BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan. kita mampu untuk mengatur diri sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB V KESIMPULAN. Gerakan Dewan Banteng meledak pada tanggal 15 Februari 1958 dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 6 PENUTUP. hingga masa transisi demokrasi. Beberapa ahli, misalnya Samuel Decalo, Eric. politik, yang akarnya adalah kekuatan politik militer.

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENGULAS KEMBALI SEJARAH TNI

SILABUS PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

PROSEDUR TETAP PENULISAN, PENCETAKAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU SEJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA PUSANEV_BPHN. ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

IV. GAMBARAN UMUM. Pasca perang kemerdekaan Indonesia maka TNI / ABRI berusaha membenahi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan utuh. Penulisan peristiwa-peristiwa bersejarah di masa lampau diharapkan membuat kita lebih bijaksana dalam menghadapi dan melaksanakan berbagai penugasan saat ini dan yang akan datang. Dari pengalaman sejarah, kita akan memperoleh sebuah format baru yang ideal. Terlebih pada pembentukan sebuah program maupun lembaga. 1 Dalam sebuah negara yang merdeka, membutuhkan adanya kekuatan tentara sebagai pertahanan negara. Tentara ataupun militer merupakan sebuah organisasi yang bertugas untuk mempertahankan keutuhan wilayah nasional bersama-sama dengan segenap komponenkomponen kekuatan pertahanan negara lainnya dan mengembangkan potensi nasional yang menjadi kekuatan pertahanan keamanan negara, serta melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan nasional maka komponen militer mempunyai tugas yang sangat besar dan rumit. Militer harus melaksanakan tugas dan fungsi ini di setiap daerah dan juga penduduk Indonesia. Alasan yang menyeluruh inilah dasar dari pembentukan susunan organisasi militer mulai dari tingkat yang paling tinggi, hingga ke yang paling rendah. Mulai dari markas besar, Kodam, Korem, Kodim, Koramil hingga ke Babinsa, yang terletak di daerah pedesaan. 1. 1 Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat, Sejarah TNI AD 1974-2004, Jakarta : CV Grayuna, 2005, hal,

Pertumbuhan dan perkembangan Komando Daerah Militer II/BB sejalan dengan pasang naik dan pasang surutnya sejarah perjuangan dan perlawanan nasional dan sejarah perjuangan ABRI. Militer menjadi alat yang aktif dalam membaca dan menumpas gerakan yang menjadi ancaman, gangguan, hambatan yang datang dari dalam maupun luar negari. Militer dapat dipercaya pemerintah dan masyarakat menjadi lembaga legal negara yang bertugas sebagai baris depan pertahanan dan keamanan dilalui dengan proses yang lama dan perjuangan yang sangat berat. Membangun dan membentuk tentara yang sangat rapi yang terlihat sekarang ini, tentara sudah mengalami perubahan ke arah peningkatan mulai dari keamanan yang sifatnya sebagai rasa simpatik sebagai pejuang hingga organisasi yang mendapat pengakuan dari negara dan masyarakat. Bentuk tentara yang sudah mendapat pengaturan dan ijin dari pemerintah dimulai dari pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) oleh pemimpin pemerintah pusat Presiden Soekarno tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat sebagai berikut: Maklumat Pemerintah: Untuk memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat. Djakarta, 5 Oktober 1945 Presiden Republik Indonesia Soekarno 2 Dengan demikian organisasi kemiliteran di Indonesia, berdiri secara resmi yang di mulai dari markas tertinggi TKR beserta komandemen-komandemennya ke wilayah-wilayah. Seperti di Jawa didirikan 3 Komandemen yaitu Komandemen Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur, sedangkan untuk Sumatera hanya 1 Komandemen yaitu Komandemen Sumatera. Setelah terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat Komandemen Jawa dan Sumatera, maka di pulau Jawa terdapat 10 divisi dan di Sumatera sebanyak 6 divisi. Saat menghadapi tentara 210. 2 A.H.Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid II, Bandung: Angkasa Bandung, 1977, hal,

Sekutu dan Belanda, organisasi TKR terus mengalami penyempurnaan yang dilakukan dengan berbagai konfrensi. Tahapan selanjutnya, pada tanggal 13 Desember 1945 dibentuklah Komando Tentara dan Teritorium Sumatera Utara (KOTT-SU) yang wilayahnya meliputi Aceh, Sumatera Timur, Tapanuli, Sumatera Barat,dan Riau yang bermarkas di Medan. Sesuai dengan keadaan dan keselamatan negara serta rakyat, TKR diubah menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) berdasarkan PP No 4/SD tanggal 25 Januari 1946. Penyesuaian ini bertujuan untuk menjadikan TRI sebagai satu-satunya organisasi militer yang mempunyai tugas khusus dalam bagian Darat, Laut, dan Udara.Tentara Republik Indonesia organisasi Resmi kenegaraan setelah Indonesia merdeka. Selain bentuk struktur organisasi yang semakin rapi, TRI juga mengalami banyak pertempuran menuju pengakuan kedaulatan, dan sudah terlibat dalam masalah pertahanan nasional maupun masalah pertahanan internasional, seperti keterlibatan tentara Indonesia dalam beberapa perjanjian dengan pihak Belanda dan internasional. Fungsi dan peranan inilah TRI sebagai organisasi yang semakin rapi dan menjadi sektor organisasi biayanya ditanggung oleh sektor pendapatan negara. Keputusan ini dibuat atas pertimbangan banyaknya organisasi laskar pada masa itu, yang mengakibatkan perlawanan tidak dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, Akhirnya tanggal 3 Juni 1947 disyahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI). 3 Perjuangan menuju pengakuan kedaulatan didukung oleh 3 komponen negara republik Indonesia, yaitu tentara rakyat, masyarakat, dan laskar rakyat. Kelompok masyarakat yang bergabung dengan salah satu komponen ini telah menunjukkan nilai semangat perjuangan yang tinggi dalam mempertahanan negara. Kelompok masyarakat yang mimiliki sifat militansi yang 3 Marwati Doened dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984, hal, 145.

sangat besar ini menjadi salah satu keyakinan bagi pemerintah untuk menjadikan mereka menjadi Angkatan Perang yang digabungkan dalam prajurit TNI. Anggota laskar yang pada awalnya merupakan bagian dari underbow partai, setelah proses rasionalisasi dan rekonstruksi syah menjadi anggota TNI. Proses inilah salah satu cara rekrutmen prajurit TNI. Beberapa hari kemudian dilaksanakan serah terima kekuasaan dari Pemerintahan Hindia Belanda kepada RI. Perwakilan Belanda adalah Jendral Mayor P Scholten sedangkan Perwakilan Indonesia adalah Letkol A.E.Kawilarang. Sesudah penyerahan kekuasaan,kasad dengan penetapan No 83/kasad Pdt/1950 tanggal 20 Juni 1950 mengalami perubahan dan Komando Tentara Terittorium Sumatera Utara (KOTT-SU) menjadi (KOTT-I/SU). Kemudian tanggal 21 Juni 1951 Komando Tentara Terittorium I/SU berubah lagi menjadi Komando Tentara Terittorium II/BB yang ditandai dengan peresmian lambang Bukit Barisan dengan penetapan Panglima Tentara dan Terittorium I/SU No.247/II/ORG/1951. 4 Komando Tentara Teritorium II/BB dibagi ke dalam 5 Brigade (meliputi Brigade AA di Aceh, Brigade BB di Sumatera Timur, Brigade CC di Tapanuli, Brigade DD di Riau, Brigade EE di Sumatera Barat)dan 4 Resimen Infantri (meliput i Resimen I-IV) Pada tanggal 27 Desember 1956, Resimen Infantri I dan Resimen IV Sumatera Tengah berpisah dari Komando Tentara dan Teritorium II/BB yang kemudian masing-masing berkembang menjadi Komando Daerah Militer (KODAM) yaitu Kodam I/Iskandar Muda di Aceh, Kodam II/BB Medan Sumatera Utara dan Kodam III/ 17 Agustus di Padang, Sumatera Barat. 5 4 Robert Perangin-angin, Djamin Gintings Maha Putra Utama RI, Aek Kanopan, T.B.Monora Sima Karitama, 1996, hal, 17. 5 Ibid, hal, 18.

Pada masa Orde Lama tentara dimasukkan dalam Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) yang terdiri dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU). Pada tahun 1959 sebutan APRI diubah menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), melalui UU Nomor 13/1961 pasal 3, Keppres Nomor 225/1962, sedangkan Keppres Nomor 290/1964 menetapkan kepolisian negara RI adalah ABRI. Dengan demikian, ABRI meliputi Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian Negara RI. 6 Banyak hal yang dilakukan oleh tentara dalam mempertahankan keutuhan Negara Republik Indonesia dan juga menunjukkan eksistensi kepada masyarakat, negara, dan kepada pihak internasional, sehingga keberadaan TNI diperhitungkan dalam banyak masalah keamanan dan politik nasional maupun internasional. Perjalanan TRI yang dilalui dengan pengalaman yang sangat berat tetapi TNI selalu dalam keadaan meningkat dan tidak pernah mengalami penurunan. Bagaimana usaha TNI memperoleh keberhasilan ini? Hal inilah salah satu yang menarik bagi penulis mengambil Kodam II/BB menjadi objek kajian. Di samping itu penulis ingin menulis dan mengabadikan perjuangan yang dilakukan oleh TNI (Kodam II/BB) dalam bentuk karangan ilmiah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan untuk menghindari terjadinya penyimpangan, peneliti membatasi penelitian hanya pada sejarahnya dan partisipasi Kodam II/BB di Sumatera Utara dalam menjaga keamanan di wilayah Republik Indonesia. Rumusan masalah tersebut adalah: 1. Apa latar belakang dan kapan Kodam II/BB berdiri di Sumatera Utara? 6 Yulianto Arif, Hubungan Sipil Militer di Indonesia Pasca Orde Baru, Jakarta: Manajemen PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hal, 27.

2. Bagaimana perkembangan Kodam II/BB sejak berdiri hingga tahun 1961? 3. Apakah peranan yang dilakukan Kodam II/BB dalam proses penciptaan stabilitas keamanan wilayah Sumatera Utara khususnya dan Republik Indonesia umumnya? Penulis mengambil batas kajian dalam penelitian ini yaitu antara tahun 1956 sebagai batas awal, dan batas akhir adalah tahun 1961. Adapun alasan penulis memilih tahun 1956 sebagai periode awal, dilatar belakangi oleh tematis pembentukan Komando Tentara Teritorium sebagai cikal bakal TNI. Perjalanan TNI untuk wilayah Sumatera Utara menuju KODAM II/BB dilalui dengan proses panjang, baik proses rekonstruksi organisasi, konflik internal, dan perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan republik Indonesia. Sedangkan tahun 1961 sebagai batas akhir, dilatar belakangi oleh peranan yang dilakukan TNI dalam menumpas PRRI di Sumatera Utara yang dipimpin oleh Maluddin Simbolon. Penumpasan terhadap Maluddin Simbolon merupakan peran yang menonjol yang dilakukan TT-I Bukit Barisan. 1.3 Tujuan Penelitian Sejarah Kodam II/BB di Sumatera Utara, menarik untuk ditulis kembali menjadi sebuah penulisan ilmiah. Sebelumnya penulisan tentang objek ini hanya ditulis dari sudut pandang tertentu, dan penulisan yang menguraikan bagian tertentu sesuai dengan keinginan instansi. Penulisan ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan latar belakang dan waktu berdirinya Kodam II/BB di Sumatera Utara. 2. Menjelaskan perkembangan Kodam II/BB sejak berdirinya hingga tahun 1961 3. Menjelaskan peranan yang dilakukan Kodam II/BB dalam menciptakan kondisi secara kondusif terutama dalam bidang keamanan di Sumut khususnya dan di Indonesia umumnya.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Menambah wawasan kepada peneliti tentang sejarah berdiri dan perkembangan Kodam II/BB di Sumatera Utara. 2. Menambah literatur pengetahuan dalam penulisan sejarah tentang Kodam II/BB di Sumatera Utara. 3. Memberikan gambaran dan penjelasan kepada masyarakat tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah perjuangan dan kepemimpinan TNI-AD 1.5 Tinjauan Pustaka Menelusuri tentang sejarah Kodam II/BB tidak terlepas dari penelusuran dari sejarah Sumatera Utara. Sebab dua hal ini berjalan seiring. Untuk itu literatur yang digunakan untuk memandu penelitian ini mengunakan buku-buku yang membahas mengenai sejarah Sumatera Utara. Di samping itu Kodam II/BB sebagai lembaga pertahanan resmi negara dilengkapi dengan sejumlah dokumen baik bentuknya berupa data, maupun bentuk buku sebagai laporan. Buku yang membahas tentang Kodam II/BB, pada umumnya ditulis tanpa bidang atau bagian khusus. Untuk itu penulis memilih beberapa buku yang sesuai dengan pembahasan penelitian yaitu. A.H.Nasution, dalam bukunya yang berjudul Tentara Nasional Indonesia Jilid II 1968, mengemukakan bahwa suatu negara merdeka membutuhkan kekuatan tentara sebagai pertahanan bangsa. Tentara adalah satu-satunya alat dari negara yang timbul tenggelam bersama-sama dengan negara. Di kalangan tentara sendiri, apalagi di kalangan laskar-laskar, bagian yang

terbesar condong kepada ide bahwa tentara itu bukanlah alat pemerintahan yang begitu saja, melainkan adalah alat perjuangan yang hidup. Dari Medan Area Ke Pedalaman Dan Kembali Ke Kota Medan 1982, adalah buku pengalaman dari Mayjen TNI (Purn) H.R Sjahnan yang ditulis bentuk buku, menguraikan perjalanan TNI di Sumatera Utara yang beriringan perjalanan pemerintahan di Sumatera Utara. Dari pengalaman Sjahnan, terlihat jelas keterlibatan TNI di Sumatera Utara dalam melawan penjajahan kembali Belanda setelah Indonesia merdeka. Gerak dari nafsu Belanda ingin menjajah kembali terlihat dari pembentukan kembali susunan keamanannya di Sumatera Utara. Tetapi hal ini juga dilakukan oleh pasukan TNI, untuk mempertahankan kemerdekaan yang dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945. Hal inilah yang membuat TNI juga terlibat dalam masalah politik nasional dan internasional, tepatnya dalam beberapa kali perjanjian antara Indonesia dengan Belanda dan Internasional. Pada bagian akhir buku ini menjelaskan tentang suasana di Sumatera Utara setelah pengakuan kedaulatan, dimana Sumatera Utara masih mempunyai sejumlah gejolak politik. Seperti pembentukan Negara Sumatera Timur yang mengartikan bahwa TNI belum saatnya berhenti berjuang di Sumatera Utara. 7 Perkembangan tentara di Indonesia bermula dari suatu ketentaraan yang sifatnya non profesional yang diidentikkan kepada kelompok yang ahli dalam penggunaan kekerasan. Dalam perkembangan masyarakat, mereka tidak pernah menduduki tempat teratas dalam klasifikasi kelompok-kelompok utama dalam suatu masyarakat. Tetapi dalam masa moderen peranan militer semakin mendapat tempatnya Selain itu buku yang digunakan adalah, Sejarah Perang Kemerdekaan Di Sumatera Utara 1945-1950, yang diterbitkan Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat, menguraikan tentang 7 H.R. Sjahnan, Dari Medan Area Ke Pedalaman Dan Kembali Ke-Kota Medan, Medan: Dinas Sejarah Kodam-II/BB. 1982, hal, 482.

bagaimana rakyat sumatera utara menyambut proklamasi dan pemuda dalam mengusir Jepang dari wilayah Sumatera Utara. Buku ini menjelaskan perjalanan perlawanan yang dilakukan oleh rakyat bersama pasukan Tentara Keamanan Rakyat, melawan pemberontakan Belanda, Tentara Jepang dan kembali lagi melawan tentara Belanda setelah ditimbang terimakan oleh Sekutu pada bulan Oktober 1946. Pada bagian selanjutnya terlihat penjelasan buku ini tentang peran yang dilakukan oleh TNI dalam sejumlah gejolak politik yang terjadi di Sumatera Utara. 8 1.6 Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah karya sejarah yang bersifat ilmiah. Sejumlah tahapan yang tersusun secara sistematis harus dilalui untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah memilih topik yang akan diteliti oleh penulis, selanjutnya penulis akan melakukan proses pengumpulan data (heuristik). Tahap ini akan dilakukan di tempat penyimpanan data, maupun perpustakaan yang menyimpan buku tentang Kodam II/BB. Dalam pengumpulan data, penulis juga akan melakukan wawancara terhadap pelaku ataupun orang yang mengetahui tentang perjalanan Kodam II/BB. Objek kajian ini masih tergolong kontemporer, Pelaku ataupun orang yang mengetahui masih dapat dimintai keterangan. Keterangan yang diperoleh berdasarkan informasi dari pelaku maupun dari data yang diperoleh dari keterangan buku akan dianalisis dengan kritik extern dan kritik intern maupun metode perbandingan terhadap keterangan yang diperoleh guna mendapatkan keterangan yang akurat (fakta). Fakta-fakta yang diperoleh setelah tahap analisis bentuknya masih sejumlah poinpoin. Untuk itu keterangan akan diurutkan secara kronologis, yang bertujuan mengurutkan keterangan yang mempunyai kausalitas. 8 Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat, Sejarah Perang Kemerdekaan di Sumatera, Bandung: Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat. 1972, hal, 530.

Setelah pengujian dan analisis data dilakukan tahap selanjutnya adalah tahap interpretasi. Dalam hal ini data-data yang diperoleh akan dianalisis penulis untuk menghasilkan sintesis dari objek yang penulis teliti. Metode akhir yang digunakan adalah tahap historiografi atau penulisan sejarah yang menyangkut tentang sejarah dan peranan Kodam II/BB di Sumatera Utara.