30 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 3).. Tes diagnostik pilihan ganda yang dilengkapi CRI yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendiagnosa konsepsi siswa dengan cara memberikan soal berbentuk pilihan ganda yang dilengkapi dengan tingkat keyakinan siswa terhadap jawabannya, sehingga miskonsepsi dapat diidentifikasi dari kesesuaian antara jawaban pilihan ganda yang dilengkapi dengan tingkat keyakinan yang diberikan. 3. Miskonsepsi adalah penyimpangan atau kesalahan dari konsep yang seharusnya dan berbeda dengan kesepakatan para ahli dibidangnya (Berg, 1991:11). 4. Subkonsep pencemaran lingkungan adalah salah satu pokok bahasan biologi yang diajarkan di MA kelas X semester II sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (005: 34) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini
31 dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang miskonsepsi siswa MA kelas X pada subkonsep pencemaran lingkungan. C. Lokasi dan Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-MABI yaitu kelas unggulan standar internasional di MAN 01 Bandung semester tahun ajaran 008/009. Pemilihan subyek penelitian dilakukan dengan cara purposive cluster sampling (Herlanti, 006: 7). Hal ini dilakukan karena dalam melakukan tes diagnostik yang dilengkapi CRI diperlukan subyek penelitian yang memiliki tingkat penalaran tinggi dalam memberikan jawaban. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik miskonsepsi yang dilengkapi CRI, pedoman wawancara dan pedoman observasi pembelajaran. Rincian instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tes Diagnostik Pilihan Ganda yang Dilengkapi CRI Menurut Subiyanto (Surbakti, 000: 36) tes diagnostik merupakan tes untuk mengenali hambatan apa saja yang melatarbelakangi kesulitan belajar siswa. Tes diagnostik yang dirancang dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda yang dilengkapi indeks keyakinan (CRI), digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Penyusunan tes diagnostik berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Biologi MA kelas X semester II pokok bahasan pencemaran lingkungan. Soal-soal tes terdiri dari pertanyaan-pertanyaan materi pencemaran lingkungan sebanyak 0 soal. Dalam pelaksanaannya tes diagnostik yang telah disusun
3 dilengkapi dengan indeks keyakinan (CRI). Certainty of Response Index (CRI) adalah ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan (soal) yang diberikan. Langkah-langkah penyusunan tes diagnostik miskonsepsi adalah sebagai berikut: a. Ditentukan subkonsep berdasarkan KTSP mata pelajaran Biologi MA kelas X semester II materi pencemaran lingkungan. b. Dirumuskan indikator hasil belajar c. Dibuat kisi-kisi tes pencemaran lingkungan d. Dibuat soal tes berdasarkan kisi-kisi dan membuat kunci jawaban e. Diminta pertimbangan (judgment) kepada dosen terhadap tes pencemaran lingkungan f. Dilakukan uji coba tes pencemaran lingkungan g. Dilakukan analisis tes meliputi uji validitas butir soal, tingkat kesukaran, daya pembeda dan realibilitas instrumen h. Direvisi/membuang soal-soal yang dianggap tidak valid i. Digunakan instrumen yang dianggap valid. Wawancara Wawancara dilakukan setelah diperoleh data siswa yang mengalami miskonsepsi yang dijaring melalui tes diagnostik miskonsepsi. Dalam penelitian ini wawancara dimaksudkan untuk lebih meyakinkan tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa dan untuk melacak kejujuran siswa dalam membubuhkan indeks CRI pada soal.
33 Adapun instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, bisa dilihat dilampiran C.3. Wawancara dilakukan kepada 14 orang siswa yaitu 7 orang yang kelompok atas (KA) dan 7 orang yang kelompok bawah (KB). Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi lebih lanjut tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa berdasarkan hasil tes diagnostik miskonsepsi yang dilengkapi CRI yang diberikan. 3. Observasi Pembelajaran Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata pelajaran biologi selama pembelajaran tentang pencemaran lingkungan berlangsung. Tujuan observasi adalah untuk mendapatkan informasi tentang keberlangsungan proses pembelajaran pencemaran lingkungan dikelas. Instrumen observasi berupa alat perekam suara yang merekam pembelajaran secara audio pada saat proses kegiatan belajar mengajar dikelas. Konsep-konsep pencemaran lingkungan yang disampaikan guru di kelas direkam dan selanjutnya ditranskripkan, bisa lihat dilampiran C.4. Data transkrip dianalisis dengan cara menjabarkan konsep-konsep pencemaran lingkungan yang telah disampaikan guru kemudian mengidentifikasi setiap konsep tersebut. E. Analisis Uji Coba Instrumen Kualitas instrumen sebagai alat pengambil data harus teruji kelayakannya dari segi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembedanya. Instrumen yang diujicobakan adalah tes pencemaran lingkungan yang dilengkapi dengan indeks CRI.
34 1. Validitas Untuk mengetahui validitas item dari suatu tes dapat menggunakan suatu teknik kolerasi Pearson s Product Moment. Adapun perumusannya sebagai berikut: r xy N XY ( X )( Y ) = { NΣX ( ΣX ) }{ NΣY ( ΣY) } (Arikunto, 00:146) keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = jumlah siswa uji coba X = skor tiap item Y = skor total tiap siswa uji coba Untuk menginterpretasikan koefisien korelasi yang telah diperoleh adalah dengan melihat tabel nilai r product moment. Untuk menginterpretasikan tingkat validitasnya, maka koefisien kolerasinya dikategorikan pada kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r xy Interpretasi 0,800 1,00 Sangat tinggi 0,600 0,800 Tinggi 0,400 0,600 Cukup 0,00 0,400 Rendah 0,00 0,00 Sangat rendah (Arikunto, 006:75) Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran B.1.
35. Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayan. Suatu test dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 00: 86). Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk menentukan reliabilitas tes pencemaran lingkungan digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut: r 11 = r 1 / 1 / ( 1+ r ) 1 / 1 / (Arikunto, 006:93) Keterangan: r 11 r 1/ 1/ = koefisien reliabilitas instrumen = koefisien korelasi antara skor-skor setiap belahan tes Tabel 3. Derajat Reliabilitas Tes Rentang Interpretasi 0,80 1,00 Sangat tinggi 0,60 0,79 Tinggi 0,40 0,59 Cukup 0,0 0,39 Rendah 0,00 0,19 Sangat rendah Hasil perhitungan berdasarkan rumus diatas terlampir pada lampiran B.. 3. Taraf Kesukaran Analisis yang dilakukan untuk menghitung indeks taraf kesukaran dengan menggunakan rumus:
36 P = B JS (Arikunto, 006:08) Keterangan: P = indeks taraf kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks taraf kesukaran tersebut sesuai tabel berikut: Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Taraf Kesukaran Indeks Interpretasi 0.00 0.30 Soal Sukar 0.30 0.70 Soal Sedang 0.70 1.00 Soal Mudah (Arikunto, 006:10) Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.3. 4. Daya Pembeda Untuk menghitung daya pembeda butir soal, siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (J A ) dan kelompok bawah (J B ). Kriteria pembagian kelompok berdasarkan skor total yang diperoleh siswa. Lima puluh persen skor teratas masuk kelompok atas dan 50% skor terbawah masuk kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda butir soal digunakan rumus: B D= J A A B J B B (Arikunto, 006:13)
37 Keterangan: D = indeks diskriminasi/daya pembeda B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah J = jumlah peserta tes Nilai daya pembeda (D) yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan pada kategori berikut ini: Tabel 3.4 Interpretasi Indeks Diskriminasi/Daya Pembeda Indeks D Interpretasi 0.00 0.0 Jelek (poor) 0.0 0.40 Cukup (satisfactory) 0.40 0.70 Baik (good) 0.70 1.00 Baik Sekali (excellent) D negatif Tidak baik (Arikunto, 006:18) Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.4. F. Analisis Uji Coba CRI (Certainty of Response Index) 1. Validitas CRI Menurut Munaf (001: 58) validitas suatu tes dibedakan menjadi validitas permukaan (face validity), validitas isi (content validity), validitas kriteria (criterion validity), dan validitas ramalan (predictive validity). Tingkat validitas permukaan dan validitas isi diketahui dengan analisis rasional artinya berdasarkan pertimbangan akal bukan berdasarkan pada hitungan angka-angka empirik.
38 Sedangkan validitas kriteria dan validitas ramalan ditentukan dengan cara empirik yaitu dengan menghitung koefisien korelasi tes yang diuji dengan tes lain sebagai kriteria. Untuk menentukan validitas CRI digunakan validitas permukaan (face validity). Analisis validitas instrumen CRI dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap CRI. Tujuan ini dirinci dalam pertanyaan Apakah siswa sudah memahami cara mengisi indeks CRI yang benar pada soal? Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas CRI adalah dengan melakukan wawancara kepada siswa. Dari hasil wawancara diketahui bahwa siswa sudah memahami cara mengisi indeks CRI yang benar pada soal lampiran C.5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen CRI layak untuk digunakan.. Reliabilitas CRI merupakan ukuran tingkat kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan. Instrumen CRI memuat skala enam yaitu skala 0-5. Secara umum indeks ini tergolong tipe skala Likert. Tentu saja dalam menghitung koefisien reliabilitas CRI tidak sama dengan cara menghitung koefisien reliabilitas tes. Menurut Arikunto (005:181) untuk instrumen yang sekornya bukan 1 dan 0 dalam perhitungan reliabilitas digunakan rumus Alpha. Rumus tersebut adalah: r k σ b = k 1 σ t 11 1 (Arikunto, 005:180)
39 Keterangan : r 11 k σ b = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir σ t = varians total dan rumus varians yang dimaksud adalah : Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.5. G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilaksanakan selama persiapan penelitian adalah: (1) Identifikasi masalah; () Analisis kurikulum biologi MA ; (3) Penyusunan proposal penelitian; (4) Penyusunan instrumen penelitian; (5) Penentuan subjek penelitian; (6) Uji coba instrumen penelitian; (7) Revisi instrumen penelitian.. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah: a. Melaksanakan observasi terhadap guru biologi dalam kegiatan belajar mengajar pencemaran lingkungan b. Melaksanakan tes diagnostik miskonsepsi siswa. c. Melaksanakan wawancara dengan siswa untuk melacak kejujuran siswa dalam mengisi indeks CRI pada soal dan untuk lebih meyakinkan miskonsepsi yang terjadi pada siswa d. Melakukan pengolahan dan analisis data hasil penelitian e. Menyusun laporan hasil penelitian ΣX σ = (ΣX ) N N
40 Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar 3.1. H. Teknik analisis data dan hasil penelitian Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data hasil penelitian adalah: 1. Mengidentifikasi miskonsepsi pada setiap subkonsep pencemaran lingkungan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari rata-rata CRI jawaban benar dan jawaban salah dari setiap materi pencemaran lingkungan yang diujikan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: R b Σ CRI = n b b dan R s Σ CRI = n s s Keterangan: Rb = rata-rata CRI untuk jawaban benar ΣCRI b = jumlah nilai CRI untuk jawaban benar n b Rs = jumlah siswa yang menjawab benar = rata-rata CRI untuk jawaban salah ΣCRI s n s = jumlah nilai CRI untuk jawaban salah = jumlah siswa yang menjawab salah (Tayubi, 005: 7) b. Menentukan fraksi siswa yang menjawab benar atau fraksi siswa yang menjawab salah dari total seluruh siswa, dengan persamaan sebagai berikut:
41 n f = b n b f T = s s dan T Keterangan: f b f s n b n s T = fraksi siswa yang menjawab benar dari total siswa = fraksi siswa yang menjwab salah dari total siswa = jumlah siswa yang menjawab benar = jumlah siswa yang menjawab salah = jumlah total siswa (Tayubi, 005: 7) c. Membuat grafik yang memperlihatkan perbandingan rata-rata CRI jawaban benar dan salah dengan fraksi jumlah siswa yang menjawab benar pada setiap soal yang diberikan, yang dapat di lihat di lampiran C.1. d. Menentukan kecenderungan konsepsi yang diyakini benar oleh sekelompok siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap subkonsep pencemaran lingkungan, yang dapat dilihat di lampiran C.13.. Analisis data hasil wawancara Pengolahan data wawancara dilakukan dengan cara mengidentifikasi jawaban yang diberikan siswa untuk memastikan kejujuran siswa dalam mengisi indeks CRI pada soal, bisa dilihat dilampiran C.3. hal itu dilakukan untuk memastikan keyakinan siswa terhadap jawaban yang telah diberikan pada saat mengerjakan tes. Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan cara mentabulasi jawaban siswa menjadi dua kolom yaitu kolom kejujuran siswa dalam mengisi indeks CRI
4 pada soal dan kolom keyakinan siswa terhadap jawaban yang telah diberikan pada saat tes tertulis, bisa dilihat dilampiran lampiran C.11. 3. Analisis data hasil observasi pembelajaran pencemaran lingkungan Analisis data hasil observasi pembelajaran dilakukan dengan cara membuat transkrip komunikasi antar guru dan siswa yang direkam menggunakan alat perekam suara, bisa dilihat dilampiran lampiran C.4. Kemudian data transkrip dianalisis dengan cara menjabarkan konsep-konsep pencemaran lingkungan. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi setiap konsep pencemaran lingkungan untuk memastikan bahwa konsep-konsep pencemaran lingkungan yang diajarkan telah sesuai dengan referensi buku-buku biologi, bisa dilihat dilampiran C.9.
43 I. Alur Penelitian Analisis Penelitian yang Relevan Identifikasi Masalah Analisis Isi Silabus Biologi Penyusunan Instrumen Penelitian Penentuan Subjek Penelitian Tahap Persiapan Uji Coba Instrumen Analisis Hasil Uji Coba Revisi Observasi KBM Tes Diagnostik + CRI Wawancara Analisis Miskonsepsi Siswa Analisis Data Tahap Pelaksanaan Kesimpulan Penyusunan Laporan Penelitian Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian