Peran Homeschooling Terhadap Motivasi Belajar Pada Remaja. Wita Hardiyanti. Dona Eka Putri, Psi, MPsi. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, di Indonesia pilihan jalur untuk menempuh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Imay Ifdlal fahmy, 2013

1 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah eksplorasi kematangan sosial anak peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA PADA ANAK HOMESCHOOLING DAN ANAK SEKOLAH REGULER (Studi Deskriptif Komparatif)

ALASAN ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA PADA HOMESCHOOLING (KOMUNITAS) KAK SETO PEKANBARU. Wahyuningsih*, Titi Maemunaty**, Widiastuti**,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Dengan

VARIASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH RUMAH BAGI PARA HOMESCHOOLER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan Kualitatif dan merupakan jenis penelitian Deskriptif.

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik

BAB III METODE PENELITIAN

HOMESCHOOLING SEBAGAI SEKOLAH ALTERNATIF RAMAH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu

kebutuhan khusus seperti itu saja, bisa terjadi juga pada anak yang sulit bersosialisasi dengan banyak orang. Anak dengan kesulitan sosialisasi sepert

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menghadapi era-

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masykarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas RI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAHRUMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti

Oleh: Sumardiono Layout: Mira Julia

HOMESCHOOLING DI INDONESIA DAN PROBLEMATIKANYA. Rachman Hardiansyah

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lingkungan yang lebih luas yaitu masyarakat. Dalam melakukan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang membedakan remaja yang sukses dalam prestasi di sekolah dengan remaja yang tidak sukse

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. berusaha untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN

2 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI PADA KOMUNITAS HOMESCHOOLING SEKOLAH DOLAN KOTA MALANG TESIS

MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG. ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Evinaria Esahastuti, 2014 Studi Pembelajaran Seni Dihomeschoolingtaman Sekar Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. duka cita dan strategi coping stres pada wanita dewasa awal atas kematian ayah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk

PANDUAN TUGAS AKHIR FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

EKSISTENSI SEKOLAHRUMAH (HOMESCHOOLING) DALAM KHASANAH PENDIDIKAN. Oleh: Wahyudi 1

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap dirinya sendiri yang sangat bersifat subyektif dan dipengaruhi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

BAB III METODE PENELITIAN

HOME SCHOOLING SEBAGAI PENDIDIKAN ALTERNATIF PROSES BELAJAR-MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN. Ade Muslimat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut

PROSES WAWANCARA. Penjelasan Materi 15/04/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. HOMESCHOOLING sebagai wahana pembinaan karakter. Lusy Febia Yaomul Istar, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian Field Research

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efektifkah Belajar Matematika Di Homeschooling?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MODEL HOMESCHOOLING (Studi Kasus di Homeschooling Kak Seto Surakarta Tahun 2012)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berlandaskan pada filsafah positivisme, digunakan untuk

ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MEMPELAJARI PERSAMAAN GARIS LURUS DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

2. Kelas reguler dengan tambahan bimbingan dalam kelas (cluster): Anak. lain (normal) di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik

BAB III METODE PENELITIAN

1. Pengertian Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. anak, bahkan mungkin lebih, yang menghabiskan waktu produktif di jalanan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. kebutuhan-kebutuhan partisipan (Santoso & Royanto, 2009). Menurut Denzin & Lincoln

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN PEMBELAJARAN HOMESCHOOLING

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

Homeschooling Jakarta

Kurikulum, Materi Belajar & Pola Kegiatan Homeschooling

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa,

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

Motivasi Menjadi Guru SLB pada Wanita Dewasa Awal Neny Agustien Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

HOMESCHOOLING PRIMAGAMA SEKOLAH BERBASIS BAKAT DAN MINAT

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN QUANTUM TEACHING

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi ini

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam setiap pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB III METODE PENELITIAN. psikologis remaja yang mengalami hamil di luar nikah. Menurut Creswell

Transkripsi:

Peran Homeschooling Terhadap Motivasi Belajar Pada Remaja Wita Hardiyanti Dona Eka Putri, Psi, MPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran peran pendidikan homeschooling, kemudian mengapa homeschooling dapat membangkitkan motivasi belajar remaja serta bagaimana proses belajar dalam homeschooling sehingga mampu membangkitkan motivasi belajar. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua orang remaja, dengan karakteristik remaja yang mengikuti jenis homeschooling tunggal berusia 12 sampai 18 tahun. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara dan observasi dengan subjek dan significant other. Dalam proses wawancara ini, untuk membantu proses pengumpulan data maka peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara dan observasi. Setelah dilakukannya penelitian pada kedua subjek maka jenis homeschooling yang dipilih oleh kedua subjek adalah homeschooling tunggal. Metode homeschooling yang dipakai kedua subjek adalah unit studies, the living book approach, dan unschooling. Motivasi belajar kedua subjek terlihat berbeda, pada subjek pertama motivasi belajarnya terlihat karena subjek memiliki inisiatif untuk mempelajari pelajaran sekolah ataupun pelajaran yang berhubungan dengan minatnya sedangkan pada subjek kedua, subjek hanya memiliki motivasi dalam belajar pada pelajaran yang subjek minati saja, namun pada pelajaran sekolah subjek kurang memiliki inisiatif yang besar untuk belajar. Dengan demikian, homeschooling yang kedua subjek jalani memiliki peran dalam motivasi belajar kedua subjek, walaupun pada subjek kedua motivasi belajar tersebut terlihat hanya pada pelajaran yang subjek minati saja. Menurut Direktorat Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional (2006), homeschooling tunggal yaitu yang dilaksanakan oleh orangtua dalam satu keluarga yang dalam melaksanakan kegiatan homeschooling untuk anak-anaknya, dengan sengaja tidak bergabung dengan keluarga lain yang menerapkan homeschooling tunggal lainnya. Kata Kunci : Homeschooling, Motivasi Belajar dan Remaja PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar bagi manusia untuk dapat belajar dan berkembang sehingga menjadi manusia yang memiliki pengetahuan yang luas serta memiliki kemampuan dibidangnya masing-masing. Pendidikan adalah salah satu sasaran untuk mewujudkan tujuan pembangunan di Indonesia. Pendidikan dianggap penting untuk menghasilkan perubahan dan pengembangan perilaku yang diharapkan masyarakat.

Seto Mulyadi (dalam Kompas, Juli 2007), memaparkan bahwa selain tidak puas dengan sistem pendidikan di sekolah, sebagian orangtua memilih sistem homeschooling karena anak membutuhkan perhatian khusus seperti: pada anak autisme, hiperaktivitas, ataupun karena kendala geografis, dan juga karena ingin membentengi pergaulan bebas atau ingin menjalankan nilai-nilai agama tertentu. Prospek homeschooling di Indonesia akan terus berkembang untuk masa mendatang, Al-Mandari (2004), menyebutkan beberapa alasannya: Pertama, kondisi pendidikan yang kian mengalami school distrust akan mendorong sejumlah orangtua untuk berani memasukkan anaknya ke homeschooling. Kedua, pada masa mendatang akan semakin bertambah orangtua yang sadar akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan juga memungkinkan orangtua untuk mengakses berbagai sumber pelajaran serta lembaga pendidikan dan tempat bekerja bagi anaknya diberbagai tempat (Negara) yang mengakui keberadaan homeschooling. Di dalam sistem pendidikan Indonesia, keberadaan homeschooling adalah legal. Keberadaan homeschooling memiliki dasar hukum yang jelas di dalam Undang-Undang 1945 maupun di dalam UU no 20/2003 mengenai sistem pendidikan nasional. Sekolah disebut jalur pendidikan formal, homeschooling disebut jalur pendidikan informal. Siswa homeschooling dapat memiliki ijazah sebagaimana siswa sekolah dan dapat melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi manapun jika menghendakinya. Di Indonesia, menurut perkiraan Ella Yulaelawati, Direktur Pendidikan Kesetaraan Depdiknas, ada sekitar 1000-1500 siswa homeschooling. Di Jakarta ada sekitar 600 siswa, sebanyak 83,3% atau sekitar 500 orang yang mengikuti homeschooling majemuk dan komunitas. Sedangkan sebanyak 16,7%, atau sekitar 100 orang yang mengikuti homeschooling tunggal. Jumlah yang sebenarnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan masih lebih besar lagi (Sumardiono, 2007). Akhirnya peneliti tertarik untuk meneliti peran homeschooling terhadap motivasi belajar pada remaja. TINJAUAN PUSTAKA Homeschooling Pengertian homeschooling menurut Lines (dalam Berger, 1995), yaitu sebagai instruksi dan pembelajaran yang sebagian darinya adalah aktivitas terencana yang dilakukan di rumah, di

dalam keluarga dengan orang tua yang berperan sebagai guru atau supervisor dari aktivitas. Sedangkan menurut Sumardiono (2007), homeschooling adalah model pendidikan di mana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya dan mendidik anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Jenis-jenis Homeschooling Menurut Direktorat Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional (2006) dalam buku komunitas sekolah rumah sebagai satuan pendidikan kesetaraan, mengklasifikasikan format homeschooling sebagai berikut : a. Homeschooling tunggal adalah format homeschooling yang dilaksanakan oleh orangtua dalam satu keluarga yang dalam melaksanakan kegiatan homeschooling untuk anakanaknya, dengan sengaja tidak bergabung dengan keluarga lain yang menerapkan homeschooling tunggal lainnya. b. Homeschooling majemuk adalah format homeschooling yang dilaksanakan oleh orangtua dari dua atau lebih keluarga lain yang menerapkan homeschooling karena melakukan satu atau lebih kegiatan sementara kegiatan inti dan kegiatan lainnya tetap dilaksanakan dalam lingkungan rumah oleh orangtua masing-masing. c. Komunitas homeschooling merupakan gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menyusun dan menentukan silabus serta bahan ajar bagi anak-anak homeschooling, termasuk menentukan beberapa aktivitas dasar (olahraga, musik atau seni, dan bahasa) serta fasilitas tempat proses belajar mengajar dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu. Berbeda dengan homeschooling tunggal dan majemuk, maka komunitas homeschooling menyelenggarakan proses belajar mengajar dalam keluarga dengan komitmen orangtua dan komunitas dengan perbandingan tertentu, misalnya 50:50%. Metode-metode Homeschooling Metode HS menurut Sumardiono (2007): a. School at-home b. Unit studies c. Charlotte Mason d. Classical e. Waldorf

f. Montessori g. Unschooling h. Electic Motivasi Belajar Motivasi belajar menurut Winkel (1996), adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut Sardiman (Liswati, 1998) : a. Tanggung jawab b. Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi, dan tidak mudah menyerah. c. Memiliki sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk belajar. d. Memperhatikan umpan balik e. Waktu penyelesaian tugas f. Memiliki motivasi Remaja Istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1993), secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama dalam masalah hak. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini akan digunakan metode kualitatif dimana pendekatan ini adalah bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial. Peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan, sekeliling, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistic) bukan hasil perlakuan (treatment) atau manipulasi variabel yang dilibatkan (Heru Basuki, 2006). Subjek Penelitian Remaja yang mengikuti pendidikan homeschooling, berusia 12 sampai 18 tahun. Subjek masih belajar setingkat dengan SMU di sekolah formal. Dan subjek merupakan siswa yang melaksanakan homeschooling tunggal. Sesuai dengan sifat kualitatif yang terbuka dan luwes, metode dan tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam disesuaikan

dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang akan diteliti (Poerwandari, 1998). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe wawancara dengan pedoman terbuka dan terstruktur. Hal ini akan memungkinkan peneliti untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang akan diteliti, dan juga akan lebih menciptakan suasana yang nyaman, santai sekaligus dapat menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung, bahkan dapat menghasilkan berbagai bentuk pertanyaan yang lebih kompleks, namun tetap fleksibel tergantung pada perkembangan dan situasi wawancara. Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi nonpartisipan. Observasi non partisipan adalah peneliti berada diluar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatankegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian peneliti akan lebih leluasa mengamati kemunculan tingkah laku yang terjadi (Sukandarrumidi, 2004). Keakuratan Penelitian Untuk mencapai validitas dalam suatu penelitian dengan metode kualitatif, ada beberapa teknik yang digunakan seperti perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi dan lain-lain. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik pemeriksaan data triangulasi. Menurut Moleong (2000), triangulasi merupakan suatu bentuk teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau pembanding data. Jadi untuk menjaga keabsahan dan keajegan penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dengan triangulasi teori yaitu mengaitkan dengan teori-teori yang sudah ada, triangulasi metode, yaitu menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara dan observasi, dan triangulasi data atau sumber, yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara subjek dengan significant other. HASIL PENELITIAN Peran Homeschooling dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Subjek

Dari penelitian mengenai kedua subjek yang mengikuti homeschooling ini menurut peneliti cukup memiliki peran yang bervariatif dalam menumbuhkan motivasi subjek untuk belajar. Pada subjek kedua peran homeschooling tersebut kurang berperan karena subjek tetap perlu pengawasan dalam belajar oleh orangtua, dengan sistem homeschooling yang fleksibel seperti metode belajar mandiri, mencari tau segala informasi pengetahuan di berbagai media sendiri, tanpa harus berpanduan pada buku membuat subjek terlihat kurang memiliki adanya tanggungjawab dalam belajar yang terkadang membuat subjek tidak memanfaatkan waktu belajarnya secara maksimal setiap harinya. Namun, bukan berarti karena sistem homeschooling yang tidak berperan, tetapi bagaimana penerimaan setiap individu dalam memanfaatkan waktu belajarnya yang fleksibel di homeschooling ini. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif. Poerwandari (2005), memberikan beberapa tahapan yang diperlukan dalam menganalisis, tahapan tersebut adalah: a. Mengorganisasikan data b. Mengelompokkan data c. Analisis kasus d. Menguji asumsi KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : Bahwa peran homeschooling terhadap motivasi belajar yang diterima oleh masingmasing subjek cukup bervariatif. Terlihat adanya perbedaan pada kedua subjek. Subjek pertama memiliki tanggungjawab dan inisiatif untuk belajar, sedangkan pada subjek kedua, terkadang subjek kurang memiliki tanggungjawab dalam mengatur waktu belajarnya di homeschooling yang dijalani, sehingga harus tetap adanya pengawasan dari orangtua subjek. Walaupun kedua subjek merasakan kemampuan dan minatnya dalam salah satu bidang pelajaran. Dan hal ini peran yang ditimbulkan oleh homeschooling menyebakan kedua subjek cenderung memiliki penilaian diri yang positif terhadap kemampuan, minat dan motivasi belajar kedua subjek. DAFTAR PUSTAKA Al-Mandari, S. (2004). Rumahku sekolahku. Jakarta: Pustaka Zahra. Heru Basuki. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya.

Jakarta : Universitas Gunadarma. Berger, E. H. (1995). Parents as partners in education. New Jersey: Prentice-Hall. Direktorat Pendidikan Kesetaraan. (2006). Komunitas sekolahrumah sebagai satuan pendidikan kesetaraan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hurlock, E. B. (1993). Psikologi perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Pendidikan. Psikologi (LPSP3). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sukandarrumidi. (2004). Metodologi penelitian petunjuk praktis untuk penelitian pemula. Yogyakarta : Gajah Mada Yogyakarta Press. Sumardiono, L. (2007). Homescooling a leap for better learning. Jakarta: PT. Gramedia. Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia. Liswati, H. (1998). Pengaruh pemberian umpan balik positif dan knowledge of result terhadap peningkatan motivasi belajar matematika pada Siswa SLTP dengan harga diri akademik rendah. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Moleong, L. J. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mulyadi, S. (2007). Homeschooling keluarga kak-seto. Bandung: PT. Mizan Pustaka KAIFA. Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia (LPSP3) UI. Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian manusia. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana dan