BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

ASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF, DAN DINAMIS. DR. Mhd. Saeri, M.Hum. (PSA Universitas Riau) Abstrak

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggota ASEAN pada ASEAN Summit di Singapura pada Juni Pertemuan tersebut mendeklarasikan pembentukan Asian Free Trade Area

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Liberalisasi perdagangan telah menjadi fenomena dunia yang tidak bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB V KESIMPULAN. mengalami peningkatan dengan prakira total jumlah wisatwan akan mencapai 10.3 %

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih

Implikasi perdagangan barang dalam ASEAN Free Trade terhadap perdagangan. Intra dan Ekstra ASEAN Tahun Dono Asmoro ( )

Kerja sama ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kerjasama perdagangan Indonesia dengan Thailand. AFTA, dimana Indonesia dengan Thailand telah menerapkan skema

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dibentuk sebagai organisasi regional pada 8 Agustus 1967 di Bangkok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROTOKOL UNTUK MENGUBAH BEBERAPA PERJANJIAN EKONOMI ASEAN TERKAIT DENGAN PERDAGANGAN BARANG


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KERJASAMA ASEAN DALAM BERBAGAI BIDANG

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lain untuk melangsungkan kehidupannya. Sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; p-issn: e-issn: SIAPKAH INDONESIA MENGHADAPI MEA?

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

BAB II ASPEK HUKUM PEMBENTUKAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) agenda utama yang perlu dikembangkan. KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai tujuan akhir integrasi ekonomi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Logistik Indonesia yang Berdaya Saing

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara ASEAN 2020. Adapun visi dari ASEAN tersebut adalah aliran bebas barang (free flow of goods) dimana tahun 2015 perdagangan barang dapat dilakukan secara bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif maupun non-tarif. Selain itu untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang berintegrasikan dalam membangun ekonomi yang merata dan dapat pula mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi. Namun pada tahun 2003 Deklarasi ASEAN Concord II, para pemimpin ASEAN sepakat untuk membentuk sebuah komunitas atau masyarakat ASEAN pada tahun 2020 yang terdiri dari 3 pilar, yakni Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN. Kemudian pada tahun 2007, mereka memutuskan untuk mempercepat terciptanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. Dimana untuk para pemimpin ASEAN setuju bahwa proses integrasi ekonomi regional di percepat dengan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2007 agar di bentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Sebenarnya pernyataan di atas juga sudah pernah dijelaskan pada tahun 1998 di Ha Noi, Vietnam yang mengemukakan bahwa ASEAN bertujuan untuk 18

menciptakan kawasan yang sejahtera dan sangat kompetitif dimana terdapat arus barang, jasa, dan modal yang berintegrasi di ASEAN. Namun adapun tujuan utama MEA 2015 adalah untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang setara dengan negara anggota-anggota ASEAN dan untuk membuat ASEAN menjadi sebuah kawasan ekonomi yang sangat kompetitif yang akan sepenuhnya dapat terintegrasi dalam ekonomi global (Tulus T.H.Tambunan: 2013). MEA berinisiatif agar negara-negara anggota ASEAN dapat mempromosikan pergerakan bebas barang, jasa-jasa, investasi, dan pekerjapekerja terdidik lintas kawasan ASEAN. Upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkan ASEAN sebagai kawasan dengan aliran bebas barang dalam MEA merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari agenda yang sebelumnya pernah dilaksanakan yaitu Preferential Trading Arrangement (PTA) pada tahun 1977 dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992. Adapun perbandingan yang dapat kita lihat dari ketiga agenda tersebut adalah bahwa PTA dan AFTA lebih menekankan pada pengurangan dan penghapusan hambatan tarif, sedangkan untuk MEA lebih menekankan pada pengurangan dan penghapusan hambatan non-tarif (Sjamsul Arifin dkk, 2008:71). Dengan adanya MEA 2015 akan dapat mendorong terciptanya pembangunan jaringan-jaringan kerja produksi dan juga akan memperkuat integrasi regional pada sektor-sektor ekonomi dan dapat juga terciptanya pergerakan bebas pelaku-pelaku usaha dan tenaga kerja yang terdidik dan berwawasan. Selain itu sistem perdagangan dan syarat-syarat pabean dapat terstandardisasi dan sederhana diharapkan dapat mengurangi biaya-biaya transaksi 19

antara sesama negara anggota ASEAN. Penerapan MEA 2015 ini juga akan mentransformasikan ASEAN ke sebuah pasar tunggal yang berbentuk basis produksi, seperti Masyarakat Eropa (ME). Pasar tunggal dan basis produksi ASEAN tersebut memiliki lima pilar liberalisasi sebagai kerangka kerja MEA 2015 yang meliputi: liberalisasi arus barang, arus jasa, arus investasi, arus modal, dan pasar tenaga kerja. Dalam arus barang ini sudah jelas akan dapat mempengaruhi arus ekspor dan impor barang dari masing-masing negara anggota ASEAN. Adapun fakta yang dapat kita lihat dari lahirnya ASEAN beberapa tahun yang lalu sampai sekarang perdagangan di dalam ASEAN lebih rendah di bandingkan dengan perdagangan luar ASEAN. Ini terbukti bahwa jumlah perdagangan dalam ASEAN sebesar 598.242,2 juta dollar AS (25%) dari jumlah perdagangan ASEAN, sedangkan untuk perdagangan luar ASEAN hanya sebesar 1.790.350,0 juta dollar AS (75%) untuk periode 2011. Untuk Indonesia sendiri jumlah nilai perdagangan dalam ASEAN tidak pernah lebih besar dibandingkan dengan perdagangan luar ASEAN. Dimana periode 2011, jumlah perdagangan dalam ASEAN hanya mencapai 99.353,2 juta dollar AS (26%), sedangkan untuk perdagangan luar ASEAN lebih besar dari perdagangan dalam ASEAN-nya yaitu sebesar 281.579,1 juta dollar AS (73,9%) (Tabel 1.1). 20

Tabel 1.1 Perdagangan Di Luar dan Dalam ASEAN, Periode 2011 (Dalam juta dollar AS) Dalam ASEAN Luar ASEAN Negara Pangsa Terhadap Total Perdagangan Pangsa Terhadap Total Perdagangan Total Anggota Jumlah (%) Jumlah (%) Perdagangan Brunei Darussalam 2.912,1 19,6 11.910,2 80,4 14.822,3 Kamboja 3.003,8 23,4 9.840,3 76,6 12.844,1 Indonesia 99.353,2 26,1 281.579,1 73,9 380.932,3 Lao PDR 2.530,3 64,0 1.425,5 36,0 3.955,9 Malaysia 108.139,7 26,0 307.582,2 74,0 415.559,1 Myanmar 7.207,7 48,3 7.717,4 51,7 14.925,1 Filipina 23.675,6 21,2 88.076,0 78,8 111.751,2 Singapura 205.670,9 26,5 569.481,7 73,5 775.167,2 Thailand 111.450,8 24,3 347.453,5 75,7 458.904,4 Viet nam 34.298,1 17,2 165.284,0 82,8 199.582,1 ASEAN 598.242,2 25,0 1.790.350,0 75,0 2.388.444,0 Sumber: ASEAN database (www.asean.org) Namun walaupun demikian jumlah perdagangan ASEAN tersebut berbeda antara negara-negara anggota, sedangkan untuk negara China, Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (EU) merupakan negara yang menjadi mitra utama dalam perdagangan luar negeri untuk ekspor maupun impornya. Sedangkan negara Indonesia untuk perdagangan kawasan ASEAN, total ekspor hanya mencapai sebesar 203.496,7 juta dollar AS dan impornya mencapai sebesar 177.435,6 juta dollar AS maka total perdagangan ASEAN untuk negara Indonesia mencapai sebesar 380.932,3 juta dollar AS. Sedangkan total ekspor dan impor di kawasan ASEAN sebesar 1.242.286,4 dan 1.146.245.0 juta dollar AS, sehingga total perdagangan di kawasan ASEAN sebesar 2.388.444,0 juta dollar AS untuk periode 2011. Akan tetapi pada tahun 2012 total ekspor dan impor di 21

kawasan ASEAN mengalami peningkatan sebesar 1.254.580,7 dan 1.221.846,8 juta dollar AS maka total perdagangan di kawasan ASEAN sebesar 2.476.427,4 juta dollar AS. Dimana nilai ekspor dan impor Indonesia sebesar 190.031,8 dan 191.689,5 juta dollar AS, sehingga totalnya 381.721,3 juta dollar AS (Tabel 1.2 dan Tabel 1.3) Tabel 1.2 Ekspor Dalam dan Luar ASEAN Periode 20011 (Dalam juta dollar AS) Ekspor Dalam ASEAN Pangsa Dalam Total Ekspor (%) Ekspor Luar ASEAN Pangsa Dalam Total Ekspor (%) Negara Anggota Nilai Nilai Total Ekspor Brunei Darussalam 1.72,1 13,9 10.641,2 86,1 12.362,3 Kamboja 833,7 12,4 5.876,8 87,6 6.710,6 Indonesia 42.098,9 20,7 161.397,8 79,3 203.496,7 Lao PDR 959,8 55,0 786,7 45,0 1.746,5 Malaysia 56.049,7 24,6 172.129,5 75,4 228.179,1 Myanmar 3.957,4 48,7 4.161,8 51,3 8.119,2 Filipina 8.635,3 18,0 39.406,9 82,0 48.042,2 Singapura 127.544,5 31,2 281.899,0 68,8 409.443,5 Thailand 72.226,6 31,6 156.594,1 68,4 228.820,7 Viet nam 13.504,8 14,2 81.860,7 85,8 95.365,6 ASEAN 327.531,8 26,4 914.754,6 73,6 1.242.286,4 Sumber: ASEAN database (www.asean.org) 22

Tabel 1.3 Total Ekspor dan Impor Periode 2011-2012 (Dalam juta dollar AS) 2011 Total 2012 Total Negara Anggota ekspor Impor Perdaganga n Ekspor Impor Perdaganga n B.Darussa lam 12.362,3 2.460,0 14.822,3 13.182,2 3.674,1 16.856,3 Kamboja 6.710,6 6.133,6 12.844,1 7.434,9 11.228,8 18.663,7 Indonesia 203.496,7 177.435,6 380.932,3 190.031,8 191.689,5 381.721,3 Lao PDR 1.746,5 2.209,4 3.955,9 2.655,2 3.503,5 6.158,8 Malaysia 228.179,1 187.473,1 415.559,1 227.537,8 196.392,6 423.930,3 Myanmar 8.119,2 6,805,9 14.925,1 9.314,9 9.188,4 18.503,3 Filipina 48.042,2 63.709,4 111.751,6 51.995,2 65.386,4 117.381,6 Singapura 409.443,5 365.718,0 775.167,2 408.393,6 379.723,3 788.116,9 Thailand 228.820,7 2230.083,6 458.904,4 229.524,2 247.777,7 477.301,9 Viet nam 95.365,6 104.216,5 199.582,1 114.510,7 113.282,5 227.793,3 ASEAN 1.242.286,4 1.146.245,0 2.388.444,0 1.254.580,7 1.221.846,8 2.476.427,4 Sumber: ASEAN database (www.asean.org) Kemudian untuk nilai konsumsi Indonesia pada tahun 2011-2012 terus mengalami peningkatan yakni sebesar 1.572.636,8 meningkat menjadi 1.647.482,9 juta dollar AS. Bahkan bukan hanya konsumsi saja yang meningkat akan tetapi investasi Indonesia juga mengalami peningkatan dari tahun 2011-2012 yaitu sebesar 19.474,5 menjadi 24.564,7 juta dollar AS. Dengan demikian dalam menghadapi MEA 2015 ini Indonesia menghadapi sebuah tantangan yang sulit untuk melihat perkembangan perekonomian bagi negara, dimana integrasi ekonomi ASEAN ini dihadapkan dengan tantangan yang besar dikarenakan bahwa negara anggota ASEAN memiliki sistem ekonomi, tingkat pembangunan dan pendapatan per kapita yang berbeda dan heterogen. Dengan perihal inilah suatu negara akan menimbulkkan dampak yang negatif maupun positif bagi perekonomian negara, sebab dari pengaruh MEA 2015 ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan perekonomian Indonesia termasuk ekspor dan impornya. 23

Oleh sebab itu pemerintah selalu berusaha meningkatkan volume perdagangannya baik di dalam ASEAN maupun di luar ASEAN, demi terciptanya perekonomian Indonesia yang berintegrasi secara global. Tetapi pada dasarnya Indonesia mempunyai berbagai potensi dan sumber daya yang tidak dimanfaatkan jadi negara-negara ASEAN pula yang memanfaatkan untuk kepentingan ekonomi nasional, sehingga hubungan Indonesia pada bidang ekonomi dan perdagangan bersama ASEAN kurang mampu bersaing. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana prediksi perkembangan ekspor dan impor dengan adanya pengaruh MEA 2015 terhadap integrasi ekonomi pada sistem perdagangan di Indonesia?. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis prediksi perkembangan variabel ekspor dan impor dengan adanya pengaruh MEA 2015 terhadap integrasi ekonomi pada sistem perdagangan di Indonesia. 24

2. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam perkembangan Indonesia yang menghadapi pengaruh terciptanya MEA 2015 ini terhadap integrasi ekonomi pada sistem perdagangan. Bukan hanya itu peneliti juga dapat kesempatan dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan. 2. Bagi pelaku bisnis MEA 2015 ini menerapkan sebuah pasar tunggal yang berbasis produksi, maka ini akan menyebabkan hilangnya biaya tukar yang tinggi antara negara ASEAN sehingga akan merangsang sistem perdagangan di negara Indonesia, ini akan menjadikan peluang bagi pelaku bisnis untuk meningkatkan profit. 3. Bagi ASEAN dan negara-negara Asia lainnya Bagi negara anggota dan negara Asia lainnya dengan adanya MEA ini, diharapkan mendorong terciptanya kerjasama dalam perdagangan baik negara anggota mau pun non anggota dimana semua ini akan dapat meningkatkan integrasi keuangan dari masingmasing negara yang terkait baik negara anggota maupun negara Asia lainnya. Selain itu adapun kesempatan bagi negara-negara Asia lainnya untuk menjaga stabilitas ekonomi mereka. 25