PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO LINDA FITRIANTI
|
|
- Liani Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO LINDA FITRIANTI Subject : Paritas, Ibu Bersalin, Ketuban Pecah Dini DESCRIPTION Berbagai permasalahan yang membahayakan ibu hamil saat ini sangat rentan terjadi. Salah satu masalah yang paling menonjol akibat komplikasi kehamilan saat ini adalah kejadian ketuban pecah dini (KPD). Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di Ruang Gayatri RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto didapatkan bahwa pada bulan Januari-Desember 2014 didapatkan 54 responden yang mengalami KPD. Tujuan dalam penelitian ini mengetahui hubungan paritas dengan kejadian pecah dini pada ibu bersalin. Jenis penelitian analitik, rancangan penelitian korelasional. Variabel independen adalah paritas dan variabel dependen adalah kejadian ketuban pecah dini. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin sebanyak 227 responden dengan sampel sebanyak 227 responden diambil menggunakan teknik total sampling. Penelitian dilaksanakan di Ruang Gayatri RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto pada tanggal Juni Instrumen penelitian menggunakan master tabel sebagai pengumpul data sekunder. Teknik analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengah responden primipara yaitu sebanyak 94 responden (41,4%) dan hampir seluruhnya responden tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 220 responden (96,9%). Hasil uji chi square dengan tingkat signifikan 0,05 didapatkan nilai ρvalue = 0,048 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu hamil. Simpulan dalam penelitian ini terdapat hubungan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini. Ibu diharapkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ketika hamil sehingga kasus ketuban pecah dini dapat diminimalkan dan ibu serta janinnya dapat diselamatkan. ABSTRACT Various problems that endanger pregnant women are very prevalent these days. One of the most prominent problems due to complications of pregnancy at this time is the incidence of premature rupture of membranes (PROM). Results of a preliminary study conducted at Gayatri Room of RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo soggest that from January to December respondents suffered from PROM. The aim of this study was to determine the parity relationshipsof with the incidence of PROM in delivening mothers. The type of the research is analytical research with correlational research design. Idependent variable is the parity and the dependent variable the incidence of PROM in delivering mothers. The population in this study was all in delivering
2 mothers as manyby as 227 respondents with the sample was 227 respondents taken using total sampling technique. The experiment was conducted at Gayatri Room of RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo from 20 to 23 of June The research instrument used the master table as secondary data collector. Data analysis technique used chi square test. The results saggest that less than half of the respondents primiparity as many as 94 respondents (41.4%) and almost all of the respondents did not experience premature rupture as many as 220 respondents (96.9%). Result of chi square test with a significant level of 0.05 obtained ρvalue value = <α = 0.05, which means H1 accepted so that it can be concluded that there is a relationship between parity and incidence of premature rupture of membranes in pregnant women. The conclusion in this study was that there is parity relationship with the incidence of premature rupture of membranes. Mother is expected to conduct regular prenatal care during pregnancy so that premature rupture of membranes incidence can be minimized and both mother and the fetus can be saved. Keywords : Parity, Mother Maternity, premature rupture of membranes Contributor : 1. Dwiharini P, S. Kep. Ns., M.Kep 2. Umul Fatkhiyah, S.Kep. Ns. Date : Type Material : Laporan Penelitian Permanen Link : Right : Open Dokument Summary : Latar Belakang Berbagai permasalahan yang membahayakan ibu hamil saat ini sangat rentan terjadi, hal ini seiring banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang ditemui terkait dengan tanda-tanda bahaya kehamilan. Salah satu masalah yang paling menonjol akibat komplikasi kehamilan saat ini adalah kejadian ketuban pecah dini (KPD) (Pujiningsih, 2012). Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm maupun pada kehamilan preterm (Tahir, 2010). Tanda dan gejala yang ditimbulkan kejadian ketuban pecah dini yakni keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina dan aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak (Nugroho, 2012). Ketuban pecah dini merupakan salah satu penyulit dalam kehamilan dan persalinan yang berperan dalam meningkatkan kesakitan dan kematian meternal-perinatal yang dapat disebabkan oleh adanya infeksi, yaitu dimana selaput ketuban yang menjadi penghalang masuknya kuman penyebab infeksi sudah tidak ada sehingga dapat membahayakan bagi ibu dan janinnya (Utomo, 2013). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang diterima Kementerian
3 Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai anak (Depkes RI, 2013). Penyebab utama kematian ibu dan bayi tersebut rata-rata disebabkan pendarahan, hipertensi saat kehamilan, pernikahan usia muda infeksi akibat ketuban pecah dini. Angka kejadian KPD di Indonesia cukup tinggi, data dari RSCM pada bulan Pebruari 2012 sebanyak 57 dan pada bulan Maret 2012 sebanyak 69 pasien (Suhartono, 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi Jawa Timur sudah berada di bawah target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, sebesar 102 kematian ibu per kelahiran hidup. Secara rinci, data laporan kematian ibu Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota melaporkan tahun 2011 sebesar 101,4 per kelahiran hidup; tahun 2012 sebesar 97,43 per kelahiran hidup; dan tahun 2013 sebesar 97,39 per kelahiran hidup (Dinkes Jatim, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di Ruang Gayatri RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto bulan Maret 2015 didapatkan bahwa pada bulan Januari-Desember 2014 didapatkan 54 responden yang mengalami KPD pada data persalinan. Data menunjukkan bahwa dari 54 responden yang mengalami KPD didapatkan bahwa 24 responden mengalami KPD dengan paritas (1 anak) primipara, sebanyak 15 responden mengalami KPD dengan paritas (2-3 anak) multipara dan sebanyak 11 responden mengalami KPD dengan paritas (>3 anak) multipara. Sampai saat ini penyebab ketuban pecah dini (KPD) belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi adalah infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban ataupun asenderen dari vagina atau serviks. Selain itu fisiologi selaput ketuban yang abnormal, serviks inkompetensia, kelainan letak janin, usia wanita kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, faktor golongan darah, merokok, keadaan sosial ekonomi, perdarahan antepartum, riwayat abortus dan persalinan preterm sebelumnya, riwayat KPD sebelumnya, defisiensi gizi yaitu tembaga atau asam askorbat, ketegangan rahim yang berlebihan, kesempitan panggul, kelelahan ibu dalam bekerja, serta trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis dan paritas (Tahir, 2010). Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini adalah paritas. Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama sampai dengan anak terakhir (Pujiningsih, 2012). Ibu hamil dengan multipara lebih besar kemungkinan terjadinya infeksi karena proses pembukaan serviks lebih cepat dari nulipara, sehingga dapat terjadi pecahnya ketuban lebih dini. Pada kasus infeksi tersebut dapat menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. Pada multipara, karena adanya riwayat persalinan yang lalu maka keadaan jaringan ikatnya lebih longgar dari pada nulipara. Pada multipara jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang sehingga multipara lebih beresiko terjadi ketuban pecah dini dibandingkan nulipara (Fatkhiyah, 2008). Komplikasi yang timbul akibat kejadian ketuban pecah dini adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya di evaluasi untuk kemungkinan terjadi korioamnionitis (radang pada korion dan
4 amnion). Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD. Risiko kecacatan kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm. Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD pretem ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu, infeksi intrauterine, tali pusat menumbang, prematuritas, dan distosia (Nugroho, 2012). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat infeksi yakni tenaga kesehatan terlatih yang ditempatkan di tengah masyarakat seyogyanya bertindak konservatif yang artinya tidak terlalu banyak melakukan intervensi. Dengan akibat tingginya angka kesakitan dan kematian ibu / bayi-janin, sikap yang paling penting adalah melakukan rujukan, sehingga penangan ketuban pecah dini mendapat tindakan yang tepat. Setelah mendapatkan penanganan sebagaimana mestinya, tenaga kesehatan dapat melakukan pengawasan setelah tindakan dan disertai beberapa pertunjuk khusus (Manuaba, 2012). Disamping hal tersebut ibu hamil diharapkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan meningkatkan keadaan sosial ekonomi sehingga kasus ketuban pecah dini dapat diminimalkan dan ibu serta janinnya dapat diselamatkan (Susilowati, 2010) METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan analitik. Variabel independen dalam penelitian ini adalah paritas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian ketuban pecah dini pada ibu hamil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang ada di Ruang Gayatri RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto sebanyak 227 responden pada bulan Januari-April tahun Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang ada di Ruang Gayatri RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto sebanyak 227 responden pada bulan Januari-April tahun Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik sampling jenuh. Penelitian ini dilakukan di Ruang Gayatri RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto. Instrument dalam penelitian ini menggunakan data rekam medik. Teknik pengolahan data editing, coding, data entry, cleaning (Pembersihan Data), tabulating. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, maka uji statistik yang digunakan adalah uji chi square HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto didapatkan bahwa kurang dari setengah responden primipara yaitu sebanyak 94 responden (41,4%). Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama sampai dengan anak terakhir (Pujiningsih, 2012). Paritas diklasifikasikan menjadi tiga yakni primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi viable satu kali. Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi viable sebanyak dua kali atau lebih. Grandemultipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi viable lebih dari atau sama dengan tiga kali (Utomo, 2013). Paritas 1-2 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 0 dan paritas tinggi (lebih dari 3)
5 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 0 dapat ditangani dengan asuhan obstetri lebih baik. Sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Susilowati, 2010). Hasil penelitian menunjukkan kurang dari setengah ibu bersalin di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto adalah primipara. Hal ini menunjukkan bahwa ibu bersalin dengan paritas 0 atau 1 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Semakin tinggi paritas, maka semakin tinggi juga kematian maternal. Pada paritas rendah, sebagian besar ibu belum siap secara fisik maupun mental dalam menjalani kehamilannya, risiko kematian maternal dapat dicegah dengan asuhan keperawatan yang lebih baik, sedangkan pada paritas tinggi, ibu telah banyak melahirkan yang menyebabkan fungsi organ reproduksi mengalami kemunduran, risiko dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Pada penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu melahirkan dengan primipara sebagian besar ibu belum siap secara fisik maupun mental dalam menjalani kehamilannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto didapatkan bahwa hampir seluruhnya responden tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 220 responden (96,9%). Ketuban pecah dini atau Spontaneous / Early-Premature Rupture Of The Membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. bila periode laten terlalu pajang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak (Ayurai, 2012). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD dibagi menjadi dua kategori yaitu KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS (Sujiyatini, 2009). Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya ibu bersalin di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto tidak mengalami ketuban pecah dini. Namun dalam penelitian ini masih terdapat sebagian kecil ibu sedikitnya 7 responden yang mengalami mengalami ketuban pecah dini. Hal tersebut terjadi dikarenakan rujukan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini dari pelayanan disekitar kabupaten mojokerto, sehingga ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini dikarenakan rujukan yang terjadi di Kabupaten Mojokerto. Disamping hal tersebut faktor penyabab ketuban pecah dini umumnya belum dapat diketahui secara pasti namun dalam penelitian ini faktor umur dan pekerjaan dapat mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini pada ibu bersalin.
6 Berdasarkan faktor umur didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berumur <20 tahun yaitu sebanyak 103 responden (45,4%) dan berdasarkan tabulasi silang didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berumur <20 tahun tidak mengalami ketuban pecah dini dan sebagian kecil responden berumur < 20 tahun mengalami ketuban pecah dini sebanyak 6 responden (2,6%). Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan golongan risiko tinggi untuk melahirkan. Kematian maternal pada wanita dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia tahun. Kelahiran dari primigravida berusia 35 tahun atau lebih berkisar 3% dari semua kelahiran. Ini merupakan risiko lebih tinggi terhadap komplikasi medik dan obstetri (Susilowati, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini pada ibu bersalin. Ibu bersalin dengan usia <20 tahun memiliki resiko tinggi kehamilan dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin usia < 20 tahun mengalami ketuban pecah dini. Sesuai teori bahwa umur ibu <20 tahun organ reproduksi belum berfungsi secara optimal yang akan mempengaruhi pembentukan selaput ketuban menjadi abnormal. Ibu yang hamil pada umur >35 tahun juga merupakan faktor predisposisi terjadinya ketuban pecah dini karena pada usia ini sudah terjadi penurunan kemampuan organ-organ reproduksi untuk menjalankan fungsinya, keadaan ini juga mempengaruhi proses embryogenesis sehingga pembentukan selaput lebih tipis yang memudahkan untuk pecah sebelum waktunya. Pada faktor pekerjaan didapatkan bahwa sebagian besar responden bekerja yaitu sebanyak 122 responden (53,7%) dan berdasarkan tabulasi silang didapatkan bahwa sebagian besar responden bekerja tidak mengalami KPD yaitu sebanyak 121 responden (53,3%). Pada kondisi ekonomi sekarang banyak wanita hamil yang bekerja (Susilowati, 2010). Pola pekerjaan ibu hamil berpengaruh terhadap kebutuhan energi. Kerja fisik pada saat hamil yang terlalu berat dan dengan lama kerja melebihi tiga jam perhari dapat berakibat kelelahan. Kelelahan dalam bekerja menyebabkan lemahnya korion amnion sehingga timbul ketuban pecah dini. Pekerjaan merupakan suatu yang penting dalam kehidupan, namun pada masa kehamilan pekerjaan yang berat dan dapat membahayakan kehamilannya hendaklah dihindari untuk menjaga keselamatan ibu maupun janin (Tahir, 2012). Pekerjaan merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap KPD. Ibu yang kerja fisiknya menyebabkan kelelahan dan lama kerja melebihi 3 jam perhari mempunyai risiko 3,6 kali lebih besar mengalami KPD dibandingkan ibu yang kerja fisiknya tidak menyebabkan kelelahan dan lama kerja maksimal 3 jam perhari. Berdasarkan yang didapatkan bahwa kurang dari setengah responden prmipara mengalami ketuban pecah dini preterm yaitu sebanyak 6 responden (2,6%) dan kurang dari setengah responden primipara yaitu sebanyak 63 responden (38,8%) tidak mengalami ketuban pecah dini. Pada ibu multipara didapatkan bahwa kurang dari setengan responden yaitu sebanyak 63 responden (27,3%) tidak mengalami ketuban pecah dini. Sedangkan pada ibu grandemultipara didapatkan baha sebagian kurang dari setengah responden yaitu sebanyak 69 responden (30,3%) tidak mengalami ketuban pecah dini
7 Hasil uji chi square dengan tingkat signifikan 0,05 didapatkan nilai ρvalue = 0,048 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima da H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Hamil di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto. Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Perubahan yang terjadi pada wanita hamil meliputi perubahan fisiologis dan psikologis (Saminem, 2009). Pada beberapa wanita ada kemungkinan mengalami penyimpangan dalam perjalanan kehamilannya. Ada beberapa komplikasi yang dapat dialami seorang wanita hamil salah satunya adalah ketuban pecah dini. Pengeluaran air ketuban (amnion) sebagian besar terjadi menjelang persalinan dengan pembukaan lengkap. Oleh karena pembukaan lengkap menyebabkan selaput bagian depan menonjol dan merupakan bagian paling rapuh sehingga menyebabkan selaput pecah dan mengeluarkan air. Selama terjadi his (kekuatan kontraksi untuk melahirkan) selaput janin menjadi pelindung bagian terendah, sedangkan air ketuban yang keluar setelah selaput pecah menjadi sarana penting persalinan yaitu untuk melicinkan jalan lahir, bersifat antibiotika sehingga jalan lahir steril. Penyebab terjadinya ketuban pecah (selaput janin) diantaranya karena trauma langsung pada perut ibu, kelainan letak janin dalam rahim,a tau pada kehamilan grande multipara (Manuaba, 2009). Ketuban pecah dini yaitu pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukaan serviks <4 cm fase laten. Hal ini terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Nugroho, 2012). Paritas kedua dan ketiga merupakan keadaan yang relative lebih aman untuk hamil dan melahirkan pada masa reproduktif, karena pada keadaan tersebut dinding uterus belum banyak mengalami perubahan, dan serviks belum terlalu sering mengalami pembukaan sehingga dapat menyanggah selaput ketuban dengan baik. Ibu yang telah melahirkan beberapa kali lebih berisiko mengalami KPD, oleh karena vaskularisasi pada uterus mengalami gangguan yang mengakibatkan jaringan ikat selaput ketuban mudah rapuh dan akhirnya pecah spontan (Tahir, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu hamil, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu primipara mengalami ketuban pecah. Pada ibu Ibu primipara yang mengalami ketuban pecah dini berkaitan dengan kondisi psikologis, mencakup sakit saat hamil, gangguan fisiologis seperti emosi dan termasuk kecemasan akan kehamilan. Ibu yang mengalami kecemasan, emosi saat hamil akan mengganggu kondisi ibu, karena kelenjar adrenal akan menghasilkan hormon kortisol. Sehingga ketika ibu mengalami kecemasan dapat menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah dini. Saran kepada responden yaitu agar lebih berhati-hati dalam bekerja, jangan terlalu sering melakukan pekerjaan fisik yang terlalu berat, gunakanlah waktu istrahat seefektif mungkin, karena pekerjaan merupakan faktor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
8 KPD. Agar lebih intensif dalam melakukan pemeriksaan antenatal sesuai dengan standar pelayanan kesehatan bagi ibu yang pernah mengalami KPD pada kehamilan sebelumnya dan yang memiliki risiko hamil kembar sehingga dapat lebih mengantisipasi secara dini jika ada tanda-tanda ketuban pecah. Agar dapat lebih memperhatikan kondisi kehamilannya dengan cermat terutama bagi ibu yang belum atau baru mempunyai anak, serta anaknya >3 orang disarankan untuk mengakhiri kehamilannya setelah persalinan ini. karena persalinan yang berulang-ulang berisiko terhadap KPD. Tetap melakukan hubungan seksual asalkan saja dapat mengontrol dirinya secara lebih baik agar tidak terjadi kontraksi pada uterus. Agar lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang komplikasi kehamilan terutama KPD, karena faktor yang berpengaruh terhadap KPD adalah pekerjaan, riwayat KPD sebelumnya dan kehamilan kembar. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Utomo (2013) menunjukkan sebagian besar responden dengan ibu hamil yang mengalami KPD tertinggi pada primipara (49,6%) dibandingkan dengan grandemultipara (7,3%). Diantaranya ada juga faktor lain yang memicu terjadinya KPD seperti kelainan letak janin misalnya letak lintang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah. Ada pun penyebab lainnya yang dapat menyebabkan ketuban pecah dini seperti infeksi genetalia, servik inkompeten, kelahiran gemeli, hidramnion, kehamilan preterm, disproporsi sefalopelvik. Yang berhubungan erat dengan KPD dan yang menjadi faktor predisposisi adalah infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun ascenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena akibat persalinan dan kuretase. Yang dapat meningkatkan tekanan secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya tumor, hidramnion, dan kelahiran gemelli. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Kurang dari setengah responden primipara yaitu sebanyak 94 responden (41,4%). 2. Hampir seluruhnya responden tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 220 responden (96,9%). 3. Hasil uji chi square dengan tingkat signifikan 0,05 didapatkan nilai ρvalue = 0,048 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima da H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Hamil di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto. SARAN Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian tentang kejadian ketuban pecah dini dengan wilayah yang lebih luas dan jumlah responden yang lebih banyak hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan yang tepat untuk menentukan intervensi mengenai penanganan
9 ketuban pecah dini sehingga dapat digunakan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukkan bagi Rumah Sakit dalam melakukan penatalaksanaan ketuban pecah dini. Mengevaluasi pemahaman mahasiswa Politeknik Kesehatan Majapahit tentang penelitian ilmiah dan hasil penelitian dapat dijadikan masukan untuk proses belajar mengajar di Politeknik Kesehatan Majapahit. Alamat Correspondensi : Lindafitrianti94@gmail.com Alamat : PaguanTamanKrocok Bondowoso No. Hp :
BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indikator kesejahteraan suatu bangsa menurut World Health Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian saat persalinan. Pada tahun 2006 WHO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu indikator terpenting untuk menilai keberhasilan kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi dapat tercermin dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2016 di RSUD dr. Iskak Tulungagung. Data hasil penelitian didapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggutunggu setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) bahwa setiap tahunnya wanita yang melahirkan meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang. Sebagian besar kematian ibu terjadi
Lebih terperinciFaktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011
Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011 Factor on occurrence of premature rupture of membranes at Mother Maternity General Hospital Rokan Hulu
Lebih terperinciKEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN
KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN Sugiarti* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id Pendahuluan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Lisda Handayani 1, Rizqy Amelia 1 Eliya Sumarni * 1 Dosen, Akademi Kebidanan Sari
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISA MASALAH KETUBAN PECAH DINI TERHADAP PARITAS DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI
1 NASKAH PUBLIKASI ANALISA MASALAH KETUBAN PECAH DINI TERHADAP PARITAS DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh :
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA IBU HAMIL RESIKO TINGGI DENGAN PERSALINAN PREMATURE DI RSUD BANGIL TAHUN 2013 DWI RAKHMA YUSLIYANTI DESCRIPTION
HUBUNGAN USIA IBU HAMIL RESIKO TINGGI DENGAN PERSALINAN PREMATURE DI RSUD BANGIL TAHUN 2013 DWI RAKHMA YUSLIYANTI 11002056 Subject : Ibu bersalin, usia, resiko tinggi, persalinan premature DESCRIPTION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH DINI DI RSUD H. ABDUL MANAP KOTA THE CHARACTERISTICS OF MOTHER IN REFERENCE WITH CASE PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANES AT H.ABDUL MANAP
Lebih terperinciHUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015
HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Lina Oktavia STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan preterm (prematur) merupakan persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan Kesehatan Dunia
Lebih terperinciB AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa
B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post partum adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagaian besar menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar mengganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.
Lebih terperinciPERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah
PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA Siti Aisyah Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
176 STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Mariana 1, Ika Fitria Ayuningtyas 1 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta ABSTRACT Background: The premature
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses perubahan fisiologis pada daur kehidupan wanita yang lazim terjadi pada setiap wanita. Sebagian wanita, terutama yang memiliki kondisi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney, 2007). Persalinan prematur
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG Sri Sudarsih*) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG Sri Rahayu Universitas Singaperbangsa Karawang 1,2 Jl. HS Ronggowaluyo Teluk Jambe
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ukuran keberhasilan suatu pelayanan kesehatan tercermin dari penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka terendah yang dapat dicapai sesuai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL
HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL Relationship Between Labor Premature Rupture of Membranes Asphyxia Neonatorum In Incident
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR HIMATUL MUNFARICHAH
HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR (Studi di Desa Sumbersono Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto tahun 2013) HIMATUL MUNFARICHAH 11002108 Subject : Penambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran prematur adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. 1 Kelahiran prematur merupakan
Lebih terperinci102 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
HUBUNGAN USIA, PARITAS DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI PUSKESMAS JAGIR SURABAYA Titi Maharrani (Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Surabaya) Evi Yunita Nugrahini (Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya tanda tanda persalinan, yang ditandai dengan pembukaan serviks 3 cm pada primipara atau 5 cm pada
Lebih terperinciAnalisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas 1 Heny Hastuti, 2 I Putu Sudayasa, 3 Juminten Saimin 1 Program Pendidikan Dokter FK UHO 2 Bagian IKM-IKK Fakultas Kedokteran UHO
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2008
HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2008 The correlation between parity status with premature rupture of membranes on dr.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta
Lebih terperinciRelationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012
Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012 Tirta A, Dewiarti AN, Wahyuni A Medical Faculty of Lampung University Abstract
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013 Erlinawati 1, Nurdal Putri 2 ¹Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia ² Alumni Mahasiswa
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN
HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN Khotijah, Tri Anasari, Amik Khosidah Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Prodi D3 Kebidanan Email : dindaamik@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciHubungan Ketuban Pecah Dini dengan Lama Persalinan pada Ibu Inpartu di RSUD Dr. R. Koesma Tuban
1 Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Lama Persalinan pada Ibu Inpartu di RSUD Dr. R. Koesma Tuban The Corelation between Early Membrane Rupture and The Labor Duration in In-partu Mothers in Dr. Koesma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) berdasarkan SDKI 2007 mencapai 228 per 100.000 KH, tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 359 per 100.000 KH. 1 Sedangkan jumlah kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi derajat kesehatan di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai dan telah disepakati secara nasional sebagai
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMPUNG UTARA Yeyen Putriana* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pada persalinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari kelahiran prematur dan dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas perinatal yang signifikan.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN Tutik Iswanti Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : tutik8375@gmail.com ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) masih Tinggi,
Lebih terperinci¹ Mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKES Duta Gama Klaten ²Pembimbing 1 ³ Pembimbing 2
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI INTISARI Olinviana Yunita Sari olynvyana104@gmail.com, Maryanti marya_mam@yahoo.com, Ika Winarningrum Ikawinarningrum@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INTERVAL KEHAMILAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RSUD BANGIL PASURUAN FELYANUARI FEF FIRDAUS
HUBUNGAN ANTARA INTERVAL KEHAMILAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RSUD BANGIL PASURUAN FELYANUARI FEF FIRDAUS 11002197 Subject : Interval Kehamilan, Persalinan Preterm DESCRIPTION Mortalitas dan morbiditas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN
HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2007-2008 Afriyani Kurniawati Putri¹, Ismarwati², Warsiti³ Intisari: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MOJOKERTO TAHUN 2013
HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MOJOKERTO TAHUN 2013 HANDIYAH VERA SISKA LAILATRI 11002107 Subjek :Paritas,rupture perineum,ibubersalin
Lebih terperinciKETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011 Dini Nurhayati, Lia Natalia, S.Si.T (Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Heriani STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: herianibiomedik@yahoo.co.id
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rofi ah Firdhausya 201410104072 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)
FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011) Dhina Novi Ariana 1, Sayono 2, Erna Kusumawati 3 1. Fakultas Ilmu
Lebih terperinciHubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015
Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu Relationship Age and Parity With Abortion In Hospital Rokan Hulu Eka Yuli Handayani* *Dosen Prodi D III Kebidanan Universitas
Lebih terperinciANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD BANGIL PASURUAN 2013 IMELDA ANUGRAH PUTRI TEGA MULIA DESCRIPTION
ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD BANGIL PASURUAN 2013 IMELDA ANUGRAH PUTRI TEGA MULIA 11002155 Subject : Anemia, BBLR, Ibu Hamil Trimester III DESCRIPTION Anemia gizi pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur status kesehatan ibu disuatu negara. Dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Dasar Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di Indonesia masih sangat tinggi, menurut
Lebih terperinciHUBUNGAN PARITAS DAN KELAINAN LETAK DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD
ARTIKEL HUBUNGAN PARITAS DAN KELAINAN LETAK DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD Dr.H.SOEWONDO KENDAL KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 Oleh : Vera Apriliyanti Lestari NIM 030112a095
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Elvi Nola Gerungan 1, Meildy Pascoal 2, Anita Lontaan 3 1. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health Organisation (WHO) angka kematian dan kesakitan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM H. ABDUL MANAN SIMATUPANG TAHUN 2016
49 WAHANA INOVASI VOLUME 6. JULI-DES 07 ISSN : 089-859 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM H. ABDUL MANAN SIMATUPANG TAHUN 06 Fifi Ria Ningsih Safari Dosen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan. Setiap bayi memiliki potensi pertumbuhan
Lebih terperincikelahiran hidup. Di Yogyakarta pada
A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Lebih terperinciHubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Hamil
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Hamil Muliatul Jannah 1 Prodi D3 Kebidanan FK Unissula Abstrak Infeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan penyebab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bayi sehat adalah modal utama dalam mewujudkan manusia berkualitas. Keadaan ibu sebelum dan saat hamil akan menentukan berat bayi yang
Lebih terperinciPENELITIAN PENYEBAB PERSALINAN PRETERM
PENELITIAN PENYEBAB PERSALINAN PRETERM Riyanti Imron *, Amrina Oktaviana * Prematuritas merupakan faktor kematian yang terkait dengan mortalitas dan morbiditas sebagian bayi meninggal pada 28 hari pertama
Lebih terperinciHUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013
HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 Sri Wahayu 1, Erika Agung M, SST 2, Heni Maryati, S.Kep.,Ns,.M.Kes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA DI VK BERSALIN RSUD JOMBANG RIA EKA MANDASARI
STRATEGI KOPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA DI VK BERSALIN RSUD JOMBANG RIA EKA MANDASARI 11001037 Subject: strategi coping, tingkat kecemasan, ibu bersalin primigravida DESCRIPTION
Lebih terperinciKOMPLIKASI PERSALINAN PADA IBU PRIMIPARA MUDA DAN PRIMIPARA TUA DI RSUD BANGIL PASURUAN TAHUN 2013
KOMPLIKASI PERSALINAN PADA IBU PRIMIPARA MUDA DAN PRIMIPARA TUA DI RSUD BANGIL PASURUAN TAHUN 2013 Masfufah Istighfarningtyas 11002160 Subject : Komplikasi Persalinan, Primipara, Muda, Tua, Ibu Bersalin
Lebih terperinciFAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG
FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG NIA LAFINIA 1211010072 Subject: Faktor,BBLR, Ibu hamil DESCRIPTION Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) pada saat ini masih banyak di jumpai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan prematur, sedangkan kematian perinatal sendiri
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan prematur diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur disertai pendataran serviks yang diikuti turunnya bayi pada usia kehamilan kurang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) pada tujuan yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN 2013 1 Asthi Suryaputri 2, Anjarwati 3 INTISARI Latar Belakang: Insidensi KPD berkisar
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2015
HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2015 ABSTRAK Elisabeth E. Patty, A. A. Heru Tjahyono, Kresnawati Wahyu Setiono
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2013
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2013 Sekolah Tinggi Ilmu Keehatan Muhammadiyah Palembang Rosmiarti rosmiarti_5474@yahoo.com
Lebih terperinciBAB ΙΙ TINJAUAN PUSTAKA
BAB ΙΙ TINJAUAN PUSTAKA A. Ketuban Pecah Dini (KPD) 1. Pengertian KPD KPD adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya (Nugroho, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22
Lebih terperinciHUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014
HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 Laurensia Yunita 1, Faizah Wardhina 2, Husnun Fadillah 3 1 AKBID Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Stella Pasiowan 1, Anita Lontaan 2, Maria Rantung 3 1. RSJ.Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ketuban Pecah Dini 2.1.1 Definisi Ketuban Pecah Dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban pada saat pembukaan kurang dari 3-4 cm. Ketuban pecah disebut sebagai Ketuban Pecah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi preterm / prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Junita caroline Gerungan 1, Syuul Adam 2, Fredrika Nancy Losu 3 1. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan suatu negara adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit seorang perempuan meninggal
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA
HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA Ni Wayan Raina Purwahati 1, Eko Mardiyaningsih 2, Wulansari 3 1,2,3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahunnya, terjadi peningkatan angka kehamilan secara signifikan. Pada tahun 2012 sekitar 18,8 juta kehamilan terjadi di Asia Tenggara. 1 Tingginya angka kehamilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014 Ady Muhammad Hartono, 1210218 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., Mkes Pembimbing II: Winsa Husin,
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA
PENELITIAN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA Sutarmi*, Mardiana Zakir** WHO memperkirakan resiko klematian akibat kehamilan dan persalinandi usia 15 sampai 19 tahun 2 kali
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPONGAN KABUPATEN SITUBONDO
HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPONGAN KABUPATEN SITUBONDO KUNI LAFIFAH NIM. 11002255 Subject : Usia, Kejadian preeklampsia, Ibu Hamil Description : Angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan remaja telah menjadi masalah kesehatan yang penting di banyak negara di dunia, baik negara maju maupun Negara yang sedang berkembang. Sebenarnya kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravid,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekaligus juga meningkatkan resiko persalinan prematur. KPD yang terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dengan ketuban Pecah Dini (KPD) masih merupakan masalah penting dalam bidang obstetri, karena berkaitan dengan penyulit atau komplikasi yang dapat meningkatkan
Lebih terperinci