Pengenalan Teknologi 4G

dokumen-dokumen yang mirip
Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Universal Mobile Telecommunication System

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. DFTS-OFDM maupun nilai PAPR pada DFTS-OFDM yang membuat DFTS-OFDM menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access

Transport Channel Processing berfungsi mengubah transport blok yang dikirim dari. Processing dari MAC Layer hingga physicalchannel.

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.2. Arsitektur Jaringan LTE a. User Equipment (UE) merupakan terminal di sisi penerima

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an.

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR WCDMA DAN HSDPA. 2.1 Umum Perkembangan teknologi komunikasi bergerak ternyata berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II LANDASAN TEORI

sebagian syarat Nama NIM : Industri Industri Disusun Oleh:

BAB III DISCRETE FOURIER TRANSFORM SPREAD OFDM

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

TINJAUAN PUSTAKA. Penulis [7] menggunakan mekanisme spectrum sensing berbasis deteksi energi,

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

Kajian Implementasi Standar Long-Term Evolution (LTE) pada Sistem Komunikasi Taktis Militer

Kinerja Sinyal Referensi Long Block dan Short Block pada Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) Uplink Long Term Evolution (LTE)

SIMULASI PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN PADA HSDPA DAN HSUPA

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].

ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

DISCRETE FOURIER TRANSFORM-SPREAD ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING PADA JARINGAN GENERASI KEEMPAT (4G)

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPISAN FISIK PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI PT TELKOM R&D CENTER BANDUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

oleh Ivan Farrell Setiono NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

Analisis Kinerja Jenis Modulasi pada Sistem SC-FDMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Malang Sistem Telekomunikasi Digital Page 1

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TEORI-TEORI WIMAX

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

MULTIPLEXING. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II Standar WIMAX- IEEE

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

Analisis Pengaruh Antena MIMO 2Tx2Rx Terhadap Kecepatan Akses 4G LTE

A I S Y A T U L K A R I M A

JUDUL SKRIPSI : Pengaruh Fading Lintasan Jamak Terhadap Performansi High Speed Downlink Packet Access (HSDPA)

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK

Transkripsi:

Pengenalan Teknologi 4G Trend teknologi komunikasi masa depan adalah teknologi baru yang benar-benar mengadopsi tren yang sedang berkembang, dimana komputer dapat berfungsi sebagai alat telekomunikasi mobile, dan begitu pula sebaliknya. Salah satu teknologi komunikasi masa depan adalah teknologi 4G. Pada teknologi 4G ini akan berbasis teknologi IP yang mampu mengintegrasikan sistem-sistem serta jaringanjaringan yang ada. Kecepatan akses yang dapat diberikan pada teknologi 4G ini dapat mencapai kisaran antara 100 Mbps sampai 1Gbps, baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan dengan QoS (Quality of Service) yang terjamin dengan baik, sistem keamanan yang terjamin dan penyampaian informasi yang real-time di mana pun dan kapan pun.

Pengenalan Teknologi 4G (lanjutan) Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penerapan teknologi 4G ini adalah: Penggunaan spektrum yang lebih efisien Kapasitas jaringan yang lebih besar Kecepatan data yang cepat minimal 100 Mbps untuk setiap node yang ada Handover yang baik ditengah kerumitan jaringan yang ada Kemampuan integrasi dengan beragam jaringan yang ada Transfer data dengan kualitas terbaik (realtime audio, high speed data access, mobile TV dan lainnya) Sistem IP berbasis paket switched network Mendukung service multimedia interaktif Teleconference, Wireless Internet Global Mobility, Service Portability, Low-cost service Skalabilitas untuk jaringan mobile

Komponen 4G Teknologi yang digunakan pada generasi sebelum 4G adalah Time Division Multiple Access (TDMA), Frequency Division Multiple Access (FDMA), serta Code Division Multiple Access (CDMA) Teknologi 3G menggunakan dua node yaitu circuited switched nodes dan packet oriented nodes, sedangkan pada 4G hanya menggunakan satu metode node yaitu packet oriented node, yang akan mengurangi kehilangan waktu dalam proses transmisi data. Pada perkembangannya nanti 4G akan mengayomi sejumlah besar piranti elektronik yang dapat dialamatkan serta dirutekan. Oleh karena itu pada teknologi 4G peran IPv6 (IP versi 6) sangat penting agar dapat mendukung sejumlah besar piranti elektronik yang saling terhubung secara nirkabel.

HSDPA Salah satu evolusi dari 3G menuju 4G adalah dengan diperkenalkannya akses data kecepatan tinggi melalui teknologi High Speed Downlink Packet Access (HSDPA). HSDPA mampu menghasilkan delay yang rendah dan kapasitas besar serta dapat memberikan data rate yang tinggi hingga 10Mbps. Kemampuan ini diperoleh berkat penambahan kanal baru pada layer fisik, implementasi Adaptive Modulation and Coding (AMC), Hybrid Automatic Repeat Request (HARQ), Fast Scheduling, dan Fast Cell Selection (FCS) pada platform WCDMA.

HSDPA (lanjutan) Kehadiran Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) sebagai standar teknologi telekomunikasi 3G memungkinkan akses data kecepatan tinggi melalui jalur nirkabel. HSDPA diperkenalkan pada arsitektur UMTS release 5. Bertujuan untuk meningkatkan 2 ms kapasitas data rate dengan penambahan kanal baru pada layer fisik, implementasi Adaptive Modulation and Coding (AMC), Hybrid Automatic Repeat Request (HARQ), Fast Scheduling, dan Fast Cell Selection (FCS).

Peluang HSDPA Dengan berbagai kelebihan, teknologi HSDPA memiliki peluang yang sangat besar untuk diimplementasikan untuk memenuhi layanan akses data kecepatan tinggi melalui jalur nirkabel. HSDPA mampu melayani data rate yang tinggi, sehingga aplikasi multimedia dan internet nirkabel lebih leluasa untuk digelar. Implementasi HSDPA meningkatkan kapasitas pelayanan internet telephony (panggilan melalui jalur VoIP) yang secara signifikan akan menurunkan biaya panggilan.

LTE Long Term Evolution (LTE) adalah bentuk kemajuan dalam layanan seluler 3G. 3GPP LTE adalah sebuah nama yang diberikan kepada suatu project dalam The Third Generation Partnership Project (3GPP) untuk mengembangkan UMTS mobile phone standard dalam mengatasi kebutuhan mendatang. Tujuannya meliputi peningkatan efisiensi, peningkatan servis, making use of new spectrum opportunities, dan integrasi yang lebih baik dengan open standar lainnya. LTE menjadi evolusi lanjutan dari 3G dan akan dikenal sebagai 4G yang nantinya jauh lebih efisien dan simpel.

Konsep Dasar LTE LTE memanfaatkan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) untuk downlink data transmission dan single-carrier FDMA (SC-FDMA/ Single Carrier- Frequency Division Multiple Access) untuk transmisi uplink. OFDM terkenal sebagai teknik modulasi yang biasa dipakai pada kanal wireless yang selalu berubahubah akibat adanya fading. Ketika informasi ditransmisikan melalui kanal wireless, sinyal dapat terdistorsi karena adanya multipath fading. Sebenarnya terdapat line-of-sight path antara transmitter dan receiver. Tambah lagi, ada banyak jalur lainnya yang dibuat oleh sinyal pantulan (refleksi) dari bangunan, kendaraan, dan halangan lainnya.

Single Carrier Modulation Sekarang ini, sistem seluler telah menggunakan single carrier modulation walaupun LTE lebih baik menggunakan OFDM daripada single carrier modulation. Penyebaran waktu delay menggambarkan jumlah waktu delay pada receiver dari perjalanan sinyal dari transmitter sepanjang jalur yang berbeda. Pada aplikasi seluler, penyebaran delay berada pada kisaran microsecond. Delay terinduksi oleh multipath dapat menyebabkan sebuah simbol diterima sepanjang delayed path. Efek ini mengacu pada Inter-Symbol Interference (ISI).

Single Carrier Modulation (lanjutan) Terjadinya ISI akibat multipath delay

Single Carrier Modulation (lanjutan) Ini juga membantu untuk memikirkan efek distorsi multipath dalam domain frekuensi. Setiap panjang path yang berbeda dan refleksi akan menghasilkan phase shift yang spesifik. Semua sinyal dikombinasikan pada receiver, beberapa frekuensi dengan sinyal passband mengalami interferensi konstruktif (sinyal kombinasi linear dalam satu fasa), saat lainnya bertemu interferensi destruktif. Gabungan sinyal yang diterima terdistorsi oleh selektif frekuensi fading. Delay spread yang panjang yang terdapat pada fading frekuensi selektif akan ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Single Carrier Modulation (lanjutan)

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) Tidak seperti single carrier, sistem komunikasi OFDM tidak bersandar pada peningkatan symbol rate untuk mencapai data rate yang lebih tinggi. Ini membuat tugas pengaturan ISI lebih mudah. Setiap simbol OFDM adalah kombinasi linear signal yang tetap pada setiap sub-carrier dalam kanal. Karena data yang ditransmisikan dalam paralel yang lebih baik daripada serial, maka simbol OFDM lebih panjang daripada simbol single carrier dengan data rate yang sepadan.

OFDM (lanjutan) Ada 2 aspek yang penting dalam OFDM, yaitu: Setiap symbol OFDM didahului dengan Cyclic Prefix (CP) yang digunakan secara efektif mengeliminasi ISI. Sub-carrier memiliki space yang sempit untuk mengefisiensi penggunaan bandwidth yang tersedia. Simbol OFDM terdiri dari dua komponen utama yaitu CP dan FFT period (TFFT). Durasi CP ditentukan oleh delay spread sudut antisipasi tertinggi untuk menargetkan aplikasi. Ketika sinyal transmisi tiba pada penerima dengan 2 jalur yang berbeda panjang, mereka digilir dalam satu waktu.

OFDM (lanjutan) OFDM mengeliminasi ISI melalui periode simbol yang panjang dan Cyclic Prefix

Layer Fisik LTE Kemampuan dari Node B dan UE (User Equipment) sangat berbeda pada LTE. Tidak mengejutkan LTE PHY DL (LTE Physical Layer Downlink) dan UL (Uplink) juga berbeda. Satu elemen yang digunakan secara bersama oleh LTE DL dan UL adalah struktur frame. Spesifikasi LTE ada yang FDD (Frequency Division Duplex) dan TDD (Time Division Duplex). Struktur frame yang umum digunakan untuk DL dan UL pada operasi FDD akan dijelaskan pada gambar berikut:

Layer Fisik LTE (lanjutan)

Layer Fisik LTE (lanjutan) Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa transmisi LTE dibagi-bagi menjadi beberapa frame dengan durasi waktu 10 milisecon. Tiap frame terdiridari 20 slot waktu 0,5 milisecon. Sub-frame berdurasi 1,0 milisecon di mana terdiri dari 2 slot waktu.

Downlink Spesifikasi dari LTE PHY didisain untuk mengakomodasi bandwidth dari 1,25 MHz sampai 20 Mhz. Modulasi yang dipakai adalah OFDM karena sifatnya yang robust pada keadaan multipath fading yang parah. Teknik multiplexing untuk downlink yang digunakan adalah OFDMA. Parameter Modulasi Teknik modulasi yang digunakan untuk DL adalah OFDM. Digunakan dua CP (Cyclic Prefix) yaitu short dan long. Ketika short CP yang digunakan, simbol pertama dari OFDM dalam sebuah slot memiliki CP sedikit lebih panjang dibandingkan dengan 6 simbol tersisa. Hal ini dilakukan untuk menghemat slot waktu sebesar 0,5 milisecon.

Downlink (lanjutan) Multiplexing pada Downlink Teknik multiplexing yang digunakan pada downlink LTE adalah OFDMA. 12 grup adjacent subcarriers dikelompokkanbersama pada basis slot-slot untuk membentuk physical resource blocks (PRBs). Sebuah PRB merupakan unit terkecil dari bandwidth yang dibagibagi oleh scheduler di base station. Kanal Fisik Kanal-kanal fisik yang digunakan untuk downlink pada LTE antara lain: Physical Downlink Shared Channel (PDSCH) Physical Downlink Control Channel (PDCCH) Common Control Physical Channel (CCPCH)

Sinyal Fisik Downlink (lanjutan) Ada dua tipe sinyal fisik, yaitu: Sinyal referensi yang digunakan untuk menentukan chanel impulse response (CIR) Sinyal sinkronisasi yang membawa informasi pewaktuan jaringan Kanal Transport Berfungsi sebagai service access points (SAPs) untuk layer yang lebih tinggi. Kanal transport antara lain: Broadcast Channel Downlink Shared Channel Paging Channel Multicast Channel

Downlink (lanjutan) Pemetaan Downlink dari Kanal Fisik ke Kanal Transport Kanal transport dipetakan kekanal fisik sesuai dengan gambar dibawah ini: Pengodean Kanal Downlink Berbagai algoritma pemrograman diterapkan pada downlink. Pada CCPH, modulasi yang digunakan adalah QPSK, PDSCH menggunakan 64QAM

Uplink Layer fisik dari LTE menggunakan Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) sebagai skema transmisi pada uplink. Parameter Modulasi Modulasi yang digunakan dapat berupa QPSK, 16QAM, atau 64QAM tergantung padakualitas kanal. Multiplexing Uplink dari Physical Resource Blocks (PRBs) dikirimkan ke User Equipment (UE) oleh Base Station melalui CCPCH downlink. Uplink PRBs terdiri dari 12 subcarrier yang berdampingan pada sebuah slot durasi. Kanal Fisik Uplink Physical Uplink Shared Channel (PUSCH) Physical Uplink Control Channel (PUCCH)

Sinyal Fisik Reference Signal Random Access Preamble Kanal Transport Uplink Uplink (lanjutan) UL-Shared Channel Random Access Channel (RACH) Pemetaan Uplink dari Kanal Fisik ke Kanal Transport Pengkodean Kanal Uplink Pengkodean pada UL sama dengan DL.

SOAL LATIHAN 1. Teknologi yang digunakan 4G, yaitu : a. CDMA d. Packet oriented node b. FDMA e. TDMA c. HSDPA 2. Merupakan teknologi pengembangan dari 3G dan 3,5G yang lebih dikenal 4G, yaitu: a. EDGE d. GPRS b. 3G e. HSDPA c. LTE

2. Merupakan teknologi pengembangan dari 3G dan 3,5G yang lebih dikenal 4G, yaitu: a. EDGE d. GPRS b. 3G e. HSDPA c. LTE 3. Organisasi internasional yang tujuan utamanya meliputi standardisasi, pengalokasian spektrum radio, dan mengorganisasikan perjanjian rangkaian interkoneksi antara negara-negara berbeda untuk memungkinkan panggilan telepon internasional, yaitu: a. ITU d. CPU b. MTU e. WTO c. MTA

3. Organisasi internasional yang tujuan utamanya meliputi standardisasi, pengalokasian spektrum radio, dan mengorganisasikan perjanjian rangkaian interkoneksi antara negara-negara berbeda untuk memungkinkan panggilan telepon internasional, yaitu: a. ITU d. CPU b. MTU e. WTO c. MTA 4. HSDPA singkatan dari: a. High single downlink packet access b. Hospital Security Development Parent Access c. High speed downlink packet access d. High speed downlink pisik access e. High single downlink packet action

4. HSDPA singkatan dari: a. High single downlink packet access b. Hospital Security Development Parent Access c. High speed downlink packet access d. High speed downlink pisik access e. High single downlink packet action 5. Downlink pada LTE dengan teknik modulasi yang biasa dipakai pada kanal wireless yang selalu berubah-ubah akibat adanya fading, yaitu : a. CDMA d. Single Carrier b. OFDM e. FDMA c. HSDPA

5. Downlink pada LTE dengan teknik modulasi yang biasa dipakai pada kanal wireless yang selalu berubah-ubah akibat adanya fading, yaitu : a. CDMA d. Single Carrier b. OFDM e. FDMA c. HSDPA 1. Teknologi yang digunakan 4G, yaitu : a. CDMA d. Packet oriented node b. FDMA e. TDMA c. HSDPA