PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KINERJA ANALIS LABORATORIUM MUTU BENIH DENGAN TREND ANALYST

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,

PELATIHAN ANALISA MUTU BENIH DENGAN UJI TETRAZOLIUM

CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LK 063 IDN

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB

2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI

VERIFIKASI PENGUJIAN NEMATODA APHELENCHOIDES BESSEYI TERBAWA BENIH PADI TAHUN 2016

DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG

UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu anak timbangan yang ada dipasaran. dan mengembangkan laboratorium massa Direktorat Metrologi menjadi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

FASILITASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU PADA KAWASAN TIMUR INDONESIA

PENJAMINAN MUTU UNTUK UJI KUALITAS BATUBARA. : ERIAN SUTANTIO NPM : JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PEMBIMBING : Dr. Ir. SUDARYANTO, M.Sc.

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

w w w. b s n. g o. i d

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011

Program Pengembangan Laboratorium: Penataan Bahan Kimia Untuk Keamanan dan Keselamatan

INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN ANALITYCAL BALANCE KERN EW2200-2NM LABORATORIUM TEKNIK BIOPROSES PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesian Journal of Chemical Science

Buku Panduan ISTA tentang Benih Perdu Tanaman Tropis dan Subtropis Edisi pertama

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Karakterisasi dan kalibrasi akuisisi data sensor load cell menggunakan ADC 16 BIT.

NERACA. Neraca Ohauss

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

Analisis kadar abu contoh batubara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

Neraca Ohaus Tiga Lengan

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN PRODUK MUTU SEMEN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan rancangan cross sectional untuk mempelajari dinamika. pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu.

Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE. Amalia Rakhmawati, ST, MT

BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM

PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH

Lampiran : SK KEPALA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA Nomor : 041/KEP/BPKIMI/BRS.SBY/I/2015 Tanggal : 30 Januari 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR: 406/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN. HASIL EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN LABORATORIUM PENGUJIAN tekmira. SEMESTER 2 (DUA) Periode Juli - Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam cuaca yang mendukung perkembangannya. Terdapat aspek-aspek yang. kelembaban udara, sirkulasi udara dan penyiraman

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

Daya berkecambah ISTA Rules chapter 5 tahun 2017

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGEMBANGAN / VALIDASI METODE YANG DILAKSANAKAN TAHUN 2012 : 2. VALIDASI METODE SIMPLE SEQUENCE REPEATS (SSR) DALAM UJI

BAB IV ANALISIS. informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

LAMPIRAN B PERHITUNGAN. 1. Menghitung Perhitungan Mikroba Selama Proses Fermentasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STANDAR PELAYANAN PENGUJIAN PENYAKIT IKAN DAN MUTU HASIL PERIKANAN NON LALULINTAS

I. PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, kepuasan pelanggan

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 27 November 2016 Penyusun, Alfia Khairina

ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

METODE PENGUJIAN UNTUK MENENTUKAN SUHU BETON SEGAR SEMEN PORTLAND BAB I DESKRIPSI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 065 TAHUN 2014

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PENGENALAN NERACA DI LABORATORIUM

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Metrologi Kimia. Sumardi dan Julia Kantasubrata

FORMULIR PERMOHONAN PENETAPAN BALAI UJI DALAM NEGERI KOP DIRJEN SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFROMATIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis

V. HASIL DA PEMBAHASA

Transkripsi:

PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK Peralatan yang digunakan untuk pengujian harus mampu menghasilkan akurasi dan spesifikasi yang disyaratkan oleh metode pengujian. Peralatan pengujian (sebelum digunakan) harus dikalibrasi atau dicek agar peralatan pengujian tersebut memenuhi spesifikasi metode/standar yang digunakan. (SNI ISO/IEC 17025:2008 klausul 5.5.2) Sertifikat kalibrasi diperoleh setelah peralatan uji dikalibrasi. Sertifikat kalibrasi merupakan dokumen penting untuk mengetahui apakah peralatan pengujian masih sesuai dengan spesifikasi metode pengujiannya. Informasi yang mencantumkan pada sertifikat kalibrasi minimal terdapat nilai koreksi dan nilai ketidakpastian pengukuran. Salah satu peralatan laboratorium penguji benih yang harus dikalibrasi adalah timbangan analitik. Berikut adalah cara penggunaan kalibrasi timbangan analitik pada saat analis menimbang contoh benih

Gambar 1. Sertifikat kalibrasi timbangan analitik Penjelasan dari Gambar 1 adalah sebagai berikut : 1. Repeatability test (Gambar 1. Poin a) yaitu Kemampuan daya ulang timbangan dalam mengukur massa anak timbangan yang diletakkan diatas nampan timbangan. Besar massa anak timbangan yang diberikan hanya yang memiliki nilai konvensional setengah dan penuh dari kapasitas yang dimiliki timbangan. Apabila kapasitas timbangan analitikal sebesar 210g maka nominal massa yang digunakan untuk repeatability test adalah 200g untuk kapasitas penuh dan 100g untuk setengah kapasitas. Nilai yang ditunjukkan dalam repeatability test tidak digunakan dalam penimbangan sample/bahan tetapi nilai ini digunakan untuk melihat performa timbangan; 2. Nilai koreksi (Departure from nominal value) Nilai koreksi digunakan oleh analis dalam menimbang sample, sebagai contoh apabila analis ingin mendapatkan berat massa sample yang tertimbang sebesar 20g maka analis harus mengetahui nilai aktual untuk berat massa 20g.

Berdasarkan sertifikat kalibrasi, nilai koreksi titik ukur 20g adalah -0.00127 gram dan nilai aktual terkoreksi adalah 19.99873g (lihat pembacaan sertifikat 2.1.2). Berdasarkan data tersebut maka nilai aktual terkoreksi untuk titik ukur 20g adalah 19.99873g bukan 20.0000g sehingga analis harus menambahkan berat massa sebesar 0.00127g dalam menimbang agar mendapatkan berat massa sebesar 20.0000g. Adapun tampilan pada display timbangan pada saat menimbang harus 20.00127 gram. 20g 0.00127 g 20. 00127 g 3. Menentukan posisi untuk meletakan sample saat menimbang (Off-Center Loading) Informasi ini diperoleh dengan melihat nilai off-center loading, dari kelima posisi yang dikalibrasi dapat dilihat bahwa nilai yang lebih akurat adalah pada posisi depan nampan, yaitu 100.0024g, dan tengah nampan, yaitu 100.0025g, berdasarkan informasi tersebut diharapkan bahwa analis akan meletakan sample/bahan pada posisi depan atau tengah (Gambar 1 point c). 4. Menimbang sample/contoh untuk nominal yang tak terkalibrasi Analis terkadang hanya mendapatkan sertifikat kalibrasi dan terkadang juga nilai atau titik ukur yang terdapat pada sertifikat hasil kalibrasi ada nilai ukur/nominal yang tidak terkalibrasi, padahal nilai tersebut disyaratkan oleh metode pengujian. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh analis agar mendapatkan nilai atau titik ukur yang diinginkan adalah: o Menggunakan nilai Limit of Performance /LoP (Gambar 1. poin e) nilai ini digunakan apabila analis melakukan penimbangan dengan berat massa lebih besar dari berat massa yang dikalibrasi. Sebagai contoh apabila analis ingin menimbang sample dengan massa sebesar 210g (padahal nilai maksimal massa yang terkalibrasi adalah 200gram), maka nilai yang digunakan adalah 210g + LOP.

210 g 0.0069 g 210 g 0.0069 g 210.0069 g 210 g 0.0069 g 209.9931 g Nilai ukur aktual untuk titik ukur 210g adalah antara 209.9931g ~ 210.0069g Perlu diingat bahwa ekstrapolasi tidak dibenarkan untuk mencari nilai ukur diluar nilai ukur yang terkalibrasi. o Menggunakan metode interpolasi, metode ini digunakan apabila analis ingin menimbang sample dengan berat massa diantara nilai ukur/nominal yang terkalibrasi. Sebagai contoh analis ingin menimbang sample dengan berat massa 30gram. Titik ukur 30gram tidak terkalibrasi dan titik ukur tersebut berada diantara titik ukur 20gram dan 40gram. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis adalah mencari nilai koreksi untuk titik ukur 30gram dan langkah kedua adalah mencari nilai aktualnya. Adapun untuk mendapatkan nilai koreksi dari titik ukur 30g adalah menggunakan metode interpolasi. Berikut ini adalah rumus interpolasi: x x 2 x1 x 1 y y untuk mencari nilai koreksi titik ukur 30gram gunakan tabel dibawah ini yang dicuplik dari sertifikat kalibrasi timbangan analitik pada Gambar 2, 2 y1 y 1

Dari tabel diatas diperoleh bahwa: x 1 = 20g; x 2 = 40g; y 1 = -0.00127g; dan y 2 = -0.00133g, untuk nominal 30g sebagai x dan nilai koreksi yang dicari adalah y. nilai y adalah 30g 20g y ( 0.00127 g) 40g 20g 0.00133 g ( 0.00127 g) y 0. 00130 g Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai koreksi untuk titik ukur 30gram adalah -0.00130g dan nilai aktual terkoreksi adalah 29.99870g. 30g 0.00130 g 29. 99870 g Berdasarkan data tersebut maka nilai aktual terkoreksi untuk titik ukur 30g adalah 29.99870g bukan 30.0000g sehingga analis harus menambahkan berat massa sebesar 0.00130g dalam menimbang agar mendapatkan berat massa sebesar 30.0000g. Adapun tampilan pada display timbangan pada saat menimbang harus 30.00130 gram. 30g 0.00130 g 30. 00130 g

Gambar 2. Sertifikat Kalibrasi Timbangan Analitik Timbangan analitik adalah timbangan yang memiliki ketelitian yang tinggi yaitu 0.0001gram oleh sebab itu dalam mengkalibrasi timbangan tersebut harus menggunakan standar weight set (anak timbangan) yang memiliki kelas excellent. Berdasarkan metode kalibrasi OIML R111 tahun 2004, timbangan analitikal harus dikalibrasi minimal menggunakan weight set kelas E2. Disusun oleh : Vine Egistiani Suherman, Amiyarsi Mustika Yukti, Nandy Mardiansyah dan Nugraheni (PBT Balai Besar PPMB-TPH) Nara sumber : Heru Ismoko, S.Si, M.SE (Balai Besar Pengujian Mutu Barang Jakarta)