Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

EKONOMI. Oleh Soedjana dan Atien Priyanti

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari 21 program utama Departemen Pertanian terkait dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

I. PENDAHULUAN. Kambing merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara dan dikembang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Sumber :

Karya ilmiah Peluang bisnis

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan

III KERANGKA PEMIKIRAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

ANALISIS USAHATANI TERNAK KELINCI PADA POLA PEMELIHARAAN PETERNAK SKALA MENENGAH DAN KECIL DI KALIMANTAN TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

PENGEMBANGAN PERBIBITAN KERBAU KALANG DALAM MENUNJANG AGROBISNIS DAN AGROWISATA DI KALIMANTAN TIMUR

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PENDAHULUAN Latar belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

I. PENDAHULUAN. Agribisnis komoditi ternak kambing dan domba (kado) di Indonesia

PROPOSAL USAHA PENGGEMUKAN DOMBA ANAM Farm

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

ABSTRAK BAB 1. PENDAHULUAN

Peluang Bisnis Top ~ 1

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang cukup baik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pola saluran pemasaran terdiri dari: a) Produsen Ketua Kelompok Ternak Lebaksiuh Pedagang

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP.

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

RISET UNGGULAN DAERAH

Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

Transkripsi:

Usaha agribisnis mempunyai kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti telah mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah telah mencanangkan program revitalisasi pertanian dimana dengan harapan nantinya muncul produk-produk unggulan di satu produk unggulan di tiap desa. Pada akhirnya akan tercipta lapangan kerja baru di perdesaan sehingga dapat mengurangi urbanisasi dari perdesaan. Perencanaan adalah hal yang sangat penting dalam memulai usaha Peternakan. Perencanaan usaha akan membantu kita dalam melangkah dan membuat keputusan-. Dengan perencanan yang matang kita bisa : Membayangkan (memproyeksikan) perjalanan usaha kita ke depan. Merancang pengelolaan sumberdaya yang ada : dana, lahan, tenaga kerja, dsb. Melakukan monitoring/pengawasan disaat usaha berjalan, apakah sesuai dengan rencana atau tidak, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat. Beberapa pertanyaan penting sebelum kita memulai beternak adalah : 1. JENIS BETERNAK YANG AKAN DIPELIHARA Jenis ternak yang akan kita pelihara tergantung beberapa faktor Jenis peternakan dilihat dari segi tujuannya dapat dibedakan : a.penggemukan (Fattening) Yakni beternak yang tujuannya menggemukkan (membesarkan) tubuh kambing untuk meningkatkan berat badan saat penjualan. Program penggemukan ini biasanya dilakukan jika ada pasar yang telah ada atau dugaan kuat potensi pasar itu dapat diraih. Oleh karena itu penggemukan ini biasanya dilakukan peternak pada saat menjelang Hari Raya Kurban dimana kebutuhan akan kambing (jantan) sangat tinggi. Sedangkan penggemukan diluar momen tersebut sangat jarang ditemukan kecuali pada usaha peternakan yang telah mempunyai pasar tetap. 1 / 5

b. Pembiakan dari Bibit Yakni beternak dengan memelihara induk dan pejantan yang tujuannya adalah menghasilkan anak, dibesarkan dan kemudian dijual. Biasanya tidak semua peternak memiliki pejantan, namun satu pejantan digilir dengan memberikan uang rokok kepada pemilik jantan sebagai penghargaan atas jasa pemeliharaan. Secara tidak langsung kebiasaan ini merupakan teknik peningkatan produktivitas jantan dan efisiensi biaya. Usia anak yang dijual juga bervariasi, kadang anak lepas sapih, dari dan kebanyakan adalah penjualan saat kambing dewasa. c. Peternakan Perbibitan (Penghasil Bibit/Breeding) Yakni beternak dengan tujuan untuk menghasilkan kambing kualitas bibit. Usaha pembibitan ini jarang dilakukan oleh masyarakat karena memiliki persyaratan dan perlakuan khusus selama proses pemeliharaan berlangsung seperti kualitas induk dan pejantan yang bagus, proses seleksi anak, dan tata cara kawin harus memperhatikan silsilah yang baik. JENIS PETERNAKAN DAN SKALA(BESAR/KECIL) YANG AKAN DIKEMBANGKAN? 1. Jenis Ternak 2. Jenis Peternakan dan skala yang akan dikembangkan Sedangkan dari Skala Usaha, peternakan dapat dibedakan : a. Peternakan Skala Rumah Tangga Yakni usaha peternakan yang diusahakan oleh masyarakat disekitar rumah mereka, atau seringkali bergabung dengan bangunan rumah. Jumlah kambing yang dipelihara biasanya paling banyak 20 ekor. b. Peternakan Skala Kecil Yakni usaha peternakan yang lebih besar dari skala rumah tangga hingga jumlah 500 ekor. Biasanya peternakan ini dikembangkan karena memiliki pasar tetap. c. Peternakan Skala Menengah Yakni usaha peternakan dengan jumlah ternak antara 500-1000 ekor. Di Indonesia, usaha peternakan kambing skala menengah ini masih sangat minim jumlahnya. d. Peternakan Skala Besar Yakni usaha peternakan kambing dengan jumlah kambing diatas 1000 ekor. Skala ini asih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Kalaupun ada sifatnya hanyalah sebagai Holding Ground (conditioning phase) sebelum dilepas ke pasar. Sedangkan untuk jenis perbibitan, boleh dikatakan (hampir) tidak ada. Perencanaan Pemilihan Skala ini akan sangat berpengaruh terhadap : a. Besarnya investasi 2 / 5

b. Teknik pengelolaan (manajemen) peternakan c. Jaringan pasar yang harus dibentuk DAYA DUKUNG DARI LINGKUNGAN a. Lahan Lahan diperlukan sebagai tempat pembangunan kandang, tempat menampung limbah baik kotoran (feses), air kencing (urine), dan mungkin sebagai lahan untuk menanam rumput. Luas lahan yang diperlukan sangat tergantung dari jumlah ternak. Luas lahan akan bertambah jika ada program untuk penanaman rumput. b. Iklim masing-masing ternak mempunyai secara fisiologis memerlukan kondisi lingkungan yag tidak berbeda. Secara umum, kambing lokal Indonesia akan dapat berkembang dengan baik kisaran suhu 20-29 derajat celcius. Jika pakan ternak sangat tergantung dengan pasokan hijauan, maka penting diperhatikan panjangnya musim hujan dan musim kemarau. Semakin pendek musim kemarau akan semakin baik. c. Potensi Hijauan Makanan Ternak Sumber HMT dapat dibagi dua yaitu rumput lapang (liar) dan rumput semaian (sengaja dipelihara). Jika mengandalkan keberadaan rumput liar, penting diperhatikan populasi ternak yang mengkonsumsi rumput liar di wilayah tersebut. Umumnya Dinas Peternakan memiliki data tentang Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak ruinansia (KPPTR) dan Potensi Maksimum berdasarkan Sumber Daya Lahan (PMSL). Jika ada program penanaman rumput, penting diperhatikan luasan lahan yang diperlukan, rotasi panen dan rotasi pemeliharaan. d. Potensi Makanan Non Hijauan Untuk memberikan makanan yang bervariasi dan mengurangi ketergantungan dari pakan hijauan, dapat juga diinventarisasi potensi pakan non hijauan, seperti onggok singkong. Jika pasokan pakan non hijauan dari pembelian, maka penting diperhatikan hitungan ekonomisnya. e. Keterampilan yang dimiliki SDM Sangat penting diperhatikan keterampilan SDM dalam memelihara kambing, sebab kesalahan sedikit saja dalam pengelolaan dapat mengakibatkan ternak sakit, pertumbuhan kurang,bahkan resiko kematian. Untuk itu sebelum dijalankan, tenaga pengelola harus mendapatkan keterampilan yang cukup. f. Dukungan Dana dan Sistem Kerjasama Dana untuk memulai usaha ternak kambing tidak harus dari diri sendiri. Sangat dimungkinkan untuk melakukan kerjasama dengan orang lain dengan melakukan kerjasama kemitraan (syirkah) 3 / 5

Yang penting di dalam syirkah adalah akad yang dilakukan harus jelas. Mulai dari besarnya dukungan dana, patungan dana jika sama-sama mempunyai andil modal, sistem bagi hasilnya (persentase pembagian keuntungan) dan tanggung jawab masing-masing pihak atas resiko kegagalan. 4. Peluang Pasar Di daerah-daerah pedesaan sebagian besar masyarakat menjual ternak kambingnya melalui pedagang pengumpul (blantik). Resikonya adalah harga yang tentu lebih rendah (bahkan tidak jarang ditekan) dari harga di pasar. Hal ini terjadi karena biasanya peternak tidak memiliki informasi tentang harga pasar, mekanisme penjualan di pasar, adanya jaringan pedagang kambing, dan kadang peternak tidak mau repot-repot ke pasar. Namun diwaktu mendatang perlu diusahakan jaringan pemasaran bagi peternak agar manfaat yang diperoleh juga maksimal. Paling tidak ada tiga aspek yang penting untuk diproyeksikan, yaitu : 1. Membuat proyeksi populasi ternak di kandang Proyeksi ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan jumlah kambing dan berbagai jenis umurnya di waktu ke depan. Sehingga dapat diperkirakan kebutuhan sumberdaya pada selang waktu tertentu misalnya kapan harus menambah jumlah pakan, kapan menambah kandang, kapan perlu menambah tenaga kerja, dan kapan akan ada ternak yang dapat dipasarkan. Asumsi yang harus dipenuhi untuk membuat proyeksi ini adalah : a. Jumlah Induk dan Pejantan yang akan dipelihara b. Asumsi harga beli dan harga jual c. Waktu kawin betina setelah melahirkan d. Koefisien kematian (mortalitas) dari anak e. Koefisien Produksi betina per kelahiran 2. Membuat Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow) Yakni proyeksi pemasukan dan pengeluaran uang kas. Proyeksi ini penting untuk melihat periode pengeluaran dan pemasukan kas sehingga dapat dilakukan penjadualan kapan harus menyediakan uang dan kapan akan menerima uang. 3. Membuat Proyeksi Pemasaran Yakni perkiraan kapan usaha peternakan yanng dijalankan akan menghasilkan produk yang siap dijual. Asumsi yang harus ada adalah produk apa, atau kambing umur berapa yang akan dijual. Proyeksi ini akan lebih baik jika telah ada gambaran tujuan pemasaran, sehingga selama mas produksi (pemeliharaan) di kandang dapat dilakukan pendekatan kepada calon pembeli. 4. Membuat Proyeksi Laba Rugi Yakni perkiraan selisih antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama berlangsungnya usaha. Dalam usaha skala rumah tangga, biasanya lemah di pencatatan dan bercampurnya antara uang dapur dan uang untuk usaha. 4 / 5

Sumber:www.kampoengternak.com 5 / 5