Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang

dokumen-dokumen yang mirip
No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

LAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

Kuesioner Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Toxoid Tetanus

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

1 Universitas Kristen Maranatha

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

Lampiran Malang, Kepada, Yth. Kepala Jurusan Poltekkes Kemenkes di Malang Yang bertanda tangan dibawah ini :

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Nisa khoiriah INTISARI

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. SD RSS Perumnas Kerasaan Kec. Pematang Bandar Kab. Simalungun.

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan. kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif observasional. Penelitian dilakukan untuk melihat ketepatan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent )

Transkripsi:

Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang Amanda Rusyda Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang ABSTRAK Petugas kebersihan setiap harinya bekerja dengan kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat. Banyak petugas kebersihan yang kurang menjaga kebersihan diri dan tidak memakai APD saat bekerja yang dapat menimbulkan resiko penyebaran berbagai macam penyakit sangat tinggi. Hal ini menyebabkan peneliti mengambil kasus ini untuk di teliti. Perilaku hidup sehat yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya meliputi tindakan mencegah penyakit, kebersihan perorangan, samitasi. Tujuan dari penlitian adalah mengetahui Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif survei yang dilakukan dengan instrumen kuesioner dan observasi. Subjek penelitian ini adalah 37 petugas kebersihan yang hadir saat pengambilan data pada bulan Februari-Maret 2016. Hasil penelitian perilaku hidup sehat dalam mencegah penyakit menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan 65% cukup, sikap 51% negatif, tindakan 40% cukup. berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dianalaisi bahwa perilaku hidup sehat dalam mencegah penyakit pada petugas kebersihan secara keseluruhan 62,2% cukup. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan yang lebih baik dari petugas kebersihan diaharapkan adanya sarana prasarana yang menunjang kesehatan dan bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan dan pengecekan kesehatan secara berkala. Kata Kunci : Perilaku Hidup sehat, Mencegah Penyakit, Petugas Kebersihan Pendahuluan Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya mencakup: makan makanan yang seimbang dan pola makan sehat, olahraga yang teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras, istirahat yang cukup, mengendalikan setres, kebersihan perorangan, sanitasi dan sebagainya (Fitriani, 2011). Petugas kebersihan adalah orang yang melakukan pekerjaan pengumpulan, pengangkutan, pembuangan dari sampah yang sangat beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan karena setiap hari kontak dengan berbagai kotoran sehingga mudah terserang penyakit menular maupun tidak menular. Petugas kebersihan yang mengumpulkan sampah dan mengirimnya ke tempat pembuangan sampah besar adalah orang-orang yang beresiko tinggi terinfeksi penyakit berbahaya dari sampah-sampah yang mereka tangani. Sampah-sampah yang mengandung kuman bakteri dan virus selalu mengintai mereka dan siap menerkam kepada siapa saja yang lengah (Munif, 2014). Risiko yang paling dekat dengan petugas kebersihan adalah kemungkinan terjangkitnya penyakit akibat sampah seperti kolera, diare dan tifus, penyakit jamur kulit (gatal-gatal), penyakit cacingan. penyakit

tersebut disebabkan karena kontak langsung dengan sampah serta tidak memperhatikan kebersihan diri (Windiana, 2009). Kebersihan diri sangat penting dan harus diperhatikan pada petugas kebersihan untuk mencegah penyakit yang diakibatkan dari sampah-sampah yang kontak setiap harinya dengan petugas kebersihan. Dampak yang terjadi akibat kurangnya kebersihan diri ialah gangguan fisik seperti gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, diare, kecacingan, sakit gigi dan gangguan fisik pada kuku (Tarwoto, 2011, dalam Damanik, dkk 2013). Petugas kebersihan setiap hari tubuhnya berhubungan dengan mikroba pathogen dan memiliki resiko tinggi terhadap terserang penyakit. Jam kerja petugas kebersihan dimulai dari jam 05.00 sampai dengan jam 12.30. Pola makan sehat dapat mempertahankan kesehatan dan membantu penyembuhan penyakit. Banyak penyakit yang timbul karena pola makan yang salah atau tidak sehat diantaranya diabetes melitus, hiperkolestrolemia, penyakit kanker, pernyakit arteri koroner, sirosis, osteoporosis dan beberapa penyakit kardiovaskular (Lubis, 2015). Jika petugas kebersihan yang setiap hari berpaparan dengan kotoran tidak berperilaku hidup sehat dengan cara meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit, maka akan memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatannya, baik itu penyakit infeksi, penyakit kulit, penyakit menular dan lain-lain. Seseorang dapat mencegah penyakit dengan mengubah perilaku atau pola hidup yang tidak sehat menjadi sehat (Notoatmodjo, 2007). Pencegahan berarti mengadakan inhibisi terhadap perkembangan suatu penyakit sebelum penyakit itu terjadi (Mubarak, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan pada hari Minggu tanggal 1 November 2015 di 2 TPS yaitu TPS Danau Bratan dan TPS Terusan Sulfat di Kota Malang, diketahui bahwa petugas kebersihan saat berada ditempat kerja tidak menggunakan sarung tangan saat bekerja, tidak menggunakan APD yang telah difasilitasi oleh DKP dan tidak mencuci tangan setelah kontak dengan sampah. Kebiasaan yang tidak sesuai dengan perilaku hidup sehat pada petugas kebersihan didukung dengan kondisi lingkungan kerja yang bertolak belakang dengan konsep kesehatan dan pentingnya dalam pencegahan penyakit, maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui gambaran perilaku hidup sehat dalam mencegah penyakit pada petugas kebersihan di TPS Kecamatan Kedungkandang Malang. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran perilaku hidup sehat dalam mencegah penyakit pada petugas kebersihan di TPS Kecamatan Kedungkandang Malang. Metode Penelitian a. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif survey yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoadmojo,2005). b. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian yang diambil adalah petugas kebersihan di TPS Kecamatan Kedungkandang Malang. Sampelnya adalah 37 petugas kebersihan yang ada di TPS Terusan Sulfat dan TPS Danau Bratan Kecamatan Kedungkandang Malang. c. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan observasi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan pilihan berganda (multiple choise). Lembar observasi yang digunakan yaitu observasi terstruktur dengan check list. d. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di TPS Danau Bratan dan TPS Terusan Sulfat Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016. e. Pengolahan Data dan Analisis Data Data yang terkumpul pada saat tahap pengumpulan data akan diolah secara manual. Data akan dianalisis melalui Editing, Coding, Processing, Cleanning. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan hasil survei pada 37 responden didapatkan hasil bahwa kurang dari setengah responden mempunyai tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 41% atau 15 responden, sedangkan minoritas responden mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 13% atau 5 responden. Berdasarkan hasil survei pada 37 responden didapatkan hasil bahwa kurang dari setengah responden mempunyai pendapatan perbulan sebesar <500.000 sebanyak 67% atau 25 responden, sedangkan minoritas responden mempunyai pendapatan sebesar 500.000-1.500.000 sebanyak 11% atau 4 responden. Berdasarkan hasil survey pada 37 responden didapatkan hasil bahwa kurang dari setengah responden telah lama bekerja selama >3 tahun sebanyak 86% atau 32 responden, sedangkan minoritas responden telah lama bekerja selama <1 tahun sebanyak 3% atau 1 responden. Berdasarkan hasil survey pada 37 responden didapatkan hasil bahwa kurang dari setengah responden tidak pernah mengalami masalah kesehatan sebanyak 70% atau 26 responden, sedangkan minoritas responden pernah mengalami masalah kesehatan sebanyak 30% atau 11 responden. Kebanyakan responden yang mengalami masalah kesehatan meliputi gangguan pencernaan dan gatal pada kulit. Berdasarkan hasil survey pada 37 responden didapatkan hasil bahwa kurang dari setengah responden tidak pernah mendapat informasi tentang kesehatan sebanyak 51% atau 19 responden, sedangkan minoritas responden pernah mendapat informasi tentang kesehatan sebanyak 49% atau 18 responden.

Sumber informasi yang didapat dari responden sebagian besar atau mayoritas diperoleh dari petugas kesehatan sebanyak 78% atau 14 responden. b. Pembahasan - Pengetahuan Hasil penelitian tingkat pengetahuan petugas kebersihan dalam mencegah penyakit, pola makan sehat dan kebersihan diri menunjukkan 65% responden memiliki pengetahuan cukup. Hal tersebut dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya umur, tingkat pendidikan, dan pernah tidaknya mendapat informasi tentang kesehatan. Berdasarkan hasil survey sebanyak 41,7% responden yang memiliki pengetahuan cukup berumur 36-45 tahun dengan tingkat pendidikan terbanyak SMP sebesar 41% yang 93,3% memiliki pengetahuan yang cukup. Sebanyak 13% respoden yang berpendidian terakhir SMA. Responden yang berpendidikan terakhir SDTT sebanyak 16% memiliki, sebanyak 30% responden berpendidikan terakhir SD. Dari hasil survey, didapatkan sebanyak 51% responden tidak pernah mendapat informasi tentang kesehatan. Sebanyak 49% responden yang pernah mendapatkan informasi kesehatan melalui petugas kesehatan sebanyak 78%. Dari responden yang pernah mendapat informasi kesehatan sebanyak 52,6% memiliki pengetahuan yang cukup. Berdasarkan uraian diatas didapatkan bahwa pengetahuan petugas kebersihan yang cukup dikarenakan tingkat pendidikan petugas kebersihan yang sebagian besar berpendidikan SMP. Hal ini terbukti dengan kenyataan dilapangan, dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa responden terbanyak yang berpendidikan terakhir SMP memiliki pengetahuan yang cukup. Sedangkan responden yang berpendidikan terakhir SD dan SDTT ada yang memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan responden yang berpendidikan terakhir SMA memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh persepsi petugas kebersihan, kondisi lingkungan sekitar dan minat petugas kebersihan dalam mendapatkan informasi tentang kesehatan. Pada sebagian responden yang pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan mengatakan bahwa mereka mendapatkan informasi saat berkunjung ke puskesmas, RS dan posyandu dari leaflet, poster dan konsultasi mengenai kesehatan. Mereka masih belum jelas mengenai informasi tentang kesehatan karena informasi yang didapat bukan dari penyuluhan. Mereka hanya sekedar membaca tanpa bisa bertanya mana saja yang kurang jelas. Dengan memiliki pengetahuan yang baik, seseorang dapat mengetahui berbagai hal. Seseorang yang awalnya tidak tahu melakukan suatu hal, dibuat tahu bagaimana untuk melakukan hal. Dan dengan memiliki pengetahuan yang baik, seseorang dapat melakukan berbagai hal secara terstruktur dan benar (Firmansyah, 2012). Apabila petugas kebersihan memiliki pengetahuan yang baik, maka dapat diharapkan dalam bersikap dan berperilaku untuk mencegah penyakit menjadi sesuatu yang positif dan baik yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan. - Sikap Hasil penelitian tentang sikap responden tentang mencegah penyakit dengan pola makan sehat dan kebersihan diri yang dilakukan kepada 37 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap kurang, yakni sebanyak 62,2%. Lebih dari setengah responden yang memiliki sikap kurang bisa dihubungkan dengan data umum yang ada meliputi pengetahuan,

pendidikan, serta tingkat sosial ekonomi, pengalaman. Pada penelitian ini ditemukan 43,5% responden yang pendidikan terakhir SMP mempunyai sikap kurang. Hasil temuan yang lain adalah didapatkan sebanyak 54,1% responden memiliki pengetahuan yang cukup dan sebanyak 84,2% responden telah bekerja selama lebih dari 3 tahun atau kurang dari 3 tahun dan sebanyak 64,5% dari responden tersebut mempunyai sikap kurang. Berdasarkan hasil survey, sikap responden terhadap pencegahan penyakit melalui pola makan sehat dinilai lebih baik daripada sikap responden terhadap kebersihan diri. Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden menunjukkan nilai tertinggi jawaban dari seluruh responden pada sikap pola makan sehat. Hasil survey diatas dapat dilihat bahwa sikap responden yang kurang dipengaruhi data umum yang ada meliputi pengetahuan, pendidikan dan pendapatan. Pengetahuan responden yang cukup salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Responden yang memilik sikap kurang 43,5% berpendidikan terakhir SMP. Akan tetapi pengetahuan tidak hanya bisa didapatkan di sekolah atau pendidikan formal, melainkan juga didapat dari lingkungan sosial yang nantinya akan membentuk sebuah pengalaman yang dapat mempengaruhi sikap seseorang. Responden yang memiliki sikap kurang berpenghasilan <500.000 sebanyak 64,5%. Pendapatan dapat mempengaruhi sikap seseorang. Karena seseorang yang mempunyai pendapatan rendah relatif sulit memenuhi kebutuhan. Dalam mencukupi kebutuhan juga tergantung dari harga kebutuhan (Mulyana, 2011). Dapat diidentifikasikan bahwa sikap yang dimiliki responden yang mayoritas kurang ini muncul karena pengalaman setiap individu berbeda, dan kurangnya informasi melalui media massa ataupun lingkungan tentang kesehatan, sehingga akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Sikap baik juga diharapkan dapat meningktkan derajat kesehatan dan menunjang untuk melakukan tindakan mencegah penyakit dengan pola makan sehat dan kebersihan diri. - Tindakan Hasil penelitian mengenai tindakan responden dalam mencegah penyakit dengan pola makan sehat dan kebersihan diri didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan cukup, yakni sebanyak 40% atau 15 responden. Hal ini didukung pengetahuan responden yang sebagian besar (73,3%) cukup dan sikap responden yang mayoritas bersikap negatif yaitu 66,7%. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau situasi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Faktor pendukung yang ditemukan dalam penelitian ini, antara lain: sebanyak 54,5% responden berpendidikan SMP, lebih dari setengah sebanyak 81,8% responden tidak pernah mendapat masalah kesehatan. sebanyak 63,6% responden pernah mendapat informasi memiliki tindakan baik. Menurut hasil survey diatas dapat dilihat bahwa tindakan responden yang sebagian besar cukup dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap responden yang cukup dan tidak baik lebih banyak daripada yang baik. Pengetahuan dan sikap merupakan dasar seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Hal ini dicerminkan dengan perilaku yang muncul saat pengisian kuesioner. Pada saat peneliti membagi lembar kuesioner, peneliti juga menyuguhkan kue basah beserta antiseptik untuk responden. Setelah mengisi kuesioner, responden diwajibkan untuk mengambil makanan yang disuguhkan

peneliti dan peneliti menganjurkan untuk menggunakan antiseptik. Akan tetapi sebagian responden tidak menghiraukan, langsung mengambil dan memakan kue basah yang disuguhkan oleh peneliti. Begitu juga yang dilakukan ketika sarapan dengan bekal yang dibawa oleh responden. Peneliti juga melihat menu makanan yang dibawa oleh responden kebanyakan tidak menggunakan sayur dan peneliti bertanya tentang konsumsi buah, responden menjawab jarang mengkonsumsi alasannya lebih baik untuk biaya sehari-hari daripada untuk membeli buah.responden juga tidak menggunakan APD yang lengkap ketika bekerja. Setelah bekerja, beberapa responden pulang dengan baju lain bukan baju kerja. Selain itu pendapatan juga berpengaruh terhadap tindakan yang akan dilakukan seseorang. Responden yang memiliki tindakan cukup sebanyak 53,3% berpendapatan <500.000/bln. Pendapatan dapat mempengaruhi tindakan seseorang. Proses selanjutnya diharapkan subjek akan melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya. Dalam hal ini diharapkan bagi petugas kebersihan untuk memilih tindakan yang sesuai untuk pencegahan penyakit yang salah satunya dengan pola makan sehatdan kebersihan diri. Melakukan sesuai dengan cara yang benar. Apabila dibiasakan untuk melakukan tindakan yang baik, maka terjadi mekanisme dan melakukan sesuatu secara otomatis yang lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Dan diharapkan petugas kebersihan dapat terbiasa melakukan pencegahan penyakit yang bertujuan untuk menigkatkan derajat kesehatan. Simpulan dan Saran a. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian gambaran perilaku hidup sehat dalam mencegah penyakit pada petugas kebersihan di TPS Danau Bratan dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Gambaran perilaku hidup sehat dalam mencegah penyakit pada petugas kebersihan di TPS Danau Bratan dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang yang dilakukan kepada 37 responden dikategorikan cukup, lebih dari setengah (62,2%) perilaku cukup dan sebagian kecil (37,8%) perilaku baik. Hal ini dapat diketahui dari tiga domain perilaku, yaitu: 1. Tingkat pengetahuan petugas kebersihan dalam mencegah penyakit sebagian besar dikategorikan cukup (65%) dan sebagian kecil dikategorikan baik (8%). 2. Sikap terhadap petugas kebersihan dalam mencegah penyakit sebagian besar (51%) dikategorikan negatif. 3. Tindakan terhadap perilaku petugas kebersihan dalam mencegah penyakit sebagian besar (40%) dikategorikan cukup. b. Saran Berdasarkan kesimpulan yang disebutkan, maka saran yang bisa diberikan adalah: bagi Dinas Kebersihan untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang kesehatan dan bekerjasama dengan petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang cara pencegahan penyakit.

Daftar Pustaka DKP Malang Kota. Profil Unit Kerja Bidang Kebersihan,, (Online), (http://dkp.malangkota.go.id/profil/unit-kerja/bidang-kebersihan/), diakses 8 Desember 2015. Entjang. I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Fitriani. S. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mubarak. I. W. 2009. Sosiologi untuk Keperawatan: Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi; Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo. S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatn. Yogyakarta: GrahaIlmu. Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: GrahaIlmu.