BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mencari sumber-sumber dana yang efektif dalam

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank

BAB II KAJIAN TEORI. penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang. berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan media informasi yang disajikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

2.1.2 Net Profit Margin (NPM) Lukman Syamsuddin (2007:62) mendefinisikan NPM sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Keuangan a. Definisi Manajemen Keuangan Salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam pencapaian tujuannya adalah kondisi manajemen keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus memberi perhatian khusus terhadap kemajuan keuangan demi tercapainya tujuan perusahaan. Berikut pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai beberapa pengertian dari manajemen keuangan tersebut. Menurut Sutrisno (2008:3) manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Sedangkan menurut Brigham and Houston (2009:6) Manajemen Keuangan adalah bidang yang terluas dari bidang pasar uang dan pasar modal serta investasi dan yang paling banyak memiliki peluang pekerjaan 9

10 Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa manajemen keuangan adalah merupakan aktivitas-aktivitas yang menyangkut perencanaan, pencarian dan pemanfaatan dana perusahaan sebijaksana mungkin demi tercapainya tujuan perusahaan. b. Fungsi-Fungsi Manajemen Keuangan Kepada para pemegang saham dan proporsi dana yang akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan Fungsi manajemen keuangan menurut Irawati (2006:3) ada 3 keputusan yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu: 1). Keputusan Investasi (Investment Decision) Investasi adalah sebagai penanaman modal suatu perusahaan pada aktiva riil maupun aktiva finansial. keputusan finansial adalah keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan Investasi akan berpengaruh langsung terhadap besarnya (return on investment) atau rentabilitas investasi serta aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang. 2). Fungsi Pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan ini adalah mempelajari sumber- sumber dana yang berada di sisi pasiva. Untuk itu diperlukan perhatian sumber dana yang biayanya paling minimal serta syarat-syarat yang menguntungkan. Pemenuhan dana dapat dilakukan dengan melalui sumber intern serta sumber ekstern perusahaan.

11 3). Keputusan Deviden (Dividend Decision) Keputusan ini dilakukan untuk menentukan : a). Besarnya persentase laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividen, b). Stabilitas dividen yang akan dibagikan. c). Deviden saham. d). Pemecahan saham. e). Penarikan kembali saham yang beredar. c. Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran para pemilik perusahaan/para pemegang saham, yang diwujudkan dengan cara memaksimumkan harga saham (biasa) perusahaan. Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal. Menurut Harjito dan Martono (2007:12) manajemen keuangan sebagai aktivitas memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola aset secara efisien membutuhkan beberapa tujuan atau sasaran. Untuk menilai apakah tujuan tersebut telah tercapai atau belum, maka dibutuhkan beberapa standar dalam mengukur efisiensi keputusan perusahaan. Sebagai tujuan normatif (seharusnya) tujuan manajemen keuangan berkaitan dengan keputusan di bidang keuangan untuk

12 memaksimumkan nilai perusahaan. Secara lebih luas tujuan ini juga merupakan salah satu tujuan perusahaan. 2. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan perlu diadakan interpretasi atau analisa terhadap data keuangan dari suatu perusahaan, dan data keuangan tersebut tercermin dalam laporan keuangan. Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, maka diperlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandigan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (bararti). Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya (Syafri, 2008:297). Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan (Sawir, 2009:6) b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu : 1). Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio). Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek untuk memenuhi

13 kewajiban yang jatuh tempo. Ukuran rasio likuiditas ini terdiri dari tiga alat ukur, yaitu: current ratio, quick ratio, atau acid test ratio. 2). Rasio Aktivitas adalah rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas meliputi beberapa rasio diantaranya adalah rasio perputaran persediaaan, perputaran piutang, perputaran aktiva, dan perputaran aktiva tetap. 3). Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio). Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Alat ukur rasio ini, yaitu: Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Return On Investment, dan Earning Per Share. 4). Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.rasio ini disebut juga leverage ratio. Ada lima rasio leverage yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yaitu: total debt to total asset ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio, fixed charge coverage ratio, debt service ratio. 5). Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.

14 c. Earning Per Share (EPS) Rasio Earnings Per Share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang bermanfaat. Earning Per Share (EPS) sebagai salah satu rasio yang biasa digunakan dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang merupakan laba bersih dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar akan menghasilkan laba per saham. Sehingga Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Alat ukur yang paling sering digunakan adalah Earning Per Share (EPS). Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per saham dan tingkat harga saham dikemudian hari, serta EPS juga relevan untukk menilai efektivitas manajemen dan kebijakan pembayaran dividen. Menurut Nachrowi (2006), dalam berinvestasi di bursa, investor akan memperhatikan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham (earning per share). EPS merupakan

15 salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecil kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Perhitungan EPS dapat dirumuskan sebagai berikut : Dengan demikian, laba per lembar saham (Earning Per Share) adalah Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Laba per lembar saham (Earning Per Share) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Eaning Per Share) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan. Rumus Earning Per Share adalah: d. Dividen Per Share (DPS) Dividen per share (DPS) adalah perbandingan antara deviden yang akan dibayarkan perusahaan dengan jumlah lembar saham (Maryati, 2012:4). Informasi mengenai deviden per share sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar saham yang akan diterima oleh para pemegang saham.

16 Deviden per lembar saham (DPS) menurut Susan Irawati (2006:64) menyatakan bahwa : Deviden per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar. Besarnya deviden per lembar saham dapat dicari dengan rumus : 3. Saham a. Pengertian Saham Dalam bursa efek (stock exchange) efek yang paling banyak diminati oleh investor adalah saham. Saham merupakan surat berharga yang menunjukan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas deviden atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas asset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi, jika terjadi likuidasi. Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhrudin ( 2006 : 178 ) Saham dapat didefinisikan sebagai tanda atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

17 Menurut Sunariyah ( 2006 : 128 ) nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya.. Menurut Samsul (2006), Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Menurut Harinto dan Sudomo (2005), mendefinisikan saham sebagai berikut: Saham (shares) adalah surat bukti pemilikan bagian modal atau tanda pernyataan modal pada perseroan terbatas yang memberi hak atas dividend dan lain-lain menurut besar kecilnya modal disetor Menurut E.Tandelilin (2007) menyatakan bahwa:saham merupakan bukti kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham, dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak atas pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Pengertian saham menurut Rusdin (2008) yaitu: Sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.

18 Sedangkan menurut Hendy M. Fakhruddin (2008) saham adalah: Bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa saham adalah suatu sekuritas yang menjadi tanda penyertaan atau kepemilikan terhadap pendapatan dan asset seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. b. Harga Saham Setelah mengetahui pengertian saham dari beberapa para ahli maka selanjutnya adalah penjelasan mengenai pengertian dari harga saham. Berikut adalah pengertian harga saham dari beberapa ahli ekonomi. Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya saham, perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para investor, selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Menurut Rusdin (2008) harga saham yaitu: Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran atau kekuatan tawarmenawar. Makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham,maka saham tersebut akan bergerak turun.

19 Secara singkat, Jogiyanto mengungkapkan bahwa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). Jogiyanto (2008) menjelaskan: Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa harga saham sama halnya dengan harga komoditi di suatu pasar yang berlaku hukum ekonomi. Naik turunnya harga saham ditentukan oleh pasar dimana adanya kesepakatan atas permintaan dan penawaran. Ketika terdapat banyak pemintaan, maka harga yang ditawarkan semakin tinggi, dan ketika permintaan berkurang atau sedikit maka harga yang ditawarkan akan menurun atau semakin rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk dari kesapakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu. 4. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Mohamad Samsul (2006) terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan return saham, baik yang bersifat makro maupun mikro ekonomi. Faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun nonekonomi. Faktor makroekonomi terinci dalam beberapa variabel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga, kurs, valuta

20 asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, harga bahan bakar minyak di pasar internasional, dan indeks saham regional.faktor makro nonekonomi mencakup peristiwa politik domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum, dan peristiwa politik internasional. Sementara itu, faktor mikroekonomi terinci dalam beberapa variabel, misalnya laba per saham, deviden per saham, nilai buku per saham, debt equity ratio, dan rasio keuangan lainnya. Menurut Weston dan Brigham (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham : a. Laba perlembar saham Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tnggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. b. Tingkat Bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : 1). Mempengaruhi persaingan pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan.

21 2). Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perubahan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. c. Jumlah Kas Deviden yang diberikan Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjaadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. d. Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan memepengaruhi harga saham perusahaan. e. Tingkat Resiko dan Pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

22 5. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham diantaranya telah diteliti oleh Intan (2009) yang meneliti mengenai Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan deviden per share (DPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan secara simultan baik dividen per share (DPS) dan earning per share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan go public di BEI. Di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh Priatinah dan Prabandaru (2012) yang meneliti tentang Pengaruh ROI, EPS dan DPS terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2010 menunjukkan bahwa ROI, EPS dan DPS secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Madichah (2005) yang meneliti mengenai pengaruh Earning per Share (EPS), Dividen per Share (DPS) dan Financial Leverage (FL) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa secara parsial EPS berpengaruh terhadap harga saham dan DPS tidak ada pengaruh terhadap harga saham, dan FL juga tidak ada pengaruh terhadap harga

23 saham. Sedangkan secara simultan EPS dan DPS dan FL berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang lain yaitu yang dilakukan oleh Prasetyo (2011) yang meneliti mengenai Pengaruh Financial Leverage (FL), Earning Per Share (EPS) dan Dividen per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2009 menunjukkan bahwa secara parsial FL tidak berpengaruh terhadap harga saham, EPS berpengaruh positif terhadap harga saham, dan DPS berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara simultan FL, EPS dan DPS mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, membuktikan bahwa masih adanya ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pengaruh earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS) terhadap harga saham dengan menggunakan dua variabel yaitu earning per share(eps) dan dividen per share (DPS). B. Rerangka Pemikiran Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan kondisi kinerja perusahaan yang baik. Investor akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan

24 yang memiliki prospek yang baik. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran EARNING PER SHARE DIVIDEN PER SHARE H1 H2 HARGA SAHAM C. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan rerangka pemikiran di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Menurut Stice dan Skousen (2005, h.647), terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan earning dan perubahan saham. Apabila EPS tinggi, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, karena investor percaya bahwa nilai suatu saham akan bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap lembar saham. Apabila EPS yang dihasilkan sesuai dengan harapan investor, maka keinginan investor untuk menanamkan modalnya juga meningkat dan akan meningkatkan harga saham seiring dengan tingginya permintaan akan saham. Dari hubungan tersebut dapat disimpulkan: H1: Diduga Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham di perusahaan manufaktur sektor industri pangan

25 Menurut Halim (2005, h.21) pengaruh penurunan besarnya deviden yang dibayar dapat menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena deviden merupakan tanda tersedianya laba perusahaan dan besarnya deviden yang dibayar sebagai informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan masa mendatang. Dengan anggapan tersebut, harga saham menjadi turun, karena banyak pemegang saham akan menjual sahamnya. Dari hubungan tersebut dapat diambil kesimpulan: H2: Diduga dividen Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham di perusahaan manufaktur sektor industri pangan.