PENGARUH TEPUNG KANJI SEBAGAI ZAT ADITIF TERHADAP NILAI STABILITAS DAN NILAI KELELEHAN PADA CAMPURAN ASPAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

NASKAH SEMINAR INTISARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB III LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KERAMIK SEBAGAI TAMBAHAN AGREGAT HALUS DALAM CAMPURAN ASPAL

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

PENGARUH PENAMBAHAN GILSONITE RESIN PADA CAMPURAN BETON ASPAL EFFECT OF ADDITION OF MIXED RESIN GILSONITE ASPHALT CONCRETE

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI KADAR ASPAL TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA CAMPURAN LASTON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL (105M)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN PENGARUH PENAMBAHAN PLASTIK HIGH DENSITY POLYETILENE (HDPE) DALAM LASTON-WC DAN LATASTON-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUK GYPSUM SEBAGAI FILLER DALAM CAMPURAN ASPAL EFFECT OF GYPSUM POWDER AS A FILLER IN ASPHALT MIXTURE

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

KAJIAN HUBUNGAN BATASAN KRITERIA MARSHALL QUOTIENT DENGAN RATIO PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO.#200 BITUMEN EFEKTIF PADA CAMPURAN JENIS LASTON

PENGGUNAAN ASPAL BUTON TIPE RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN SUSUN CAMPURAN HRS-B

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

BAB III LANDASAN TEORI

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 1-9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KADAR AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

PENGARUH PENAMBAHAN DEMPUL EPOXY PADA CAMPURAN BETON ASPAL EFFECT OF EPOXY PUTTY IN MIXED ASPHALT CONCRETE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

PENGARUH VISKOSITAS ASPAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF LATEKS PADA BETON ASPAL TERHADAP STABILITAS

PENGGUNAAN ABU BATU KAPUR DESA BUHUT JAYA KABUPATEN KAPUAS SEBAGAI TAMBAHAN FILLER

PENGGUNAAN ABU BATUBARA HASIL PEMBAKARAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON (LASTON)

BAB I PENDAHULUAN. dalam penunjang aktivitas di segala bidang. Berbagai aktivitas seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC

Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

PENGGUNAAN PASIR KUARSA GUNUNG BATU KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOLAKA SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE (HRS-WC)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT

Variasi Jumlah Tumbukan Terhadap Uji Karakteristik Marshall Untuk Campuran Laston (AC-BC) Antonius Situmorang 1) Priyo Pratomo 2) Dwi Herianto 3)

Transkripsi:

Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGARUH TEPUNG KANJI SEBAGAI ZAT ADITIF TERHADAP NILAI STABILITAS DAN NILAI KELELEHAN PADA CAMPURAN ASPAL EFFECTS OF TAPIOCA AS ADDITIVE MATERIAL ON THE VALUE OF STABILITY AND FATIGUE IN MIXED ASPHALT Antusias Christopher 1, Hendri, Wheryn Tandi 2, Elly Kusumawati Budirahardjo 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Tanjung Duren Raya No. 4, Jakarta Barat, 11470, Indonesia 1 antusias.2012ts017@civitas.ukrida.ac.id, 2 wheryn.2012ts015@civitas.ukrida.ac.id, 3 elly.kusumawati@ukrida.ac.id Abstrak Jalan dengan perkerasan lentur sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Akan tetapi, ketergantungan terhadap bahan baku aspal sangat tinggi, terlebih lagi aspal merupakan bahan baku yang berasal dari minyak bumi yang terbatas jumlahnya. Saat ini upaya-upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap aspal mulai ditingkatkan, salah satunya dengan mengurangi kadar penggunaan aspal dan diganti dengan bahan lain. Pada penelitian ini, kadar aspal akan dikurangi dan digantikan dengan tepung kanji. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menambahkan tepung kanji sebanyak 5%, 8%, dan 10% dari berat kadar aspal ke campuran aspal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai stabilitas (stability) dan nilai kelelehan (flow) pada campuran aspal dengan tepung kanji sebagai bahan aditif. Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kadar terbaik tepung kanji sebagai campuran aspal ada pada kadar 8%. Kata kunci: aspal, tepung kanji, stabilitas, kelelehan Abstract Roads with flexible pavements are in dire need in Indonesia. However, the dependence on asphalt is incredibly high. Furthermore, asphalt is produced with one of limited natural resources, i.e. petroleum. Efforts have been made to reduce the dependence of roads on asphalt. One of them is by decreasing the asphalt ratio by replacing it with other substances. This research is carried out by substituting a certain amount of asphalt with tapioca. The purpose of this research is to obtain the stability and flow of asphalt mixture with tapioca as the additive. The obtained data concludes that the most suitable percentage of tapioca as asphalt mixture stands at 8%. Keywords: asphalt, tapioca, stability, flow Tanggal Terima Naskah : 04 Desember 2015 Tanggal Persetujuan Naskah : 04 Agustus 2016 363

Vol. 05 No. 20, Okt Des 2016 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan dengan perkerasan lentur sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Jalan dengan perkerasan lentur sangat tepat digunakan sebagai akses jalan antarkota, akses jalan dalam kota, dan landasan pacu pesawat. Bahan baku yang berlimpah, proses pengerjaan yang mudah dan cepat, serta permukaan jalan yang sangat rata menjadi alasan untuk memilih jalan dengan perkerasan lentur sebagai infrastruktur jalan raya. Semua bahan yang digunakan harus awet (tahan lama), agar struktur perkerasan ini berfungsi untuk waktu yang lama. Lapis permukaan dari struktur perkerasan lentur ini merupakan campuran agregat yang bergradasi rapat dan aspal, atau disebut juga campuran beraspal. Kedua bahan ini dicampur dalam keadaan panas (sehingga dikenal dengan nama hot mix, dihamparkan serta dipadatkan dalam keadaan panas pula. Lapis permukaan ini harus kedap air, permukaannya rata namun kasar. Lapis struktur di bawah lapis permukaan adalah lapis pondasi dan dibuat dari batu pecah. Lapisan di bawahnya adalah lapis pondasi bawah dan dibuat dari pasir batu (sirtu). Lapis pondasi maupun lapis pondasi bawah ini juga dapat dibuat dari bahan lain, seperti material yang distabilitasi dengan portland semen, kapur, aspal, maupun bahan pengikat lainnya. Semua lapis ini dikonstruksi, dilapis tanah dasar, yaitu tanah yang telah dipadatkan. Biaya konstruksi struktur perkerasan lentur ini relatif lebih murah dibandingkan dengan struktur perkerasan kaku. Di Indonesia, lebih banyak tenaga pelaksana yang ahli dalam pembuatan konstruksi perkerasan lentur dibandingkan dengan perkerasan kaku. Agar struktur perkerasan lentur ini berfungsi dengan baik, maka selain perkerasan harus terpelihara dengan baik, bahu jalan dan saluran samping juga harus terpelihara. Namun, ketergantungan akan bahan baku aspal sangat tinggi, apalagi aspal merupakan bahan baku yang berasal dari minyak bumi yang terbatas jumlahnya. Saat ini upaya-upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap aspal mulai ditingkatkan, salah satunya dengan mengurangi kadar penggunaan aspal dan diganti dengan bahan lain. Tepung kanji atau juga sering disebut tepung tapioka adalah tepung yang bahan bakunya seratus persen terbuat dari singkong. Tepung kanji banyak sekali manfaatnya, dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia industri, tepung kanji banyak digunakan untuk bahan dasar pasta gigi (odol), bahan baku perekat kertas, bahan dasar perekat lem, cat tembok, dan lain-lain. Sifat tepung kanji apabila dicampurkan dengan air panas maka akan menjadi liat atau seperti lem. 1.2 Rumusan Masalah Aspal merupakan bahan baku yang terbatas jumlahnya sehingga diperlukan bahan lain untuk menggantikan bahan baku aspal. Pada penelitian ini bahan baku yang diprediksi untuk menggantikan aspal, yaitu tepung kanji. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai stabilitas (stability) dan nilai kelelehan (flow) pada campuran aspal dengan tepung kanji sebagai bahan aditif. 1.4 Ruang Lingkup/Batasan Masalah Ruang lingkup penelitian ini meliputi penambahan kadar tepung kanji sebanyak 5%, 8%, dan 10% terhadap kadar aspal ke dalam campuran aspal. Hasil penelitian yang dibahas, yaitu terhadap nilai stabilitas dan nilai kelelehan pada campuran aspal. 364

Pengaruh Tepung Kanji 2. KONSEP DASAR 2.1 Aspal Aspal adalah material termoplastik yang akan menjadi keras atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperatur bertambah. Sifat ini dinamakan kepekaan terhadap perubahan temperatur, yang dipengaruhi oleh komposisi kimiawi aspal walaupun mungkin mempunyai nilai penetrasi atau viskositas yang sama pada temperatur tertentu. Aspal yang mengandung lilin lebih peka terhadap temperatur dibandingkan dengan aspal yang tidak mengandung lilin. Hal ini terlihat pada aspal yang mempunyai viskositas yang sama pada temperatur tinggi tetapi sangat berbeda viskositas pada temperatur rendah. Kepekaan terhadap temperatur akan menjadi dasar perbedaan umur aspal untuk menjadi retak ataupun mengeras. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan [1]. 2.2 Tepung Kanji Tepung kanji atau juga sering disebut tepung tapioka adalah tepung yang bahan bakunya seratus persen terbuat dari singkong. Tepung kanji banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia industri, tepung kanji banyak digunakan untuk bahan dasar pasta gigi (odol), bahan baku perekat kertas, bahan dasar perekat lem, cat tembok, dan lain-lain. Sifat tepung kanji apabila dicampurkan dengan air panas maka akan menjadi liat atau seperti lem [2]. 2.3 Campuran Aspal Campuran aspal adalah gabungan atau campuran cairan aspal dengan bahan lainnya. Untuk campuran aspal standar, aspal dicampurkan dengan agregat, yaitu kerikil, screening, dan abu batu, dengan cairan aspal [3]. Namun, dikarenakan berkembangnya penelitian, campuran aspal standar ditambahkan oleh bahan lain dengan harapan kualitas campuran semakin baik. Dalam pencampuran aspal dengan agregat dan suatu bahan tambahan, terdapat perhitungan kadar untuk masing-masing bahan tersebut. Diketahui bahwa total berat campuran aspal adalah 1.200 gram, kadar aspal rata rata 5,3% dan kadar tepung kanji (bahan aditif) 5%, 8%, dan 10% dengan masing masing kadar sebanyak tiga sample. 2.4 Nilai Stabilitas dan Kelelehan Untuk mengetahui nilai stabilitas (stability) dan kelelehan (flow) suatu campuran aspal, perlu dilakukan pengujian. Pengujian yang paling sering dilakukan ialah pengujian Marshall (Marshall test). Stabilitas adalah seberapa kuat campuran aspal yang sudah padat tersebut menahan beban yang diberikan hingga mengalami fase kelelehan plastis. Kelelehan menyatakan seberapa besar deformasi atau perubahan bentuk plastis pada campuran akibat diberi beban sampai terjadi keruntuhan. Oleh karena itu, pengujian stabilitas dan kelelehan dilakukan bersamaan ketika beban diberikan. Campuran aspal tersebut dapat dipakai jika memenuhi dua syarat. Syarat pertama ialah nilai stabilitas campuran harus lebih besar dari 200 kg. Syarat kedua ialah nilai kelelehan campuran harus di bawah 15 mm ketika campuran aspal tepat mengalami keruntuhan [4]. Berikut ini perhitungan yang diperlukan dalam pengujian Marshall: 1. Bulkvolume (cm 3 ) = massa ssd massa benda dalam air 2. Berat jenis benda uji (gr/cm 3 ) = massa benda uji kering/bulk volume 3. Stabilitas (kg) = pembacaan arloji tekan x angka kalibrasi cincin penguji x angka korelasi beban 365

Vol. 05 No. 20, Okt Des 2016 3. METODOLOGI PENELITIAN Berikut ini merupakan flowchart dari penelitian yang dilakukan. Gambar 1. Flowchart Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Berat Jenis Bulk Berikut ini merupakan gambar grafik hubungan antara jenis bulk dengan kadar tepung kanji sebesar 5%, 8%, dan 10%. 366

Berat Jenis Bulk (gr/cm3) Berat Jenis Bulk (gr/cm3) Pengaruh Tepung Kanji 2.23 2.23 2.22 2.22 2.21 2.21 2.20 2.20 2.19 2.19 2.18 5 6 7 8 9 10 Gambar 2. Berat jenis bulk Gambar 2 adalah grafik hubungan antara berat jenis bulk dengan kadar tepung kanji, yaitu kadar 5%, 8%, 10%. Nilai berat jenis bulk yang berhubungan dengan kadar tepung kanji memiliki nilai maksimum pada kadar 8%. Nilai berat jenis bulk menunjukkan besarnya kerapatan suatu campuran aspal beserta agregatnya yang sudah ditumbuk atau dipadatkan dan memiliki kemampuan untuk menahan beban. 2.24 2.23 2.22 2.21 2.20 2.19 2.18 2.17 2.16 2.15 4.5 5 5.5 6 6.5 Gambar 3. Berat jenis bulk aspal normal Gambar 3 menunjukkan bahwa berat jenis bulk pada saat kadar aspal 4,5% ialah 2,228 kemudian mengalami penurunan pada saat kadar aspal 5%, yaitu menjadi 2,16 selanjutnya mengalami kenaikan pada saat kadar aspal 5,5% hingga 6,5% berat jenis yang didapat ialah 2,199. Nilai berat jenis bulk menunjukkan besarnya kerapatan suatu campuran aspal beserta dengan aagregatnya yang sudah dipadatkan dengan cara ditumbuk dan memiliki kemampuan menahan beban. Berdasarkan hasil percobaan, nilai berat jenis bulk pada masing-masing kadar aspal memenuhi persyaratan, yaitu minimal 2 gr/cm 3. 367

VIM (%) VIM (%) Vol. 05 No. 20, Okt Des 2016 4.2 Void In Mix (VIM) Gambar 4 menunjukkan grafik hubungan antara VIM dengan kadar tepung kanji, yaitu kadar 5%, 8%, 10%. Nilai VIM mengalami penurunan di kadar 5% ke 8% tetapi mengalami kenaikan lagi di kadar 10%. Nilai VIM yang memenuhi spesifikasi minimal 3,5% dan maksimal 5,5% ada pada kadar tepung kanji di kadar 8%. 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 Gambar 4. Grafik hubungan kadar tepung kanji dengan VIM Nilai VIM merupakan indikator dari durabilitas, VIM yang terlalu besar akan mengakibatkan campuran aspal berkurang kedap airnya sehingga berakibat meningkatnya proses oksidasi aspal dan menurunkan sifat durabilitas aspal. Akan tetapi, VIM yang terlalu kecil mengakibatkan perkerasan aspal mengalami bleeding jika temperatur meningkat. 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 4.5 5 5.5 6 6.5 Gambar 5. Grafik hubungan VIM dengan kadar aspal normal Dari Gambar 5 terlihat bahwa kadar aspal di 4,5% mengalami kenaikan di 5% kemudian mengalami penurunan di kadar 5,5% dan kembali mengalami kenaikan di kadar 6% dan 6,5%. 4.3 Void in Mineral Aggregate (VMA) Gambar 6 menunjukkan grafik hubungan antara VMA dengan kadar tepung kanji, yaitu kadar 5%, 8%, 10%. Nilai VMA mengalami penurunan di kadar 5% ke 8% 368

VMA (%) VMA (%) Pengaruh Tepung Kanji tetapi mengalami kenaikan lagi di kadar 10%. Semua campuran aspal dengan penambahan tepung kanji tersebut memenuhi spesifikasi, yaitu di atas 15%. 19.60 19.40 19.20 19.00 18.80 18.60 18.40 18.20 18.00 17.80 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 Gambar 6. Grafik hubungan kadar tepung kanji dengan VMA 21.50 21.00 20.50 2 19.50 19.00 18.50 18.00 17.50 4.5 5 5.5 6 6.5 Gambar 7. Grafik hubungan VMA dengan kadar aspal Grafik 7 menunjukkan bahwa nilai VMA dari 4,5% ke 5% mengalami kenaikan drastis kemudian kembali mengalami penurunan di kadar 5,5% dan 6%, kemudian kembali mengalami kenaikan di kadar 6,5%. Nilai VMA di setiap kadar memenuhi persyaratan, yaitu di atas 15%. 4.4 Volume of Voids Filled with Asphalt (VFA) Berikut ini adalah grafik hubungan antara VFA dengan kadar tepung kanji dengan kadar 5%, 8%, dan 10%. 369

VFA (%) VFA (%) Vol. 05 No. 20, Okt Des 2016 74.00 73.00 72.00 71.00 7 69.00 68.00 67.00 66.00 65.00 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 Gambar 8. Grafik hubungan kadar tepung kanji dengan VFA Nilai VFA mengalami kenaikan di kadar 5% ke 8% tetapi mengalami penurunan lagi di kadar 10%. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa semua variasi penambahan tepung kanji memenuhi semua spesifikasi VFA, yaitu di atas 65%. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 4.5 5 5.5 6 6.5 Gambar 9. Grafik hubungan VFA dengan kadar aspal Gambar 9 menjelaskan bahwa nilai VFA di kadar 4,5% mengalami penurunan di 5% kemudian mengalami kenaikan yang tidak terlalu tinggi di 5,5% dan selanjutnya mengalami penurunan hingga kadar 6,5%. 4.5 Stabilitas (Stability) Gambar 10 menunjukkan bahwa grafik hubungan antara stabilitas dengan kadar tepung kanji, yaitu kadar 5%, 8%, 10%. Nilai stabilitas mengalami kenaikan di kadar 5% ke 8% tetapi mengalami penurunan lagi di kadar 10%. Semua variasi penggunaan tepung kanji memenuhi spesifikasi, yaitu nilai stabilitasnya di atas 1.000 kg. 370

Flow (mm) Stability (kg) Stability (kg) Pengaruh Tepung Kanji 160 140 120 100 80 60 40 20 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 Gambar 10. Grafik hubungan kadar tepung kanji dengan stabilitas 200 150 100 50 4.5 5 5.5 6 6.5 Gambar 11. Grafik hubungan stabilitas dengan kadar aspal Stabilitas kadar aspal murni dari 4,5% mengalami penurunan yang tidak terlalu besar ke kadar 5% dan 5,5% sampai 6% kemudian mengalami kenaikan di kadar 6,5%. 4.6 Kelelehan (Flow) Gambar 12 menunjukkan grafik hubungan antara flow dengan kadar tepung kanji, yaitu kadar 5%, 8%, 10%. Semakin besar kadar tepung kanji maka semakin besar nilai flow. Semua variasi penambahan kadar tepung kanji memenuhi spesifikasi flow, yaitu minimal 3 mm dan maksimal 5 mm. 4.95 4.90 4.85 4.80 4.75 4.70 4.65 4.60 4.55 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 Gambar 12. Grafik hubungan kadar tepung kanji dengan flow 371

Flow (mm) Vol. 05 No. 20, Okt Des 2016 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 4.5 5 5.5 6 6.5 7 Gambar 13. Grafik hubungan nilai flow dengan kadar aspal Gambar 13 menunjukkan bahwa di kadar 5% nilai kelelehan mengalami kenaikan dari 4,5% sampai 5,5% dan kemudian mengalami penurunan di kadar 6% dan 6,5%. Kadar Tepung Kanji (%) Kadar Aspal (%) Density Tabel 1. Data Hasil Quotient Marshall VIM VMA VFA Stability Flow Quotient Marshall 5 2.2 6.6 19.4 66 1395.3 4.58 304.46 8 5.3 2.2 5 18 73.2 1446.6 4.67 309.91 10 2.2 6.5 19.4 67.4 1068.7 4.92 217.11 Spesifikasi Min 2 3.5-5.5 > 15 min. 65 min. 1000 3-5 mm min. 300 Berdasarkan hasil Quotient Marshall dapat diketahui bahwa terdapat satu variasi penambahan kadar tepung kanji yang tidak memenuhi spesifikasi, yaitu di kadar 10%. Kadar tepung kanji 5% dan 8% masih memenuhi spesifikasi, yaitu di atas 300. 5. KESIMPULAN Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan tepung kanji pada campuran aspal akan menghasilkan nilai Density yang memenuhi spesifikasi dengan nilai Bulk tertinggi adalah 2,22 gr/cm 2 pada kadar 8%. Nilai Void in Mix (VIM) yang memenuhi spesifikasi dengan nilai VIM adalah 4,98 % pada kadar 8%. Nilai Void In Mineral Aggregate (VMA) memenuhi spesifikasi dengan nilai VMA tertinggi adalah 19,42% pada kadar 5%. Nilai Volume of Voids Filled with Asphalt (VFA) memenuhi spesifikasi dengan nilai VFA tertinggi adalah 73,20% pada kadar 8%. Nilai stabilitas memenuhi spesifikasi dengan nilai stabilitas tertinggi adalah 1446,56 pada kadar 8%. Nilai Flow atau kelelehan memenuhi spesifikasi dengan nilai flow atau spesifikasi terendah adalah 4,58 pada kadar 5%. REFERENSI [1]. Sukirman, Silvia. (2012). Beton Aspal Campuran Panas. Bandung: Institut Teknologi Nasional. [2]. Sari, D.P. Pengaruh Penambahan Tepung Daun Ubi Terhadap Daya Terima Kue Klepon. Universitas Sumatera Utara, 2011. 372

Pengaruh Tepung Kanji [3]. SNI 13-6717-2002, Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat. Pusjatan-Balitbang PU, Bandung. [4]. SNI 06-2489-1991, Metode Pengujian Campuran Aspal Dengan Alat Marshall. Pusjatan-Balitbang PU, Bandung. 373