BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Epidemi obesitas adalah kencenderungan global dan menjadi perhatian khusus pada anak-anak. Beberapa isu penting telah menjadi bahan diskusi pada beberapa penelitian seperti "Apakah sedentary lifestyle secara otomatis menyebabkan obesitas" dan "apakah tingkat aktivitas fisik pada anak-anak saat ini kurang dari tingkat aktivitas fisik pada anak-anak dari generasi sebelumnya?". Beberapa usaha pengumpulan data oleh surveilans global menunjukkan adanya pergeseran perilaku dari gaya hidup tradisional aktif menjadi lebih condong kearah industrialisasi dan sedentary lifestyle. Terdapat banyak bukti pendukung transisi perilaku di negara-negara maju, namun kekurangan data pada negara-negara berkembang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan physical inactivity sebagai penyebab utama keempat kematian global, dan penentu utama untuk berbagai penyakit kronis(who, 2007). 1
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki keberagaman suku etnis, sosio ekonomi, dan budaya yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan individu dari suatu populasi. Beberapa penelitian untuk mempelajari pertumbuhan individu melalui antropometri telah dilakukan di Indonesia (Rahmawati et al, 2004; Widiyani et al, 2011; Isjwara et al, 2007; Fauziah, 2013). Pertumbuhan adalah indikator yang baik untuk kesehatan anak-anak secara umum. Pertumbuhan merupakan sebuah alat ukur yang terbaik mendefinisikan kesehatan dan status gizi anak-anak, hanya karena menyediakan pengukuran yang secara tidak langsung dapat melihat kualitas hidup dari seluruh populasi (de Onis & Blössner, 2003). Ukuran, bentuk, dan proporsi dari komposisi tubuh mengalami perubahan selama masa pertumbuhan. Salah satu metode kuantitatif untuk mendeskripsikan bentuk dan komposisi tubuh adalah somatotipe (Fauziah, 2013). Studi tentang somatotipe pada anak-anak memberikan informasi untuk memahami pertumbuhan dan kematangan mereka (Monyeki et al, 2002). Somatotipe setiap populasi sangatlah beragam dan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan ada 2
beberapa faktor yang meempengaruhi seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, budaya, dan secular trend (Malik and Gakhar, 1999). Penelitian tentang somatotipe penting karena adanya perbedaan yang signifikan antara anak-anak, remaja dan dewasa. Menurut Kullin dan Muller (1996) pada populasi Kaukasian komponen mesomorfik meningkat secara bertahap sejak usia 9 tahun. Berdasarkan beberapa studi terakhir yang dilakukan di Indonesia mengenai somatotipe menunjukkan adanya perubahan dari mesomorfik saat anak-anak kearah ektomorfik saat remaja (Rahmawati et al, 2004; Widiyani et al, 2011). Distribusi somatotipe pada remaja laki-laki usia 12-15 tahun di Yogyakarta dan Bantul adalah ektomorfi, sedangkan pada remaja perempuan cenderung terdistribusi ke arah endomorfi di Yogyakarta dan ke arah ektomorfi di Bantul (Rahmawati et al, 2004). Hasil penelitian Widiyani (2011) menyebutkan bahwa usia remaja mengalami kecenderungan mesomorfik ektomorf pada laki-laki dan ektomorfik endomorf pada perempuan. Banyak penelitian telah dilakukan di berbagai negara seperti: Amerika Serikat, Tiongkok, Afrika 3
Selatan, Spanyol, dan India untuk mengevaluasi variasi somatotipe pada suatu populasi tersebut, namun masih sedikit studi mengenai somatotipe di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mempelajari somatotipe pada remaja usia 15-17 tahun di sekolah menengah atas Taruna Nusantara Magelang yang memiliki sistem pembelajaran berbeda dengan sekolah pada umumnya di Indonesia. B. PERUMUSAN MASALAH Bagaimana perbedaan pola pertumbuhan berdasarkan somatotipe pada remaja laki-laki dan perempuan usia 15-17 di SMA Taruna Nusantara Magelang? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum: Mengetahui perbedaan pola pertumbuhan ditinjau dari pola somatotipe pada remaja laki-laki dan perempuan usia 15-17 di SMA Taruna Nusantara Magelang. Tujuan khusus: 1. Mengetahui perbedaaan ukuran antropometri yakni berat badan, tinggi badan, tebal lipatan kulit 4
dan lebar tulang serta komponen somatotipe pada siswa SMA Taruna Nusantara laki-laki dan perempuan. 2. Mengetahui serta menyajikan data persebaran dan perbedaan somatotipe pada remaja laki-laki dan perempuan SMA Taruna Nusantara. D. KEASLIAN PENELITIAN Beberapa Penelitian mengenai Somatotipe telah dilakukan di beberapa tempat dan pada suatu populasi tertentu di Indonesia, yakni dengan judul: 1. Growth and somatotype of urban and rural Javanese children in Yogyakarta and Bantul (Rahmawati et al, 2004), penelitian ini berbeda dengan penelitian di atas pada subjek, aktifitas fisik yang berbeda, asupan gizi yang seimbang, dan adanya sistem pendidikan yang berbeda. 2. Somatotypes of Bekasi children and adolescent aged 3-20 (Fauziah, 2013), penelitian ini berbeda dengan penelitian di atas pada subjek, aktifitas fisik yang berbeda, asupan gizi yang seimbang, letak geografis dan adanya sistem pendidikan yang berbeda. 5
3. Somatotype of children in different areas of Indonesia (Rahmawati et al, 2007), penelitian ini berbeda dengan penelitian di atas pada subjek, aktifitas fisik yang berbeda, asupan gizi yang seimbang, dan adanya sistem pendidikan yang merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi bentuk somatotype. Maka penelitian mengenai pola pertumbuhan berdasarkan somatotipe pada remaja laki-laki dan perempuan SMA Taruna Nusantara belum pernah dilakukan. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi kalangan akademisi Penelitian diharapkan memberikan dasar informasi ilmiah tentang pola pertumbuhan berdasarkan somatotipe pada remaja usia 16-18 di SMA Taruna Nusantara. 2. Bagi SMA Taruna Nusantara Penelitian diharapkan memberikan data antropometri yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memaksimalkan prestasi siswa berdasarkan aspek antropometri. 6