¹ Mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKES Duta Gama Klaten ²Pembimbing 1 ³ Pembimbing 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No 1 - Januari 2017

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

102 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI RUANG BERSALIN RSUD KOTA MATARAM TAHUN 2016

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

LUARAN IBU BERSALIN MENOPOUSE. Outcome Maternal Labor In Menopousal Age

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIMPANG RAMBUTAN KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB IV HASIL PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DAN KONTRAKSI DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

PERBEDAAN BERAT BADAN LAHIR DAN NILAI APGAR BAYI PADA IBU PARITAS TINGGI DAN PARITAS RENDAH DI RSUD CILACAP TAHUN 2016

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN ABORTUS DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO LINDA FITRIANTI

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

Transkripsi:

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI INTISARI Olinviana Yunita Sari olynvyana104@gmail.com, Maryanti marya_mam@yahoo.com, Ika Winarningrum Ikawinarningrum@gmail.com Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah angka kematian maternal dan perinatal. Tingginya angka kematian perinatal merupakan manifestasi kurangnya kesempatan bagi penderita untuk memperoleh pelayanan kebidanan ataupun pelayanan perinatologi yang memadai, sed angkan kebanyakan kematian perinatal dapat dicegah dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan kehamilan Tujuan. Mengetahui Karakteristik Ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali 2015 Metode Penelitian. Jenis penelitian retrospektif, diskritif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2015 Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Hasil Penelitian. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berdasarkan umur yaitu umur 20-35 tahun. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berdasarkan paritas adalah paritas multipara. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berdasarkan usia kehamilan adalah 38 minggu. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berdasarkan pekerjaan adalah ibu rumah tangga. Kesimpulan. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini umur 20-35 tahun, paritas primigravida umur kehamilan 38 minggu pekerjaan ibu rumah tangga. Dis arankan agar ibu Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Gambaran Karakteristik Ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali. Kata Kunci : Karakteristik Ibu Bersalin, KPD ¹ Mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKES Duta Gama Klaten ²Pembimbing 1 ³ Pembimbing 2

CHARACTERISTICS OF MOTHER WITH DELIVERY IN PREMATURE RUPTURE HOSPITAL PANDAN ARANG BOYOLALI ABSTRAK Olinviana Yunita Sari olynvyana104@gmail.com, Maryanti marya_mam@yahoo.com, Ika Winarningrum Ikawinarningrum@gmail.com Background. Indicators of the health and welfare of society is the maternal and perinatal mortality. The high rate of perinatal mortality is a manifestation of the lack of opportunities for people to obtain obstetric care or perinato logy services were adequate, while most perinatal deaths could be prevented by improving the quality of prenatal care Purpose Reach. Knowing the characteristics of the maternity mother with premature rupture of General Hospital in Boyolali Pandan Arang 2015 Research methods. Type retrospective study, diskritif. The population in this study were all birth mothers with premature rupture of membranes in hospitals Pandan Arang Boyolali 2015 Period from January 1 to December 31, 2015. Research result. Characteristics birth mothers with premature rupture of membranes based on age is the age of 20-35 years. Characteristics birth mothers with premature rupture of parity is parity multiparas. Characteristics birth mothers with premature rupture of membranes based on gestational age was 38 weeks. Characteristics birth mothers with premature rupture of membranes based job is a housewife. Conclusion. Characteristics birth mothers with premature rupture of 20-35 years of age, parity, gestational age 38 weeks primigravidas housewife job. It is recommended that mothers Informing the public about the picture Characteristics maternity mother with premature rupture of membranes at the General Hospital Pandan Arang Boyolali. ¹ Student university Prodi D III Midwifery of ST IKES Duta Gama Klaten ² T he first supervisor ³ T he second supervisor

PENDAHULUAN Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah angka kematian maternal dan perinatal. Tingginya angka kematian perinatal merupakan manifestasi kurangnya kesempatan bagi penderita untuk memperoleh pelayanan kebidanan ataupun pelayanan perinatologi yang memadai, sedangkan kebanyakan kematian perinatal dapat dicegah dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan kehamilan (Manuaba, 2010). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia mencapai 89 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1990 angka ini jauh menurun jadi 60 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Kesepakatan global (Millenium Develoment Goald/MDG s 2015) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian bayi menurun dari 34 kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari Kabupaten/ k o ta sebesar 126, 55/ 100. 000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah. Penyebab dari kematian ibu diantaranya karena (hipertensi) 26,44%, Perdarahan 22%, gangguan sistem peredaran darah) 4,64% lain-lain 4,2% (Dinkes Jawa Tengah, 2012). Angka kematian ibu di Kabupaten Boyolali tahun 2012 berdasarkan laporan dari puskesmas tercatat sebesar 97,7/100.000 kelahiran hidup menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 116,23/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kabupaten Boyolali, 2012). Berdasarkan data yang diperoleh 5 tahun ke belakang, AKI tahun pada tahun 2007 menjadi 23. Angka

2009 mengalami kenaikan dari tahun yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), 2008 kemudian turun lagi pada tahun infeksi (11%), komplikasi puerperium 2010, naik lagi tahun 2011 dan turun lagi tahun 2012. Meskipun AKI di Kabupaten Boyolali pada tahun 2012 menurun tetapi masih belum mencapai target AKI Provinsi Jawa Tengah, dan Kecamatan Ngemplak merupakan daerah yang paling banyak bidannya. Salah satu RSU di Provinsi Jawa Tengah yaitu RSUD Pandan Arang Boyolali merupakan rumah sakit tipe C milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Data Rekam Medik RSUD Pandan Arang Boyolali pada tahun 2014, angka kejadian persalinan dengan penyulit ketuban pecah dini sebanyak 196 dari 1.395 persalinan di RSUD Pandan Arang Boyolali. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (8%), partus macet (5%), abortus (5%), trauma obstetric (5%), emboli (3%) (Saifuddin, 2010). Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami seorang ibu bila kehamilannya telah mencapai cukup bulan, ketika uterus tidak dapat tumbuh besar lagi, janin sudah cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim tapi masih cukup kecil untuk dapat melalui jalan lahir. Pada kebanyakan wanita persalinan di mulai saat terjadinya kontraksi uterus pertama dan di lanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan melahirkan, berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai proses ikatan dengan bayi (Bobak, 2004; 45). Proses persalinan melewati empat kala, pada kala satu dibagi ke dalam dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Pada fase laten merupakan periode dari awal

persalinan hingga titik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif. Fase aktif merupakan periode waktu awal dari kemajuan aktif pembukaan hingga pembukaan menjadi komplit (Varney, 2002; 5). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang. Pada primigravida periode kala I normalnya lebih lama yaitu 20 jam dibandingkan multipara 14 jam karena pematangan dan pelunakan servik memerlukan waktu lebih lama. Sedangkan periode kala II pada primigravida 1,5 jam, dan multipara 30 menit. Tetapi tidak semua persalinan alamiah akan berakhir sesuai dengan waktu normal. Persalinan di tentukan oleh power, passage, passanger, psychology (Wiknjosastro, 2010; 124). Selaput ketuban pecah dalam proses persalinan merupakan hal yang normal namun sering dijumpai pula selaput ketuban pecah sebelum proses persalinan. Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap infeksi. Pada 8-9 % perempuan hamil aterm dalam keadaan normal akan mengalami Ketuban Pecah Dini. Kejadian Ketuban Pecah Dini berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan Ketuban Pecah Dini preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70% kasus Ketuban Pecah Dini terjadi pada kehamilan cukup bulan. Ketuban Pecah Dini merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30% (Wiknjosastro, 2010; 125). KPD (Ketuban Pecah Dini) merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang

meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta menyebabkan infeksi ibu. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik (Saifuddin, 2009; 6). Ketuban Pecah Dini selain menyebabkan infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak, juga bisa menyebabkan partus lama. Faktor penyebab partus lama antara lain kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan his, pemimpin partus yang salah atau benar atau adanya kelainan Didukung dengan teori Oxorn (2010), sebab utama partus lama adalah disproporsi fetopelfik, malposisi, malpresentasi, kerja uterus yang tidak efisien termasuk servik yang kaku. Sedangkan faktor tambahan lainnya adalah primigravida, Ketuban Pecah Dini ketika servik masih tertutup keras dan mendatar, analgesi dan anastesi yang berlebihan dalam fase laten. Sedangkan Ketuban Pecah Dini selain bisa menyebabkan partus lama juga bisa berakibat terjadinya infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak (Mochtar, 2004). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di Rumah Sakit konggenital, primitua, perut gantung, Umum Daerah Pandan Arang Boyolali grande multi dan ketuban pecah dini (Saifuddin, 2009). Hasil penelitian Pristiyana (2007), bahwa Ketuban Pecah Dini dapat menyebabkan terjadinya partus lama. didapatkan bahwa tercatat kejadian Ketuban Pecah Dini dari bulan Januari sampai Desember 2014 sebanyak 333 kasus dari 3204 jumlah persalinan angka ini jadi menurun pada tahun 2014

tercatat kejadian Ketuban Pecah Dini sebanyak 196 dari bulan Januari sampai Juni 2015. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu peneliti mendiskripsikan saja tetapi juga menganalisis hubungan antara variabel (Setiawan, 2011; h. 84). Metode pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan waktu retrospektif yaitu rancang bangun dengan melihat kebelakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian kesakitan yang diteliti (Hidayat, 2007; h. 57). Dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2015. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyanto, 201 l;h.61). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2015 Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 sebanyak 75 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2015 Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 sebanyak 75 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total Sampling yaitu mengambil semua sampel yang ada untuk dijadikan responden (Sugiyono, 2012; h. 85). Dalam penelitian ini responden yang di ambil yaitu ibu bersalin di RSUD Pandan Aran Boyolali Tahun 2015 Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Analisa data yang dilakukan adalah analisis Univariat. Analisis Univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap

variabel. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi sampel (Notoatmodjo, 2012). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Gambaran karateristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) berdasarkan Umur di RSUD Pandan Arang Boyolali Januari sampai dengan Desember 2015 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) berdasarkan Umur di RSUD Pandan Arang Boyolali Januari sampai dengan Desember 2015 No Umur F % 1 2 3 < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun 0 41 34 0 65,4 34,6 Jumlah 75 100 Sumber : Data Sekunder 2015 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui KPD berdasarkan umur sebagian besar adalah umur 20-35 tahun sebanyak 41 orang (65,4%). 2. Gambaran karateristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) berdasarkan Paritas di RSUD Pandan Arang Boyolali Januari sampai dengan Desember 2015 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) berdasarkan paritas di RSUD Pandan Arang Boyolali Januari sampai dengan Desember 2015 No Paritas F % 1 2 3 Primipara Multipara Grandemultipara 21 38 26 28 50,7 34,3 Jumlah 75 100 Sumber : Data Sekunder 2015 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui KPD berdasarkan paritas sebagian besar adalah multipara sebanyak 38 orang (50,7%). 3. Gambaran karateristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) berdasarkan Umur Kehamilan di RSUD Pandan Arang Boyolali Januari sampai dengan Desember 2015 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) berdasarkan Usia Kehamilan di RSUD Pandan Arang Boyolali Januari sampai dengan Desember 2015 No Umur Kehamilan F % 1 2 3 4 38 39 40 41 22 11 16 2 29,3 14,7 21,3 0,03

5 42 24 32 Jumlah 75 100 Sumber : Data Sekunder 2015 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui KPD berdasarkan umur kehamilan sebagian besar adalah umur kehamilan 42 minggu sebanyak 24 orang (32%). 4. Gambaran karateristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) berdasarkan Pekerjaan di RSUD Pandan Arang Boyolali Januari sampai dengan Desember 2015 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) berdasarkan Pekerjaan di RSUD Pandan Arang Boyolali Januari sampai dengan Desember 2015 No Pekerjaan F % 1 2 3 4 IRT Buruh T ani Swasta 35 25 10 6 46,7 33,3 13,3 8,7 Jumlah 75 100 Sumber : Data Sekunder 2015 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui KPD berdasarkan pekerjaan sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 35 orang (46,7%). Pembahasan Berdasarkan tabel 4.1 diketahui KPD berdasarkan umur sebagian besar adalah umur 20-35 tahun sebanyak 41 orang (65,4%). Hal ini menunjukkan bahwa umur ibu termasuk dalam kategori reproduktif. Umur adalah jangka waktu dari lahir sampai sekarang. Umur terbaik untuk hamil dan melahirkan adalah antar 20 sampai 35 tahun. Keadaan ini sangat berkaitan dengan proses pematangan organ-organ reproduksi serta kesiapan lain termasuk kesiapan mental sang ibu (Yulianto, WA, 2004). Sumber lain menyebutkan pula bahwa ibu yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan salah satu faktor penyebab kehamilan dan persalinan resiko tinggi (usia Ideal Untuk Hamil, 2004) sehingga keadaan tersebut dapat memperberat atau mempermudah terjadinya KPD (Ketuban Pecah Dini) (Yanti, 2015).

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui KPD berdasarkan paritas sebagian besar adalah multipara sebanyak 38 orang (50,7%). Hasil ini menunjukkan ibu telah melahirkan lebih dari dua kali. Paritas ialah keadaan seorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat hidup.istilah yang dikenal dalam paritas yaitu primigravida untuk wanita yang pertama kali hamil dan multigravida untuk wanita yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih meningkat lagi pada paritas ke empat dan seterusnya. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui KPD berdasarkan umur kehamilan sebagian besar adalah umur kehamilan 42 minggu sebanyak 24 orang (32%). Usia kehamilan adalah usia kehamilan ibu saat ini. Usia kehamilan menjadi faktor yang mempertinggi perdarahan postpartum terutama pada bayi yang dilahirkan pada kehamilan lebih dari 42 minggu (Wiknjosastro, 2010). (Pusdiknakes, 2001). Mochamad (2000) Berdasarkan tabel 4.4 diketahui mengemukakan bahwa mobiditas dan mortilitas ibu dan anak dipengaruhi oleh jumlah paritas dari ibu yang bersangkutan. Resiko terhadap ibu dan anak pada kelahiran bayi pertama cukup tinggi, akan tetapi resiko ini tidak dapat dihindari. Risiko tersebut akan menurun pada paritas kedua dan ketiga serta KPD berdasarkan pekerjaan sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 35 orang (46,7%). Pekerjaan adalah usaha untuk mendapatkan penghasilan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun secara tidak langsung. Seseorang yang bekerja berat akan mengganggu kesehatan reproduksi ibu, sehingga ibu mengalami KPD (Ketuban Pecah Dini) (Rahayu, 2015). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa 1. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berdasarkan umur yaitu umur 20-35 tahun sebanyak (65,4%) termasuk usia produktif. 2. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berdasarkan paritas adalah paritas multipara sebanyak (50,7%) termasuk paritas baik 3. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berdasarkan usia kehamilan adalah 38 minggu Saran pekerjaan adalah ibu rumah tangga sebanyak (29,3%). 1. Bagi Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kualitas pelayanan rumah sakit dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan cara menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. 2. Bagi Tenaga Kesehatan atau Bidan Bidan agar dapat meningkatkan kualitas penanganan asuhan kebidanan kepada pasien dengan riwayat KPD (Ketuban Pecah Dini) dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang Ketuban Pecah Dini, sehingga jika ada tanda-tanda KPD dapat dideteksi sejak dini. sebanyak (48%) termasuk umur 3. Bagi Ibu Hamil kehamilan normal. 4. Karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berdasarkan Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Gambaran Karakteristik Ibu bersalin dengan

Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali. 4. Bagi peneliti selanjutnya Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji permasalahan tentang Karakteristik Ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelilian. Rineka Cipta: Jakarta 2010.Prosedur Penelitian, Edisi revisi Rineka Cipta, Jakarta. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi.Kementrian Republik Indonesia tahun 2011. Departemen Kesehatan RI 1999.Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Jakarta. Departemen Kesehatan. Dr.Wasdinar dan Tarwoto. 2007 Buku saku Anemia pada ibu hamiltrans infomedia Jakarta. Farrer. H.1987. Maternity Care.Andry.H.2001(alih bahasa) Jakarta EGC Hidayat, A, A, A.2010 Metode Penelitian Kebidanan Dan Tenik Analisa Data. Salemba Medika Jakarta Judi J E 2002.Mempersiapkan Kehamilan Sehat. Jakarta:Puspa swara. Manuaba.l.B.G. 2013 Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.2005 Memahami kesehatan Reproduksi Arian Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Rineka Cipta : Jakarta Rahayu (2009), Hubungan Antara Lama Ketuban Pecah Dini Terhadap Nilai Apgar Pada Kehamilan Aterm Di Badan Rumah Sakit Daerah Cepu. KTI. Klaten Saifuddin, A.B., 2010. Ilmu Kebidanan, Kandungan. YBPSP. Jakarta Susilowati (2009), tentang gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang periode 1 Januari s/d 31 Desember 2009 Sunita Almatsier 2004 Prinsip Dasar llmu Gizi.PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Widuri (2010), dengan judul "Hubungan Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksian Bayi Baru Lahir Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul 2007-2009".

Wiknjosastro, 2010. Ilmu Kebidanan. YBPSP. Jakarta