BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan lingkungan mempunyai hubungan timbal balik. Di dalam pembangunan, manusia merupakan konsumen yang berperan aktif dalam proses pemanfaatan sumber daya alam. Manusia sangat tergantung kepada sumber daya alam sehingga kelestarian akan sumber daya alam itu sangat dipegaruhi oleh aktivitas manusia. Upaya untuk peningkatan pembangunan harus diimbangi dengan upaya mempertahankan dan memperbaiki kualitas lingkungan. Pertambahan penduduk dan bentuk kegiatannya akan mengakibatkan bertambahnya tekanan kepada sumberdaya lahan. Sering kita menemukan daerah berbukit dan terjal yang merupakan kawasan lindung digunakan penduduk menjadi areal pertanian tanpa menggunakan masukan agroteknologi yang sesuai. Tekanan ini menyebabkan pola penggunaan lahan dan proporsi lahan untuk pertanian bertambah besar sementara wilayah kawasan lindung dan konservasi menjadi berkurang. Perubahan penggunaan lahan ini dalam jangka pendek terlihat menguntungkan secara ekonomis karena nilai dan manfaat langsung yang diperoleh namun disisi lain banyak manfaat dari perlindungan lingkungan dengan adanya kawasan lindung/hutan yang tidak dihitung dalam pengambil kebijakan untuk merubah penggunaan lahan (Crook dan Clapp, 1988).
Perubahan ini bahkan sering melampaui daya dukung lingkungannya. Dampak yang sering terjadi adalah bertambahnya lahan kritis, meningkatnya erosi dan sedimentasi tanah serta terjadinya peningkatan intensitas banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Kejadian ini, tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat tetapi juga dapat merenggut korban jiwa. Guna mengantisipasi permasalahan erosi dan sedimentasi tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang erosi dan sedimentasi yang memfokuskan kajian mengenai analisis dan pengendalian erosi permukaan. Dengan demikian akan diprediksi berapa besar erosi dan sedimentasi saat ini (base line) dan bagaimana mengurangi besaran erosi itu melalui pengaturan penggunaan tanaman dan konservasi lahan. Daerah Aliran Sungai yang dipilih untuk penelitian ini adalah Sub DAS Batang Angkola. Sub DAS ini merupakan salah satu anak sungai Batang Gadis yang paling besar, berada di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan ketinggian 830 m di atas permukaan laut. Hulu sungai terletak di Desa Huta Ginjang (sebelah Utara Kota Padang Sidempuan) dan mengalir ke arah selatan mengikuti jalan raya dari Kota Padang Sidempuan ke Kota Penyabungan. Pemilihan Sub DAS ini didasarkan beberapa pertimbangan, antara lain (i) Sub DAS Batang Angkola memiliki suatu peran dan fungsi yang sangat strategis yaitu sebagai penopang perekonomian dan fungsi ekologis (lingkungan) terutama wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dan sekitarnya; (ii) kondisi sungai utama yang bermuara ke sungai Batang Gadis tampak keruh yang mengindikasikan relatif tingginya tingkat
erosi yang terjadi dan berdampak pada tingginya kandungan bahan padatan tersuspensi (sedimen melayang/suspended sedimen) sehingga pengendalian erosi dan sedimentasi menjadi prioritas penanganan pengelolaan Sub Das Batang Angkola. 1.2. Batasan Masalah Daerah aliran sungai merupakan satu sistem ekologi yang kompleks yang terdiri dari berbagai komponen. Salah satu komponennya adalah terjadinya erosi. Namun dalam kaitannya dengan tingkat erosi saja, ada banyak jenis jenis erosi yang terjadi. Beberapa diantaranya adalah erosi permukaan (sheet erosion), erosi alur (rill erosion), erosi parit (gully erosion), dan erosi pinggir sungai (stream bank erosion) (Foth, 1990). Analisis prediksi erosi dalam kajian ini dibatasi pada masalah potensi laju erosi yang terjadi pada permukaan lahan, atas dasar karena kajian erosi merupakan masalah yang cukup rumit dan kompleks (terutama dalam hal ketersediaan data) sehingga untuk menghitung dan memprediksi erosi digunakan dengan metode pendekatan USLE (Universal Soil Loss Equation). Oleh karena erosi yang diteliti merupakan erosi permukaan maka pengukuran sedimentasinya yang dilakukan adalah pengukuran sedimen yang melayang (suspended sedimen). Sedangkan pengendalian erosi berdasarkan pada kondisi per unit lahan yang sesuai menurut pengelolaannya (faktor pengolahan tanaman atau tindakan konservasi).
1.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan maka dirumuskan beberapa hipotesis, antara lain: 1. Penggunaan lahan saat ini menyebabkan tingginya tingkat erosi permukaan di Sub DAS Batang Angkola. 2. Kekeruhan air di sungai Batang Angkola mengindikasikan tingkat sedimentasi yang besar di Sub DAS Batang Angkola. 3. Mengendalikan erosi dan sedimentasi dengan cara perubahan pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi akan menurunkan besaran erosi dan sedimentasi yang terjadi. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian erosi dan sedimentasi pada Sub-DAS Batang Angkola adalah: 1. Untuk mengetahui laju erosi permukaan pada Sub-DAS Batang Angkola. 2. Untuk mengetahui besarnya laju sedimentasi pada Sub-DAS Batang Angkola. 3. Untuk mengidentifikasi tingkatan bahaya erosi satuan-satuan unit lahan pada Sub DAS Batang Angkola. 4. Untuk mengendalikan laju erosi permukaan dan menetapkan rancangan kegiatan rehabilitasi lahan pada Sub-DAS Batang Angkola.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian erosi dan sedimentasi pada Sub-DAS Batang Angkola di antaranya sebagai berikut: 1. Tersedianya data mengenai laju erosi tanah, laju sedimentasi yang terjadi pada Sub-DAS Batang Angkola. 2. Tersedianya rancangan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi lahan pada Sub-DAS Batang Angkola. 3. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi instansi terkait (Pemerintah Daerah Tapanuli Selatan) dalam menentukan kebijakan yang menyangkut rencana pengelolaan dan pelestarian kawasan pada Sub-DAS Batang Angkola.