DESKRIPSI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN MULTIMETER ANALOG PADA MATERI ALAT UKUR LISTRIK DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 MEMPAWAH HILIR ARTIKEL PENELITIAN OLEH

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

TRAINER VOLTMETER DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL SEKUENSIAL PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 YOGYAKARTA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

ANALISIS TINGKAT KETERLAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN IPA FISIKA KELAS VII SMP NEGERI PEKANBARU

PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ANALISIS HUBUNGAN KETERAMPILAN MATEMATIKA DAN KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS SMA

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.5

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN MELAKUKAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

RANGKAIAN PARAREL DAN KOMBINASI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

I. MODUL PRAKTIKUM I RESISTOR

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMA

PENGARUH PEMBERIAN DIRECT CORRECTIVE FEEDBACK PADA PEKERJAAN RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TRANSFORMATOR DAN PENYEARAHAN GELOMBANG LISTRIK

MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK VOLTMETER

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGUNAAN MULTIMEDIA LABORATORIUM VIRTUAL FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 4 LAHAT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

Valeria Christy Octavia, Sulisetijono, dan Masjhudi Universitas Negeri Malang

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

AVOMETER PENGUKURAN LISTRIK : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI

Kata kunci: kemampuan motorik kasar, anak tunagrahita, SLB Negeri Pembina Yogyakarta.. ABSTRACT

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

PENGGUNAAN MEDIA JARI TANGAN PADA PEMBELAJARAN NOTASI BALOK

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I (E3)

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

ANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:

PENERAPAN PBL DENGAN HEURISTIK POLYA UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DINAMIKA ROTASI DI SMA

Penggunaan Alat Bantu dan Alat Ukur Sederhana

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM

1. Gambar 1 menunjukkan batas pengukuran Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik adalah. A. voltmeter

PENGEMBANGAN MEDIA REFUTATION TEXT UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MATERI PERBANDINGAN DI SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

1. Multimeter sebagai Ohmmeter

REMEDIASI KESALAHAN SISWA SMA MENYELESAIKAN SOAL HUKUM I KIRCHOFF MENGGUNAKAN MODEL STAD BERBANTUAN HANDOUT

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH YUSPITA NIM.

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh: Eka Setia Budi Santosa; Pembimbing: Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Pendidikan Teknik Elektronika, FT UNY

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : EVALUASI PEMBELAJARAN

Jurnal Kata ( Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013 BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I

PENGEMBANGAN PERANGKAT E-PORTOFOLIO ASSESSMENT LAPORAN PRAKTIKUM POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI DI MA

ANALISIS KESALAHAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA IKIP PGRI PONTIANAK

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA

Transkripsi:

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN MULTIMETER ANALOG PADA MATERI ALAT UKUR LISTRIK DI SMA Masrian, Stepanus Sahala S, Hamdani P. FISIKA, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: masriansambas@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan oleh 33 orang siswa kelas X SMA Negeri 1 Pemangkat dalam melakukan pengukuran menggunakan multimeter analog. Penelitian survai ini menggunakan alat pengumpul data berupa tes dan lembar penilaian kinerja siswa mengukur tegangan catudaya, arus dalam rangkaian dan hambatan resistor. Hasil analisis data memperlihatkan, rata-rata persentase jumlah siswa yang salah tiap pengukuran: (1) tegangan AC sebesar 29,7 % (2) tegangan DC sebesar 37,46 % (3) arus sebesar 51,2% (4) hambatan sebesar 41,07 %. Hasil temuan dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian untuk membantu guru fisika mengatasi kesalahan-kesalahan siswa menggunakan multimeter analog. Kata kunci : Deskripsi, kesalahan, multimeter analog Abstract: This research aimed to describe the forms of errors made by 33 students of class X SMA Negeri 1 Pemangkat when they do measurement using analog multimeter. This survey research use data collection tools in the form of test and students performance assessment sheet power measuring supply voltage, current and resistance in a series resistor. The results of the analysis data show, that the average percentage of students who did error measurement: (1) AC voltage of 29.7% (2) DC voltage of 37.46% (3) current of 51.2% (4) barriers of 41.07%. The result of this research is expected can be used to help physic teachers overcome the errors of the student by using analog multimeter. Keywords: Description, error, analog multimeter S alah satu tujuan pembelajaran fisika antara lain menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (BNSP, 2006) sehingga diharapkan pada saat pembelajaran fisika siswa tidak hanya diajarkan materi tetapi siswa juga melakukan eksprimen untuk membuktikan konsep-konsep yang telah dipelajari. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 25 (4) menjelaskan bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik salah satunya melalui ranah psikomotorik (keterampilan). Hal serupa juga tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa salah satunya dapat menggunakan pengamatan kinerja (keterampilan) siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (2012) pada mahasiswa menunjukkan terdapat kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan praktikum. Kesalahan tersebut antara lain: kesalahan merangkai alat sebanyak 60% (24 orang); kesalahan 1

paralaks dan kesalahan penentuan skala masing-masing sebanyak 50% (20 orang); kesalahan titik nol sebanyak 35% (14 orang); kesalahan posisi alat sebanyak 27,5% (11 orang); kesalahan menentukan satuan sebanyak 30% (12 orang); kesalahan keadaan alat saat bekerja sebanyak 17,5% (7 orang); dan kesalahan angka berarti sebanyak 12,5% (5 orang). Hal ini disebabkan kurangnya pelaksanaan praktikum bahkan tidak pernah dilaksanakan praktikum di sekolahsekolah sebelumnya (SD, SMP dan SMA), sehingga siswa-siswa lulusan tersebut tidak mampu bahkan tidak tahu dan tidak bisa mengoperasikan alat-alat praktikum pada saat praktikum berlangsung. Terlihat dalam silabus pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA kelas X, salah satu Kompetensi Dasar yang dipelajari yaitu menggunakan alat ukur listrik. Pada materi ini siswa melakukan eksprimen menggunakan alat ukur listrik seperti multimeter untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat melaksanakan eksprimen dengan baik agar dapat memahami konsep yang dipelajari. Sehingga pentingnya dilakukan penelitian ini untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa menggunakan alat ukur listrik seperti multimeter analog. Robbins & Judge (2009: 57-61) menyatakan bahwa Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah). Sehingga, kemampuan teoritis siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir siswa untuk menyelesaikan tes tentang multimeter analog yang hasilnya dinilai dalam bentuk skor. Kesalahan siswa dalam melakukan pengukuran menggunakan multimeter analog dalam penelitian ini yaitu persentase kesalahan siswa tiap langkah pengukuran tegangan AC, tegangan DC, kuat arus dan hambatan. Pada penelitian ini, siswa dianggap melakukan kesalahan jika dalam melakukan pengukuran tidak sesuai dengan langkah-langkah pengukuran menggunakan multimeter analog seperti pengukuran tegangan AC: (a) memasukkan probe merah ke lubang positif (+) dan probe hitam ke lubang negatif (-)/com; (b) mengkalibrasi multimeter analog; (c) memutar selektor pada posisi ACV; (d) memilih batas ukur yang sesuai; (e) menghubungkan multimeter secara paralel terhadap rangkaian; (f) membaca skala yang ditunjuk jarum penunjuk dengan posisi mata tegak lurus terhadap skala yang akan dibaca; (g) menuliskan skala yang ditunjuk jarum penunjuk; (h) menuliskan skala terbesar; (i) menuliskan batas ukur; (j) menuliskan hasil pengukuran. Kategori kesalahan menggunakan multimeter analog: (1) tidak dilakukan/tidak dijawab (skor 0); (2) melakukan tapi tidak tepat/dijawab tapi tidak tepat (skor 0). Sedangkan kategori benar: (1) dilakukan sekali dengan cepat dan tepat/ dijawab dengan tepat (skor 10); (2) dilakukan berkali-kali dengan waktu yang lama dan tepat (skor 5). Pada penelitian ini, siswa juga diminta untuk menjawab tes, untuk mengetahui hubungan antara kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog dengan kinerja siswa menggunakan multimeter analog dalam mengukur tegangan, kuat arus dan hambatan.. Bagaimana deskripsi kesalahan yang dilakukan siswa kelas X SMA Negeri 1 Pemangkat dalam melakukan pengukuran menggunakan multimeter analog 2

merupakan rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini. Sedangkan mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan siswa kelas X SMA Negeri 1 Pemangkat dalam melakukan pengukuran menggunakan multimeter analog merupakan tujuan secara umum dalam penelitian ini. METODE Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Sedangkan jenis penelitian yang sesuai untuk mendeskripsikan kesalahan siswa menggunakan multimeter analog pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pemangkat yaitu penelitian survai. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh siswa kelas X SMAN 1 Pemangkat yang diajar oleh guru fisika yang sama, yaitu kelas XA, XB, XC, XD, dan XE yang telah mengikuti pelajaran tentang Alat Ukur Listrik pada tahun ajaran 2013 / 2014 dan sampel yang diambil yaitu kelas XB yang berjumlah 33 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan gabungan observasi dan tes. Observasi digunakan untuk mengamati bentuk kesalahankesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan pengukuran menggunakan alat ukur multimeter analog. Sedangkan tes digunakan untuk mengetahui kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan non tes (penilaian kinerja siswa). Penilaian kinerja siswa digunakan untuk mengukur kemahiran siswa menggunakan multimeter analog sehingga dapat diketahui bentuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan pengukuran dengan multimeter analog yang meliputi mengukur tegangan AC dan DC, mengukur kuat arus dan mengukur hambatan. Sedangkan tes digunakan untuk mengetahui kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog yang tentunya dapat mempengaruhi kinerja siswa ketika menggunakan multimeter analog tersebut. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi (content validity) dan instrumen penelitian yang divalidasi yaitu tes dan lembar penilaian kinerja siswa dan didapatkan hasil validasi instrumen 3,3 (sedang) untuk validasi tes dan 72 (sedang) untuk validasi penilaian kinerja siswa. Sedangkan Pengujian reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Internal Consistency Reliability, dengan cara mencobakan instrumen sekali saja dan instrumen yang direliabilitasi yaitu tes, kemudian didapatkan hasil reliabilitas sebesar 0,4992 (sedang). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil tes teori dikelompokkan menjadi 3 yaitu jawaban tes tegangan, arus dan hambatan. Nomor soal 1 merupakan pengetahuan umum tentang multimeter analog, nomor soal 2 dan 6 tentang mengukur tegangan, nomor 3 dan 5 tentang mengukur arus, nomor 4 dan 7 tentang mengukur hambatan. Jadi penjumlahan skor jawaban tes tegangan yaitu nomor soal 1, 2 dan 6; tes arus nomor soal 1, 3 dan 5; tes hambatan nomor soal 1, 4 dan 7. Sehingga hasil skor yang diperoleh siswa sebagai berikut: 3

Tabel 1 Skor Tes Tegangan, Arus dan Hambatan Tiap Siswa No Kode Siswa Skor Soal Tegangan Skor Soal Arus Skor Soal Hambatan 1 PP 50 25 25 2 DS 50 65 65 3 MD 45 53 45 4 DA 50 48 45 5 WK 45 40 30 6 FA 45 48 40 7 AA 65 65 65 8 ES 20 30 15 9 P 40 33 30 10 AR 50 55 45 11 MZ 35 35 35 12 RR 38 48 40 13 AS 75 73 65 14 R 75 73 65 15 YP 65 65 65 16 S 50 58 30 17 O 60 60 70 18 SNE 73 73 65 19 E 68 68 60 20 WR 70 68 65 21 AM 75 75 75 22 RS 75 73 73 23 AHS 40 40 40 24 AW 45 55 60 25 TUS 35 35 45 26 SA 65 65 60 27 NE 35 40 35 28 YS 70 68 65 29 NU 50 60 70 30 UT 55 53 45 31 F 35 45 40 32 TP 45 45 45 33 WS 50 45 40 Rata-rata 52,85 53,71 50,24 Hasil penilaian kinerja siswa menggunakan multimeter analog terbagi menjadi 4 yaitu penilaian kinerja siswa mengukur tegangan AC, tegangan DC, arus dan hambatan. Ketika menganalis hasil kinerja, siswa dikatakan benar terbagi 2 yaitu: dilakukan sekali dengan cepat dan tepat diberi skor 10; dilakukan berkali-kali dengan waktu yang lama diberi skor 5. Sedangkan siswa dikatakan salah jika dilakukan tapi tidak tepat atau tidak dilakukan diberi skor 0. Berikut analisis bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menggunakan multimeter analog untuk mengukur tegangan AC, tegangan DC, arus dan hambatan serta skor yang diperoleh siswa: 4

Tabel 2 Persentase Jumlah Siswa yang Salah Mengukur Tegangan AC Prosedur Pengukuran Tegangan AC 1. Kesalahan memasukkan probe merah ke lubang positif (+) dan probe hitam ke lubang negatif (-) / com. 2. Kesalahan mengkalibrasi multimeter analog. 3. Kesalahan memutar selektor pada posisi ACV. 4. Kesalahan memilih batas ukur yang sesuai. 5. Kesalahan menghubungkan multimeter secara paralel terhadap rangkaian. 6. Kesalahan membaca skala yang ditunjuk jarum penunjuk. 7. Kesalahan menuliskan skala yang ditunjuk jarum penunjuk. 8. Kesalahan menuliskan skala terbesar. 9. Kesalahan menuliskan batas ukur yang digunakan. 10. Kesalahan menuliskan hasil pengukuran. Jumlah Siswa Persentase yang Melakukan Kesalahan 23 Orang 69,7 % 1 Orang 3,03 % 19 Orang 57.57 % 24 Orang 72,72 % 5 Orang 15,15 % 1 Orang 3.03 % 25 Orang 75,75 % Rata-rata persentase kesalahan siswa 29,7 % Tabel 3 Persentase Jumlah Siswa yang Salah Mengukur Tegangan DC Prosedur Pengukuran Tegangan DC 1. Kesalahan memasukkan probe merah ke lubang positif (+) dan probe hitam ke lubang negatif (-) / com. 2. 2.Kesalahan mengkalibrasi multimeter analog. 3. Kesalahan memutar selektor pada posisi DCV. 4. Kesalahan memilih batas ukur yang sesuai. 5. Kesalahan menghubungkan multimeter secara paralel terhadap rangkaian. 6. Kesalahan menghubungkan probe multimeter ke titik Jumlah Siswa yang Melakukan Persentase Kesalahan 24 Orang 72,72 % 8 Orang 24,24 % 9 Orang 27,27 % 5

Prosedur Pengukuran Tegangan DC tegangan yang akan di cek,probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) rangkaian. 7. Kesalahan membaca skala yang ditunjuk jarum penunjuk. 8. Kesalahan menuliskan skala yang ditunjuk jarum penunjuk. 9. Kesalahan menuliskan skala terbesar. 10. Kesalahan menuliskan batas ukur yang digunakan. 11. Kesalahan menuliskan hasil pengukuran. Jumlah Siswa yang Melakukan Kesalahan Persentase 23 Orang 69,7 % 25 Orang 75,75 % 12 Orang 36,36 % 10 Orang 30,3 % 25 Orang 75,75 % Rata-rata persentase kesalahan siswa 37,46 % Tabel 4 Persentase Jumlah Siswa yang Salah Mengukur Arus Prosedur Pengukuran Arus 1. Kesalahan memasukkan probe merah ke lubang positif (+) dan probe hitam ke lubang negatif (-) / com. 2. Kesalahan mengkalibrasi multimeter analog. 3. Kesalahan memutar selektor pada posisi DcmA. 4. Kesalahan memilih batas ukur yang sesuai. 5. Kesalahan menghubungkan multimeter secara seri terhadap rangkaian. 6. Kesalahan membaca skala yang ditunjuk jarum penunjuk. 7. Kesalahan menuliskan skala yang ditunjuk jarum penunjuk. 8. Kesalahan menuliskan skala terbesar. 9. Kesalahan menuliskan batas ukur yang digunakan. 10. Kesalahan menuliskan hasil pengukuran. Jumlah Siswa yang Melakukan Persentase Kesalahan 25 Orang 75,75 % 15 Orang 45,45 % 15 Orang 45,45 % 24 Orang 72,72 % 29 Orang 87,87 % 17 Orang 51,51 % 15 Orang 45,45 % 29 Orang 87,87 % Rata-rata persentase kesalahan siswa 51,2 % 6

Tabel 5 Persentase Jumlah Siswa yang Salah Mengukur Hambatan Prosedur Pengukuran hambatan 1. Kesalahan memasukkan probe merah ke lubang positif (+) dan probe hitam ke lubang negatif (-) / com. 2. Kesalahan mengkalibrasi multimeter analog. 3. Kesalahan memutar selektor pada posisi Ohm meter. 4. Kesalahan memilih batas ukur yang sesuai. 5. Kesalahan menghubungkan probe multimeter ke ujungujung resistor. 6. Kesalahan membaca skala yang ditunjuk jarum penunjuk. 7. Kesalahan menuliskan skala yang ditunjuk jarum penunjuk. Jumlah Siswa yang Melakukan Persentase Kesalahan 24 Orang 72,72 % 11 Orang 33,33 % 22 Orang 66,67 % 26 Orang 78,78 % 8. Kesalahan menuliskan batas 13 Orang 39,4 % ukur yang digunakan. 9. Kesalahan menuliskan hasil 26 Orang 78,78 % pengukuran. Rata-rata persentase kesalahan siswa 41,07 % Sedangkan skor kinerja yang diperoleh siswa mengukur tegangan, arus dan hambatan secara keseluruhan sebagai berikut: Tabel 6 Rekapitulasi Skor Kinerja Siswa Mengukur Tegangan, Arus dan Hambatan No Kode Siswa Skor Mengukur Tegangan Skor Mengukur Arus 1 PP 50 15 20 2 DS 55 40 20 3 MD 37,5 15 35 4 DA 35 35 30 5 WK 42,5 20 35 6 FA 32,5 20 40 7 AA 57,5 20 35 8 ES 25 15 25 9 P 32,5 20 25 10 AR 55 55 45 11 MZ 37,5 20 25 12 RR 30 20 20 13 AS 100 60 85 14 R 95 90 75 Skor Mengukur Hambatan 7

Rata-rata skor No Kode Siswa Skor Mengukur Tegangan Skor Mengukur Arus Skor Mengukur Hambatan 15 YP 90 20 85 16 S 60 60 20 17 O 62,5 55 50 18 SNE 92,5 85 45 19 E 57,5 50 50 20 WR 97,5 55 50 21 AM 100 95 85 22 RS 100 85 85 23 AHS 30 15 20 24 AW 50 60 80 25 TUS 30 15 15 26 SA 47,5 45 45 27 NE 22,5 50 50 28 YS 90 60 40 29 NU 55 60 80 30 UT 47,5 55 40 31 F 55 20 25 32 TP 55 15 25 33 WS 55 15 25 Rata-rata 57,05 41,21 43,33 Sehingga perbandingan rata-rata skor tes teori dan rata-rata skor kinerja siswa menggunakan multimeter dapat dilihat pada diagram berikut ini: 60 50 40 57,05 52,85 53,71 41,21 50,24 43,33 30 20 Rata-rata skor teori Rata-rata skor kinerja 10 0 Tegangan Arus Hambatan Gambar 1 Diagram Rata-rata Skor Tes Teori dan Rata-rata Skor Kinerja Siswa Ketika analisis korelasi, karena salah satu data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji korelasi Rank Spearman sebagai berikut: 8

a. Korelasi kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur tegangan dengan kinerja siswa mengukur tegangan didapat r = 0,92. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang sangat kuat antara kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur tegangan dengan kinerja siswa mengukur tegangan. b. Korelasi kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur arus dengan kinerja siswa mengukur arus didapat r = 0,73. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang kuat antara kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur arus dengan kinerja siswa mengukur arus. c. Korelasi kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur hambatan dengan kinerja siswa mengukur hambatan didapat r = 0,7. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang kuat antara kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur hambatan dengan kinerja siswa mengukur hambatan. Pembahasan Berikut ini merupakan hasil penelitian pengukuran tegangan AC memperlihatkan bahwa siswa yang melakukan kesalahan kalibrasi sebanyak 23 orang dari 33 orang atau sekitar 69,7 %. Pada saat penelitian terlihat bahwa 23 orang ini tidak melakukan kalibrasi tetapi langsung melakukan pengukuran tegangan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengganggap kalibrasi itu penting sehingga lupa atau tidak dilakukan padahal sangat berpengaruh pada hasil pengukuran. Selain itu pada proses pembelajaran materi alat ukur listrik sebelumnya, siswa tidak tahu mengkalibrasi dikarenakan penggunaan multimeter dilakukan secara berkelompok. Selanjutnya, diperoleh siswa yang melakukan kesalahan memilih batas ukur yang sesuai ada 1 orang (3,03 %). Terlihat bahwa hampir semua siswa tidak mengalami kesalahan hanya ada 1 orang. Hal ini dikarenakan siswa yang bersangkutan kurang teliti dan tergesa-gesa melihat batas ukur yang digunakan yang seharusnya tertulis 10 V kemudian ditulis 50 V yang berada diatasnya. Pada langkah berikutnya, membaca skala yang ditunjuk jarum penunjuk ada 19 orang (57,57 %) yang melakukan kesalahan. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa membaca skala tidak tegak lurus dengan papan skala sehingga hasil yang terbaca tidak sesuai atau menyimpang sedikit dari hasil sebenarnya. Beberapa siswa juga tidak membuka penyangga belakang multimeter yang berfungsi agar papan skala tegak lurus dengan mata pengamat. Kemudian dari hasil penelitian juga ditemukan siswa yang melakukan kesalahan menuliskan skala yang ditunjuk jarum penunjuk ada 24 orang (72,72 %). Hal ini disebabkan kesalahan siswa sebelumnya yaitu tidak mengkalibrasi multimeter sehingga mengakibatkan yang ditunjuk jarum penunjuk terdapat kesalahan. Selain itu, akibat siswa tidak membaca skala yang ditunjuk jarum penunjuk secara tegak lurus sehingga terdapat pergeseran angka yang ditunjukkan jarum penunjuk dari hasil sebenarnya. 9

Beberapa siswa juga melakukan kesalahan menuliskan skala terbesar yaitu 5 orang (15,15 %). Hal ini disebabkan kesalahan dan kekurang telitian siswa memilih skala yang tepat untuk digunakan dalam perhitungan hasil pengukuran. Siswa yang melakukan kesalahan menuliskan batas ukur yang digunakan hanya 1 orang (3,03 %). Hal ini disebabkan siswa tersebut kurang teliti dan tergesa-gesa melihat batas ukur yang digunakan. Dari hasil penelitian juga diperoleh siswa yang melakukan kesalahan menuliskan hasil pengukuran ada 25 orang (75,75 %) yang merupakan kesalahan terbanyak. Hal ini disebabkan kesalahan yang paralel sebelumnya yang pasti mempengaruhi hasil akhir pengukuran seperti tidak mengkalibrasi multimeter dan membaca skala tidak tegak lurus dengan mata. Ketika pengukuran tegangan AC dan DC, semua siswa dapat menghubungkan multimeter analog secara paralel terhadap rangkaian. Namun tidak sebaliknya ketika siswa melakukan pengukuran arus dengan menghubungkan multimeter analog secara seri terhadap rangkaian ada 15 orang siswa yang tidak bisa melakukannya. Siswa tersebut tidak tahu dan bingung untuk menghubungkan secara seri bahkan ada siswa yang memparalelkannya terhadap rangkaian. Selanjutnya kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa ketika mengukur tegangan AC, tegangan DC, arus dan hambatan yaitu menuliskan skala yang ditunjuk jarum penunjuk sehingga menyebabkan hasil akhir pengukuran juga terdapat kesalahan. Hal ini terjadi dikarenakan sebagian besar siswa pada setiap pengukuran tidak mengkalibrasi multimeter, tidak memilih batas ukur yang sesuai bahkan tidak membaca skala dengan mata tegak lurus terhadap multimeter. Terbukti bahwa setiap langkah pada setiap pengukuran saling berhubungan. Sebagai contoh, ketika siswa tidak mengkalibrasi, tidak memilih batas ukur yang sesuai, dapat dipastikan bahwa hasil pengukuran akhir pasti salah. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketika siswa tidak melakukan atau melewatkan satu saja langkah pengukuran dapat dipastikan hasil akhir pengukuran terdapat kesalahan atau ketidak-akuratan hasil pengukuran. Hal ini sejalan dengan pendapat Amien (1988), ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran yaitu ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi). Presisi menyatakan derajat kepastian hasil suatu pengukuran seperti pembacaan skala multimeter secara tegak lurus dengan mata, sedangkan akurasi menunjukkan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi bergantung pada alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Sebagai contoh perlunya kalibrasi dalam penggunaan multimeter. Analisis korelasi kemampuan teoritis siswa mengenai multimeter dengan kinerja siswa menggunakan multimeter sebagai berikut: 1. Korelasi kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur tegangan dengan kinerja siswa mengukur tegangan Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh nilai r = 0,92. Nilai ini tergolong kepada kategori Sangat Kuat, hal ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang Sangat Kuat antara kemampuan berpikir siswa mengukur tegangan terhadap kinerja siswa mengukur tegangan karena kedua hal ini sangat berhubungan. Nilai yang didapat siswa tedapat kesamaan yang positif sebagian siswa memperoleh 10

nilai tes dan kinerja yang tidak jauh berbeda, jika siswa mendapat nilai tes tinggi maka nilai kinerjanya juga tinggi demikian sebaliknya. 2. Korelasi kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur arus dengan kinerja siswa mengukur arus Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh nilai r = 0,73. Nilai ini tergolong kepada kategori Kuat, hal ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang Kuat antara kemampuan berpikir siswa terhadap kinerja siswa karena kedua hal ini sangat berhubungan. Sebagian siswa memperoleh nilai kinerja yang sangat rendah dikarenakan siswa tidak bisa menghubungkan multimeter secara seri terhadap rangkaian sehingga siswa tidak bisa memperoleh hasil pengukuran. 3. Korelasi kemampuan teoritis siswa tentang multimeter analog untuk mengukur hambatan dengan kinerja siswa mengukur hambatan Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh nilai r = 0,7. Nilai ini tergolong kepada kategori Kuat, hal ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang Kuat antara kemampuan berpikir siswa mengukur hambatan terhadap kinerja siswa mengukur hambatan karena kedua hal ini sangat berhubungan erat. Nilai yang didapat siswa tedapat kesamaan yang positif. Sebagian siswa memperoleh nilai tes dan kinerja yang tidak jauh berbeda, jika siswa mendapat nilai tes tinggi maka nilai kinerjanya juga tinggi demikian sebaliknya. Ketiga analisis korelasi ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa yang tidak tahu teori menggunakan multimeter juga menyebabkan siswa tidak terlalu mahir menggunakan multimeter baik untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2001: 67) salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor kemampuan, sedangkan menurut Sule dan Saefullah (2005: 235) kinerja terbaik ditentukan oleh 3 faktor salah satunya juga kemampuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan teoritis siswa sangat mempengaruhi kinerja siswa. Ketika siswa memiliki kemampuan yang baik maka siswa juga memiliki kinerja yang bagus, demikian sebaliknya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan pengukuran menggunakan multimeter analog di SMA Negeri 1 Pemangkat. Berikut masing-masing rata-rata persentase jumlah siswa yang melakukan kesalahan tiap pengukuran: (1) rata-rata persentase jumlah siswa yang melakukan kesalahan mengukur tegangan AC sebesar 29,7%; (2) rata-rata persentase jumlah siswa yang melakukan kesalahan mengukur tegangan DC sebesar 37,46%; (3) rata-rata persentase jumlah siswa yang melakukan kesalahan mengukur arus sebesar 51,2%; (4) rata-rata persentase jumlah siswa yang melakukan kesalahan mengukur hambatan sebesar 41,07%. Saran Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) Karena adanya perbedaan hasil pengukuran antara teoritis 11

(keadaan ideal) dengan praktik, maka guru hendaknya perlu memberikan penjelasan secara konseptual hal-hal yang mempengaruhi perbedaan hasil pengukuran tersebut; (2) Untuk mengatasi kesalahan siswa dalam melakukan pengukuran dengan multimeter, guru hendaknya memberikan penjelasan secara menyeluruh dengan menggunakan model dan metode yang tepat yang disertai umpan balik; (3) Satu orang siswa hendaknya menggunakan satu multimeter analog pada saat praktikum alat ukur listrik sehingga siswa lebih mudah belajar menggunakannya. DAFTAR RUJUKAN Amien, Moh. (1988). Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA Umum (General Science) untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: DEPDIKBUD. Anonim. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Azwar, Azrul dan Joedo Prihartono. (1987). Metode Penelitian dan Kesehatan Masyarakat. Batam:Binarupa Aksara. BNSP (BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN). (2005). Peraturan pemerintah No 19 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. BNSP (BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN). (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. BNSP (BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN). (2007). Permendiknas No 41 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Hasibuan, Malayu S. P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Mangkunegara. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya. Riyanto, Edi. (2012). Identifikasi Kesalahan Mahasiswa dalam Melaksanakan Praktikum pada Matakuliah Konsep IPA 2 di Prodi PGSD IKIP PGRI Madiun. Skripsi. Madiun: IKIP PGRI. Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge. (2009). Perilaku Organisasi, Edisi 12, Diterjemahkan oleh Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat. Sulistiyani, Ambar Teguh. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sule, E.T. dan Saefullah, K., (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana. Wilantara, I Putu Eka. (2003). Implementasi Model Belajar Konstruktivis dalam Pembelajaran Fisika untuk Mengubah Miskonsepsi ditinjau dari Penalaran formal Siswa. (Online) (www.damandiri.or.id/detail.php?id=287-24k diakses 1 Desember 2013). 12