BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Low Cost Carrier telah merubah aturan main dalam industri penerbangan. Low Cost Carrier adalah konsep di mana maskapai penerbangan memiliki tarif lebih rendah dengan mengurangi beberapa kenyamanan. Layanan yang ditawarkan dalam konsep ini adalah layanan yang minimum (no frill), seperti menghilangkan layanan makanan, mengurangi batasan berat bawaaan bagasi, jarak antar kursi yang pendek dan pemesanan tiket yang harus dilakukan jauh hari sebelum keberangkatan, sehingga tarif yang ditawarkan semakin terjangkau oleh hampir semua lapisan masyarakat dan mampu bersaing dengan moda transportasi lain. Dengan tarif yang semakin terjangkau dan kemudahan dalam membeli tiket, maka pertumbuhan jumlah penumpang semakin pesat. Pertumbuhan jumlah keberangkatan penumpang pesawat di Indonesia mulai tahun 2009 hingga tahun 2013 bisa kita lihat pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1. 1 Pertumbuhan Jumlah Penumpang di Indonesia Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan 2009 39.915.283 3.759.123 43.674.406-2010 51.932.218 4.385.803 56.318.021 28,94 2011 63.558.752 6.696.763 70.255.515 24,74 2012 68.436.519 7.270.174 75.706.693 7,75 2013 62.452.119 6.015.606 68.467.725 (9,5) Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (2014) Salah satu bandara di Indonesia yang mengalami pertumbuhan jumlah penumpang yang cukup signifikan adalah Bandara Juanda Surabaya. Hal ini terjadi karena letak Bandara Juanda yang sangat strategis, yaitu di Kota Surabaya. Surabaya merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur, kota industri dan perdagangan, serta pintu gerbang pergerakan orang dan barang menuju Indonesia 1
2 Timur. Faktor lain yang mendukung tingginya pertumbuhan penumpang adalah pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur yang selalu diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional selama beberapa tahun terahkir. Pertumbuhan jumlah penumpang di Bandara Juanda Dapat di lihat pada Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1. 2 Pertumbuhan Jumlah Penumpang di Bandara Juanda Surabaya Jumlah % % Pertumbuhan Tahun Penumpang Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2009 10.562.906-5,01 2010 12.072.059 14,29 6,68 2011 13.771.841 14,08 7,22 2012 16.447.912 19,43 7,27 2013 17.683.446 7,51 6,55 Sumber : Angkasa Pura 1 dan Biro Pusat Statistik Jawa Timur (2014) Kapasitas eksisting Bandara Juanda adalah 6,5 juta penumpang per tahun (Angkasa Pura 1, 2014), jika kita melihat Tabel 1.2 diatas maka Bandara Juanda mengalami over capacity sebesar 2,7 kali dari kapasitas normal pada tahun 2013. Apabila keadaan seperti ini berjalan terus menerus, maka potensi terjadinya baik incident maupun accident sangat besar, begitu juga dengan kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut. Bandar udara terbagi atas dua sisi, yaitu sisi udara dan sisi darat. Pada sisi udara terdiri atas runway atau landasan pacu, Taxiway, holding bays, apron dan Gates. Pada sisi darat terdiri atas terminal penumpang dan area parkir. Pergerakan dari sisi darat ke sisi udara atau sebaliknya harus berjalan secara efisien dan efektif baik untuk pesawat, penumpang maupun kargo. Dengan pertumbuhan penumpang yang semakin pesat, maka pergerakan di sisi udara dan sisi darat bandara semakin padat, sedangkan kapasitas sisi daratdan sisi udara mempuyai keterbatasan dalam melayani pergerakan pesawat dan penumpang. Dampak dari ketidakseimbangan antara kondisi eksisting dengan kapasitas riil adalah sering terjadi antrian baik disisi darat maupun di sisi udara. Disisi darat, sering kali kita melihat penumpang yang berjubel karena harus mengantri giliran di layanan check in, boarding gate dan baggage claim sedang di sisi udara, banyak pesawat yang antri menunggu giliran untuk memasuki runway
3 baik untuk melakukan takeoff maupun landing. Kondisi seperti ini akan menyebabkan delay atau keterlambatan yang dapat merugikan bagi banyak pihak, seperti penumpang, maskapai, dan ATC (Air Traffic Controller). Penelitian ini akan menganalisa nilai komponen kapasitas sisi udara dan kapasitas terminal penumpang di Bandar Udara Juanda Surabaya. Metode yang digunakan dalam menghitung kapasitas runway adalah Metode FAA dan DORATASK, kapasitas taxiway dengan Metode FAA, dan kapasitas apron dengan Metode JICA dan kapasitas dinamis, sedangkan untuk menghitung kapasitas terminal penumpang digunakan Metode perhitungan SKEP, JICA dan FAA. Kemudian dilakukan peramalan jumlah penumpang dan pergerakan pesawat di tahun rencana dengan metode Trend Projection dan Econometrika untuk menilai apakah kapasitas yang tersedia saat ini masih mampu mendukung pergerakan di tahun rencana. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang harus dipecahkan sebagai berikut: 1. Berapakah kapasitas sisi udara eksisting Bandara Juanda Surabaya dalam melayani pergerakan pesawat? 2. Bagaimana kapasitas sisi udara Bandara Juanda Surabaya di tahun 2024? 3. Berapakah kapasitas terminal penumpang eksisting Bandara Juanda Surabaya dalam melayani pergerakan penumapang? 4. Bagaimana kapasitas terminal penumpang Bandara Juanda Surabaya di tahun 2024? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk: 1. Menganalisis kapasitas sisi udara Bandara Juanda Surabaya dalam melayani pergerakan pesawat; 2. Menganalisis kapasitas sisi udara Bandara Juanda Surabaya di tahun rencana; 3. Menganalisis kapasitas terminal penumpang eksisting Bandara Juanda Surabaya dalam melayani pergerakan penumpang;
4 4. Menganalisis kapasitas terminal penumpang Bandara Juanda Surabaya di tahun rencana. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah: 1. Membantu pihak pengelola PT. Angkasa Pura 1 Bandar Udara Juanda Surabaya untuk mengetahui kapasitas sisi udara dan kapasitas terminal penumpang yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan yang berkaitan. 2. Dasar masukan dalam perencanaan dan perancangan kapasitas sisi udara dan kapasitas terminal penumpang dalam pengembangan Bandar Udara Juanda Surabaya. 3. Dapat menjadi rujukan bagi pihak terkait dalam memilih metode yang paling tepat dalam menghitung kapasitas sisi udara dan kapasitas terminal di bandara lainnya. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini di batasi pada hal-hal berikut ini: 1. Penelitian ini menganalisa kapasitas sisi udara dan terminal penumpang Bandar Udara Juanda Surabaya berdasarkan kondisi lalu lintas saat ini. 2. Metode yang digunakan dalam menghitung kapasitas Runway adalah Metode FAA dan DORATASK. Kedua metode ini dipilih karena keterbatasan sumber daya peneliti yaitu akses untuk memperoleh data tentang pergerakan pesawat. 3. Metode yang digunakan dalam menghitung kapasitas Taxiway adalah metode FAA. Metode FAA memberikan panduan cara menghitung kapasitas taxiway secara praktis. 4. Metode yang digunakan dalam menghitung kapasitas Apron adalah metode JICA dan Kapasitas Dinamis. Kedua metode penghitungan ini fokus pada pada jumlah pesawat yang dapat dilayani oleh apron pada periode tertentu bukan pada luas yang di butuhkan. 5. Penelitian ini tidak menghitung nilai PCN (Pavement Condition Number) runway, tetapi fokus pada jumlah pergerakan pesawat yang dapat ditampung oleh runway pada periode tertentu.
5 6. Analisa kapasitas terminal penumpang difokuskan pada luas terminal penumpang, bukan pada sistem pelayanan penumpang. 7. Standar yang digunakan dalam menghitung kapasitas terminal penumpang adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau SKEP, JICA dan FAA. Standar yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia atau SKEP merupakan turunan dari standar yang dikeluarkan oleh IATA ( International Air Transport Asscociation) yang fokus pada fasilitas yang ada di suatu bandara, sedangkan Metode JICA dan FAA fokus pada luasan yang dibutuhkan oleh bandara dengan dasar jumlah pergerakan penumpang pada jam puncak. Dengan menggunakan ketiga metode tersebut diharapakan hasil analisis bisa saling melengkapi satu sama lainnya. 1.6. Keaslian Penelitian Berbagai penelitian mengenai tentang kapasitas sisi udara dan terminal penumpang yang menunjang dalam penelitian ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya namun dengan obyek, lokasi dan tujuan yang berbeda. Baik meneliti hanya beberapa bagian komponen sisi udara atau yang meneliti seluruh komponen sisi udara. Diantaranya penelitian tersebut dapat kita lihat pada Tabel 1.3 sebagai berikut. Tabel 1. 3. Penelitian Terdahulu yang Terkait No Peneliti Judul Metode Hasil Penentuan Jumlah Exit Taxiway Faktor lokasi exit taxiway Pangngu- Berdasarkan Variasi Jumlah Pesawat Ultimate berpengaruh terhadap 1 dan Kerapatan Jadwal Penerbangan riseng Capa- kapasitas runway, karena (2010) pada Bandara Internasional Juanda city mempengaruhi runway Surabaya occupancy time 2 Eko,P., (2011) Analisis Pengembangan Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara Ahmad Yani Semarang Analitik Kondisi eksisting masih dapat melayani pergerakan lalu lintas udara
6 No Peneliti Judul Metode Hasil 3 4 5 6 7 Noviani (2011) Trikangko (2011) Wijayanti (2012) Ulil (2013) Susatyo (2014) Perencanaan Penambahan Runway di Bandara untuk 10 Tahun Ke Depan dengan Metode Support Vector Regression Kajian Kebutuhan Luasan Terminal Penumpang Bandar Udara Pengumpan Kapasitas Runway di Bandar Udara Adi Sutjipto Jogjakarta dengan Menggunakan Metode FAA dan DORATASK Analisis Kapasitas Airside Rencana Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Estimasi Kapasitas Opposite Runway Bandar Udara Juwata DORA TASK IATA, JICA dan FAA FAA dan DORA TASK Analitik, FAA dan JICA Ultimate Capa- City Semakin besar nilai kapasitas runway, semakin lama tambahan runway yang dibutuhkan Luasan Terminal Bandara Cilacap masih memenuhi kriteria berdasarkan standar yang ditetapkan SKEP Dirjen Perhubungan Udara Metode DORATASKlebih sesuai untuk diaplikasikan dibandar udara tersebut dengan pertimbangan komposisi tipe pesawat yang beroperasi Pada kondisi eksisting, kapasitas runway,taxiway dan gate masih mampu melayani pergeakan lalu lintas udara, tapi tidak pada apron. Pada tahun rencana kapasitas runway dan gate tidak mampu melayani pergerakan, namun taxiway dan luas apron masih mampu meayani pergerakan lalu lintas udara. Kapasitas opposite runway dapat dengan dimaksimalkan menggunakan metode Ultimate Capacity
7 Berbeda dengan penelitian-penelitian yang ada di atas, penelitian ini menganalisis tiga komponen sisi udara sekaligus, yaitu Runway, Taxiway, apron serta kapasitas terminal penumpang.metode yang digunakan untuk analisis kapasitas runway adalah Metode FAA dan DORATASK seperti metode yang digunakan oleh Wijayanti (2012). Kapasitas Taxiway dianalisis dengan metode FAA, dan kapasitas apron dianalaisis dengan Metode JICA dan kapasitas dinamis seperti yang digunakan oleh Eko (2011). Kapasitas terminal penumpang menggunakan tiga Metode SKEP, JICA serta FAA dalam menganalisis kapasitas terminal.