Sosialisme Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Jalan Tengah Sosialisme

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Pancasila Idiologi dan Identitas Nasional. D.H.Syahrial/PPKn

Pertemuan ke-2 Sistem Perekonimian. Sumber : Presentasi Husnul Khatimah Laporan Bank Indonesia Buku Aris Budi Setyawan

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

SISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis

ILYA-ALGHAZALI; 1986 ABASY SYAIKH IBNU HIBBAN & IBNU ABDIL BARR

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pemikiran Politik Soetan Sjahrir

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian. Marheni Eka Saputri ST., MBA

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

Perekonomian Indonesia

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

Pendekatan Historis Struktural

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Struktur kelembagaan politik, ekonomi dan sosial suatu masyarakat dapat menciptakan atau melanggengkan demokrasi, tetapi dapat pula mengancam dan mele

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

PANCASILA MENGATASI KONFLIK IDEOLOGI-IDEOLOGI NEGARA

Identitas Kewarganegaraan. By : Amaliatulwalidain

Gerakan Sosial. -fitri dwi lestari-

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Shafri Bagus Setiaji. Nim :

Mam MAKALAH ISLAM. Kementerian Agama Pilar Konstitusi Negara

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

Negara Demokrasi Modern dan Negara Autokrasi Modern

KLASIFIKASI SISTEM KETATANEGARAAN. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

HIDDEN MESSAGE PESAN TERSEMBUNYI DALAM LAMBANG GARUDA PANCASILA? RANTAI : Melambangkan sila ke 2 : Kemanusiaan yang adil dan beradap

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

PENDIDIKAN PANCASILA

Yang menentukan bentuk sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga khususnya

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA

SISTEM EKONOMI INDONESIA BY DIANA MA RIFAH

A. Pengertian Orde Lama

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

Tiga Komponen Marhaenisme

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah

Filipina: Perubahan Tanpa Ideologi Mendasar

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AMBIGUITAS POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF: TERBELENGGU ATAU MERDEKA?

Konflik Politik Karl Marx

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS (MKCU)

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyikapi RUU. tentang Keistimewaan Yogyakarta. Kurang lebih

CRITICAL THEORIES Bagian II

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

Transkripsi:

Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia, disambut antusias oleh para pendukungnya. Hal tersebut bisa dipandang sebagai bentuk kerinduan terhadap pemimpin yang pro rakyat. Satu hal yang banyak diapresiasi adalah upayanya membangun koalisi berbasis kerja sama (program), bukan bagi-bagi kursi. Meski, tentu saja, belum sepenuhnya mengacu kepada kesepakatan bersama terkait ideologi dalam strategi pembangunan bangsa ini. Penyebabnya ada dua hal. Pertama, selama lebih dari tiga dekade kekuasaan Orde Baru, pembangunan menjadi panglima. Ideologi yang dianggap kekiri-kirian apalagi kiri menjadi hal yang tabu. Tak heran Pancasila yang sebenarnya memiliki sila kekirian, misalnya keadilan sosial, meski diwajibkan menjadi asas tunggal, sebenarnya telah menjadi sekadar materi hafalan atau bahkan alat represi ketika kelompok yang kritis terhadap pemerintahan Soeharto dituduh sebagai tidak pancasilais. Kedua, berbarengan dengan berakhirnya konflik antara Barat dan Timur, dua orientasi utama pembangunan yang berangkat dari paradigma modernisasi dan dependensia, seakan dicampakkan ke tong sampah sejarah ideologi. Paling tidak, terdapat empat penyebab krisis ideologi pembangunan. Sebagai teori, baik modernisasi maupun dependensia, tidak merasa perlu menganalisis diferensiasi dalam istilah Negara Berkembang. Kedua, meskipun beberapa kali sempat dilanda krisis, tetapi menanjaknya Korea Selatan empat dekade terakhir, menjadi sebuah negara yang mampu bersaing dengan negara-negara industri maju, misalnya, tidak dapat diterangkan dengan berbagai teori yang ada. Menurut teori dependensia, pengintegrasian sebuah negara ke dalam pasar dunia, hanya akan memicu keterbelakangan. Ternyata, meski ditandai berbagai hal negatif, seperti relatif rendahnya gaji buruh dan berbagai perusakan lingkungan hidup pada awal 1

perkembangannya, Korea Selatan telah menghasilkan berbagai kemajuan signifikan. Sebuah fenomena yang juga tidak bisa diterangkan oleh teori modernisasi, yang pada awalnya menyebut Etika Konfusius sebagai penyebab keterbelakangan, lalu setelah mengamati keberhasilan beberapa negara Asia Timur, berbalik menyebut etika tersebut sebagai prasyarat keberhasilan. Hal yang sama juga terjadi terhadap asumsi ekonomi pembangunan klasik, yang awalnya, mempropagandakan reduksi peran negara berdampak positif bagi pembangunan, untuk kemudian menyebut intervensi negara sebagai prasyarat percepatan pertumbuhan ekonomi. Target pertumbuhan ekonomi inilah penyebab ketiga dari krisis teori pembangunan. Sangat lama, semua sepakat tentang tujuan mengejar ketertinggalan dalam proses industrialisasi. Perdebatan hanya tentang jalan yang tepat menuju tujuan tersebut, yaitu antara paham sosialisme dalam tradisi Marx dengan paham neo-klasik menurut Adam Smith. Berbagai tampilan krisis ekologi menunjukkan dengan jelas tentang keterbatasan model pembangunan industrial dan upaya mencontohnya oleh semua negara di muka Bumi. Penyebab keempat kegagalan teori adalah kandasnya segala bentuk utopia dan model berbagai teori pembangunan tersebut di atas. Pada sisi teori, berbagai perkembangan tersebut telah menyebabkan melemahnya aspek dogmatik yang tadinya mewarnai perdebatan sepanjang tahun 1970-an. Saat ini, selain para ekonom neo-klasik dengan kepercayaan buta kepada pasar yang diyakini mampu mengatur segala-galanya, nyaris tiada seorang pun yang mengaku memegang kebenaran mutlak. Jalan Tengah Dalam membicarakan tatanan sosial-politik yang ideal, sering hadir kerinduan untuk menemukan jalan tengah antara kapitalisme dan sosialisme. Bangsa ini pun pernah mencoba mencari jalan yang sesuai kondisi sosial-budaya, termasuk kepercayaan penduduknya. Pertanyaannya, apa mungkin ada jalan tengah versi Indonesia dan, bukan nantinya, hanya sinkretisme paksaan dua isme yang bertolak-belakang, sehingga dampaknya seakan mencampur minyak dan air? 2

Pertanyaan yang lebih konkret ialah, perlukah sosialisme Indonesia? Jawaban mudahnya, perlu, agar sisi positif sosialisme sebagai perangkat analisis sosial yang tajam dalam menggambarkan tatanan berkeadilan bisa digabungkan dengan tatanan politis demokratis yang menjadi persyaratan bagi berfungsinya sebuah ekonomi pasar dalam konteks Indonesia. Di negara-negara kapitalis modern yang maju, telah berlaku demokrasi politik, meski masih banyak yang belum berhasil menciptakan demokrasi sosial-ekonomi. Pencapaian demokrasi politik, secara historis tentu saja sangat penting, tetapi itu kurang lengkap. Ia sekadar merupakan demokrasi perwakilan yang pasif, di mana sebagian besar rakyat memilih orang lain untuk mewakili kepentingan mereka. Ekonomi tetap terkonsentrasi pada sebagian kecil masyarakat. Eksperimen sosialisme (tepatnya komunisme) negara-negara Blok Timur telah gagal. Tidak adanya demokrasi politik mengakibatkan krisis politik yang berujung pada tumbangnya Uni Soviet dan Blok Timur secara keseluruhan. Tidak adanya demokrasi politik-ekonomi di negara-negara komunis waktu itu, dikemas dalam konteks full employment yang dipaksakan dengan akibat terjadinya stagnasi dan inefisiensi ekonomi serta lemahnya disiplin kerja. Ketidakpuasan atas dua isme tersebut, memicu pencarian alternatif. Secara teoretis, hal itu telah memunculkan berbagai aliran sosialisme. Sosialisme-demokratis adalah salah satu bentuk sosialisme yang mengupayakan Negara Kesejahteraan, seperti yang berkembang di beberapa negara industri maju, seperti Jerman dan negara-negara Skandinavia. Selain itu, kita pernah mendengar berbagai genre sosialisme, seperti sosialisme-non-marxis, sosialisme-science-movement, sosialisme-utopis, dan sebagainya. Di negeri ini, kita pun pernah mendengar sosialisme-religius, yang merupakan pemikiran kelompok beragama untuk memberikan warna agamis dalam ideologi, yang diyakini mempromosikan keadilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. Sosialisme Indonesia Dalam catatan sejarah Indonesia, terdapat empat partai politik yang pernah menyandang kata sosialis sebagai nama dan ideologi resmi partainya. Partai-partai itu adalah Partai Sosialis yang diketuai Amir Syarifuddin, Partai Rakyat Sosialis (PARAS) 3

yang didirikan dan diketuai oleh Sutan Sjahrir. Kemudian ada Partai Sosialis yang merupakan fusi dari kedua partai tersebut. Partai inilah yang sejak November 1945 menguasai kabinet Republik Indonesia sampai dengan pertengahan 1947, ketika terjadi keretakan antara kelompok Sjahrir dan kelompok Amir Sjarifuddin. Sjahrir lalu membentuk partai baru yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI) awal 1948 dan bertahan sampai 1960, ketika dibubarkan Soekarno. Dalam sejarah pergerakan kemerdekaan, kita mengenal sederatan tokoh, termasuk Soekarno dan Hatta, yang berkeyakinan membangun masyarakat dan negeri ini atas prinsip-prinsip sosialis. Namun, di antara tokoh-tokoh tersebut, barangkali bisa dikemukakan bahwa hanya Sjahrir yang paling tegas dan nyata dalam keyakinan dan perjuangannya. Ia bukan saja telah mendirikan partai politik (PSI) untuk mewujudkan keyakinan itu, melainkan jauh sebelum itu ia telah memikirkan secara mendalam tentang paham sosialisme apa yang paling cocok buat Indonesia. Sjahrir dengan tegas membedakan paham sosialisme yang hendak diperjuangkannya di Indonesia dengan sosialisme yang terdapat di Eropa Barat, maupun sosialisme yang ditawarkan pihak komunis. Pergumulannya atas paham-paham sosialisme di Eropa Barat dan kekhawatirannya akan komunisme yang totaliter, telah membawanya pada satu pemikirannya tentang sosialisme yang sesuai bagi Indonesia, yaitu sosialisme-kerakyatan. Bagi Sjahrir, perkataan kerakyatan adalah suatu penghayatan dan penegasan bahwa sosialisme seperti dipahaminya, selamanya menjunjung tinggi dasar persamaan derajat manusia. Dalam catatan sejarah diketahui cita-cita sosialisme-kerakyatan dari Sjahrir ini tidak berhasil diwujudkan sebagaimana diharapkan. Namun, ketidakberhasilan ini barangkali bukan semata-mata karena Sjahrir tergeser dari panggung politik atau karena PSI dibubarkan. Sosialisme, apa pun namanya, hanyalah suatu paham, suatu cita-cita yang masih berada di tingkat konsepsi. Untuk mewujudkan cita-cita itu, ia harus dibuat operasional dan harus didukung seperangkat institusi dan mekanisme-mekanisme tertentu. Ini memang bukan hal yang mudah. Namun, tanpa itu ia hanya akan berhenti pada himbauan-himbauan moral atau etis, namun tidak membawa perubahan apa-apa. 4

Beberapa aksi dan kebijakan konkret Jokowi yang dilakukan untuk mengangkat derajat kaum papa, bila bersandar pada konsep para pemimpin-pemikir seperti Sjahrir, Soekarno, dan Hatta untuk kemudian disesuaikan dengan perkembangan terbaru di negeri ini, bisa menjadi bagian penting dalam pencarian tersebut yang bermuara pada terbentuknya (jalan bagi) Sosialisme Indonesia. *Penulis adalah Direktur Eksekutif IDe (Institute for Democracy Education); Ketua Badan Pengurus IGJ (Indonesia for Global Justice). Sumber : Sinar Harapan 5