Pemikiran Politik Soetan Sjahrir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemikiran Politik Soetan Sjahrir"

Transkripsi

1 CUT JUNIANTY SYAHRA Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: , Diterima tanggal 28 Agustus 2012/Disetujui tanggal 29 September 2012 This is study about the analysis of the political thought of Soetan Sjahrir. The focus discusses about what causes Soetan Sjahrir reject the ideology of communism and fascism. The finding of this study is there are three important things to be the main cause why Soetan Sjahrir opposing the ideology of communism and fascism. First, in the ideology of communism contains the suppressions of the value of human freedom, either in political, social, and economic in the name of class struggle. Second, in the ideology of fascism contained the values that assume that a certain race is better than the other race. Third, because Soetan Sjahrir was an adherent of the ideology of democratic socialism that upholds human values, social justice and based on the principle of people sovereignty. The method that used is descriptive-qualitative method that intends to describe an event in more detail. Key Word: Communism, fascism, democratic socialism. Pendahuluan Kemerdekaan yang telah diperoleh oleh bangsa Indonesia bukan sebagai pemberian dari penjajah, akan tetapi sebagai hasil dari perjuangan panjang dan berat yang telah dilalui dalam kurun waktu yang cukup lama. Proklamasi 17 Agustus 1945 bukanlah hasil akhir dari perjuangan itu, akan tetapi awal perjuangan baru dalam membangun tatanan berbangsa dan bernegara. Untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengupayakan kedaulatan dilakukan perjuangan fisik dan nonfisik. Mengingat kembali sejarah berdirinya dan perjuangan untuk mendirikan bangsa Indonesia, tentu tidak akan terlepas dari ingatan mengenai istilah Founding Fathers bangsa Indonesia yaitu Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan Soetan Sjahrir. Ketenaran dwi tunggal Soekarno-Hatta dalam memimpin revolusi Indonesia, seringkali membuat orang melupakan sosok Sjahrir yang berada di belakang kedua tokoh tersebut. Padahal ia merupakan salah satu tokoh sentral dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan Indonesia. Dia memilih cara elegan dalam menghalau penjajah, yakni melalui diplomasi, cara yang pada waktu itu ditentang oleh tokoh revolusi lainnya yang lebih mengutamakan perjuangan fisik. Persetujuan Linggarjati sering dianggap sebagai salah satu kegagalan Sjahrir dalam mempertahankan kedaulatan negara Indonesia. Sjahrir sering disalahkan karena perundingan ini dianggap merugikan pihak Indonesia. Akan tetapi, sebenarnya persetujuan Linggarjati telah menjadi batu loncatan bagi negara Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Dan sebenarnya 31

2 kemenangan atas perjanjian ini sendiri merupakan jalan bagi Indonesia untuk menunjukkan masalah Indonesia bagi dunia internasional. Dalam persetujuan Linggarjati, Republik Indonesia untuk pertama kalinya diakui secara de facto, sehingga hal ini merupakan alasan bagi beberapa negara untuk mengakui keberadaan Indonesia. Tujuan perjuangan Sjahrir sebagai seorang pemikir dari revolusi nasional adalah mencapai kemerdekaan, dan kemerdekaan adalah jembatan untuk mencapai tujuan, yaitu kerakyatan, kemanusiaan, kebebasan dari kemelaratan, tekanan dan penghisapan, keadilan, pembebasan bangsa dari ancaman sisa-sisa feodalisme dan pendewasaan bangsa. Tujuan tersebut dapat ia wujudkan sewaktu menjadi Perdana Menteri yaitu satu negara Indonesia yang merdeka, demokratis, berkerakyatan, memberi pendidikan politik pada rakyat tentang hak dan tanggung jawab membela kemerdekaan dan menegakkan demokrasi. Sjahrir sangat konsisten dengan ideologinya yang anti fasisme dan anti militer. Pandangannya yang antifasisme itu sangat jelas terwujud secara konsisten dalam pemikiran-pemikirannya dan tindakantindakannya menjelang dan selama pengisian kemerdekaan Indonesia. Pada saat pergerakan kebangsaan Soetan Sjahrir sama sekali tidak bersedia untuk bekerja sama dengan Jepang dan menentang orang-orang pergerakan kemerdekaan Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang. Kerja sama dengan Jepang berarti menurunkan derajat bangsa Indonesia menurutnya. Kecemasannya terhadap totalitarianisme kanan yaitu fasisme tidak lebih besar atau lebih kecil dari sikap awasnya terhadap totalitarianisme kiri yaitu komunisme. 1 Baginya baik dari totalitarianisme selalu 1 H. Rosihan Anwar, Sutan Sjahrir: Demokrat Sejati, Pejuang Kemanusiaan, True Democrat, Fighter For Humanity , (Jakarta: Kompas, 2010), hal menindas kebebasan perorangan yang dianggap tidak berarti dalam berhadapan dengan totalitas besar bernama negara maupun diktator proletariat. Sehingga di dalam pergulatan di politik internasional ia merealisasikannya dengan menolak untuk berpihak pada dua totalitas besar yang pada waktu itu sedang terjadi perang dunia ke dua yaitu antara blok politik dan blok keamanan yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Inggris berhadapan dengan blok kiri yang dipimpin oleh Uni Soviet. Sjahrir tidak terombang-ambing dalam berbagai aliran pemikiran, karena dia tetap berpegang pada satu fokus utama untuk menguji berbagai pandangan dan pendapat yang dihadapinya. Cita-cita tentang kebebasan dan kemandirian manusia inilah yang rupanya telah mendorong Sjahrir memilih sosialisme sebagai paham politiknya, yang kemudian pada tahun 1948 dijadikan dasar bagi partai politik yang didirikannya yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI). Menurut Sjahrir sosialisme dibutuhkan untuk melaksanakan revolusi sosial di Indonesia untuk mengakhiri feodalisme dan menghapus fasisme, setelah tercapainya kemerdekaan nasional. Revolusi sosial ini dilakukan agar feodalisme lama tidak akan hidup dan berkembang lagi setelah berakhirnya kekuasaan kolonial, tatkala para pemimpin kemungkinan dapat tergoda untuk mempergunakan kekuaaan untuk tetap membelenggu rakyatnya dalam kebodohan dan ketergantungan seperti halnya feodal lama. Maka sosial-demokrasi pada Sjahrir pada tempat pertama berarti sosialisme kerakyatan yang perlu berlandaskan kepada pengertian bahwa sosialisme adalah suatu cara memperjuangkan kemerdekaan dan kedewasaan manusia yaitu, bebas dari penindasan dan penghisapan serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia. Perjuangan sosialis haruslah perjuangan untuk kerakyatan di segala bidang. Sosialisme harus berpegangan kepada azas kerakyatan, jika

3 tidak sama saja dengan tidak berjiwa manusia. 2 Tujuan yang seperti merupakan tujuan umum semua kelompok politik kiri, maka Sjahrir berusaha membedakan dirinya dan partai yang ia dirikan dari kelompok-kelompok lain yang juga mengklaim dirinya melaksanakan politik kiri. Terhadap golongan komunis Sjahrir menolak penggunaan kekerasan dan menolak pula pengertian diktatur proletariat sebagaimana dikonsepsikan oleh Lenin dan dipraktekkan oleh Stalin. 3 Yaitu bahwa diktatur proletariat berarti pemerintahan yang dijalankan oleh sebuah partai tunggal yaitu partai komunis yang berhak memaksakan seluruh ketaatan rakyat kepada negara. Bagi Soetan Sjahrir, pemerintahan Komunisme tidak menghargai kemanusiaan sehingga dapat dikatakan bahwa Komunisme mengingkari semangat Sosialisme. Studi ini membahas tentang apa yang menyebabkan Soetan Sjahrir menolak ideologi komunisme dan fasisme. Metode Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik penelitian analisis isi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Soetan Sjahrir adalah seorang tokoh pendiri utama Partai Sosialis Indonesia yang memberikan banyak sumbangan dalam berbagai bentuk pemikiran politik berkaitan dengan perumusan dan pencapaian tujuan bangsa Indonesia pada tahun Sebagai seorang tokoh yang tindakan dan pemikirannya sangat berpengaruh kepada bentuk kenegaraan Republik Indonesia pada masa tersebut, maka Sjahrir meletakkan ideologinya kepada ideologi sosialisme 2 P Y Nur Indo, dan Partai Sosialis Indonesia tentang Sosialisme Demokratis. (Bandung: Inisiatif Warga, 2009), hal H. Rosihan Anwar, op.cit., hal kerakyatan. Dengan demikian melalui prinsip-prinsip dalam ideologi sosialisme kerakyatan yang dianut, jelaslah Sjahrir menyatakan penolakannya terhadap ideologi komunisme yang pada pasca kemerdekaan pernah dicoba untuk diterapkan di Indonesia oleh PKI (Partai Komunis Indonesia, serta ideologi fasisme yang pernah dicoba oleh Jepang untuk diterapkan di Indonesia. Ada beberapa hal yang merupakan penyebab mengapa Sjahrir menolak ideologi komunisme dan fasisme. Pertama, di dalam ideologi komunisme terdapat penindasan terhadap nilai kebebasan manusia baik dalam bidang politik, sosial, maupun ekonomi dengan mengatasnamakan perjuangan kelas. Sjahrir melihat komunisme yang dibangun di Rusia oleh pemerintahan Stalin mengandung unsur atas teori Machiavelli. Pemerintahan komunisme Stalin telah mengarah menjadi sebuah negara yang totaliter. Mereka dengan mengatasnamakan perjuangan kelas untuk membentuk masyarakat sosialis seperti yang ditulis oleh Marx, namun perjuangan kelas tersebut bukan hanya perlawanan terhadap eksistensi kaum borjuis saja, namun juga merupakan bentuk penindasan secara tidak langsung kepada kaum proletar atas sikap otoriter pemimpin diktatur proletariat yang seharusnya menjadi pengayom untuk membentuk masyarakat tanpa kelas dimana tidak ada lagi kelas borjuis yang menindas kelas proletar. 4 Dengan mendasarkan tindakan-tindakan mereka atas dalil perjuangan kelas yang tidak mengenal ampun dan kediktatoran proletar sebagai jalan-jalan yang tidak dapat dielakkan untuk menyusun suatu masyarakat sosialis, mereka dengan jalan kekerasan dan paksaan telah memperoleh kedudukan seperti yang sekarang terjadi di negeri-negeri komunis. Keadaan yang sebenarnya sampai pada tingkatan tertentu telah dibuka oleh pengaukan-pengakuan pemimpin-pemimpin komunis di Uni Soviet pada kongres ke-20 dari Partai Komunis Uni Soviet. 4 Soetan Sjahrir, Sosialisme Indonesia Pembangunan, (Jakarta: Leppenas, 1982), hal. 15.

4 Sjahrir mengawali pandangannya mengenai Komunisme adalah berdasarkan apa yang ia lihat atas apa yang terjadi pada kaum proletar di Rusia pada saat Lenin menjadikan Rusia sebagai negara komunis. Lenin menjadi bapak pencetus sistem partai tunggal yaitu Partai Komunis. Sedangkan Stalin adalah eksekutor atas teori-teori Lenin namun Stalin mempraktekannya dengan jalan yang lebih kejam dan bengis. Kamp konsentrasi yang dibangun oleh Stalin telah membunuh berjuta-juta rakyat Rusia. Sjahrir juga memandang bahwa komunisme telah berubah menjadi sebuah tindak kejahatan bukan lagi merupakan tindakan revolusioner sosialis. Hasil yang tidak dapat dielakkan ialah hilangnya hati nurani dan sikap kebanyakan orang komunis untuk mengejar tujuannya dengan jalan apa saja. 5 Bagi Sjahrir pada akhirnya ajaran Leninisme dan Stalinisme telah menjadikan manusia yang manusia asing, aneh dan memiliki rasa untuk tidak saling mempercayai satu sama lain, jauh dari sikap sopan santun, kejujuran dan kejernihan jiwa pada umumnya. Komunisme yang merupakan bentuk dari totalitarianisme kiri telah menimbulkan sentralisme kekuasaan di dalam sebuah partai tunggal dan menjadikan pimpinan partai bertindak sebagai seorang diktator. Sehingga sangat kecil kemungkinan untuk melihat adanya sisi demokratis dari pemerintahan yang dibangun di dalam alam komunisme. Kedua, di dalam ideologi fasisme terkandung nilai-nilai yang menganggap bahwa suatu ras tertentu lebih baik daripada ras lain. Dalam konteks kemanusiaan, manusia yang satu sejajar dengan yang lainnya, pada dasarnya tidak ada manusia yang lebih tinggi tingkat kemanusiaannya dengan yang lainnya. 6 Karena manusia pada dasarnya adalah sama maka akan dengan demikian akan timbul pula mengenai tuntutan terhadap kesederajatan manusia. Sjahrir memberikan pengertian terhadap fasisme adalah sebuah paham kemasyarakatan yang mengancam harkat dan martabat kemanusiaan. Menurut J.D. Legge, pandangan Soetan Sjahrir yang anti fasisme ini terutama terbentuk ketika menjadi mahasiswa di Belanda. Soetan Sjahrir sangat menikmati kesempatan untuk bergaul dengan mahasiswa/i lain berdasarkan persamaan derajat. Persahabatan yang terbentuk didasarkan kepada simpati atau persamaan wawasan tanpa dikekang oleh rintanganrintangan rasial. 7 Menurut Sjahrir bentuk yang paling buruk dari fasisme adalah perbedaan ras yang berada di dalam tanah jajahan. Ras penjajah dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan ras yang dijajah. Unkapan perbedaan ras tersebut di tanah jajahan dapat berupa ras yang dijajah merupakan hamba bagi penjajah. 8 Fasisme merupakan ajaran yang membedakan atas manusia yang satu dengan yang lain. Dengan ajaran ini akan timbul perasaan bahwa manusia itu tidak sama. Ada golongan yang kuat dan ada golongan yang lemah. Golongan yang kuat adalah golongan yang akan memimpin golongan yang lemah. Dan golongan yang lemah harus mengikuti perintah atas pemimpin yang berasal dari yang kuat. Sehingga menyebabkan golongan yang lemah sepenuhnya berada dibawah kontrol dan perintah oleh pemimpinnya. Tidak ada kebebasan untuk berpikir dan bertindak berdasarkan keinginan pribadi, sehingga kebebasan atas manusia sebagai makhluk individu pun dicabut. Paham fasisme yang selanjutnya akan menghasilkan pemerintahan yang totaliter merupakan sebuah kekhawatiran Sjahrir atas pemerintahan bangsa Indonesia. Ia sangat mengkhawatirkan apa yang dinamakannya warisan feodal tradisional yang terdapat di sekian banyak daerah Indonesia, serta pengaruh pemerintahan Belanda dan Jepang, akan mengakibatkan terlalu banyak penduduk Indonesia 5 Ibid, hal P. Y. Nur Indro, op.cit., hal Ibid, hal Ibid, hal. 82.

5 akan pasrah belaka terhadap kekuasaan. Ia pun khawatir sekali terlalu banyak pemimpin serta pemimpin gadungan yang menyalahgunakan keadaan ini. Pengharapannya agar suatu Indonesia merdeka jangan sampai mengalami pemerintahan otoriter merupakan pertimbangan utama yang mendorong serangan yang dilancarkannya terhadap sistem satu partai bentuk pertama di Republik Indonesia, serta usahanya yang berhasil gemilang mengadakan sistem multi partai atau partai banyak. 9 Pandangannya mengenai penolakannya terhadap fasisme terwujud dalam sikapnya yang konsisten menolak untuk bekerja sama dengan Jepang sedangkan pada saat itu Soekarno dan Hatta memilih untuk bekerja sama dengan Jepang dalam penyusunan rencana untuk kemerdekaan Indonesia. Sjahrir lebih memilih jalur bawah tanah dalam pergerakan untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia. Ia dengan tegas mengecam pejuang-pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang. Baginya perjuangan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan atas kerja sama dengan Jepang akan menyebabkan masuknya pengaruh fasis terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia tersebut. Menurutnya, nasionalisme yang dibangun oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia dalam usahanya untuk membangun sebuah bangsa yang merdeka adalah nasionalisme yang sempit diakibatkan pengaruh Fasisme Jepang. Paham fasisme Jepang yang mempropagandakan kebencian atas bangsa lain diatas bangsanya sendiri yaitu Jepang dijabarkan Sjahrir dalam tulisannya di Perjuangan Kita. 9 Dengan tidak sadar, biasanya jiwanya terpengaruh juga oleh propaganda Jepang itu dan tingkah lakunya, hingga cara ia berfikir, adalah kerapkali mencontoh-contoh Jepang. Kegiatan jiwanya, terutama terlihat sebagai kebencian kepada bangsabangsa asing, yaitu sebenarnya yang ditujukan oleh H. Rosihan Anwar, Mengenang Sjahrir Seorang Negarawan dan Tokoh Pejuang Kemerdekaan Yang Tersisih dan Terlupakan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), hal Jepang untuk dimusuhi, bangsa Sekutu, bangsa Belanda, bangsa Indo (bangsa kita sendiri), Ambon Menado, kedua-duanya bangsa kita sendiri, Tionghoa, pamong praja; maksudnya tak lain, seluruh dunia boleh dibenci asalkan jangan membenci Jepang. 10 Ketiga, karena Soetan Sjahrir adalah seorang penganut ideologi sosialisme kerakyatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial dan berazaskan prinsip kedaulatan rakyat. Sosialisme kerakyatan adalah suatu sistem kehidupan rakyat yang dilandasi oleh demokrasi, keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan yang dibangun oleh rasa kebersamaan, kebebasan, kemanusiaan, keterbukaan dan semangat persatuan. Sosialisme dalam hal ini sangat bertentangan dengan ajaran bahwa sosialisme yang berniat menjadi wali atas kemanusiaan seperti yang diperintahkan oleh kaum Stalinis dan Leninis. Serta penekanan konsep kerakyatan disesuaikan oleh Sjahrir terhadap kondisi dan latar belakang bangsa Indonesia. Sosialisme yang ideal menurut Sjahrir adalah suatu keadaan dimana masyarakat berada dalam tingkatan yang sama dalam artian terciptanya keadilan sosial bagi seluruh masyarakat baik dalam bentuk keamanan dan kesempatan untuk mengakses sumber-sumber kesejahteraan. Sehingga Sjahrir mengatakan bahwa hal tersebut dapat diwujudkan dengan jalan kerakyatan dan melalui lembaga parlementer. Menurut jalan pikiran ini sosialisme hendaknya, sebagaimana yang dicita-citakan, merupakan suatu tingkatan dalam perkembangan masyarakat di mana telah diwujudkan keamanan pribadi yang sebesarbesarnya, keadilan sosial dan kesempatan yang sama buat setiap orang untuk hidup dan untuk berkembang. Bagaimana gambaran masyarakat yang demikian tidak dapat diramalkan sebelumnya. Hal itu bagaimanapun juga harus dicapai dengan perubahan sebagian dan lagi pula dengan jalan kerakyatan dan jalan parlementer sebagaimana halnya dengan negara kemakmuran P.Y. Nur Indro, op.cit., hal Soetan Sjahrir, op.cit., hal. 14.

6 Sosialisme yang diperjuangkan oleh Sjahrir adalah sosialisme yang menjadi musuh bagi penindasan dan penghisapan nilai-nilai kemanusiaan seperti yang telah dijalankan oleh Stalin bertahun-tahun terhadap buruh dan tani dengan mengatasnamakan penghilangan jejak golongan kapitalis dan feodalis. Kata kerakyatan dalam sosialisme kerakyatan yang dijelaskan oleh Sjahrir adalah sebagai pelengkap makna sosialisme yang berarti sebuah penghayatan bahwa sosialisme yang dipahami dalam sosialisme kerakyatakan berpegang teguh dan menjunjung tinggi azas persamaan derajat manusia. Sehingga sosialisme kerakyatan tidak seperti sosialisme ala Stalin yang mengatakan bahwa terdapat golongan manusia yang mempunyai hak istimewa atas golongan lain. Serta ajaran bahwa golongan yang paling berani dalam menjalankan revolusi sosialis berhak meletakkan dirinya sebagai wali kaum buruh memiliki kekuasaan atas kaum buruh dan manusia selamanya. Bagi kita perkataan kerakyatan sebagai pelengkap pengertian sosialisme kita, tidaklah lain dari suatu penghayatan dan penegasan bahwa sosialisme yang seperti kita pahami itu, selamanya berpegangan pada dan menjunjung tinggi dasar dan azas persamaan derajat manusia, sehingga kita menolak ajaran yang mengatakan bahwa segolongan kecil manusia boleh merasa dan berlaku sebagai golongan yang istimewa kedudukan serta haknya, asal saja mereka menamakan dirinya Kaum Komunis Stalinis. Kita menolak pula ajaran yang membenarkan bahwa segolongan kecil yang menganggap diri mereka paling berani dan paling pandai serta ahli dalam melaksanakan revolusi sosialis, mengangkat dirinya sendiri menjadi wali dari kaum buruh dan akhirnya wali dan penguasa dari seluruh manusia yang hidup di bawah kekuasaan dunia mereka. 12 Sosialisme kerakyatan juga dalam tujuannya hampir memiliki kesamaan dengan masyarakat komunis yatitu ingin mewujudkan masyarakat yang modern dan menjalankan industrialisasi atas dasar pembagian hasil yang adil antara perusahaan dengan pekerja. Namun, dalam cara-cara mewujudkan tujuan tersebut dalam paham sosialisme kerakyatan berbeda dengan komunisme yang mentolerir bentuk-bentuk anti kemanusiaan yang menurut mereka hanya bersifat sementara sampai terciptanya masyarakat yang sosialis. Penutup Sjahrir adalah salah satu dari founding fathers Indonesia yang meletakkan ideologinya kepada ideologi sosialisme kerakyatan sebagai bentuk konsistensi terhadap penolakannya terhadap ideologi komunisme dan fasisme. Terdapat tiga hal penting yang menyebabkan Sjahrir menolak kedua ideologi tersebut, antara lain, pertama, di dalam ideologi komunisme terdapat penindasan terhadap nilai kebebasan manusia baik dalam bidang politik, sosial, maupun ekonomi dengan mengatasnamakan perjuangan kelas. Kedua, di dalam ideologi fasisme terkandung nilai-nilai yang menganggap bahwa suatu ras tertentu lebih baik daripada ras lain. Ketiga, karena Soetan Sjahrir adalah seorang penganut ideologi sosialisme kerakyatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial dan berazaskan prinsip kedaulatan rakyat. Daftar Pustaka Anwar, H. Rosihan Mengenang Sjahrir Seorang Negarawan dan Tokoh Pejuang Kemerdekaan Yang Tersisih dan Terlupakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sutan Sjahrir Demokrat Sejati, Pejuang Kemanusiaan, True Demokrat, Fighter For Humanity. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Indro, P Y Nur Pemikiran Politik Soetan Sjahrir Dan Partai Sosialis Indonesia tentang Sosialisme Demokratis. Bandung: Inisiatif Warga. Sjahrir, Soetan Sosialime Indonesia Pembangunan. Jakarta: Leppenas. 12 Ibid, hal

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1900 yang diawali dengan munculnya sekelompok mahasiswa yang membentuk perkumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. kebimbangan-kebimbangan dan akibatnya akan mudah terpengaruh pada hasutanhasutan

BAB IV ANALISIS. kebimbangan-kebimbangan dan akibatnya akan mudah terpengaruh pada hasutanhasutan 74 BAB IV ANALISIS Untuk mengisi kemerdekaan, adanya semangat rakyat Indonesia yang menyala-nyala bagi Soetan Sjahrir merupakan hal yang penting, tetapi perlu disertai dengan pengertian terhadap perjuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebijakan Politik Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana Solichin Abdul Wahab menyatakan bahwa pada hakikatnya kebijakan terdiri atas

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni PERBANDINGAN IDEOLOGI Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni MAKNA IDEOLOGI KARL MARX Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. HAROLD H. TITUS

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

Jalan Tengah Sosialisme

Jalan Tengah Sosialisme Jalan Tengah Sosialisme Paling tidak, terdapat empat penyebab krisis ideologi pembangunan. http://sinarharapan.co/news/read/150409102/-i-jalan-tengah-sosialisme-i- 09 April 2015 19:48 Ivan Hadar OPINI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

PAHLAWAN ADALAH PROBLEM SOLVER!!!

PAHLAWAN ADALAH PROBLEM SOLVER!!! PAHLAWAN ADALAH PROBLEM SOLVER!!! Oleh: Ilham Ibrahim Si genius adalah julukan warga Yunani kuno bagi Odisseus. Ketika Troya mempunyai benteng yang tidak bisa ditembus oleh kekuatan, ia mempunyai ide yang

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah 1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

Definisi dan Pengertian Sistem Pemerintahan pengertian sistem pemerintahan 1. Meritokrasi (Meritocracy) 2. Geniokrasi (Geniocracy)

Definisi dan Pengertian Sistem Pemerintahan pengertian sistem pemerintahan 1. Meritokrasi (Meritocracy) 2. Geniokrasi (Geniocracy) Definisi dan Pengertian Sistem Pemerintahan Istilah sistem pemerintahan pada dasarnya berasal dari dua kata berbahasa Indonesia yaitu kata sistem yang artinya kesatuan pengaturan, dan kata pemerintah yang

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Fakultas MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi liberalism) Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD 11 Oleh: Sulthan Zainuddin ABSTRAK Dalam bukunya Social Origins of

Lebih terperinci

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. Modul ke: MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN MODUL 2 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. ( DITERBITKAN OLEH UMB GRAHA ILMU ) Fakultas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

BAB V PERBANDINGAN IDEOLOGI

BAB V PERBANDINGAN IDEOLOGI BAB V PERBANDINGAN IDEOLOGI A. Pengertian Ideologi Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Edios yang berarti cita-cita dan Logos yang berarti pengatahuan atau ilmu dan paham. Dalam pengertian sempit

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan 122 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan Aidit tentang komunisme di Indonesia, maka penulis menyusun kesimpulan. Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

Lebih terperinci

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia KEADAAN RUSIA SEBELUM REVOLUSI 1917 Tahun Pemimpin Politik Sosial Ekonomi Even Dampak (1894-1917) Tsar

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia telah memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS Pada tanggal 16 Desember 1949, Jakarta ibu kota Republik Indonesia Serikat yang baru, rakyat Indonesia secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA BAHAN TAYANG MODUL 7 SEMESTER GASAL 2016 Fakultas FAKULTAS TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik SIPIL www.mercubuana.ac.id Dalam bahasa

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PENDIDIKAN PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DI DUNIA: LIBERALISME-KAPITALISME, SOSIALISME,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

Yang menentukan bentuk sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga khususnya

Yang menentukan bentuk sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga khususnya Yang menentukan bentuk sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau realisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KEPUSTAKAAN. 1948, peneliti menitikberatkan tinjauan teoritis pada konsep maupun teori perang,

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KEPUSTAKAAN. 1948, peneliti menitikberatkan tinjauan teoritis pada konsep maupun teori perang, BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Teoritis Dalam penulisan skripsi berjudul Perbandingan Strategi Perjuangan Sutan Sjahrir dan Tan Malaka Pada Masa mempertahankan Kemerdekaan Dari Tahun

Lebih terperinci

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara 1. Suatu kumpulan gagasan,ide ide dasar serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu bangsa dan negara adalah pengertian... a. Ideologi c. Tujuan

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Nama : Rizqon Sadida NIM : 11.11.5381 Kelompok : E Program Studi : Strata 1 (S1) Jurusan Dosen : Teknologi Informatika : Abidarin Rosidi, Dr, M.M.A ABSTRAKSI.

Lebih terperinci

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila sebagai ideologi negara Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PANCASILA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK SUTAN SJAHRIR TENTANG REVOLUSI

PEMIKIRAN POLITIK SUTAN SJAHRIR TENTANG REVOLUSI Volume 04, Nomor 01, Juni 2014 PEMIKIRAN POLITIK SUTAN SJAHRIR TENTANG REVOLUSI Eko Maulana Universitas KH. Wahab Hasbullah Jombang lana.eko21@gmail.com Abstract The article describes SutanSjahrir s struggle

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI. Oleh

PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI. Oleh PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI Oleh QOMARIATUL BADRIYAH NIM 090210302017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB II PERSPEKTIF TEORI. Tulisan ini akan mengupas atau mengeksplanasikan konsep Lingkungan

BAB II PERSPEKTIF TEORI. Tulisan ini akan mengupas atau mengeksplanasikan konsep Lingkungan 12 BAB II PERSPEKTIF TEORI Setiap pemikiran tentu tidak terlepas dari faktor lingkungan yang mempengaruhi baik lingkungan yang bersifat internal maupun eksternal, hal inipun berlaku pada salah satu tokoh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM Tugas Akhir STMIK AMIKOM Yogyakarta 2011 11.12.6036 Taufik Rizky Afrizal Kelompok I S1 Sistem Informasi Drs. Muhammad Idris P, MM HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA ABSTRAK Dalam makalah yang membahas abstrak

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Aung San Suu Kyi Dalam Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar tahun 1988-2010. Kesimpulan

Lebih terperinci

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini? UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun dalam masa revolusi namun nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah nilai-nilai yang luhur universal dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran politik adalah suatu pemikiran tentang asal usul negara, struktur, dasardasar

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran politik adalah suatu pemikiran tentang asal usul negara, struktur, dasardasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran politik adalah suatu pemikiran tentang asal usul negara, struktur, dasardasar dan juga tujuan-tujuan mewujudkan negara itu. Pemikiran politik bersangkut paut

Lebih terperinci

A. Pengertian Pancasila

A. Pengertian Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang

Lebih terperinci

Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara

Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara Ideologi berasal dari kata idea yang artinya pemikiran, khayalan. konsep, keyakinan, dan kata logos yang artinya logika, ilmu atau pengetahuan. Jadi,

Lebih terperinci

PEMIKIRAN DAN PERAN SUTAN SJAHRIR DALAM DINAMIKA POLITIK INDONESIA M IMAM HASIBUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMIKIRAN DAN PERAN SUTAN SJAHRIR DALAM DINAMIKA POLITIK INDONESIA M IMAM HASIBUAN. Universitas Sumatera Utara PEMIKIRAN DAN PERAN SUTAN SJAHRIR DALAM DINAMIKA POLITIK INDONESIA M IMAM HASIBUAN 080906058 DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu bentuk tentang cara- cara penyelenggaraan kekuasaan pemerintah berdasarkan asas kedaulatan rakyat. Istilah demokrasi berasal dari dua

Lebih terperinci

PANCASILA. Sebagai Ideologi Negara. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

PANCASILA. Sebagai Ideologi Negara. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik Modul ke: PANCASILA Sebagai Ideologi Negara Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK Fakultas Teknik H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

Perbandingan ideologi pancasila dengan Ideologi lain

Perbandingan ideologi pancasila dengan Ideologi lain Modul ke: Perbandingan ideologi pancasila dengan Ideologi lain Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pancasila Sebagai Ideologi Negara pendahuluan Perbandingan

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci