Implementasi Kurikulum 2013 Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang

dokumen-dokumen yang mirip
PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013 di SMP

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 (Studi Multi Situs di SDN Dinoyo 2 Malang dan SDN Madyopuro 1 Malang)

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI

IMPLEMENTASI GURU SEJARAH DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI KELAS X DI SMA N 1 REMBANG TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD N 02 KEDUNGAMPEL TAHUN 2016/2017

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015)

PEMBELAJARAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 GADINGREJO. Oleh

PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh : WILDA NURAIDA

BAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI GURU TERHADAP PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS RENDAH DI SDN 03 SEWUREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN 2016/2017

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI di KOTA KLATEN

MANAJEMEN KURIKULUM KELAS BILINGUAL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

REFLEKSI RESPON GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 1 NGAGLIK E-JOURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

PERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD MUHAMMADIYAH 24 GAJAHAN SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

Peran Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Mata Pelajaran IPS di SMK

239 Prosiding Seminar Nasional KSDP Prodi S1 PGSD Konstelasi Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA KELAS XI OLAHRAGA di SMA NEGERI 5 KOTA MAGELANG ARTIKEL E-JOURNAL

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMPN SE-KABUPATEN PATI

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 (Studi Kasus Guru IPS di SMP Labschool Jakarta) Oleh: Desy Safitri dan Maria Oktavia

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

KINERJA GURU DITINJAU DARI ASPEK PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMAN 5 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

Yulia Maftuhah Hidayati 1), Titik Septiani 2) Abstarct

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 3 BANDARLAMPUNG. Oleh

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA) Diajukan Kepada. Program Studi Magister Manajemen

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

IMPLEMENTASI QUALITY ASSURANCE SYSTEM DALAM PEMBELAJARAN

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI TRANSISI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KE KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 3 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

PENGELOLAAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DI SDN KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2016/2017 TESIS

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013 DI SDN TANJUNGREJO 1 MALANG

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI (STUDI KASUS DI SMK NEGERI SE-SURAKARTA)

Penggunaan Modul Pembelajaran

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Sarwono Guru Program Studi Kria Kulit SMK Negeri Pacitan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL KRISNA LATIP NIM

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Transkripsi:

Implementasi Kurikulum 2013 Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang Dian Tatim Mussolikhah Ery Tri Djatmika I Nyoman Suputra Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Malang * Email: diantanty@rocketmail.com Abstract: This research was conducted with the aim of: to describe how the implementation of Curriculum 2013 in Office Administration program (APK) at SMK Negeri 1 Turen Malang.This research uses descriptive research approach. Data collected by using observation, interviews and documentation. The instrument used to collect data in the form of human instrument. Based on analysis of these data, we concluded as follows. First, the implementation of Curriculum 2013 in Office Administration Program (APK) at SMK Negeri 1 Turen has been performing well, but has not been implemented to the maximum. Second, teacher s understanding on the implementation of Curriculum 2013 at SMK Negeri 1 Turen has been good. Third, the supporting curriculum 2013 implementation factors is that teachers already understand the curriculum 2013, its guidelines (lesson plan, syllabus, instrument rating) has been prepared by the government, an adequate infrastructure. Inhibiting factors during the implementation of Curriculum 2013 the lack of involvement of the student, assessment or evaluation of learning, learning resources still exist. Keywords: Implementation of Curriculum 2013 Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimanakah implementasi Kurikulum 2013 pada program keahlian Administrasi Perkantoran (APK) SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa human instrument. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pertama, Implementasi Kurikulum 2013 pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) di SMK Negeri 1 Turen sudah terlaksana dengan baik, namun belum terlaksana secara maksimal. Kedua, Pemahaman guru Administrasi Perkantoran berkaitan dengan penerapan pembelajaran Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Turen sudah baik. Ketiga, Faktor pendukung Implementasi Kurikulum 2013 para guru sudah mengerti mengenai Kurikulum 2013, pedoman Kurikulum 2013 (RPP, Silabus, Instrument Penilaian) sudah disiapkan pemerintah, sarana-prasarana yang memadai. Faktor penghambat Implementasi Kurikulum 2013 kurangnya keaktifan siswa, penilaian atau evaluasi pembelajaran, sumber belajar masih belum ada. Kata Kunci: Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan merupakan proses yang terencana, bertujuan, sistematis, terstruktur, dan terukur untuk membantu, mendorong, megarahkan, dan mengelola manusia menuju perbaikan dan peningkatan kemanusiaannya (Putra, 2012:6). Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa dan keberhasilan pendidikan juga membawa keberhasilan sebuah bangsa. Mutu bangsa di kemudian hari tergantung pada pendidikan yang ditempuh oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, perlu dilakukan perubahan atau terobosanterobosan baru di bidang pendidikan baik yang mencakup perangkat pendidikan Tahun 1, Nomor 1, April 2016 31

maupun perangkat pembelajaran termasuk kurikulum. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam. Pada dasarnya kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 19). Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Kurikulum harus disesuaikan dan pengimplementasiannya disusun sedemikian rupa guna mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut secara efektif dan efisien. Di Indonesia beberapa kali mengalami perbaikan Kurikulum di antaranya Kurikulum 1994 yang kemudian diganti dengan kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004. Penerapan KBK pun di sekolah tidak bertahan lama karena dua tahun kemudian tepatnya 2006 pemerintah Indonesia meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan dari Kurikulum sebelumnya. Baru-baru ini kurikulum yang diuji cobakan pada pendidikan tahun ajaran 2013/2014 merupakan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Selama diberlakukannya Kurikulum 2013, kegiatan pelatihan, workshop, kegiatan pengenalan kurikulum, dan lain-lain dilakukan kepada guru untuk memahami tentang penerapan Kurikulum 2013 agar nantinya implementasi di dalam kelas tidak 32 mengalami kendala. Dalam perkembangannya, Kurikulum 2013 sedikit mengalami kendala. Kendala terbesar dalam hal ini dialami oleh guru. Kebanyakan para guru belum memahami betul akan Kurikulum 2013. Para guru sebagai ujung tombak dari kegiatan pendidikan perlu memahami secara mendalam tentang konsep dasar Kurikulum 2013, sehingga mereka tidak lagi mengalami berbagai kendala dan kesulitan-kesulitan dalam menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah. Pengambilan subyek penelitian pada sekolah SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) khususnya. Pemilihan SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang ini karena SMK tersebut sudah menerapkan Kurikulum 2013. Penerapan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang sudah dijalankan sejak Semester 1 Tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam bentuk penelitian yang berjudul Implementasi Kurikulum 2013 Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Peneliti berusaha mendeskripsikan dan memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian fenomenologi yaitu penelitian yang mencoba menjelaskan atau mengungkapkan makna fenomena di lapangan dan menyimpulkan

persepsi dari responden. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi karena dalam pelaksanaannya mencakup penjelasan mengenai bagaimana guru mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada program keahlian Administasi Perkantoran (APK). Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen atau alat penelitian. Menurut Sugiyono (2011:222) peneliti kualitatif, sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Kehadiran peneliti dilapangan memiliki peranan yang sangat penting, karena peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pengumpul data utama. Peneliti hadir dilapangan dan berinteraksi langsung dengan subjek penelitian guna menggali informasi dari sumber data. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada guru-guru program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang yang telah melaksanakan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Peneliti melakukan pengamatan pada lokasi penelitian, mengamati tingkah laku objek penelitian ketika pembelajaran berlangsung, mengamati perangkat pembelajaran guru yaitu silabus dan RPP Kurikulum 2013 program keahlian Adminstrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini diketahui, namun peneliti hanya bertindak sebagai pengamat ketika proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Turen yang terletak di Jalan Panglima Sudirman no. 41 Turen Kabupaten Malang. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru program keahlian Administrasi Perkantoran serta Waka Kurikulum SMK Negeri 1 Turen.Data dalam penelitian ini merupakan jenis data primer yang diperoleh 33 secara langsung oleh peneliti melalui wawancara yang dilakukan dengan guru program keahlian Administrasi Perkantoran dan Waka Kurikulum SMK Negeri 1 Turen. Bentuk data yang dilampirkan merupakan paparan hasil wawancara dengan guru dan waka Kurikulum di SMK Negeri 1 Turen yang didapatkan oleh peneliti. Data primer yang lainnya berasal dari observasi mengenai sarana dan prasarana sekolah serta sumber pembelajaran. Data sekunder berasal dari dokumen perangkat pembelajaran. Dokumen yang dianalisis ini berupa Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Pada penelitian ini beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya adalah dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan sampai akhir pengambilan kesimpulan. Analisis data dilakukan secara sistematis melalui observas, wawancara, dan dokumentasi. Data yang di analisis adalah data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai implementasi Kurikulum 2013 khususnya program keahlian Administrasi Perkantoran. Aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk mengecek keabsahan temuan. Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. HASIL & PEMBAHASAN Informasi dan penjelasan tentang Kurikulum 2013 sangat diperlukan para pelaku pendidikan terutama Waka Kurikulum karena selain Kepala Sekolah dan Kepala Program Studi yang lebih dahulu mengetahui perbaikan dan perubahan Kurikulum, sebagai Waka Kurikulum juga wajib mengerti bagaimana bentuk Kurikulum 2013 sampai bagaimana cara penerapannya. Berdasarkan

data-data yang diperoleh dari hail wawancara serta observasi dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri 1 Turen telah mengimplementasikan perencanaan pembelajran dengan baik. Terbukti dengan adanya upaya memberikan pelatihan pada guru-guru mata pelajaran untuk menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sangat mengedepankan nilai karakter siswa dalam proses pembelajaran mulai dari datang sampai pulang. Untuk penilaian yang diterapkan Kurikulum 2013 ada tiga aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Instrumen penilaian siswa di Kurikulum 2013 tidak seperti di Kurikulum sebelumnya, tidak hanya hasil belajar siswa dalam bentuk tugas saja yang dinilai tetapi proses mengerjakan tugas atau praktek serta diskusi dan meringkas isi materi juga masuk dalam instrumen penilaian siswa. Penilaian Kurikulum 2013 terlalu banyak aspek yang dinilai sehingga guru merasa kesulitan, maka dari itu perlu ada perbaikan kembali. Kesimpulannya pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan semua kelengkapan dokumen Kurikulum 2013 secara lengkap, sehingga pihak sekolah dan para guru harus sudah mampu menerapkan keseluruhan proses pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran secara efektif walaupun masih terdapat kendala yang menghambat jalannya proses pembelajaran di Kurikulum 2013, tidak menjadikan bebas tersendiri untuk para guru tetapi menjadikan motivasi mengajar meningkat dan menerapkan apa yang ada di dalam Kurikulum 2013 secara benar. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreatifitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit. Salah satu faktor keberhasilan implementasi 34 Kurikulum 2013 yaitu sosialisasi. Dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan agar semua pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas masing-masing sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan. Namun pada kenyataannya sosialisasi tidak berjalan secara menyeluruh, banyak pihak sekolah yang tidak mengikuti sosialisasi sehingga mereka mengadakan program sosialisasi Kurikulum 2013 di sekolah sendiri dengan mendatangkan pemateri dari luar. 1. Pengembangan Komponen Kurikulum Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP diantaranya yaitu guru tidak lagi menyusun dan mengembangkan silabus karena telah mendapat dai Dinas Pendidikan Pusat. Hal ini dimaksudkan untuk menyeragamkan tujuan pendidikan di sekolah menengah yang ada diseluruh Indonesia karena mempertimbangkan karakteristik siswa di setiap sekolah tidak sama. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Pada proses kegiatan pembelajaran belum mencerminkan sepenuhnya hal-hal yang telah dicantumkan dalam RPP, faktor utama penyebab proses pembelajaran tidak sesuai dengan RPP karena keterbatasan waktu, namun guru tetap berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Dalam Proses Pembelajaran a. Penggunaan Metode dan Strategi Pembelajaran Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada keberhasilan pencapaian kompetensi-kompetensi yang telah direncanakan sebelumnya oleh guru. Berdasarkan observasi kegiatan belajar dan mengajar di kelas, guru mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Problem Based Learning adalah metode mengajar yang menggunakan masalah yang nyata, melalui masalah itu, terjadilah proses belajar siswa. Mereka akan belajar berbagai hal termasuk ingatan (kognitif) maupun keterampilan berpikir kritis. Problem Based Learning adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir. Sedangkan untuk guru mata pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran menggunakan model pembelajaran Discovery. Discovery adalah konsep pembelajaran yang membantu guru untuk berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, menganalisis bahan serta membuat kesimpulan. Manajemen waktu agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan RPP memang bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan, namun diperlukan usaha lebih untuk mengaplikasikan RPP secara nyata pada kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga penyusunan perangkat pembelajaran tidak hanya sebagai formalitas, namun dapat membawa manfaat untuk memberikan perencanaan yang baik bagi kegiatan belajar-mengajar di kelas. Selain itu diperlukan inovasi guru untuk mencoba metode pembelajaran yang baru (selain diskusi kelompok) agar siswa lebih antusias dan kompetensi siswa dapat dieksplor dengan baik sesuai dengan pemahaman guru bahwa Kurikulum 2013 menuntut keaktifan siswa dan guru menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Maka sangat diperlukan suasana belajar di kelas yang menyenangkan serta menimbulkan semangat siswa untuk belajar dengan aktif. b. Penggunaan Sumber Belajar Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar baik secara terpisah maupun 35 terkombinasi sehingga dapat mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar tertentu. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran di kelas, siswa menggunakan sumber belajar berupa buku online, laptop serta handphone milik masing-masing yang digunakan untuk mengakses internet guna mencari data berkatan dengan materi pembelajaran. SMK Negeri 1 Turen menyediakan sarana wifi yang dapat diakses di seluruh kawasan sekolah, penyediaan akses ini bertujuan untuk mempermudah siswa mencari data-data yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran mereka dan siswa mencari data-data yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran mereka dan siswa telah memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik, hal ini tercermin pada saat observasi yang dilakukan peneliti, siswa tidak lagi kesulitan menjawab pertanyaan karena dapat langsung mengakses internet. Untuk fasilitas lainnya seperti laboraturium jurusan APK sudah tersedia. c. Penggunaan Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perhatian, dan keterampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Tanpa penggunaan media komunikasi tidak bisa berlangsung secara optimal. Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti, guru menggunakan media berupa papan tulis, spidol, laptop, serta slide presentasi power point dan Ms.Word yang ditampilkan dengan LCD proyektor. Slide presentasi dan Ms.Word digunakan oleh guru untuk menampilkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan saat itu. Pembelajaran berlangsung dengan guru berdiskusi aktif bersama siswa. Pemanfaatan maksimal media yang ada dapat menjadi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. d. Evaluasi Hasil Belajar atau Penilaian Evaluasi atau penilaian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk

mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen tertentu. Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah penilaian kemampuan belajar peserta didik yang dilakukan secara berkala baik berupa ujian tes tertulis maupun tidak tertulis. Evaluasi atau penilaian pada Kurikulum 2013 menjadi salah satu kendala yang dirasakan oleh guru Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Kendala ini dirasakan karena instrumen penilaian Kurikulum 2013 lebih kompleks. Penilaian tidak hanya dilakukan pada ranah kognitif namun juga menilai secara utuh ranah afektif dan psikomotor. Selain itu pada Kurikulum 2013 proses penilaian dilakukan sepanjang tatap muka kegiatan pembelajaran. Pergantian kurikulum didasari harapan perbaikan sistem pendidikan untuk menghasilkan output yang lebih berkompeten. Hal tersebut tentu saja dapat dicapai dengan usaha yang lebih keras dengan adanya kerja sama antara pihak yang berwenang merumuskan kurikulum, kepala sekolah, guru, orang tua, masyarakat serta peserta didik sebagai objek kurikulum. Guru memegang peranan penting karena menjadi pihak yang memahami sistem kurikulum dan berhubungan langsung dengan peserta didik untuk melaksanaan kegiatan transformasi ilmu pengetahuan atau kegiatan belajar mengajar. Apabila menemui kendala dalam pelaksanaan, maka kepala sekolah dengan staf lainnya bertanggungjawab untuk memberikan pembinaan tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 serta rutin melaksnakan evaluasi. Pemahaman Guru Administrasi Perkantoran Berkaitan Dengan Penerapan Pembelajaran Kurikulum 2013 Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang melalui wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa pemahaman guru Program Keahlian Administrasi Perkantoran khususnya mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran dan Pengantar Administrasi Perkantoran sudah baik tetapi belum maksimal. Hal ini dapat dilihat pada 36 pemahaman guru yang selalu menekankan bahwa Kurikulum 2013 mengedepankan siswa dapat menggali kompetensi-kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran secara mandiri sehingga tidak terpusat pada guru lagi, namun tuntutan kemandirian siswa membutuhkan peranan guru untuk tetap mengarahkan pembelajaran seperti yang telah direncanakan dan dituangkan dalam RPP. Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan peneliti diperoleh data bahwa guru Program Keahlian Administrasi Perkantoran khususnya guru mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran dan Pengantar Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang telah ditemukan bahwa semua guru dan Waka Kurikulum menyusun perangat pembelajaran merujuk pada dokumen berupa contoh perangkat pembelajaran (RPP, Silabus) Kurikulum 2013 yang diberikan pada saat sosialisasi atau diklat. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran (RPP, Silabus) sudah sesuai dengan Kurikulum 2013, tinggal dari pihak sekolah yaitu para guru menerapkan dalam proses belajar mengajar. Deskripsi Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 Pada bab ini peneliti akan membahas faktor-faktor pendukung dan penghambat Implementasi Kurikulum 2013. Faktor pendukung implementasi Kurikulum 2013 dari guru Program Keahlian Administrasi Perkantoran dan Waka Kurikulum adalah: Pertama, para guru sudah mengerti mengenai Kurikulum 2013. Setelah mengikuti sosialisasi atau diklat yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun dari sekolah, para guru sudah cukup paham mengenai penerapan kurikulum 2013 walaupun sebenarnya sosialisasi pemerintah kurang jelas, tetapi tidak menjadikan alasan para guru untuk belajar memahami Kurikulum 2013. Kedua, pedoman Kurikulum 2013 (RPP, Silabus, instrument penilaian) sudah

disiapkan pemerintah. Pada saat sosialisasi pemerintah tidak hanya memberikan penjelasan kepada para guru, tetapi juga memberikan pedoman Kurikulum 2013 berupa draft yang berisi contoh silabus, rpp, instrument penilaian secara lengkap sehingga para guru tidak merasa kesulitan menyusun perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Ketiga, Sarana-prasarana sekolah yang memadai. Sekolah sudah memberi fasilitas belajar untuk menunjang kegiatan belajar di sekolah, sarana seperti perpustakaan, laboratorium, dan LCD sudah ada di sekolah sehingga proses belajar mengajar kurikulum 2013 berjalan efektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru Program Keahlian Administrasi Perkantoran sudah mengerti penjelasan tentang Kurikulum 2013 dengan mengikuti sosialisasi atau diklat dan sarana-prasarana di sekolah sudah cukup mendukung proses pembelajaran. Kemudian faktor penghambat implementasi Kurikulum 2013 dari guru Program Keahlian Administrasi Perkantoran dan Waka Kurikulum adalah: Pertama, belum semua guru mengikuti sosialisasi dan diklat. Pada dasarnya pemerintah sudah mengadakan sosialisasi maupun diklat, tetapi hanya saja pemerintah masih bertahap mengadakan sosialisasi, sehingga para guru tidak semua ditunjuk untuk mengikuti sosialisasi maupun diklat. Kedua, kurangnya keaktifan siswa. Banyak peserta didik yang masih sulit untuk mau mengungkapkan pendapatnya bahkan untuk mau berbicara di depan kelas itu sangat susah. Sehingga ini menjadi tugas guru untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran agar penerapan Kurikulum 2013 berjalan lancar. Keempat, penilaian atau evaluasi pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Waka Kurikulum bahwasanya masih terdapat kesulitan dalam penilaian karena penilaian dilakukan secara detail dan terlalu rumit. Maka dari itu guru perlu meperbaiki cara penilaian atau evaluasi pembelajaran kembali. Kelima, sumber belajar masih belum ada Hal ini yang menyebabkan kendala berjalannya Kurikulum 2013 karena masih 37 belum diterbitkan modul ataupun sumber belajar lainnya khususnya untuk kelas XI APK. Sementara guru mencari dari internet sumber belajar dan sedikit banyak menggunakan sumber belajar dari kurikulum ysng sebelumnya. SIMPULAN & SARAN Simpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnaya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Implementasi Kurikulum 2013 pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) di SMK Negeri 1 Turen sudah terlaksana dengan baik, namun belum terlaksana secara maksimal, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran di kelas yang belum dilakukan sesuai dengan RPP yang dirancang. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak melaksanakan secara runtut sesuai dengan RPP yang dibuat. Secara umum guru sudah menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013, proses kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan pendekatan scientific atau disebut dengan metode 5M yaitu melihat, mengamati, menanya, mengasosiasi, mencari informasi mengkomunikasikan; Pemahaman guru Administrasi Perkantoran berkaitan dengan penerapan pembelajaran Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Turen sudah baik. Guru mampu memahami perubahan teknis dan tujuan pengimplementasian Kurikulum 2013; Faktor Pendukung dan penghambat implementasi Kurikulum 2013 antara lain: a. Faktor Pendukung antara lain: Para guru sudah mengerti mengenai Kurikulum 2013; Pedoman Kurikulum 2013 (RPP, Silabus, instrument penilaian) sudah disiapkan pemerintah; Sarana-prasarana sekolah yang memadai. b. Faktor Penghambatan antara lain: Belum semua guru mengikuti sosialisasi dan diklat; Kurangnya keaktifan siswa; Penilaian atau evaluasi pembelajaran; Sumber belajar masih belum ada.

Saran Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013 program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Turen antara lain: Pertama, saran bagi pihak sekolah/kepala Sekolah. Sekolah diharapkan lebih siap dengan perubahan kurikulum serta mengadakan evaluasi secara berkala sehingga sekolah terus aktif memantau kinerja guru. Selain itu sekolah diharapkan mampu memberikan penyelesaian jika ada guru yang mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran. Kedua, saran bagi Guru. Guru diharapkan dapat memiliki pemahaman lebih mendalam tentang implementasi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Apabila guru menemukan kendala diharapkan dapat berkoordinasi cepat dengan guru yang lain, waka kurikulum maupun kepala sekolah sehingga dapat diambil langkah yang tepat untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Guru perlu menambah wawasan ilmu pengetahuan dan mengembangkan kreativitas mengemas pembelajaran yang lebih menyenangkan, membuat peserta didik memiliki semangat dan tantangan dalam belajar sehingga keaktifan tidak hanya suatu keaktifan tanpa isi melainkan keaktifan yang penuh akan pemahaman siswa mengenai topik pembelajaran. Ketiga, bagi peneliti lain. Bagi peneliti yang lain hendaknya merencanakan penelitian evaluasi Kurikulum 2013 sehingga dapat diperoleh data yang lebih luas dan lebih mendalam berkaitan dengan Kurikulum 2013. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Alawiyah, S. Kesiapan Guru Dlam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal, (online),vi,(http://berkas.dpr.go.id/pe ngkajian/files/info_singkat/info%20si ngkat-vi-15-i-p3di-agustus-2014-56.pdf), diakses pada tanggal 12 November 2014. Chikmah, L. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Ekonomi SMA di Kota Malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang. E, Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam pembelajaran SD/MI, Autentik Dalam Kurikulum 2013. Jurnal, (online), 6, 38 (http://jurnalalishlah.wordpress.com/2 014/09/06/penilaian-autentik-dalamkurikulum-2013/), diakses pada tanggal 12 November 2014. Hamalik, O. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kurniasih, I. & Sani, B. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Lestari, I. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 SMK Program Keahlian Administrasi Perkantoran (APK) di Kota Malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang. Moleong, L. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah Bab 1 Pasal 1 Ayat 3. (Online), (http://jabar.kemenag.go.id), diakses 4 Oktober 2014.

Putra, N. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo. Ramadhani, R. 2014. Implementasi Pembelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SMA Negeri 4 Kota Malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Surasa, N. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pelaksanaan Pembelajaran Ekonomi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Malang). Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang. Tim Pengembangan MKDP. 2011. Kurikulum & pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Online), (http://www.unpad.ac.id), diakses 6 Oktober 2014. 39