IbM KELURAHAN KANIGORO YANG MENGHADAPI SIKLUS POLUSI ASAB DARI PEMBAKARAN SISA PANEN PADI MELALUI PEMBUATAN RUMAH KOMJER

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

V. GAMBARAN UMUM USAHA

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK PELET KONSENTRAT KELINCI FESES PUYUH. Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN

1. Starter dengan larutan gula

METODOLOGI PENELITIAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU

PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dua puluh tahun silam lahan seluas 1 ha itu kering kerontang. Residu

Cara Menanam Cabe di Polybag

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ketinggian tanah sebesar 700 meter dari permukaan laut sehingga desa ini

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

PENGOMPOSAN JERAMI. Edisi Mei 2013 No.3508 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

BAB IV. METODE PENELITIAN

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014

OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETANI TEKNOLOGI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN PROMI DI KABUPATEN PINRANG. Matheus Sariubang, dkk

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008

LAMPIRAN. Kecamatan Tampan. Pekanbaru-Riau

PELAKSANAAN USAHA DAN PERKEMBANGANNYA

PEMUPUKAN BUDIDAYA PADI ORGANIK rekommendasi BWD. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

IMPLEMENTASI BIOFERMENTASI EFFECTIVE MICROORGANISM DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

Petunjuk Teknis PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN KOTORAN SAPI

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

Teknik guba terbukti melambungkan produksi lele. Di Kulonprogo, Lambungkan Produksi Lele 1 LELE

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2016

Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Petani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) Mikro Organisme Lokal (MOL) 3) Larutan gula merah / gula pasir 4) Dedak / bekatul

MEMBUAT PUPUK ORGANIK PADAT

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2

2. Kabupaten Pontianak

Transkripsi:

IbM KELURAHAN KANIGORO YANG MENGHADAPI SIKLUS POLUSI ASAB DARI PEMBAKARAN SISA PANEN PADI MELALUI PEMBUATAN RUMAH KOMJER 0LEH: Sri Utami, M. Soeprijadi Djoko Laksana, Bekti Kiswardianta, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Madiun sriutami31@yahoo.co.id. ms.djoko laksono @ yahoo.co.id. Kiswardianta65@gmail.com Abstrak Petani Kanigoro selalu membakar jerami dan sekam sisa panen padi karena mereka tidak memelihara hewan ternak. Mereka berpikir membakar jerami adalah cara termudah, murah serta bermanfaat untuk membuat pupuk(rabuk) dan dapat membersikan area sawah dengan cepat. Mereka enggan membuat kompos karena ribet dan sebagian belum tahu caranya. Petani tidak menyadari bahwa pembakaran sisa jerami secara masal (karena selalu panen raya 3 x setahun ), seperti yang rutin mereka lakukan menimbulkan pencemaran udara secara bersiklus dan memicu berbagai macam penyakit pernapasan. Pembakaran jerami di area sawah juga dapat membunuh organisme yang bermanfaat bagi kesuburan tanah dan mengurangi ketersediaan unsure hara dalam tanah serta dapat menyebabkan tanah tandus. Permasalahan diatas mendorong pengusul untuk berperan mengatasinya dengan melaksanakan program IbM dengan tema IbM Kelurahan Kanigoro yang menghadapi siklus polusi asab dari pembakaran sisa panen padi melalui pembuatan Rumah Komjer. Tujuan dan Jenis Luaran kegiatan di atas antara lain: (1). Produk Kompos berkualitas tinggi dari sisa panen padi, 10 ton/panen. (2). Rumah Komjer, yaitu rumah produksi dan pemasaran kompos dari jerami, dapat memproduksi dan memasarkan minimal 10 ton kompos/panen. (3). Koperasi Komjer yang berbadan hukum. Metode yang digunakan dalam IbM adalah menggunakan pendekatan penyuluhan kepada Gapoktan atau gabungan kelompok tani yang ada di keluharan Kanigoro tentang bahaya pencemaran asap bagi kesehatan. workshop pembuatan kompos dari sisa panen padi (jerami, sekam, ijuk dll) langsung secara manual di lahan persawaan Bapak Sumarno dan di rumah bapak Pramu. Mendirikan Rumah Komjer untuk membuat dan memasarkan kompos jerami serta mengatasi keengganan petani membuat kompos jerami. Mendirikan Koperasi Komjer. IbM telah dilaksanakan selama 11 bulan dengan kegiatan dan prosedur kerja sebagai berikut; (1) Menyewa Rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas di dekat persawahan kanigoro yaitu di perum Jati Kampir Blog B no 6 Selo Kelurahan Kanigoro sebagai Rumah Komjer dan Koperasi Komjer; (2) Pembuatan produk kompos jerami. Rencana selanjutnya adalah (1). pembuatan kojer pada panen 23 juni sampai awal juli untuk dipasarkan; (2). Penyuluhan bahaya pembakaran jerami secara masal dan praktek langsung pembuatan produk kompos jerami di sawah, kepada Gapoktan Kelurahan Kanigoro. (3). Perluasan jaringan/anggota petani komjer. (4). Mendirikan koperasi komjer. Keywords : Siklus Asap, Komjer, Rumah Komjer. I. PENDAHULUAN Berdasarkan survei di areal persawahan Kelurahan Kanigoro Kecamatan Kartoharjo Madiun mempunyai area pertanian yang luas mengelilingi perumahan. Penduduk Kanigoro lebih dari 50% adalah petani sisanya PNS, karyawan swasta atau pedagang. Petani di madiun kota termasuk petani kanigoro hanya menanam padi sepanjang tahun. Mereka panen padi tiga kali dalam setahun. Petani Kanigoro selalu membakar jerami dan sekam sisa panen padi karena mereka tidak memelihara hewan ternak. Mereka berpikir membakar jerami adalah cara termudah, murah serta bermanfaat untuk membuat pupuk(rabuk) dan dapat membersikan area sawah dengan cepat. Mereka enggan membuat kompos karena ribet dan sebagian belum tahu caranya. Petani tidak menyadari bahwa pembakaran sisa jerami secara masal (karena selalu panen raya 3 x setahun ), seperti yang rutin mereka lakukan menimbulkan pencemaran udara secara bersiklus dan memicu berbagai macam penyakit pernapasan. Pembakaran jerami di area sawah juga dapat membunuh organisme yang bermanfaat bagi kesuburan tanah dan mengurangi ketersediaan unsure hara dalam tanah serta dapat menyebabkan tanah tandus. ISBN 978-602-73690-3-0 210 Universitas PGRI Yogyakarta

Permasalahan diatas mendorong pengusul untuk berperan mengatasinya dengan melaksanakan program IbM dengan tema IbM Kelurahan Kanigoro yang menghadapi siklus polusi asab dari pembakaran sisa panen padi melalui pembuatan Rumah Komjer. II. METODE 1. Metode pendekatan yang ditawarkan Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan siklus pencemaran asap yang dihadapi warga Kanigoro di atas antara lain melalui kegiatan berikut: a. Mengadakan penyuluhan kepada Gapoktan atau gabungan kelompok tani yang ada di keluharan Kanigoro tentang bahaya pencemaran asap bagi kesehatan. b. Praktek pembuatan kompos dari sisa panen padi (jerami, sekam, ijuk dll). c. Mendirikan Rumah Komjer untuk membuat dan memasarkan kompos jerami serta mengatasi keengganan petani membuat kompos jerami. Solusi ini diharapkan dapat mengatasi masalah pencemaran asap bersiklus, meningkatkan kesadaran para petani tetntang bahaya asap dan mengurasi biaya produksi pertanian. Disamping itu juga dapat membuka peluang usaha yang lain yaitu Koperasi Kompos. 2. Rencana Kegiatan dan Prosedur Kerja a Menyewa Rumah sederhana dengan halaman yang luas di pinggir kelurahan kanigoro yang dekat dengan persawahan sebagai Rumah Komjer dan Koperasi Komjer, yaitu pusat pusat pelanyanan pembuatan kompos jerami dan pemasarannya melalui system koperasi jerami. Petani menyetorkan jerami kemudian Rumah Komjer akan membuatnya menjadi kompos dan ½ produk kompos dikembalikan kepada petani, ½ sisanya menjadi milik Rumah Komjer yang kemudian akan dijual sebagai ganti biaya produksi. b Pembuatan produk kompos jerami untuk dipasarkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Bahan: 10 kg jerami yang dicacah hingga berukuran panjang 5 10 cm, jika dalam jumlah besar bisa menggunakan mesin pencacah sampah; 0,5 kg dedak; 10 kg sekam; 2 sendok makan atau 10 ml em4; 2 sendok makan molases atau limbah gula yang bisa diganti dengan 1 balok gula merah, dan air bersih; molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya. Cara membuat kompos jerami untuk dipasarkan: (1) Membuat larutan memakai em4, molasses/gula merah, dan air (1:1:1) (2) Jerami, sekam,dan dedak dicampur merata sebagai bahan pupuk kompos (3) Menyiram bahan pupuk kompos dengan larutan pertama sehingga terbentuk adonan. adonan terbaik adalah jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar (kadar air 30%). Gambar 2. Adonan bahan kompos yg baik. (4) Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 20 25 cm. tutup gundukan memakai karung goni selama 3 5 hari sebagai proses fermentasi. selama proses tersebut, pertahankan suhu bahan pupuk kompos pada suhu 40 50 derajat celcius. suhu itu dapat dirasakan dengan tangan, yakni bila bahan dipegang terasa sedikit hangat. bila suhu bahan kompos lebih dari 50 derajat, buka karung penutup lantas bolak-balikan adonan sebentar sebelum ditutup kembali. (5) Setelah 5 hari bukalah karung goni dan pupuk kompos siap dipakai. (6) Proses fermentasi pupuk kompos berhasil apabila pupuk kompos ditumbuhi oleh cendawan berwarna putih dan aroma pupuk kompos sedikit berbau seperti tanah segar. namun bila pupuk kompos yang dihasilkan berbau busuk, pertanda pupuk kompos yang dibuat tidak berhasil. selanjutnya pupuk kompos langsung digunakan, tetapi bila tidak kering anginkan terlebih dahulu selama 3 4 jam sebelum dimasukkan ke dalam plastik atau karung. c). Penyuluhan pembuatan produk kompos jerami di sawah, kepada Gapoktan Kelurahan Kanigoro. Berikut kiat mengomposkan jerami di lahan sawah petani dalam waktu 2-3 minggu tanpa proses penutupan "Terpal/plastik" dan tanpa "pembalikan": 1. Menyiapkan activator "ragi kompos", buat larutan activator dalam ember. 2. Mengumpulkan jerami padi di pinggir lahan atau tengah lahan (mana yang paling mudah), tumpuk setinggi 10-15cm, padatkan ISBN 978-602-73690-3-0 211 Universitas PGRI Yogyakarta

dengan cara diinjak-injak, siram dengan larutan bio-activator sampai basah/lembab. Mengulangi langkah tersebut sampai bahan jerami habis. 3. Ukuran petakan dari tumpukan jerami panjang dan lebarnya bebas, namun tinggi tumpukan harus diusahakan minimum 80cm (agar diperoleh energi panas untuk proses dekomposisi). 4. Bagian atas tumpukan jerami ditutup dengan tanah dari lahan tsb (seperti plesteran semen). Tipis saja tidak perlu tebal-tebal selain sebagai pemberat agar tumpukan tidak kabur tertiup angin, juga mampu mempertahankan kelembaban tumpukan tetap stabil. Keliling tumpukan tidak perlu diplester. Pertimbangan lain jika ditutup dengan terpal (takutnya terpalnya hilang!). 5. Amati proses pengomposan 5 hari sekali, selalu usahakan agar kondisi tumpukan lembab, jika agak kering siram/percikan dengan air biasa secukupnya. Jika kelembaban terjaga maka dalam waktu 2 minggu tinggi tumpukan akan menyusut 50% (separonya), dan jerami telah menjadi kompos dengan ciri coklat kehitaman, lunak, siap disebarkan merata ke lahan. d. Evaluasi keberhasilan seluruh kegiatan dengan indikator: 1. Penyuluhan diikuti oleh 2 gapoktan di kanigoro. 2. Menghasilkan kompos jerami 10 ton per panen. 3. 70 % anggota gapoktan bergabung dengan rumah komjer. 4. Koperasi komjer berbadan hukum. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegitan yang telah dilakukan antara lain: 1. Menyewa Rumah sederhana dengan halaman yang luas di pinggir kelurahan kanigoro yang dekat dengan persawahan sebagai Rumah Komjer dan Koperasi Komjer, yaitu pusat pusat pelanyanan pembuatan kompos jerami dan pemasarannya melalui system koperasi jerami. Petani menyetorkan jerami kemudian Rumah Komjer akan membuatnya menjadi kompos dan ½ produk kompos dikembalikan kepada petani, ½ sisanya menjadi milik Rumah Komjer yang kemudian akan dijual sebagai ganti biaya produksi. Biaya sewa 5 juta rupiah dengan surat perjanjian sewa dan kerja sama. 2. Pembuatan sampel produk kompos jerami di rumah komjer dengan dibantu 8 anggota tim yaitu 2 orang dosen dan 6 mahasiswa dan berhasil membuat produk komjer I dan komjer II. Komjer I yaitu jerami dan bahan tambahan dedak, sekam dll. Komjer II yaitu kompos jerami dan em-4 di lahan pertanian petani. 3. Mengadakan penyuluhan kepada Gapoktan atau gabungan kelompok tani yang ada di keluharan Kanigoro tentang bahaya pencemaran asap bagi kesehatan. Penyuluhan diikuti 50 orang dari jam 19.30 sampai 22.00 WIB. Ada 10 orang yang bertanya dan semua antusias, semua duduk dan memperhatikan sampai selesai dan tidak ada yang pulang sebelum selesai acara. Peserta aktiv bertanya. 4. Penyuluhan dan praktek pembuatan kompos dari sisa panen padi di lahan. Penyuluhan dan praktek disawah dihadiri 10 orang, dilaksanakan disawah Bapak Bandi tanggal 15 Agustus 2015 hingga selesai. Mendapat sumbangan konsumsi dan tempat serta listrik dan molase dari pabri gula kanigoro dan petani. 5. Pendampingan Praktek pembuatan kompos jerami di lahan bapak Bandi dan anggota yang lain, tanggal Agustus - Desember 2015 berlanjut. 6. Mengikuti monev eksternal dari dikti di Unmer Madiun tanggal 21 November 2015. 7. Evaluasi keberhasilan seluruh kegiatan dengan indicator: a. Penyuluhan diikuti oleh 2 gapoktan di kanigoro. b. Menghasilkan kompos jerami 10 ton per panen. c. 70 % anggota gapoktan bergabung dengan rumah komjer. d. Koperasi komjer berbadan hukum (ini belum dapat terealisasi). 8. menyusun laporan akhir, aplod jurnal dan mengikuti seminar IbM. Kendala Pelaksanaan Program Dan Solusi: a. Pada panen pertama bulan januari akhir sbelumdapat produksi karena masa panen pertama telah lewat sedangkan IbM baru pengumuman. Solusinya menunggu panen ke-2. b. Kualifikasi Mesin pencacah jerami yang telah dibeli ternyata tidak sesuai dengan yang dipromosikan/ yang kami harapkan. Mesin serin macet dan sowak pisaunya sehingga harus berulangkali diservis. Solusi sewa mesin yang lebih bagus kwalifikasinya. c. Masa panen yang berbenturan dengan masa ujian semester di kampus, sehingga produksi komjer 1(kompos jerami dengan bahan digiling) tidak maksimal. Kemudian dimaksimalkan untuk ISBN 978-602-73690-3-0 212 Universitas PGRI Yogyakarta

produksi komjer II yang langsung dilahan dengan cara ditumpuk atau ditraktor bersama tanah kemudian disemprot EM-4 dan digenangi air. BAB IV. KESIMPULAN. IbM Rumah Komjer dapat mengatasi masalah pencemaran asap bersiklus, meningkatkan kesadaran para petani tentang bahaya asap dan mengurasi biaya produksi pertanian Petani Kelurahan Kanigoro Madiun. Koperasi Komjer belum dapat berdiri masih dalam proses pelobian. Gambar 2. Pencacahan jerami. V. REFERENSI Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Anggoro,Toha., dkk. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas terbuka. Bebeja. Resep Pupuk Kompos Jerami. Sumber: http://www.facebook.com/bebejacom. Cahyono, Bambang. (2003). Cabai Rawitteknik budidaya & Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius. Eko Priyono.2013. Membuat Pupuk Organik Jerami di Sawah. Sumber: ttp://tanonmandiritaniorganik.blogspot.co m Marsono, PL. (2002). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. Martorejo, Toekidjo. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Andi Offset. Sri Utami. (2005). Pengaruh Perbedaan Komposisi Pupuk NPK Terhadap hasil Panen Cabai Rawit (Capsicum frutescens L). hasil Penelitian. Madiun: IKIP-PGRI Madiun Press. Gambar 3. Pembuatan produk sampel komjer. Gambar 4. Rumah Produksi Komjer. VI. GAMBAR KEGIATAN Gambar 5. Penggilingan Padi. Gambar 1. Foto Konsolidasi. ISBN 978-602-73690-3-0 213 Universitas PGRI Yogyakarta

Gambar 6. Mencampur dedak sekam, EM4 dan molase. Gambar 9. Persensi kegiatan. Ganbar 7. Meratakan dan menutup bahan komjer untuk dipasarkan. Gambar 10. Produk Komjer. Gambar 8. Penyuluhan komjer pada gapoktan lestari I dan II. Kanigoro. Gambar 11. Jadwal Kegiatan Rumah Komjer ISBN 978-602-73690-3-0 214 Universitas PGRI Yogyakarta