BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 14/02/21/Th. XII, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016 GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,352 Pada September 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,352. Angka ini menurun sebesar 0,002 poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,354. Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2016 sebesar 0,346, turun sebesar 0,005 poin dibanding Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,351. Sementara Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2016 juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Gini Ratio pada Maret 2016, yaitu dari 0,284 menjadi 0,264. Selama periode Maret 2016 September 2016, distribusi pengeluaran dari kelompok penduduk 40 persen terbawah mengindikasikan penurunan, yaitu 18,57 persen pada Maret 2016 menurun menjadi 18,48 persen pada September 2016. Di daerah perkotaan, distribusi pengeluaran kelompok 40 persen terbawah pada periode Maret 2016 September 2016 kenaikan yaitu dari 18,61 persen pada Maret 2016 naik menjadi 18,62 persen pada September 2016. Hal yang sama terjadi di daerah perdesaan, dimana distribusi pengeluarannya meningkat dari 22,78 persen pada Maret 2016 menjadi 23,50 persen pada September 2016. 1. Perkembangan Gini Ratio September 2013 September 2016 Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini Ratio. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Gini ratio di Provinsi Kepulauan Riau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Gini Ratio pada September 2013 tercatat sebesar dan menaik hingga September 2014 menjadi 0,40. Gini Ratio menurun kembali menjadi pada September 2015. Pada September 2016 Gini Ratio tercatat sebesar 0,352 menurun 0,002 poin dibandingkan dengan Gini Ratio pada Maret 2016 sebesar 0,354. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemerataan pengeluaran di Indonesia selama periode Maret 2016-September 2016. Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2016-September 2016 Gini Ratio di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,005 poin yaitu dari 0,351 pada Maret 2016 menjadi 0,346 pada September 2016. Sementara di daerah perdesaan nilai Gini Ratio juga mengalami penurunan yaitu sebesar 0,284 pada Maret 2016 menjadi 0,264 pada September 2016. Berita Resmi Statistik No.14 /02/21/ Th. XII, 1 Februari 2017 1
Tabel 1 Gini Ratio Menurut Daerah, September 2013-September 2016 Tahun Perkotaan Pedesaan Perkotaan+ Pedesaan (1) (2) (3) (4) September 2013 0,31 September 2013 0,38 0,31 0,38 Marer 2014 0,40 0,40 September 2014 0,43 0,31 0,44 Marer 2015 September 2015 0,33 0,28 0,34 Maret 2016 0,351 0,284 0,354 September 2016 0,346 0,264 0,352 Gambar 1 Perkembangan Gini Ratio, September 2013-September 2016 0,45 0,43 0,41 0,40 0,44 0,43 0,39 0,38 0,40 0,37 0,38 0,354 0,352 0,35 0,33 0,31 0,27 0,31 0,31 0,31 0,34 0,33 0,28 0,351 0,284 0,346 0,25 0,264 Mar-2013 Sept-2013 Mar-2014 Sept-2014 Mar-2015 Sept-2015 Mar-2016 Sept 2016 Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan Berita Resmi Statistik No.14 /02/21/ Th. XII, 1 Februari 2017 2
2. Perkembangan Distribusi Pengeluaran Maret 2016-September 2016 Selain Gini Ratio ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia. Berdasarkan ukuran ini tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17 persen. Pada September 2016, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 18,48 persen yang berarti ada pada kategori ketimpangan rendah. Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan dibanding kondisi Maret 2016 yang sebesar 18,57 persen. Berdasarkan daerah tempat tinggal, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan tercatat sebesar 18,62 persen yang berarti ada pada kategori ketimpangan rendah. Kondisi ini juga mengarah kepada penurunan distribusi pengeluaran dibanding kondisi Maret 2016 yang sebesar 18,61 persen. Sementara di daerah perdesaan, persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah tercatat sebesar 23,50 persen yang berarti ada pada kategori ketimpangan rendah dan angkanya meningkat dibanding kondisi Maret 2016 sebesar 22,78 persen. Daerah/Tahun Tabel 2 Distribusi Pengeluaran di Kepulauan Riau September 2015-September 2016 (Persentase) 40 Persen Terbawah 40 Persen Menengah 20 Persen Atas (1) (2) (3) (4) Perkotaan September 2015 20,01 38,29 41,70 Maret 2016 18,61 38,87 42,53 September 2016 18,62 39,37 42,01 Pedesaan September 2015 23,48 37,53 38,99 Maret 2016 22,78 39,23 37,99 September 2016 23,50 40,60 35,90 Perkotaan+Pedesaan September 2015 19,70 37,86 42,44 Maret 2016 18,57 38,32 43,11 September 2016 18,48 38,88 42,64 Berita Resmi Statistik No.14 /02/21/ Th. XII, 1 Februari 2017 3
Gambar 2 Perkembangan Persentase Pengeluaran Kelompok 40 Persen terbawah, September 2015-September 2016 25,00 23,48 22,78 23,50 20,00 20,01 18,61 18,62 19,70 18,57 18,48 15,00 10,00 5,00 0,00 Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan Sept 2015 Maret-2016 Sep-16 2. Persentase Pembagian Pengeluaran Menurut Kelas Kuintil dan Perbandingan Q5 terhadap Q1 Ukuran selanjutnya yang juga dapat digunakan untuk melihat ketimpangan adalah perbandingan antara rasio pengeluaran kelompok 20 persen teratas (Q5) dengan 20 persen terbawah (Q1). Semakin besar rasio Q5 terhadap Q1 maka berarti ketimpangan pengeluaran semakin tinggi. Tabel 3 Persentase Pembagian Pengeluaran di Kepulauan Riau Menurut Kelas Kuintil September 2015-September 2016 Daerah/Tahun Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q5/Q1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkotaan: September 2015 8,02 11,98 16,41 21,88 41,70 5,20 Maret 2016 7,17 11,43 16,09 22,78 42,53 5,93 September 2016 7,23 11,39 16,45 22,92 42,01 5,81 Pedesaan: September 2015 10,14 13,34 16,98 20,55 38,99 3,85 Maret 2016 9,42 13,36 16,72 22,51 37,99 4,03 September 2016 9,29 14,21 18,58 22,02 35,90 3,86 Perkotaan+Pedesaan: September 2015 7,97 11,73 16,13 21,73 42,44 5,32 Maret 2016 7,30 11,28 15,90 22,41 43,11 5,91 September 2016 7,15 11,33 16,16 22,72 42,64 5,96 Berita Resmi Statistik No.14 /02/21/ Th. XII, 1 Februari 2017 4
Berdasarkan Tabel 3, maka dapat dilihat bahwa di daerah perdesaan pada kondisi September 2016 rasio antara penduduk pengeluaran 20 persen ke atas (Q5) dengan penduduk pengeluaran 20 persen terbawah (Q1) cukup rendah yaitu 3,86. Di daerah perkotaan rasio antara Q5 dan Q1 cukup tinggi yaitu 5,81, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ketimpangan pengeluaran di perkotaan lebih tinggi jika dibandingkan ketimpangan pengeluaran di daerah perdesaan. Secara keseluruhan, ketimpangan pengeluaran di Provinsi Kepulauan Riau pada periode September 2016 adalah sebesar 5,96. Angka tersebut naik 0,05 poin, jika dibandingkan pada kondisi Maret 2016. Berita Resmi Statistik No.14 /02/21/ Th. XII, 1 Februari 2017 5