahun 1945, perusahaan ini menggabungkan diri menjadi PT. P.P. ANGLO DUTCH. Tahun 1964 terjadi pengambilalihan oleh pemerintah Republik Indonesia, maka hilanglah nama DUTCH menjadi PT. P.P. ANGLO saja. Tanggal 11 April 1968 PT. EXPER SATU dikembalikan kepada pemiliknya yaitu PT. SIPEF. Dan tanggal 13 Mei 1968 PT. DWI KORA TIGA di kembalikan kepada pemiliknya yaitu PT. P.P. ANGLO, tetapi berubah nama menjadi PT. P.P. ANGLO SUMATERA. Saat itu perusahaan belum bergabung

kembali. Setelah berjalan beberapa lama keduanya bergabung kembali dengan nama PT. P.P. SIPEF ANGLO SUMATERA. Tahun 1971 bulan Desember terjadi penggantian nama menjadi PT. P.P. SIPEF MEDAN INDONESIA. Dan bulan Desember 1978 diganti menjadi PT. TOLAN TIGA INDONESIA yang bergerak dibidang perkebunan dan tidak pernah pindah lokasi dari jalan Let.jen S Parman No 217 Medan. Di tingkat Sumatera Utara PT. TOLAN TIGA INDONESIA (PT. SIPEF) berkedudukan sebagai ketua group, sedangkan pusatnya berada di Eropa. Perusahaan ini mempunyai perkebunan dan pabrik yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu Perlabian dengan nama PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian. Pada awal berdirinya perusahaan ini bertujuan untuk memakmurkan diri sendiri dan mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan kesejahteraan para pekerja. Pada saat sekarang ini perusahaan mempunyai tujuan yang disebut dengan TRI DARMA PERKEBUNAN, yaitu : - Menghasilkan devisa negara. - Meningkatkan kesuburan tanah. - Memberikan kesempatan padat karya. 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PKS PT. TOLAN TIGA INDONESIA kebun Perlabian menghasilkan dua jenis produk yaitu Minyak Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit Palm

Kernel. Ampas berupa cangkang sebagai hasil sampingan pengolahan digunakan sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap. Penjualan produk dilakukan oleh bagian pemasaran pada kantor pusat (head office), pihak pabrik hanya melakukan proses pengolahan. 2.2.1. Lokasi Perusahaan Lokasi pabrik pengolahan kalapa sawit PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun perlabian ini terletak di Desa Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu. Pabrik dekat dengan lahan perkebunan perusahaan itu sendiri, dan memberikan keuntungan keuntungan pada penduduk dan juga lingkungan sekitarnya, antara lain dengan : - Menyerap tenaga kerja - Mendorong timbulnya aktivitas ekonomi disekitar wilayah tersebut. 2.2.2 Daerah Pemasaran PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian hanya bertugas pada pengolahan saja, tugas merencanakan kebijakan harga, kebijakan pasar, kebijakan distribusi, kebijakan promosi, semua telah dilakukan oleh bagian pemasaran kantor pusat (head office) PT. TOLAN TIGA INDONESIA (A Member Of The SIPEF Group). PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian hanya melaporkan semua stok yang telah diproduksi dan yang akan diproduksi oleh PT. TOLAN

TIGA INDONESIA Kebun Perlabian, dan selanjutnya Kantor Pusat, merencanakan pemasaran produk tersebut. 2.3. Struktur Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan hubungan kerja antara dua orang atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bentuk organisasi pada PT. TOLAN TIGA INDONESIA adalah garis. Hubungan garis adalah apabila pembagian tugas dilakukan dalam bidang atau area pekerjaan, maka hubungan yang timbul adalah hubungan kerja lini atau garis. Dalam hubungan garis, bawahan hanya mengenal seorang atasan. Bawahan tersebut hanya menerima tugas, tanggung jawab, wewenang serta serta haknya dari atasan saja. Dewasa ini sangat jarang dijumpai hubungan garis yang murni. Dengan demikian diharapkan adanya kejelasan arah dan langkah untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, sehingga masing-masing pekerja mengetahui dengan jelas perintah dan tanggung jawab pekerjaannya. Dengan demikian struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan dapat menciptakan suasana kerja yang baik dan akan terhindar dari suasana tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Bentuk organisasi ini dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, dan besarnya usaha serta sistem produksi perusahaan tersebut. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1. halaman berikut ;

MILL MANAGER CLEANING ASST OFFICE ASST MAINTENANCE ASST QC ASST ASST SHIFT I - SHIFT FOREMAN - SHIFT FILTERS - OPERATOR - HELPERS GENERAL WORKS/DAILY - SECURITY - CLEANING GANG - DRIVER GARDENER GENERAL WORKS/DAILY - SECURITY - CLEANING GANG - DRIVER GARDENER GENERAL WORKS/DAILY - SECURITY - CLEANING GANG - DRIVER GARDENER GENERAL WORKS/DAILY - SECURITY - CLEANING GANG - DRIVER GARDENER ASST SHIFT II - SHIFT FOREMAN - SHIFT FILTERS - OPERATOR - HELPERS - SHIFT FOREMAN ASST SHIFT III - SHIFT FILTERS - OPERATOR - HELPERS Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian. 2.3.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan adanya personil yang memegang jabatan tertentu, dimana masing-masing masing-masing personil mempunyai tugas dan wewenang yang seimbang dan jelas. Tanggung jawab yang diberikan harus seimbang dengan wewenang yang diterima. Tugas pokok dari tiap bagian dapat dilihat pada Lampiran 1. 2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja Jumlah karyawan pada PKS Kebun Perlabian terdiri dari 220 karyawan dengan pembagian sebagai berikut :

1. Karyawan Kantor 21 orang. 2. Karyawan shift I 38 orang 3. Karyawan shift II 39 orang 4. Karyawan shift III 38 orang 5. Karyawan Bengkel Induk 40 orang 6. Karyawan Bengkel Listrik 9 orang Jam kerja pada PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian yang beroperasi secara terus menerus (continious) selama 24 jam penuh (terbagi atas shift I, II dan III) adalah : 1. Shift I : Pukul 22.30-06.30 2. Shift II : Pukul 06.30 14.30 3. Shift III : Pukul 14.30 22.30 Untuk menjaga keseimbangan kerja para pegawai, maka diadakan pergantian shift kerja setiap 7 hari, yang dilakukan pada awal minggu. 2.3.4. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya Sistem pengupahan di pabrik kelapa sawit PT, TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian mengikuti ketentuan upah minimum yang telah ditetapkan pemerintah. Pembayaran gaji/upah ditentukan menurut tingkat golongannya. Sistem pembayaran gaji yang dilaksanakan oleh PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian ini adalah sebagai berikut :

- Pembayaran pertama diberikan 20 % dari gaji bulanan pada pertengahan bulan setiap tanggal 15, disebut dengan gajian kecil. - Pembayaran kedua diberikan dari sisa gaji bulanan ditambah dengan upah lembur/premi, disebut dengan gajian besar. - Upah premi diberikan kepada tenaga kerja produktif langsung, apabila karyawan tersebut bekerja melebihi jam dinas kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Jaminan sosial yang diberikan oleh PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian untuk menunjang kesejahteraan karyawan adalah : 1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Jaminan sosial tenaga kerja ini adalah suatu bentuk asuransi yang dibuat oleh pemerintah untuk melindungi tenaga kerja. 2. Cuti Tahunan. Cuti ini berguna untuk menghilangkan rasa jenuh dan kebosanan dalam bekerja, maka diberikan cuti bagi karyawan selama 21 hari dalam setahun. 2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan yang digunakan 1. Bahan Baku Bahan baku yang diolah di PT. TOLAN TIGA INDONESIA kebun Perlabian ini adalah kelapa sawit segar (TBS) sebagai bahan baku utamanya. 2. Bahan Penolong Bahan Penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi. Bahan penolong yang digunakan di PT. TOLAN TIGA INDONESIA kebun Perlabian adalah :

1. Bahan bakar dan minyak pelumas. 2. Tawas digunakan dalam menetralkan PH air untuk air pabrik. 3. Calcium sebagai pemisah antara inti dengan cangkang. 4. Steam sebagai pengering inti, pemisah lumpur dan minyak. 5. Air panas untuk memudahkan pemisahan dan pengaliran minyak. 3. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan tambahan ini tidak ikut dalam proses produksi tetapi dipakai pada akhir produksi. Bahanbahan tambahan yang digunakan pada terbagi dua yaitu : a. External Treatment Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada proses External Treatment ini adalah : Soda Ash : Untuk menaikkan ph air Alumunium Sulphate : Untuk menjernihkan air N-3276 : Untuk menaikkan ph air b. Internal Treatment Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada proses Internal Treatment ini adalah : Nalco 2811 : Sebagai sulfit pencegah oksigen (O 2 ) dalam air (H 2 O) Nalco 3273 : Sebagai fosfat untuk polymer hardness. Nalco 8507 : Sebagai fosfat untuk mencegah kerak di Boiler

Standard mutu produk yang dihasilkan oleh PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian adalah sebagai berikut : - CPO (Crude Palm Oil) Free Fatty Acid : 3,5 % Kadar air : 0,20 % Kadar kotoran : 0,02 % - Inti Sawit (Kernel) Free Fatty Acid : 1 % Kadar air : 10 % Kadar kotoran : 10 % 2.4.2. Uraian Proses 1. Penimbangan Weight bridge (jembatan timbang) adalah suatu neraca yang digunakan untuk menimbang benda-benda bermassa besar. Pada pabrik PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian terdapat 1 jembatan timbang dengan sistem digital dengan merk mesin indikator GEC AVERY L205 yang mempunyai kapasitas 40 ton. Penimbangam dilakukan terhadap : 1. Buah masuk (TBS maupun brondolan) 2. CPO yang dikirim. 3. Kernel yang dikirim. 4. Abu boiler. 5. Solar.

6. Keperluan keperluan pabrik lainnya. Pada setiap penimbangan, data dari mobil pengangkut terutama berat kendaraan dalam keadaan kosong disimpan dalam perangkat komputer. Batas toleransi yang diijinkan apabila mobil yang sama ditimbang adalah 50 kg untuk truck colt diesel dan 30 kg untuk mobil tangki dan truck besar. 2. Penimbunan Buah di Loading Ramp Tahap pertama TBS dari lapangan masuk ke timbangan buah (bridge weighting) untuk mengetahui beratnya. TBS dari lapangan diangkut oleh truck dan wheel traktor, setelah ditimbang dituang ke penimbunan (loading ramp) untuk disortir oleh petugas di loading ramp. Yang perlu disortir adalah keadaan buah. Loading ramp berfungsi sebagai : - Tempat penimbunan/penampungan TBS pertama dari lapangan. - Penyaringan segala kotoran yang terbawa bersama TBS melalui lantai kompartement loading ramp berkisi-kisi. - Pengisian TBS kedalam lorie buah. PT. TOLAN TIGA Kebun Perlabian menghasilkan dua produk yaitu crude palm oil (CPO) dan inti sawit (palm kernel). Untuk lebih jelasnya, pengolahan kelapa sawit ini dapat diuraikan sebagai berkut : 1. Pengisian lorie 2. Perebusan buah 3. Pelepasan buah dari tandannya 4. Pemisahan minyak dari daging buah

5. Pemurnian minyak. Operation Proces Chart pengolahan kelapa sawit di PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian dapat dilihat pada Gambar 2.2. dibawah ini. Gambar 2.2. Block Diagram Pengolahan Kelapa Sawit PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian

3. Loading Ramp a. Loading Ramp Loading ramp adalah tempat penampungan TBS untuk diisikan kedalam lorie. Loading ramp dirancang pada ketinggian tertentu agar mempermudah pengisian buah ke lorie. Loading ramp pada pabrik ini terdiri dari 18 pintu (cute), dimana kapasitas setiap pintu adalah 12 ton, sehingga total buah yang dapat ditampung adalah 216 ton. Dan kapasitas lorie 2,5 ton/lorie. b. Transfer carriage Transfer carriage adalah alat transportasi lorie dari satu rel ke rel yang lain. Setelah lorie diisi TBS, lorie didorong melewati gawang pembatas ketinggian buah di lorie dan setelah itu menuju ke transfer carriage maksimal 3 lorie. Lorie yang sudah ada di pabrik sebelum masuk ke ketel rebusan (sterilizer), terlebih dahulu dipindahkan ke rel perebusan, pemindahan ini dilakukan dengan bantuan transfer carriage. 4. Perebusan (Sterilizing Station) Setelah transferring, kemudian lorie-lorie baru dimasukkan kedalam rebusan. Perebusan ini menggunakan sistem triple peak, dimana waktu yang dibutuhkan melakukan perebusan dihitung dari saat steam mulai masuk (peak I) hingga tekanan steam kembali nol pada akhir peak III. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.3. Triple peak diagram halaman berikut :

Gambar 2.3. Triple Peak Diagram Keterangan : Langkah-langkah yang harus dilakukan selama perebusan dengan tekanan uap 2.5 kg/cm 2 3 kg/cm 2 dan temperatur 130 0 C adalah sebagai berikut : O A : Masukkan steam dengan membuka kerangan induk steam inlet 25% untuk pembuangan udara dingin selama 2 menit. A B : Masukkan steam sampai tekanan 1,5 kg/cm 2 selama 8 menit dengan membuka kerangan induk intlet 100%. B C : Peak I, buang tekanan uap atau steam selama 3 menit. C D : Buang uap steam 1,2 kg/cm 2 sampai tekanan menjadi 0 kg/cm 2. D E E F : Masukkan uap selama 2 menit. : Masukkan uap sampai tekanan 2,5 kg/cm 2, buka kerangan induk 100%, tutup kerangan spey. F G : Peak II, buang tekanan uap selama 5 menit. G H : Buang tekanan uap 2,2 kg/cm 2 sampai 0 kg/cm 2, buka kerangan spey dan buang, lamanya lebih kurang 5 menit.

H I : Masukkan tekanan uap atau steam selama 5 menit. I J : Masukkan uap sampai tekanan 3 kg/cm 2 selama 5 menit. J K : Peak III, masukkan uap sampai tekanan uap 3 kg/cm 2, buka kerangan induk 100 %, tutup kerangan buang, pertahankan selama 45 menit. K L : Setelah 45 menit buang tekanan uap 3 kg/cm sampai 0 kg/cm 2 (tutup kerangan Induk dan buka kerangan spey dan buang). Buah dalam lorie dapat ditarik keluar, jadi lamanya rebusan 90 menit. Perebusan ini tujuannya adalah untuk : - Mematikan, dan menonaktifkan enzim-enzim yang ada pada TBS, kandungan asam lemak bebas dapat diperkecil. - Mempermudah pelepasan berondolan dari janjangan. - Menurunkan kadar air dari buah sawit. - Melemakkan daging buah untuk mampermudah pengadukan dan pemerasan. - Melekangkan inti dari cangkang agar mempermudah pemecahan biji pada cracker. - Menguraikan zat-zat lendir secara hydrolisa. Pabrik kelapa sawit kebun perlabian ini memiliki 5 unit sterilizer. 1 unit sterilizer memiliki kapasitas 9 lorie. Kapasitas 1 lorie = 2,5 ton. Jadi 1 unit sterilizer adalah 9 lorie x 2,5 ton = 22,5 ton. Apabila waktu buka tutup pintu sterilizer diperhitungkan, maka kapasitas total rebusan : Kapasitas Rebusan Jumlah rebusan( unit) x Kapasitas rebusan( Ton) x 60menit Lama rebusan( menit) waktu buka / tutup p int u( menit)

5. Stasiun Penebahan (Thereshing Station) Buah dalam lorie dikeluarkan dari rebusan menggunakan capstan atau schoema loco atau ruston. Kemudian menggunakan hoisting crane yang dapat bergerak sepanjang relnya, lorie tersebut diangkut dan dituangkan kedalam thresher. Tandan buah segar beserta berondolan yang sudah lepas dengan sendirinya sedikit demi sedikit masuk kedalam bantingan (polishing drum). Pemasukan buah ke dalam bantingan ini kecepatannya diatur oleh penggerak auto feeder. Buah yang masuk dikontrol agar tidak terlalu banyak, agar pelepasan berondolan dari tandannya dapat sempurna. Bantingan (polishing drum) berupa cylinder dengan sela-sela (kisi-kisi) selebar 4-6 cm 2 agar dapat dilewati oleh berondolan. Pembantingan tandan berlangsung atas dasar putaran polishing drum pada as-nya, tandan yang jatuh atau masuk ke dalamnya ikut berputar dan melekat pada rusuk-rusuk drum. Setibanya tandan segar pada puncak lintasan, tandan buah jatuh akibat gaya beratnya sehingga berondolan dapat lepas dari janjangan atau tandannya. Putaran yang terlalau cepat akan menyebabkan tidak tertebahnya buah dengan sempurna. Jika terlalu lambat buah tidak bisa naik sehingga tetap berputar dibawah. Tandan yang keluar dari drum jika masih banyak berondolannya disebut buah balen (buah yang belum masak) dan tandan ini direbus kembali. Sebenarnya masih ada lagi penyebab adanya buah balen ini yaitu seperti : - TBS yang berstruktur tidak normal (buah sakit). - TBS yang direbus kurang masak.

- Terlalu banyak buah dimasukkan kedalam bantingan (polishing drum). Selanjutnya berondolan hasil tebahan dan yang lepas dengan sendirinya jatuh kedalam fruits conveyor, selanjutnya masuk ke dalam fruits discributing conveyor. Melalui fruits elevator dan fruits distributing diatas, berondolan dimasukkan kedalam digester. 6. Pelumatan dan Pemerasan (Pressing Station) a. Pengadukan/Pelumatan (Digesting) Berondolan dari fruits elevator jatuh lagi ke fruits distributing digester dan masuk ke digester. Oleh digester berondolan ini diaduk/dilumatkan Digester ini merupakan ketel tegak berdinding rangkap, mempunyai as putar yang dilengkapi dengan parang-parang pengaduk. Jumlah parang-parang ini ada lima dan masingmasing dilengkapi dengan dua pisau. Letak pisau ini dibuat bersilang-silang, antara satu dengan yang lain miring. Dengan putaran as, berondolan diaduk naik turun sekaligus berondolan dilumatkan. Pasa saat pengadukan secara langsung diinjeksikan uap ke dalam massa adukan (temperatur berkisar antara 90 0 95 0 C) dan secara tidak langsung melalui dinding rangkap. Pemanasan dengan uap ini bertujuan memudahkan penguraian minyak dari daging buah. Tujuan pengadukan dan pelumatan ini yaitu : - Agar daging buah lepas dari bijinya. - Untuk memecah daging buah sehingga minyak terbebas dari daging (sel-sel daging). - Untuk memudahkan pengepakan dan pengepresan.

Maka untuk memperoleh tujuan diatas selama pengadukan perlu diperhatikan : - Tidak ada berondolan yang tidak terlepas dari tandannya, pengadukan harus homogen - Adukan harus diusahakan dalam keadaan hampir penuh agar efisiensi pemanasan tetap tinggi. - Massa yang diaduk tidak boleh tinggi. - Lamanya pengadukan sebelum masuk screw press 25 menit. b. Pengempaan (Pressing) Buah yang telah lumat dagingnya oleh adanya gaya centrifugal parangparang tertekan masuk kedalam cylinder press (screw press). Alat ini berfungsi mengempa/mengepres serat-serat daging buah, biji, dan kotoran-kotoran cairan minyak mentah (crude palm oil). Akibat dari putaran tersebut terjadi pemerasan yang sangat kuat, sehingga minyak dan air akan keluar melalui lobang-lobang cylinder press. Screw digerakkan oleh hidrolic pump dengan tekanan 50 75 kg/cm 2. Untuk memudahkan keluarnya minyak selama pengempaan dimasukkan air panas pada dinding luar cylinder press. Temperatur panas ini berkisar ± 85 90 0 C dengan konsumsi air panas 700 liter untuk setiap unit screw press. Maka hasil akhir pengepaan ini adalah : - Massa cair minyak, air, dan kotoran yang akan diteruskan ke clarification. - Massa padat yaitu, fibre, nut, dan kotoran yang akan diteruskan ke kernel recovery station.

7. Pemurnian Minyak (Clarification Station) Pada stasiun ini ada beberapa tahap penjernihan/pemurnian minyak diantaranya : 1. Pengendapan kotoran (Sand Trap) 2. Penyaringan minyak (Vibrating Screen) 3. Proses pengendapan (Crude Oil Tank ). 4. Pemisahan minyak dari bahan lain (Continious Setling Tank). 5. Pengendapan sludge dan solid (Sludge Tank.) 6. Pengolahan Sludge (Decanter). 7. Pengendapan terakhir (Oil Tank & Pure Oil Tank). 8. Pemurnian minyak (Oil Purifier). 9. Oil Heater & Vacum Drier. 10. Oil Storege Tank. a. Pengendapan Kotoran (Sand Trap) Minyak hasil pengepaan dialirkan ke sand trap. Sand trap ini merupakan tangki cilinder kerucut yang pada sisi dalam dilengkapi dengan tangki cylinder terbuka. Minyak mentah masuk pada sisi luar tangki cylinder dalam, minyak ini akan berputar pada sisi luar itu bersamaan dengan kotoran yang berat jenisnya lebih besar akan turun dan mengendap pada dasar kerucut, sementara minyak akan terus masuk dari dasar tangki cylinder dalam, dimana minyak ini sudah tidak terpengaruh oleh ombak minyak yang disebabkan aliran masuk minyak dari saluran inlet. Apabila kotorannya terlalu banyak sehingga minyak ini tidak dapat lagi masuk ke tangki cylinder dalam dari bawah, maka minyak akan over flow dari

atas ke cylinder dalam. Oleh karena itu sand trap ini harus di-spey pada setiap shifnya. b. Penyaringan Minyak (Vibrating Screen/Sweco Vibro Separator) Fungsi dari alat ini yaitu untuk memeisahkan partikel-partikel besar yang ada dalam crude oil yang dialirkan dari sand trap tank. Alat ini merupakan saringan getar dua tingkat. Partikel-partikel yang tidak lolos dari saringan ini berupa serat-serat yang berasal dari daging buah, sel-sel yang kecil dan lain-lain yang berat jenisnya lebih ringan dari pada crude oil. Serat-serat ini dikembalikan lagi ke digester untuk dipress di screw press karena serat buah yang tadi masih mengandung minyak. Minyak kasar (crude oil) hasil saringannya ditampung pada bak pengendapan yaitu crude oil tank. c. Proses Pengendapan (Crude Oil Tank) Crude oil tank berfungsi mengendapkan bahan lain yang bukan minyak yang berat jenisnya lebih besar dari pada berat jenis minyak. Volume crude oil tank lebih besar dibandingkan dengan sand trap tank dan bentuknya kotak yang diberi sekat-sekat memberikan kesempatan yang lebih lama bagi bahan lain yang bukan minyak untuk mengendap. Untuk mempermudah pemisahan pada crude oil tank diinjeksikan uap ke dalam tangki dengan suhu minyak dalam tangki ini berkisar 90 0 C. Karena minyak ini memiliki berat jenis terkecil, maka pada crude oil tank lapisan minyak berada pada posisi tertinggi. Minyak yang terdapat pada lapisan teratas ini selanjutnya dipompakan melalui sebuah pipa menuju continious settling tank.

d. Pemisahan Minyak dari Bahan Lain (Continious Settling Tank) Minyak yang terdapat pada crude oil tank ini dipompakan ke continious settling tank (CST). CST ini adalah silinder penampang dengan ukuran yang besar dan sangat tinggi. Pada tangki ini suhu minyak dipertahankan 90 0 C dengan cara memanaskan minyak melalui pipa coil pemanas. Tujuannya yaitu untuk mempercepat pemisahan minyak dengan bahan lain bukan minyak. Masa tunggu cair didalam CST adalah cukup lama, sehingga partikel-partikel halus yang tidak sempat mengendap di crude oil tank akan mengendap disini. Cairan yang terdapat pada CST membentuk tiga lapisan yang menurut berat jenis masing-masing yakni minyak (pada lapisan teratas), sludge dan solid. Cairan pada bagian bawah diputar dengan sebuah electromotor dengan kecepatan kira-kira 10 rpm. Minyak yang berada pada lapisan atas dikumpulkan pada schimmer dan selanjutnya mengalir ke clean oil tank sedangkan sludge dan solid pada dasar silinder dialirkan menuju sludge tank. Sama seperti penampung yang lain, CST dilengkapi dengan kutub blow down pada bagian bawah tangki yang berguna untuk membuang solid yang mengendap didasar tangki. e. Pengendapan Sludge/Solid (Sludge Tank) Sludge dan solid yang mengendap pada CST dialirkan ke sludge tank (ST). Pada sludge tank cairan dipanasi kembali dengan injeksi uap secara langsung. Suhu cairan pada ST dipertahankan 100 0 C guna mempersiapkan cairan agar lebih mudah proses pemisahannya pada decanter.

f. Pengolahan Sludge (Decanter) Sludge yang berasal dari sludge tank diolah oleh decanter menjadi tiga bagian yakniminyak air dan solid. Berdasarkan gaya sentrifugal pada decanter maka dihasilkan 3 phasa yaitu : 1. Oil = Dengan menggunakan pompa dikembalikan ke continious settling tank untuk diolah kembali. 2. Draft = Massa air yang masih mengandung sedikit minyak di pompa ke recovery oil tank. 3. Solid = Massa padat berupa kotoran, tanah dan pasir melalui solid conveyor, solid elevator dimasukkan ke solid bunker. Dengan menggunakan wheeltractor dan dibuang kelapangan dan berguna sebagai pupuk. Minyak yang dihasilkan dialirkan ke tangki pengumpul minyak (oil collection tank). Karena minyak ini masih mengandung bahan campuran seperti air dan sludge, maka tidak dapat dialirkan langsung ke oil collection tank, minyak dikembalikan ke CST dan seterusnya. Solid yang dihasilkan dikumpulkan pada solid bunker melalui screw conveyor dan solid elevator untuk mempermudah proses pengangkutan ketempat pembuangan limbah. Sementara air yang dihasilkan disalurkan ke parit limbah untuk dipompakan recovery tank. Bila pada decanter terdapat disk yang stelannya terlalu tinggi dapat menyebabkan banyak minyak terkandung dalam solid sehingga oil losses menjadi tinggi. Sedangkan jika sebaliknya, kadar minyak dalam solid rendah akan tetapi waktu pengolahan semakin lama. Hal-hal lain yang

perlu diperhatikan dalam pengoprasian decanter adalah jadwal pemberian oli dan baban electromotor. Jadual pemberian oli adalah setiap dua jam sekali dan hanya pada saat mesin dalam keadaan beroperasi. Tidak diperbolehkan apabila oli diberikan saat mesin dalam keadaan berhenti.beban electromotor harus juga dipantau, jangan sampai eletromotor mengalami beban melebihi yang diizinkan. g. Pengendapan terakhir (Oil Tank & Pure Oil Tank) Oil Tank atau Clean Oil Tank berguna sebagai tempat penampungan minyak yang dihasilkan pada CST. Oil Tank merupakan tangki pengendapan terakhir bagi bahan lain bukan minyak yang masih terkandung dalam minyak. Tangki ini dilengkapi dengan katub blow down yang dibuka setiap dua jam untuk membuang sludge yang mengendap didasar tangki. Sludge yang dihasilkan dikumpulkan pada Pure Oil Tank. h. Pemurnian Minyak (Oil Purifier) Crude Oil didalam pure oil tank setelah mengalami pemanasan dialirkan ke alat pemurni crude oil yaitu oil purifier. Sebelum memenuhi persyaratan untuk disimpan pada storage tank. Berhubung masih mengandung bahan lain bukan minyak (sludge dan solid) yang relatif tinggi. Bahan lain ini tidak dapat diendapkan pada tangki-tangki paengendapan yang dilaluinya. Untuk dapat memisahkan minyak dari bahan lain yang tidak dapat diendapkan digunakan oil purifier. Prinsip sederhana dari oil purifier dalam pemisahan minyak dari fraksi lain adalah dengan memutar cairan dengan kecepatan tinggi. Bagian dari oil purifier yang memutar cairan yang terkumpul didalamnya disebut bowl berputar sama dengan akibat gaya sentrifugal (gaya mengarah keluar

pusat putaran) dan gaya sentripetal (gaya menuju sumbu rotasi ). Cairan yang berputar membentuk 3 lapisan, urutan lapisan fraksi dari dalam keluar adalah minyak, sludge dan solid. Jadi solid yang memiliki berat jenis terbesar akan berada disekeliling dinding bowl dan akan dikeluarkan melalui over flow yang terletak disebelah luar. Sedangkan minyak yang berputar dan berada dibagian tengah bowl akan dikeluarkan melalui over flow didekat sumbu rotasi. Proses pengeluaran minyak melaui sumbu rotasi mempunyai prinsip yang sama dengan pompa sentripetal. Pompa sentripetal tidak berputar melainkan diam dan tenggelam dalam cairan yang berputar bersama-sama dengan bowl. Hasilnya cairan yang berdekatan dengan sumbu rotasi memiliki tekanan yang tinggi sehingga naik dan keluar melalui over flow pada sumbu rotasi. Lubang-lubang sebagai saluran pembuangan soliod dan sludge tersebut dibuka dan ditutup oleh sebuah sliding piston yang dapat bergerak secara hidrolik keatas dan kebawah yang diatur menurut waktu. i. Pemurnian Minyak Terhadap Air (Oil Heater dan Vacum Drier) Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung banyak air dan belum layak disimpan pada tangki penimbunan. Untuk memisahkan air yang terkandung dalam minyak, maka minyak dipanaskan yang berguna untuk menguapkan air. Tempat pemanasan minyak tersebut disebut oil heater diperoleh dari coil steam yang terdapat didalamnya. Setelah minyak menjadi panas dan air menguap maka vacum drier uap tersebut dihisap melalui sebuah pompa vacum. Oil heater dan vacuum drier pada PERLABIAN OIL MILL masing masing 2 unit.

j. Oil Storage Tank Minyak yang kandungan airnya telah hilang pada vacum drier menuju tangki timbun, ke dalam tangki dimasukkan steam dengan sistem tertutup. Pada bagian atas tangki dibuat lubang untuk penguapan air akibat pemanasan minyak dalam tangki. Pada PERLABIAN OIL MILL terdapat 3 tangki berbentuk silinder vertikal dengan kapasitas 500 ton, 700 ton, dan 3000 ton. 8. Pengolahan Kernel a. Pengolahan Ampas/Biji (Kernel Recovery Station) Distasiun ini proses yang dilakukan ada beberapa tahap, antara lain : 1. Pemisahan biji/nut dari sabut /fiber (Depericarping). 2. Pemecahan biji/nut (cra ker). 3. Pemisahan kernel dari cracked mixture 4. Pengeringan inti/kernel. 5. Penimbunan atau penyimpanan Kernel. b. Konveyor Pemecah Ampas/ Cake Breaker Conveyor (CBC) CBC berguna untuk memecah gumpalan-gumpalan ampas yang keluar dari screw press. Disamping itu juga CBC berguna untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam ampas agar memiliki persyaratan bagi bahan bakar boiler. Bentuk konveyor CBC berupa baling-baling dengan kemiringan tertentu, disamping berperan memecah gumpalan juga sebagai transportasi ampas menuju depericaper. Ampas yang keluar dari screw press jatuh dan masuk ke cake breaker conveyor.

Ampas yang berupa serabut, biji dan lain-lain dicabik-cabik/dipecah-pecah dan dipanasi dengan uap yang berada pada dinding rangka talang cake breaker conveyor, tujuannya agar ampas lebih kering, lebih ringan dan terpisah-pisah sahingga lebih mudah pemisahannya di depericaper. 9. Depericarper Ampas yang dipecah CBC masuk kedepericarper, depericarper adalah alat pemisah noten dengan serat dan campuran lain yang tergolong fraksi ringan. Depericarper ini merupakan polishing drum/tromol yang berputar pada porosnya, didalamnya ada pengikis, sudut-sudut penyangga sekaligus transporter biji keluar tromol kemudian blower penghisap. Depericarper inilah yang berfungsi sebagai pemisah biji dari ampas atau fibre. Alat penghisap digunakan blower berkapasitas tinggi yang digerakkan oleh elektromotor. Tekanan hisap diatur sedemikian rupa agar serat dan bahan ringan lainnya terangkat, sementara noten jatuh kebawah menuju polishing drum. Ampas/sisa masuk ke depericarper, sebelum jatuh ke tromolnya fibre yang beratnya lebih ringan daripada biji dan lain-lain akan terhisap oleh blower. Melalui sparating column terus masuk ke fibre cyclone. Sementara biji (nut) yang karena beratnya sendiri tidak terhisap dan jatuh lalu masuk ke tromol depericarper. Fibre yang masuk ke cyclone dengan perputaran air lock fibre masuk ke fibre conveyor dan terus ke fibre storage, kemudian menjadi bahan bakar boiler. Biji (nut) didalam tromol terbantingbanting karena perputaran tromol. Serat-serat yang melekat pada biji akan

terkikis, serat-serat ini akan diambil oleh operator, sedang biji terlempar keluar lalu masuk ke nut elevator dan masuk ke nut silo. 10. Nut Silo Nut silo adalah tempat wadah penampungan sementara bagi noten yang diangkut oleh polishing drum. Untuk pabrik kelapa sawit yang baru, pengeringan nut tidaklah popular lagi karena nut bias langsung di bawa ke ripple mill dengan cracking efisiensi 94-97 %. Hal ini dimaklumi setelah adanya triple peak yang dilaksanakan pada sterilizer. 11. Pemecah biji Untuk biji yang tidak kering (mentah), biji dipecah menggunakan ripple mill. Prinsip kerjanya adalah mengupas kernel dari kulitnya yaitu shell, rotor yang berupa sangkar terbuat dari besi baja bulat berputar dengan kecepatan 960-1250 rpm yang digerakkan oleh elektromotor. Biji yang masuk kedalam celah-celah sangkar ripple mill ini dipulas dan bersinggungan dengan dinding ripple mill, biji akan pecah dan inti akan terlepas dari cangkangnya/sheel. Biji pecah (sheel, inti dan nut) diteruskan ke alat pemisah inti dari sel dan nut utuh. Tetapi sebelumnya menggunakan kernel pneumatic separator, semua biji pecah (kernel mixt) dibersihkan. Semua partikel yang ringan/beratnya dibawah kemampuan hisapan kernel pneumatic separator akan terbawa ke dust cyclone. Sedang kernel, sheel dan nut yang lebih berat akan jatuh dan masuk ke claybath separator dan sorting drum

Cracking effisiensi yang diperoleh pada jam kerja 0 1500 jam adalah 94 97 % dengan persentase broken kernel ± 8 %. Sesudah operasi diatas 1500 jam, biasanya stator mengalami keausan sehingga perlu di rebuilt kembali dengan menggunakan kawat las keras khusus yang tahan gesekan. 12. Pemisah Inti Dari Sheel Dan Nut Utuh A. Pemisahan Sistem Kombinasi Pada pemisahan awal, cracked mixture dipisahkan secara pneumatic pada LTDS dimana sheel tenera yang halus dapat dibuang. LTDS yang digunakan biasanya single atau double. Menurut hasil di lapangan biasanya ± 80 % dari sheel dapat dipisahkan dan sisanya 20 % dipisahkan secara basah melalui claybath ataupun hydrocyclone. Tujuan dan prinsip kerja dari Double Stage LTDS adalah : 1. LTDS tingkat pertama berfungsi membuang partikel-partikel halus seperti debu, fibre, cangkang halus, melalui cyclone, menjatuhkan nut yang tidak pecah untuk di recycle kembali serta menghantarkan cangkang dan kernel ke LTDS 2. 2. LTDS tingkat kedua berfungsi membuang sisa-sisa cangkang halus maupun sedang melalui cyclone, menjatuhkan kernel untuk selanjutnya dihantar langsung ke dryer (pemisah kering) serta menghantar campuran cangkang dan kernel untuk pemisahan selanjutnya di claybath atau hydrocyclone (pemisah basah).

B. Claybath Separator Inti, sheel dan nut/biji utuh dari cracker station masuk ke bak lumpur (claybath separator). Pemisah inti, sheel dan nut pada alat ini didasarkan pada adanya perbedaan berat jenis inti, sheel dan nut terhadap larutan lumpur dan kalsium. Claybath separator adalah bak lumpur yang didalamnya terdapat conveyor, sendok pemungut inti, sendok pemungut sheel dan nut serta saringan getar. Bak lumpur diisi larutan lumpur dan kalsium dengan konsentrasi tertentu dimana konsentrasi lumpur dan kalsium ini tidak boleh terlalu kental karena nut akan terapung bersama inti dan tidak boleh terlalu encer karena inti tenggelam bersama sheel dan nut atau BD lumpur dibuat diantara BD inti dan sheel. Bila konsentrasi tepat, inti akan terapung dalam larutan Lumpur dan sheel dan nut berada dibawah atau tenggelam. Melalui perputaran sendok pemungut inti yang digerakkan oleh electromotor secara kontinu, inti dipungut lalu di tuang ke saringan getar yang juga digerakkan oleh electromotor dengan putaran tinggi. Inti yang berada di saringan getar disirami air terus menerus hingga bersih. Kemudian melalui kernel elevator dan kernel conveyor, inti dimasukkan kedalam kernel silo drier. 13. Pengeringan Inti (Kernel Silo Drier) Didalam kernel silo drier, inti dikeringkan dengan jalan pemanasan oleh uap (steam). Tujuannya agar kadar air turun sehingga asam lemak bebas tidak cepat mengikat, serta tidak terlalu cepat berlangsung pertumbuhan jamur pada

waktu penyimpanan di gudang. Karena kernel yang masuk ke dalam kernel silo keadaanya berbeda-beda dan kernel silo dibuat ber-ruang-ruang, maka suhu temperatur didalam silo ini juga dibuat berbeda-beda sehingga pemanasan tetap merata. Apabila uap yang digunakan untuk pemanasan jenis basah, maka suhu dalam ruang-ruang silo ini dibuat : - Ruang sebelah atas bertemperatur 70 0 C - Ruang tengah bertemperatur 80 0 C - Ruang sebelah bawah bertemperatur 60 0 C - Lama pengeringan ±10-12 jam Saat pemanasan, blower silo kernel harus hidup agar hawa panas merata pada setiap ruang dan mencegah kebakaran. Inti sawit/kernel yang telah benarbenar kering dikeluarkan dari kernel silo melalui kernel pneumatic separator. Semua partikel-partikel halus/ringan (beratnya dibawah kemampuan hisapan blower kernel pneumatic separator) akan terbuang/terhisap ke dust cyclone. 2.4.3. Mesin Dan Peralatan Dalam proses produksinya, pabrik kelapa sawit PT. TOLAN TIGA INDONESIA Kebun Perlabian ini menggunakan mesin-mesin dan juga peralatanperalatan produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan produknya. Mesinmesin, peralatan, utilitas, safety & fire protection, dan waste treatment yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi beserta dengan spesifikasinya dapat dilihat pada Lampiran 2.

II - 30