BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penjualan yang disebabkan karena kondisi perdagangan yang sangat terpuruk

BAB I PENDAHULUAN. Justine T Sirait ( 2006) menyatakan bahwa tujuan utama suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Philip Kotler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. yang tingkat perkembangannya termasuk cepat di kawasan Asia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya, maka banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menjual barang/jasa dengan harga yang lebih tinggi dari harga pokoknya.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan semakin ketat dan pelaku

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan yang dilakukan

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini mulai bergerak dengan pesat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang maksimum dengan biaya yang seefisien mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seperti yang kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, serta melaksanakan rencana pengembangannya. Pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin. meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan pasar dengan penemuan-penemuan barunya dan menetukan harga

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK

Bisnis Plan Distro BAB I RINGKASAN Distro berasal dari singkatan distribution store. Berfungsi menerima titipan dari berbagai merek dari clothing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORTTIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam dunia usaha, kegiatan suatu perusahaan tidak lepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada situasi perekonomian yang sedang diwarnai oleh persaingan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu menyebabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB II BAHAN RUJUKAN

Universitas Mercu Buana Yogyakarta Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, khususnya di bidang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Penganggaran Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha fashion saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya produk-produk fashion yang inovatif dan berkualitas serta memiliki berbagai penganut fashion yang setia. Saat ini fungsi pakaian tidak hanya untuk menutup dan melindungi tubuh namun sebagai cerminan kepribadian, gaya hidup dan status sosial. Aneka kebutuhan fashion yang selalu melekat pada manusia yang akan terus ada dan berkembang. Fashion merupakan sebuah tipe produk atau sejauh mana perilaku yang secara sementara waktu digunakan oleh sejumlah besar konsumen karena produk atau perilaku dinilai oleh masyarakat layak atau pantas pada tempat dan waktu tertentu ( Levy Michael dan Barton, 2004;139). Salah satu jenis usaha yang bergerak dalam dunia fashion ialah distro dan clothing company. Distro merupakan singkatan dari distribution outlet atau distribution store yang menjual berbagai macam produk fashion dari merk baju lokal yang belum mepunyai toko sendiri. Sedangkan clothing company adalah produsen yang memproduksi sendiri semua produk mereka dengan label sendiri pula. Sebuah clothing company bisa memiliki toko sendiri atau hanya sekadar menitipkan produk desain pakaian mereka ke distro. Kehadiran sejumlah distro dapat dibilang sudah menjadi fenomena. Hal ini membuat para pelaku distro tidak lagi dipandang sebelah mata, dan juga sudah menjadi sebuah industri, bukan lagi sebuah usaha kecil-kecilan. Tujuan utama dalam pendirian perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba yang optimal dengan pengeluaran biaya yang wajar. Laba merupakan selisih antara pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan pada suatu periode dengan beban-beban yang terjadi selama periode tersebut. Perusahaan harus mampu untuk memaksimalkan pendapatan dengan cara meningkatkan volume penjualan dengan menggunakan biaya yang seefisien mungkin sehingga laba yang diperoleh perusahaan akan semakin besar. Dalam pencapaian tujuan

tersebut maka diperlukan pengelolaan yang efektif terhadap semua aspek kegiatan perusahaan sehingga produk yang dihasilkan dapat diserap pasar dalam jumlah yang besar dengan harga yang sesuai di tengah persaingan yang semakin ketat. Airplane Systm adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha fashion yang menjual produk-produk lokal atau yang biasa disebut clothing company. Menurut data yang diperoleh, penjualan Airplane Systm dari tahun 2007 mengalami penyimpangan negatif atau realisasi penjualan lebih kecil daripada anggaran yang telah ditetapkan. Terlihat pada data yang diperoleh penjualan Airplane Systm pada tahun 2007 ialah sebesar Rp. 3.186.585.000, sedangkan anggaran yang ditetapkan ialah sebesar Rp. 3.227.750.000, disini terlihat selisih Rp. 91.165.000 atau penyimpangan negatif sebesar 2,78%. Oleh sebab itu manajemen Airplane Sytm perlu mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang dan menetukan langkah positif yang harus dilakukan untuk menghadapi perubahan kondisi tersebut, salah satunya yaitu dengan melakukan perencanaan yang baik melalui penyusunan anggaran, agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu (periode) tertentu yang akan datang (Munandar 2001:1). Dalam hal ini bentuk dan jenis anggaran yang digunakan disesuaikan dengan besar kecilnya perusahaan serta ragam kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Charles T. Horngen dan George Foster (1997:176), menyatakan anggaran sebagai berikut: A budget is quantitative expression for a set time period of proposed future plan of action by management. Dari pengertian tersebut, maka anggaran merupakan alat yang baik untuk mengarahkan perhatian manajemen, karena anggaran membantu manajemen memusatkan perhatian dan kegiatannya sedini mungkin pada apa yang harus dicapai dalam periode mendatang. Anggaran nampaknya cukup memadai untuk digunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengawasan dari seluruh aktivitas perusahaan, sebab dengan menggunakan anggaran perusahaan dapat menguasai perencanaan dengan

lebih baik, sehinggga koordinasi dan pengawasan yang akan dilaksanakan akan dapat memadai pula. Dengan demikian, jelaslah bahwa anggaran dapat digunakan sebagai alat bantu bagi manajemen di dalam mengendalikan aktivitas perusahaan (G. Adisaputro 2004:49). Penulis memilih anggaran penjualan sebagai salah satu alat pengendalian, dimana anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran yang ada dalam perusahaan dan merupakan salah satu alat pengendalian kegiatan yang sedang berjalan. Bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang tingkat persaingannya tinggi, anggaran penjualan harus disusun paling awal dari semua anggaran yang lain yang ada dalam perusahaan. Pengendalian merupakan fungsi terakhir dalam proses manajemen, sama seperti perencanaan, pengendalian juga harus dilakukan secara terus-menerus. Pengendalian merupakan proses mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan nyata setiap komponen organisasi dan melaksanakan tindakan koreksi jika diperlukan. Pengendalian digunakan untuk menjamin pencapaian tujuan, sasaran, kebijakan dan standar secara efesien seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan. Peneletian yang berkaitan dengan anggaran biaya promosi pernah dilakukan sebelumnya oleh Hendra Gunawan pada tahun 2007 di Universitas Widyatama, dengan judul Peranan Anggaran Penjualan Untuk Menilai Kinerja Bagian Penjualan. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai anggaran penjualan dengan judul Penerapan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Pengendalian Penjualan (Studi Kasus Pada Airplane Systm, Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan penyusunan anggaran penjualan yang dilaksanakan pada Airplane Systm sudah memadai. 2. Apakah anggaran penjualan sudah berfungsi sebagai alat pengendalian penjualan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui memadai atau tidaknya pelaksanaan penyusunan anggaran penjualan pada Airplane Systm. 2. Untuk mengetahui anggaran penjualan sudah berfungsi sebagai alat pengendalian penjualan. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan maksud dan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak barikut ini: 1. Perusahaan yang diteliti, dimana kesimpulan dan saran-saran yang diajukan oleh penulis dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Penulis sendiri, untuk memberikan masukan dan pengetahuan bagi penulis terutama kejelasan bagaimana dan sejauh mana pengaruh anggaran penjualan dalam meningkatkan efektifitas penjualan. 3. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran kepada pihak-pihak lain sehingga skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sebagai dasar bagi penelitian lebih lanjut. 1.5 Kerangka Penelitian Keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan dapat dilihat dari pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, perusahaan menghadapi banyak masalah baik masalah dari luar maupun dari dalam perusahaan. Oleh karena itu manajemen sebagai pengelola perusahaan harus mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, diantaranya yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan menurut Y. Supriyanto (1995:4) adalah: Proses penyusunan tujuan-tujuan perusahaan dan pemilihan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah

ditetapkan. Sedangkan pengendalian menurut Y. Supriyanto (1995:10) adalah: Proses mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan nyata setiap komponen organisasi. Proses ini meliputi penetapan sasaran, membandingkan prestasi dengan sasaran, dan melaksanakan tindakan korektif bila diperlukan. Oleh karena itu agar perencanaan dan pengendalian dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan suatu alat bantu bagi manajemen (Tools of Management). Salah satunya adalah anggaran, hal itu diperjelas dengan pernyataan Anthony, Dearden, dan Bedford (1998:499) yang menyatakan bahwa: A budget is both planning tool and a control tool. Angggaran diperlukan untuk mengarahkan perusahaan dalam mencapai sasarannya sebelum melakukan segala aktivitas. Berikut ini kutipan pengertian anggaran menurut RA Supriyono (2005:3) mendefinisikan anggaran sebagai berikut: Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro (2005:5) mendefinisikan anggaran sebagai beriktu: Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat dijelaskan bahwa inti dari definisi tersebut ialah: 1. Formal; disusun secara resmi dan tertulis. 2. Sistematis; disusun berurutan dan berdasarkan fakta. 3. Tanggung jawab; merupakan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan oleh manajer. 4. Perencanaan, koordinasi, dan pengawasan marupakan fungsi manajer. Anggaran disusun melalui proses yang berulang-ulang. Anggaran disiapkan, ditinjau kembali dan diperbaharui/direvisi dengan harapan hasil yang

akan dicapai merupakan rencana paling baik yang telah disusun oleh manajer pelaksana. Anggaran dikatakan efektif apabila sasaran atau target yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai, dengan demikian program kerja yang dijalankan dapat dikatakan berhasil. Anggaran haruslah realistis karena berpengaruh besar terhadap hasil yang dicapai oleh manajemen. Selain itu anggaran harus fleksibel, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi. Anggaran juga haruslah bersifat kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terusmenerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat insidental (G. Adisaputro 2004:7). Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam perusahaan, karena penjualan akan mempengaruhi kontinuitas perusahaan. Oleh karena itu, perlu disusun anggaran penjualan. Menurut M. Munandar (2000:49), anggaran penjualan didefinisikan sebagai berikut: Anggaran penjualan ialah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selam periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya. Sesuai dengan fungsi anggaran sebagai alat yang dapat membantu manajemen dalam pengendalian, maka anggaran penjualan dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam mengendalikan penjualan, yaitu dengan membandingkan hasil pelaksanaan penjualan yang sebenarnya dengan anggaran penjualan yang telah ditetapkan, kemudian dianalisis penyimpangannya sehingga dapat dilakukan tindak lanjut. Selain itu perlu diperhatikan pula bahwa perusahaan menyusun anggaran penjualan karena perusahaan yakin mempunyai kemampuan untuk mengendalikan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Jadi pada hakikatnya peranan anggaran penjualan adalah sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan kegiatan penjualan di perusahaan. Anggaran penjualan dapat berperan sebagai tolak ukur, maka anggaran penjualan tersebut, perlu

disusun sesuai dengan karakterisitik anggaran secara memadai dan diterapkan dengan baik di dalam perusahaan. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis mencoba membuat suatu hipotesis deskriptif sebagai berikut: Penyusunan dan penerapan anggaran penjualan yang memadai berfungsi sebagai alat pengendalian penjualan yang baik (pada Airplane Systm). 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada Airplane Systm. Penelitian descriptive adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu (Zulganef 2008:11). Teknik pengumpulan data serta informasi yang dilakukan penulis dengan cara sebagai berikut: 1. Studi Lapangan Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap masalah yang akan dibahas yang juga merupakan obyek penelitian untuk mendapatkan data- data serta informasi yang diperlukan. Diantaranya akan diperoleh dengan cara: a. Survey, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau secara langsung ke perusahaan-perusahaan yang diteliti. b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak atau pejabat yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti. c. Kuesioner, yaitu lembaran-lembaran isian yang di dalamnya berisi pernyataan dan atau pertanyaan yang dapat mengolah data kualitatif menjadi data kuantitatif guna pengujian hipotesis. 2. Studi Kepustakaan Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literaturliteratur, berupa buku-buku wajib dan catatan-catatan kuliah serta bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

1.6.1 Operasionalisasi Variabel Operasional variabel menurut Sugiono (2004:31) : Suatu cara untuk mengukur konsep dan bagaimana caranya sebuah konsep harus diukur sehingga terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dan variabel yang situasi dan kondisinya tergantung oleh variabel yang lainnya. Berdasarkan hipotesis deskriptif, maka terdapat satu variabel yaitu berfungsinya anggaran penjualan sebagai alat pengendalian dengan indikator variabel sebagai berikut. Tabel 1.1 Operasional Variabel Variabel Indikator Sub Indikator Skala Berfungsinya anggaran penjualan sebagai alat pengendalian Anggaran yang memadai 1. Karakteristik anggaran yang baik 2. Dipenuhinya syarat-syarat anggaran 3. Manfaat anggaran Pengendalian penjualan yang memadai 1. Menetapkan anggaran penjualan 2. Membandingkan realisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan 3. Analisis penyebab penyimpangan 4. Tindakan perbaikan bila terjadi penyimpangan Tujuan pengendalian penjualan 1. Tercapainya target penjualan 2. Tercapainya target kualitas yang dikehendaki

1.6.2 Analisis Pembuktian hipotesis Deskriptif Pembuktian hipotesis akan dilakukan dengan cara membandingkan hasil observasi dengan indikator yang telah ditetapkan. Jika hasil observasi sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan, maka hipotesis deskriptif yang diajukan dapat diterima. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Airplane Systm yang berlokasi di Jalan Aceh no 44 Bandung. Waktu penelitian dilakukan bulan maret 2009 sampai dengan selesai.