62 BAB IV HASIL RANCANGAN PRODUKSI 4.1 Konsep Produksi Film pendek Sepeda Untuk Shania merupakan adaptasi dari cerpen (cerita pendek) yang berjudul sama, Sepeda Untuk Shania karangan Aditya Rizky Gunanto. Pada awalnya, cerpen Sepeda Untuk Shania telah memiliki pembaca tersendiri dan mendapatkan respon positif dari pembaca. Kesulitan awal dalam produksi film pendek ini adalah mencari karakter yang tepat untuk menggambar kan sosok aku dan Shania dalam cerita ini. Karena tiap pembaca pasti punya imajinasi karakter tersendiri. Sempat mengalami kendala karena mencari banyak referensi untuk memvisualkan cerita yang ada dalam cerita pendek tersebut. Mulai dari mencari lokasi untuk bersepeda berdua, hingga mencari sekolah untuk setting sekolah. Pemilihan Komplek Perumahan Puri Indah karena jalan raya disana jarang dilewati banyak mobil, sehingga tidak menimbulkan banyak noise. Lalu suasana pepohonan dan komplek perumahan yang asri membuat pengadeganan terlihat lebih menarik dan menunjukkan nuansa film drama remaja. Pemilihan SMAn 85 sebagai lokasi sekolah, karena letaknya dekat dari kampus Mercu Buana. Karena seluruh kru produksi film ini adalah mahasiswa Universitas Mercu Buana, lebih memudahkan untuk transportasi dan pengadaan logistik serta peralatan dari kampus menuju lokasi, sehingga tidak menghambat kinerja kecepatan produksi film ini. 62
63 Gambar 7. Komentar Pembaca Cerpen Dalam pemilihan karakter, pembaca pun mempunyai imajinasi, pandangan serta keinginan yang berbeda dalam membayangkan siapakah yang akan memainkan karakter Aku atau Viko, Shania dan Ochi. Karakter Viko dianggap seorang pelajar dengan perawakan rapih dan cukup tampan, tetapi ia ragu untuk mengutarakan perasaannya. Untuk karakter Shania, pembaca memiliki pandangan bahwa ia adalah siswi yang manis, rajin belajar, serta juga menyimpan perasaan kepada Viko, tetapi sama sama malu untuk memberikan isyarat kalau ia juga suka. Sedangkan Ochi, pembaca membayangankan adalah sosok siswi lucu yang ceria, selalu heboh dan meledek sahabat dekatnya, Shania. Ochi juga adalah sosok teman yang pengertian dan menjadi tempat berbagi cerita oleh Shania.
64 Gambar 8. Komentar Pembaca Cerpen Setelah memilih Alissa Galliamova sebagai Shania dan Pangeran Bianco sebagai Viko (pemeran Aku didalam cerpen), cukup membangun suasana sebagai karakter yang dibutuhkan. Pemilhan Alissa Galliamova sebagai Shania, mendapatkan reaksi dan respon yang aktif dari penonton saat trailer atau teaser dari film ini diputar di youtube. Pemilihan Alissa sebagai Shania, melalui beberapa pertimbangan beberapa hal, seperti diantaranya, ia adalah mantan personel Idol Group/Girlband JKT48, sehingga mempunyai kemampuan akting yang sudah diasahnya saat masih bergabung dengan JKT48. Pemilihan Pangeran Bianco sebagai Viko, sebelumnya Bianco sudah pernah berakting untuk beberapa film pendek di Universitas Mercu Buana. Wajahnya
65 yang berkarakter anak SMA dan fleksibilitas dia dalam berdialog membuat kami memilihnya untuk memerankan Viko. Pemilihan Alfarisa Puteri sebagai Ochi, dengan berlatar belakang sebagai penggiat teater Amoeba Universitas Mercu Buana, lalu setelah melalui proses pencarian karakter, Alfarisa adalah pilihan terbaik untuk memerankan karakter Ochi yang periang, suka meledek dan menjadi sahabat serta pendengar yang baik untuk Shania. Persiapan pra-produksi yang cukup panjang membuat tim produksi lebih teliti dalam mempersiapkan segala kebutuhan. Mulai dari produksi, kamera hingga artistik dan properti yang dibutuhkan untuk shoting. 4.2 Laporan Produksi Film Sepeda Untuk Shania yang melakukan proses shoting selama dua hari, bertempat di dua lokasi, Komplek Perumahan Puri Indah dan SMAn 85 Jakarta. Saat proses shoting di Komplek perumahan, kendala yang sempat kami alami adalah turunnya hujan dengan skala yang tidak menentu. Sempat menunda proses shoting, tetapi makin sore cuaca makin cerah. Meskipun menyempitkan waktu shoting kami. Perizinan lokasi yang telah dimatangkan membuat kami leluasa dalam bergerak menentukan bloking lokasi untuk pengambilan gambar. Lokasi yang digunakan adalah suasana depan rumah, suasana bersepeda berdua dan jalanan.
66 Gambar 9. Proses shoting saat setelah turunnya hujan. Pengambilan shot saat adegan bersepeda berdua, cukup menyulitkan karena diambil melalui mobil bak. Penggunaan mobil bak dikarenakan untuk menjaga stabilitas kamera agar tidak goyang dan untuk mengambil suara suasana saat bersepeda. Sempat menemui kesulitan saat menyamakan kecepatan mobil bak dan kecepatan laju sepeda, tapi setelah melakukan briefing dengan supir bak dan pemeran Viko, kecepatan laju kedua kendaraan itu dapat disamakan.
67 Gambar10. Pengambilan adegan bersepeda. Pengambilan dialog saat bersepeda, dilakukan diatas mobil bak. Sepeda ditaruh diatas mobil bak dan mobil bak berjalan dengan pelan seolah olah sedang mengayuh bersepeda. Pengambilan suara pun lebih mudah karena lebih dekat dengan pemeran, sehingga tidak menimbulkan noise atau suara bising karena adegan tersebut diambil dijalan raya besar. Pengambilan adegan jalan raya sempat menemui kendala ketika anak anak kecil yang bertempat tinggal di dekat komplek perumahan itu penasaran dengan proses shoting dan mendekati set lokasi shoting kami. Sempat terganggu dengan banyaknya anak anak yang mendekati lokasi shoting kami, sehingga sempat membuat gambar dan suara bocor. Tapi setelah merajuk anak anak itu, shoting kembali lancar.
68 Gambar 11. Pengambilan adegan dialog saat bersepeda. Sempat beberapa kali melakukan banyak take untuk adegan ini, dikarenakan mencari dialog dan intonasi yang tepat untuk membangun suasana romantisme. Penggunaan dua kamera selama shoting membantu speed dari produksi ini. Sehingga tidak perlu merubah banyak bloking kamera. Saat pengambilan gambar di lokasi perumahan dan bersepeda tidak ada scene yang kurang maupun shot yang ketinggalan. Semuanya sesuai rencana dan terpenuhi. Sempat juga mengambil shot tambahan saat bersepeda, itu memudahkan untuk variasi editing. Saat shoting hari kedua yang berlokasi di SMAn 85, kami memulai shoting dengan mengambil scene yang berada di luar sekolah, halaman, gerbang sekolah, untuk mengejar matahari pagi agar mendapatkan suasana sekolah semestinya.
69 Dengan didukung tampilan pemeran tambahan dari murid murid SMAn 85, suasana pagi sekolah cukup terpenuhi sesuai kebutuhan adegan. Memiliki hampir 20 pemeran ektras, memudahan untuk membagi porsi dalam pembagian di dalam tiap adegan. Gambar 12. Pengambilan adegan depan sekolah. Saat pengambilan adegan di kelas, penyesuaian bloking kamera dan tempat duduk sempat sulit dilakukan karena padatnya meja dan kursi yang berada dikelas itu. Dengan kesigapan dan inisiatif dari tim artistik, suasana kelas dapat disusun dengan se-ideal mungkin, sehingga saat pengambilan adegan dapat terlihat menarik. Pengambilan gambar juga dilakukan dengan sangat teliti, mengingat kelas yang digunakan tidak terlalu besar, sehingga mengantisipasi terjadinya kebocoran dari lampu dan perangkat shoting lainnya. Posisi meja belajar Shania dan Viko
70 ditaruh berhadapan guna memberikan kesan bahwa mereka saling memperhatikan satu sama lain. Gambar 13. Pengambilan adegan dikelas. Adegan ending, saat Shania membaca surat perpisahan dari Viko pun tidak menemui kendala yang sulit. Penghayatan adegan pun dilakukan dengan baik oleh Alissa saat harus berakting sedih saat membaca surat dari Viko. Proses reading yang maksimal dengan Alissa membuahkan hasil yang baik saat adegan ini di eksekusi. Ada beberapa adegan dalam skenario yang ketika divisualkan, sempat menjadi hambatan dan tidak sesuai rencana awal. Di skenario, terdapat adegan makan Viko Shania di sebuah cafe taman. Di skenario tersebut dijelaskan bahwa setting suasana terjadi sore hari, sedangkan sore itu tim produksi baru selesai mengeksekusi adegan yang berlokasi di sekolah.
71 Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk menyulap balkon kantin gedung C menjadi cafe. Meskipun waktu sudah menjadi malam, dengan lampu sewaan, kami mencoba membuat suasana makan seperti yang berpatokan pada skenario. Gambar 14. Pengambilan adegan makan. Adegan makan berdua, meskipun dieksekusi saat malam hari, hal ini sempat berimbas pada editing cerita. Karena adegan ini adalah penyambung untuk adegan selanjutnya. Saat proses editing, adegan ini dijadikan adegan flashback saat Shania membaca surat kepergian Viko ke Australia. Adegan adegan lain saat di eksekusi tidak menemui kesulitan lainnya. Seperti adegan perpustakaan meskipun ruangannya lebih sempit dan padat meja dan kursi, tapi kesigapan tim artistik sangat membantu dalam proses pengambilan gambar.
72 Pengambilan adegan established dan suasana sekitar sekolah, ditujukan untuk menambahkan adegan adegan transisi untuk menyambung dari adegan sebelumnya, dan memudahkan serta memberi variasi saat paska produksi. Saat pengerjaan Paska Produksi, dimulai dengan menyusun scene per scene lalu mulai memberikann transisi serta menyamakan suara dan meratakan warna. Musik yang digunakan sebagai Soundtrack film ini digarap oleh band asal Jogja bernama Rookie Boom. Dengan lantunan akustik yang menceritakan cerita dari film ini, serta kualitas vokal dan lirik yang mudah dicerna, membuat beberapa adegan dalam film menjadi lebih hidup, menggambarkan suasana dan pesan yang ingin disampaikan. Dengan editing yang memberikan nuansa hitam putih saat adegan flashback di akhir cerita, membangun suasana lebih sedih saat Shania memabca surat Viko pada saat ia pergi meninggalkan Shania.