ISLAM DI INDONESIA Modul ke: 04Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi
A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Pada tahun 30 H/651M Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam.
Aceh adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam.
Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makammakam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate
Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaankerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahanpemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut.
Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. terutama Belanda menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawabawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah.
B. Perkembangan Islam di Indonesia 1. Babak Pertama, Abad 7 Masehi (Abad 1 Hijriah) Pada abad 7 M, islam sudah sampai ke Nusantara. Para da i yang datang ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada juga yang beradaptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai arah yakni jalur sutera (jakur perdagangan) dakwah mulai merambah di pesisir-pesisir Nusantara.
2. Babak Kedua, Abad 13 Masehi Pada abad ini berdiri kerajaan-kerajaan Islam di berbagai penjuru Nusantara. Pada abad 13 Masehi ada fenomena yang disebut Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia, khususnya pulau Jawa. Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya melalui berbagai cara dan saluran, antara lain: Perdagangan Pernikahan Pendidikan (pesantren)
Seni dan Budaya Wali Songo menggunakan wayang sebagai media dakwah dengan mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam. Para wali juga mengubah lagu-lagu tradisional dalam langgam islami. Dalam upacaraupacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam. Tasawuf Ajaran tasawuf pada dasarnya mirip dengan ajaran Hindu, yaitu praktek Islam yang mengedepankan kehidupan yang sederhana dan banyak mendekatkan diri pada sang Khalik. Dengan ini, Islam dengan mudah dapat diterima karena memiliki keserupaan dengan alam pikiran penduduk pribumi yang sudah memiliki latar belakang agama nenek moyang mereka.
3. Babak Ketiga, Masa Penjajahan Belanda Pada abad 17 Masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan Hindia Belanda ke Indonesia dengan kamar dagangnya VOC, semenjak itu hampir seluruh wilayah Nusantara dijajah oleh Belanda kecuali Aceh. Saat itu antar kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.
4. Babak Keempat, Abad 20 Masehi Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan politik etik atau politik balas budi yang sebenarnya hanya membawa manfaat bagi lapisan masyarakat yang dapat membantu mereka dalam pemerintahannya di Indonesia. Politik balas budi memberikan pendidikan dan pekerjaan kepada bangsa Indonesia khususnya umat Islam tetapi sebsenarnya bertujuan untuk mensosialkan ilmuilmu Barat yang jauh dari Al Quran dan Hadits dan akan dijadikannya boneka-boneka penjajah.
5. Babak Kelima, Pasca Kemerdekaan Setelah Indonesia merdeka, perkembangan islam dengan sendirinya mengalami pergeseran. Dakwah Islam di Indonesia banyak dikembangkan oleh institusi-institusi seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Persis, dan lain-lain. Hingga sekarang dakwah Islam lebih banyak dimainkan oleh organisasi-organisasi Islam ini, terutama Muhammadiyah dan NU.
Di era reformasi, kekuatan-kekuatan Islam yang baru bermunculan. Ini disebabkan karena beberapa hal: Adanya kebebasan mengemukakan pendapat pendapat di muka umum. Jalur pendidikan Islam di luar negeri, baik di Timur Tengah maupun negeri-negeri Barat. Krisis ekonomi yang berdampak pada krisis-krisis lain baik dibidang sosial, pendidikan, maupun agama. Perkembangan model-model pemahaman Islam tersebut dengan sendirinya menambah keragaman Islam di Indonesia.
C. Karakteristik Islam di Indonesia 1. Majemuk / Plural 2. Toleran 3. Moderat 4. Singkretik
D. Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat yang Adil dan Makmur 1. Di Bidang Politik dan Ekonomi a. Fase persaingan dagang b. Fase penetrasi c. Fase perluasan daerah jajahan d. Fase penindasan
2. Di Bidang Agama dan Sosial a. Mendirikan Departemen Agama pada tanggal 3 januari 1945. b. Menetapkan UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. c. Menyelenggarakan pengurusan ibadah haji dari tanah air. d. Membentuk MUI pada tahun 1975 dengan struktur organisasi yang menyebar sampai ke tingkat desa. e. Melembagakan MTQ secara nasional dari tingkat pusat sampai tingkat desa, mendirikan dan meresmikan mesjid Istiqlal sebagai masjid yang sepenuhnya dibiayai pemerintah, membentuk Badan Amil Zakat dan sebagainya
3. Di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan a. Arsitektur, khususnya pada bangunan mesjid. b. Hidup rohani, paham sufismi atau mistik yang tumbuh pada hidup rohani orang Indonesia sejak awlnya masuknya Islam di Indonesia, seperti Kadiriah, Khalwatiah, Naksyabandiah, dan sebagainya. c. Hari-hari besar Islam. d. Seni kaligrafi e. Bahasa Indonesia, yang menyerap sebagian bahasa Al Quran (Arab) ke dalam bahasa Melayu menjadi bahasa nasional Indonesia sehingga bahasa Arab itu terabadikan dalam bahasa Indonesia, seperti pada kata rakyat (ra iyyah). Musyawarah, shalat, zakat, dan sebagainya.
E. Islam dan Pancasila Sebagai Dasar Negara Bagi tokoh golongan nasionalis seperti Soekarno, ia berpendirian bahwa Islam tidak relevan sebagai dasar negara karena rasa persatuan yang mengikat bangsa dan melahirkan negara ini adalah spirit kebangsaan. Dasar kebangsaan bukan dalam pengertian sempit sehingga mengarah kepada chauvinisme, melainkan dalam pengertian yang menginternasionalisme.
Perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa proses untuk memutuskan Pancasila sebagai dasar negara bukan main sulit perjuangannya. Hal itu juga menunjukkan betapa para founding fathers kita telah berkorban dan secara bijaksana mencari titik temu tentang ideologi yang disepakati bersama. Pancasila tidak hanya menonjolkan spirit demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) yang memberi ruang kepada kebebasan individu dan menarik peran negara untuk mengaturnya, tetapi juga meletakkan bingkai ketuhanan Yang Maha Esa.
Kesimpulan Dari uraian makalah ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Islam lahir dan dikembangkan di Indonesia di bawa oleh para wali songo. Perkembangan Islam di Indonesia melalui proses babakan yang sangat panjang, mulai dari sebelum Indonesia merdeka hingga pasca kemerdekaan Indonesia. Model-model pemahaman Islam di Indonesia menambah keragaman Islam di Indonesia, seperti organisasi-organisasi Islam yaitu NU, Muhammadiyah, Persis dll. Karakteristik Islam di Indonesia yaitu, Majemuk/plural, toleran, moderat dan singkretik. Umat Islam berperan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur baik dari masa penjajahan hingga masa pembangunan.
Daftar Pustaka Dr. Hamka, Sejarah Umat Islam Jilid 4, NU Nusantara Bukit Tinggi 1961. Yusuf Abdullah Puai, Masuknya Islam ke Indonesia, CV Indra Jaya. Drs. Soekarno, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid III, Trikarya Jakarta 1961.