PENERAPAN NOSEL BERPENAMPANG SEGI EMPAT PADA TURBIN PIPA BELAH DUA

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKSPERIMENTAL OPTIMASI TIPE LEKUK SUDU TURBIN PELTON SUDU BASIS KONSTRUKSI ELBOW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.13

Rancang Bangun Model Turbin Crossflow sebagai Penggerak Mula Generator Listrik Memanfaatkan Potensi Pikohidro

REKAYASA BENTUK SUDU TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

KAJIAN EKSPERIMENTAL TURBIN TURGO DENGAN VARIASI SUDUT NOSEL

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN AIR HASIL MODIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO SUDU SETENGAH SILINDER DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG NOSEL

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN UNTUK PENGGERAK PERALATAN MESIN SEDERHANA

Eksperimental Bentuk Sudu Turbin Pelton Setengah Silinder Pada Variasi Sudut Keluaran Air Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro

RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

MODEL TURBIN SAVONIUS 1-TINGKAT SEBAGAI PENGGERAK MULA POMPA AIR TANPA BAHAN BAKAR UNTUK PENGAIRAN

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK

PERANCANGAN ALAT UJI PRESTASI TURBIN PELTON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

DESAIN MODEL TURBIN ANGIN EMPAT SUDU BERBASIS SILINDER SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI DIAMETER NOZZEL DAN JUMLAH SUDU TERHADAP DAYA DAN EFFISIENSI PADA PROTOTYPE TURBIN PELTON DI LAB.

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN MENGGUNAKAN TURBIN PELTON

UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

PENGARUH JARAK SEMPROT NOZZLE TERHADAP PUTARAN POROS TURBIN DAN DAYA LISTRIK YANGDIHASILKAN PADA PROTOTYPE TURBIN PELTON

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ZANETTE BERBASIS SUDU EKOR IKAN TUNA

KAJI EKSPERIMENT PERFORMA TURBIN PELTON TYPE FM 32

ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROTOTYPE PERANCANGAN PEMINDAH DAYA PADA TURBIN PELTON

I. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JUMLAH SUDU RODA JALAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN ALIRAN SILANG (CROSS FLOW)

NOZZLE DAN SUDUT BUANG SUDU TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI MODEL TURBIN PELTON DI LAB. FLUIDA

PROTOTYPE TURBIN PELTON SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF MIKROHIDRO DI LAMPUNG

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PEMODELAN TURBIN CROSS-FLOW UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA SUMBER AIR DENGAN TINGGI JATUH DAN DEBIT KECIL

Perancangan Turbin Pelton

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 2013: ISSN X. Pengaruh Variasi Sudut Input Sudu Mangkok Terhadap Kinerja Turbin Kinetik

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

STUDY EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER NOSEL TERHADAP EFISIENSI TURBIN PELTON

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

PENGUJIAN KARAKTERISTIK TURBIN PELTON DENGAN DENGAN SUDU 15 DAN 16 SKALA LABORATORIUM Muhammad Syawal Al-Azhar Hsb 1,.Tugiman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

ANALISIS PENGUJIAN SIMULATOR TURBIN AIR SKALA MIKRO

SIMULASI PERANCANGAN TURBIN PROPELLER SUMBU VERTIKAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MODEL AIR ALIRAN SILANG (CROSS FLOW TURBINE) DENGAN HEAD 2 m DAN DEBIT 0,03 m 3 /s

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH

ANALISIS DAYA DAN EFISIENSI TURBIN AIR KINETIS AKIBAT PERUBAHAN PUTARAN RUNNER

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI DIAMETER NOZZLE DAN DIAMETER RUNNER TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI MODEL TURBIN PLETON

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar:

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB II 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Turbin Air

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

LAPORAN TUGAS SARJANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 3, Juli 2017 ( )

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

PERFORMANSI POMPA AIR DAB TYPE DB-125B YANG DIFUNGSIKAN SEBAGAI TURBIN AIR

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

OPTIMASI SUDUT INLET DAN OUTLET SUDU IMPELER POMPA TERHADAP HEAD DAN DAYA POMPA. Taufiqur Rokhman Program Studi Teknik Mesin D-3

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

TURBIN AIR. Turbin air mengubah energi kinetik. mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara. dan ketinggian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN MULTIBLADE TIPE SUDU FLATE PLATE SEBAGAI PENGGERAK MULA POMPA AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ANGIN VERTIKAL MULTIBLADE TIPE SUDU CURVED PLATE PROFILE DILENGKAPI RUMAH ROTOR DAN EKOR SEBAGAI PENGARAH ANGIN

Pengaruh Berat Bucket Terhadap Putaran dan Torsi Pada Turbin Pelton

PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar.

PEMBUATAN TURBIN MIKROHIDRO TIPE CROSS-FLOW SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI DESA BUMI NABUNG TIMUR

PETUNJUK TEKNIS RANCANG BANGUN TURBIN PELTON MIKRO Oleh : Ahmad Suhendra, Ir

Rancang Bangun Prototipe Portable Mikro Hydro Menggunakan Turbin Tipe Cross Flow

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

Transkripsi:

A.12. Penerapan Nosel Berpenampang Segi Empat pada Turbin Pipa Belah Dua (Sahid) PENERAPAN NOSEL BERPENAMPANG SEGI EMPAT PADA TURBIN PIPA BELAH DUA Sahid Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang Fax.(024) 7472396 e-mail : shda@plasa.com Abstrak Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan kinerja turbin pipa belah dua dengan cara menerapkan nosel berpenampang segi empat. Penelitian diawali dengan membuat model turbin pipa belah dua yang dilengkapi dengan nosel berpenampang lingkaran dan nosel berpenampang segiempat. Nosel berpenampang segi empat yang digunakan divariasikan berdasarkan rasio panjang dan lebar (R), masing-masing adalah 0,83; 1,0; 1,2 dan merupakan variabel dalam penelitian ini. Model turbin dipasang pada instalasi pengujian yang terdiri dari komponen utama turbin air, pompa, reservoir, dan pipa. Langkah selanjutnya adalah uji karakteristik turbin. Parameter yang diukur dalam pengujian adalah beda tekanan pada orificemeter, tekanan pada nosel, putaran dan torsi poros turbin, serta tegangan dan arus listrik keluaran generator. Data hasil pengujian diolah untuk mendapatkan debit aliran air, daya kinetik pancaran air dari nosel, daya poros dan hidrolik turbin, efisiensi turbin. Hasil pengolahan kemudian direpresentasikan dalam bentuk grafik karakteristik turbin meliputi karakteristik daya dan efisiensi. Unjuk kerja masing-masing turbin dikaji dan dibandingkan secara diskriptif. Hasil uji menunjukkan Penerapan nosel berpenampang segiempat tidak memberikan dampak terhadap peningkatan unjuk kerja turbin pipa belah dua. Turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang lingkaran menghasilkan efisiensi lebih tinggi 23,03 % dibandingkan dengan nosel berpenampang persegipanjang (R=1). Berdasarkan daya turbin yang dihasilkan, turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang lingkaran menghasilkan peningkatan daya sebesar 114,67 watt. Kata Kunci: Turbin pipa belah dua, nosel segiempat, karakteristik turbin PENDAHULUAN Selama ini energi listrik disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), namun masih belum dirasakan secara merata oleh masyarakat terutama masyarakat pedesaan yang jauh dari jangkauan jaringan listrik. Menurut direktur PT PLN Edy Widiyanto, desa-desa di seluruh nusantara yang belum terjangkau jaringan listrik sampai tahun 2004 mencapai 47 persen (Sutisna, 2004). Di Jawa tengah sendiri, baru 58,39 % kepala keluarga yang mempunyai akses pada jaringan listrik PLN. Sisanya adalah daerah pelosok yang belum terjangkau jaringan listrik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2002, terdapat 24 lokasi di daerah pelosok yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, mempunyai potensi sumber energi mikrohidro yang belum dimanfaatkan. Potensi mikrohidro di Indonesia diperkirakan sebesar 460 MV, sedang yang telah dimanfaatkan sekitar 64 M (Zulkarnain dkk, 2003). Tidak terpenuhinya energi listrik di daerah terpencil mengakibatkan terhambatnya perkembangan sosial ekonomi maupun budaya masyarakat tersebut. Sumber energi mikrohidro dapat dimanfaatkan dengan cara mengubah energi tersebut ke dalam bentuk energi listrik melalui teknologi sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) yang terdiri dari komponen utama generator listrik, turbin air dan instalasi perpipaan. Turbin air merupakan penggerak mula yang mengubah energi kinetik dari jet (aliran air dengan kecepatan tinggi) menjadi energi mekanik berupa putaran roda turbin. Energi mekanik tersebut kemudian digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan listrik. Kendala yang dihadapi masyarakat untuk memanfaatkan potensi mikrohidro adalah tidak tersedianya turbin air skala mikro di pasaran. Sementara pengetahuan masyarakat tentang teknologi turbin air sangat rendah. Oleh karenanya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat tersebut perlu dibuatkan turbin mikro yang cara pembuatan dan perawatannya mudah dan turbin yang cocok adalah turbin jenis impuls (Sunarto, 1994). Bono dkk berhasil membuat turbin air skala mikro dengan menggunakan sudu yang dibuat dari bahan pipa galvanis (2006). Turbin ini kemudian dikenal dengan Turbin Pipa Belah Dua. Keistimewaan turbin ini adalah cara pembuatannya sangat mudah. Hal ini akan memudahkan A.62 ISBN. 978-602-99334-0-6

masyarakat untuk secara mandiri membuat turbin ini sehingga potensi mikrohidro di daerahnya dapat dimanfaatkan. Namun berdasarkan pengujian efisiensi turbin pipa belah dua masih rendah yaitu 40,01 %. Modifikasi sudut outlet sudu terhadap turbin pipa belah dua dilakukan oleh Sahid dkk. (2009). Hasil uji menunjukkan peningkatan efisiensi sebesar 4 %. Berdasarkan hal tersebut, maka usaha untuk meningkatkan kinerja turbin pipa belah dua masih sangat diperlukan sehingga turbin yang dibuat dapat diterapkan di masyarakat. Turbin impuls yang hingga kini masih digunakan dibuat oleh Alan Lester Pelton pada tahun 1875. turbin ini kemudian dikenal dengan turbin pelton. Turbin pelton terdiri dari roda jalan (runner) yang di sekelilingnya dipasang sudu berbentuk Hemispherical, dan sebuah nosel berpenampang lingkaran. Efisiensi turbin pelton bisa mencapai 80 persen. beberapa tahun kemudian, Michell berhasil meningkatkan efisiensi turbin pelton dengan memodifikasi bentuk sudu pelton (Bellis, 2002). Bentuk sudu roda jalan turbin Pelton dan Michell dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. (a) (b) Gambar 1. (a) Bentuk sudu Michell; (b) bentuk sudu Pelton (a) (b) Gambar 2. (a) Roda jalan turbin Michell; (b) Roda jalan turbin Pelton (a) (b) Gambar 3. (a) Nosel berpenampang lingkaran; (b) Nosel berpenampang segi empat Modifikasi geometri nosel juga dilakukan oleh Sahid dkk. (2006) dengan mengubah bentuk penampang nosel menjadi segi empat, seperti terlihat pada Gambar 3. Penampang nosel divariasikan menurut rasio panjang dan lebar segi empat (R), masing-masing adalah 0, 67; 0,83; 1,0; dan 1,2. Hasil uji karakteristik terhadap turbin Pelton menunjukkan nosel berpenampang segi empat dengan R = 1,0 memberikan efek paling baik terhadap efisiensi turbin. Efisiensi turbin meningkat 18 persen jika dibanding dengan menggunakan nosel berpenampang lingkaran. Hasil uji karakteristik turbin pelton dengan nosel berpenampang segi empat dan lingkaran dapat dilhat pada Gambar 4. Berdasakan hasil penelitian Sahid dkk. tersebut, dapat dikatakan bahwa nosel berpenampang segi empat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja turbin pelton, oleh karenanya perlu diujikan pada tipe turbin lain yang sejenis (tuebin impuls), dalam hal ini adalah turbin Michell. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.63

Efisiensi A.12. Penerapan Nosel Berpenampang Segi Empat pada Turbin Pipa Belah Dua (Sahid) Bono dkk. (2006) berhasil membuat turbin impuls memanfaatkan pipa galvanis sebagai bahan sudu. Turbin ini kemudian dikenal dengan turbin pipa belah dua. Keistimewaan turbin pipa belah dua adalah cara pembuatan yang sangat sederhana dibanding turbin lain. Hal ini menguntungkan bagi masyarakat desa (terpencil) yang memiliki potensi energi mikrohidro. Bentuk sudu turbin pipa belah dua dapat dilihat pada Gambar 5. Sudu-sudu yang terbuat dari pipa ini dapat dipasang pada cakram dan membentuk runner turbin seperti Gambar 2. Gambar 4. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0,0018 0,002 0,0022 0,0024 0,0026 0,0028 0,003 Debit, m3/s lingkaran R=0,67 R=0,83 Karakteristik turbin pelton dengan nosel berpenampang lingkaran dan segi empat hasil penelitian Sahid dkk. (2005) R=1 R=1,2 (a) (b) (c) Gambar 5. (a) Sudu turbin pipa belah dua; (b) pandangan samping (c) penampang pipa belah dua METODOLOGI Penelitian dilakukan dengan cara menguji turbin pipa belah dua dalam instalasi pengujian yang terdiri dari komponen utama pompa air, turbin pelton, generator listrik, loadbank, dan instalasi perpipaan seperti terlihat pada Gambar 7. Alat ukur yang digunakan dalam pengujian meliputi manometer, orifis, alat ukur torsi, dan putaran poros turbin. Uji yang dilakukan meliputi uji karakteristik turbin dengan nosel berpenampang lingkaran dan segi empat, dimana rasio panjang dan lebar penampang segi empat (R) adalah 0,83; 1,0; 1,2. Luas penampang nosel dibuat sama. Parameter yang diukur dalam pengujian adalah beda tekanan pada orificemeter, tekanan pada nosel, putaran generator, dan alat ukur torsi. Parameter yang ditentukan dan merupakan variabel dalam penelitian ini adalah bentuk penampang dan rasio panjang dan lebar nosel. Beban pada generator divariasikan hingga lima kali dan setiap variasi dilakukan pencatatan terhadap parameterparameter diatas. Data hasil pengujian kemudian diolah untuk mendapatkan debit aliran air, daya kinetik pancaran air dari nosel, daya poros, dan efisiensi turbin dan ditampilkan dalam bentuk grafik karakteristik turbin Pelton. Turbin Rumah turbin Tampak Depan Manometer Bourdon Orifis Katup pengatur debit Pipa galvanis Katup By pass Manometer U Pompa Reservoir Gambar7. Instalasi sistem pembangkit listrik tenaga hidro kecil A.64 ISBN. 978-602-99334-0-6

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rancangan Nosel dan Runner Rancangan nosel berpenampang segi empat dan runner turbin pipa belah dua dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. Nosel merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah tekanan air menjadi energi kecepatan. Dalam perancangan nosel pada sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan turbin pelton ini menggunakan satu nosel, dengan bahan alumunium sebab bahan ini mudah dalam pengerjaannya seperti pembubutan, pengelasan serta mudah diperoleh dipasaran. Nosel yang digunakan adalah jenis nosel yang penampangnya berbentuk segi empat. Nosel dibuat dengan bahan alumunium, dengan pertimbangan : Bahan mudah didapat dipasaran, Mudah dalam pembuatan, seperti pembubutan, Harganya lebih murah, dan Tidak mudah korosi. Luas penampang nosel seluruhnya sama yaitu 0,000314 m 2. Runner turbin pelton terdiri dari cakra dan sudu yang terbuat dari bahan kuningan. Cakra adalah bagian dari runner turbin pelton yang bentuiknya sperti piringan, dengan ukuran diameter 152 mm dan tebal 10 mm. pembuatan cakra dipilih dari bahan St 37 yang mana dalam pembuatannya melalui proses pembubutan menggunakan mesin bubut. Cakra dipilih dari bahan St 37 karena bahan mudah didapat dipasaran, mudah dalam pembuatan, seperti pembubutan, harganya lebih murah, tidak mudah korosi, Sudu pelton terbuat dari bahan kuningan yang memanfaatkan konstruksi silinder dibelah dua, sebab bahan ini memiliki kelebihan yaitu tahan korosi. Bagian tengah dari kedua bentuk sudu tersebut mempunyai penyekat yang berfungsi sebagai pemecah aliran jet sehingga aliran buang air setelah menumbuk sudu terbelokkan, agar tidak mengganggu gerakan sudu-sudu yang lain. Sudu pelton ini dirancang dengan sudut outlet 5 0. Gambar 8. Hasil rancangan nosel berpenampang lingkaran dan segiempat Gambar 9. Rancangan runner turbin pipa belah dua Karakteristik Turbin Gambar 10. menunjukkan grafik hubungan antara putaran turbin (rpm) dengan efisiensi turbin. Terdapat 4 kurva yang membedakan yaitu runner turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang lingkaran, runner turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang persegi, runner turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang persegi panjang R = 1,2, dan runner turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang persegi panjang R=0,83 yaitu seperti yang terlihat pada kurva diatas. Keempat kurva memiliki kecenderungan yang sama yaitu efisiensi turbin meningkat dengan bertambahnya putaran turbin (rpm) hingga mencapai titik optimum, kemudian turun walaupun putaran turbin (rpm) bertambah, yang artinya kenaikan putaran turbin (rpm) sebanding dengan kenaikan efisiensi turbin. Berdasarkan kurva pada gambar 10 tersebut terlihat bahwa masing-masing variasi bentuk nosel memiliki efisiensi turbin optimum yang berbeda. Ranner dengan sudu pipa belah dua nosel berpenampang lingkaran memiliki efisiensi turbin optimum 51,24% pada putaran turbin 285 rpm; untuk ranner dengan sudu pipa belah dua nosel berpenampang persegi memiliki efisiensi turbin optimum 28,21% pada putaran turbin 271 rpm; untuk ranner dengan sudu pipa belah dua nosel Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.65

daya mekanik (watt) efisiensi turbiin (%) A.12. Penerapan Nosel Berpenampang Segi Empat pada Turbin Pipa Belah Dua (Sahid) berpenampang persegi panjang mendatar memiliki efisiensi turbin optimum 15,09% pada putaran turbin 333,8 rpm; ranner dengan sudu pipa belah dua dengan nosel berpenampang persegi panjang berdiri memiliki efisiensi turbin 21,42% pada putaran turbin 335,3 rpm. Hal ini menunjukkan bahwa variasi bentuk nosel mempengaruhi besarnya efisiensi turbin pada masing-masing ranner. Efisiensi turbin mengalami kenaikkan sebelum mencapai nilai optimum dengan bertambahnya putaran turbin (rpm). Yang artinya jika keempat nosel dipasang pada sudu pipa belah dua dan pada putaran yang sama, maka sudu pipa belah dua. Setelah mencapai nilai optimum, keempat kurva mengalami penurunan efisiensi turbin dengan bertambahnya putaran. 60 50 40 30 20 10 silinder belah 2 lingkaran silinder belah 2 persegi silinder belah 2 persegi panjang berdiri silinder belah 2 persegi panjang mendatar Poly. (silinder belah 2 lingkaran) Poly. (silinder belah 2 persegi) 0 0 100 200 300 400 500 600 putaran turbin (rpm) Gambar 10. Grafik hubungan putaran turbin (rpm) dengan effisiensi turbin pada variasi putaran Poly. (silinder belah 2 persegi panjang berdiri) Poly. (silinder belah 2 persegi panjang mendatar) Gambar 11 menunjukkan grafik hubungan antara putaran turbin (rpm) dengan daya mekanik. Terdapat empat kurva yang membedakan setiap variasi bentuk nosel yaitu seperti yang terlihat pada kurva diatas. Keempat kurva memiliki kecenderungan yang sama yaitu daya mekanik meningkat dengan bertambahnya putaran turbin (rpm) hingga mencapai titik optimum, kemudian turun walaupun putaran turbin (rpm) bertambah, yang artinya kenaikan putaran turbin (rpm) sebanding dengan kenaikan daya mekanik. 160 140 120 100 80 60 40 20 0 0 200 400 600 putaran turbin (rpm) silinder belah 2 lingkaran silinder belah 2 persegi silinder belah 2 persegi panjang berdiri silinder belah 2 persegi panjang mendatar Poly. (silinder belah 2 lingkaran) Poly. (silinder belah 2 persegi) Poly. (silinder belah 2 persegi panjang berdiri) Poly. (silinder belah 2 persegi panjang mendatar) Gambar 11. Grafik hubungan putaran turbin (rpm) dengan Daya Mekanik (Pm) pada variasi putaran Ranner dengan silinder belah dua nosel berpenampang lingkaran memiliki daya mekanik optimum 254,27 watt pada putaran turbin 285 rpm; untuk ranner dengan silinder belah dua nosel berpenampang persegi memiliki daya mekanik optimum 139,60 watt pada putaran turbin 271 rpm; untuk ranner silinder belah dua nosel berpenampang persegi panjang mendatar memiliki daya A.66 ISBN. 978-602-99334-0-6

mekanik optimum 133,06 watt pada putaran turbin 333,8 rpm; sedangkan ranner dengan silinder belah dua nosel berpenampang persegi panjang berdiri memiliki daya mekanik optimum 133,90 pada putaran turbin 356,5 rpm. Karakteristik efisiensi dan daya mekanik yang dihasilkan turbin memiliki kecenderungan yang sama. Turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang lingkaran menghasilkan efisiensi lebih tinggi 23,03 % dibandingkan dengan nosel berpenampang persegipanjang (R=1). Berdasarkan daya turbin yang dihasilkan, turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang lingkaran menghasilkan peningkatan daya sebesar 114,67 watt. KESIMPULAN Penerapan nosel berpenampang segiempat tidak memberikan dampak terhadap peningkatan unjuk kerja turbin pipa belah dua. Turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang lingkaran menghasilkan efisiensi lebih tinggi 23,03 % dibandingkan dengan nosel berpenampang persegipanjang (R=1). Berdasarkan daya turbin yang dihasilkan, turbin pipa belah dua dengan nosel berpenampang lingkaran menghasilkan peningkatan daya sebesar 114,67 watt. DAFTAR PUSTAKA Bellis, 2002, Lester Allan Pelton-Water Turbines and the Beginnings of Hydroelectricity, Inventors Journal, http://inventors.abuot.com/gi/ dynamic/offsite.htm Bono, Sahid, Sunarwo, 2003, Rancang Bangun Turbin Pelton untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Kapasitas Daya 1 kw, Proseding Workshop dan Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian, Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Jawa Tengah, Semarang Dietzel, F., 1993, Turbin Pompa dan Kompresor, Erlangga, Jakarta Dinas Pertambangan dan Energi Jateng, 2002, Proyek Pengelolaan Energi Listrik Pedesaan, Dinas Pertambangan dan Energi Jateng, Semarang Indonesia China Business Council, 2002, Buku Pedoman Hidro Kecil untuk Skala Besar, Indonesia China Business Council Kvicinsky, S., J.L. Kueny, F. Avellan, E. Parkinson, 2002, Experimental and Numerical Analysis of Free surface flows in A Rotating Bucket Proceedings of the xxi st IAHR Symposium on Hydraulic Machinery and Systems, Lausanne Maher P., and N. Smith, 2001, Pico Hydro for Village Power, Practical Manual for Schemes Up To 5 kw in Hilly Areas, Edition 2 Modi, P.P., & S.M. Seith., 1991, Hydraulics Fluid Mechanics and Fluid Machines, Dhempat & Sons, Delhi Nonoshita, T., K. Takahashi, S. Ikeo, Y. Matsumoto, 2004, Numerical Analysis of a Pelton Turbine Jet, Proceedings of ASME/JSME Fluids Engineering Division Summer Meeting, California, http://asme.pinetec.com/ fedsm99/data/s-295/7832.html Sahid, Suwoto G., 2004, Rancang Bangun Turbin Mikro Aliran Silang untu Sistem Pembagkit Listrik Tenaga Mikrohidro, Proseding Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Politeknik negeri Semarang, Semarang Sahid, Bono, Sunarwo, 2006, Pengaruh Nosel Berpenampang Segi Empat terhadap Unjuk Kerja Turbin Pelton Mikro untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, Forum Teknik, Vol. 30, No. 1, Hal. 48-55 Sahid, 2009, Optimasi Sudut Outlet Sudu Turbin Pipa Belah Dua untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, Proseding Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Politeknik negeri Jakarta, Jakarta Staubli, T., and H.P. Hauser, 2004, Flow Visualization-Adiagnosis Tool for Pelton turbines, IGHEM2004, Lucerne Streeter,V.L. dan Wylie, E.B, 1994, Fluid Mechanics, McGraw-Hill, New York Sunarto, M. Edy, 1994, Turbin Pelton Mikro, Andi Offset, Yogyakarta Sutisna N., 2004, Departemen Energi Kembangkan Sistem Mikrohidro, Tempo News Room, http://www.tempo.co.id/hg/nusa/jawamadura/.../brk,20040417-08,id.html. Zulkarnain, Soekarno, H., Berlian A., 2002, Sistem Piko Hidro untuk Daerah terpencil, Majalah P3TEK, http://www.p3tek.com/conten/publikasi/2002 /publikasi04.htm. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.67