Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

BAB III METODE PENELITIAN

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

Operations Management

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

JALUR KRITIS (Critical Path)

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Operations Management

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI 8 MEMULAI USAHA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II STUDI PUSTAKA

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

NETWORK (Analisa Jaringan)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah Dasi Vol. 15 No. 04 Desember 201, hlm ISSN:

BAB II Tinjauan Pustaka

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Bab 8 Analisis Jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 5 Penjadwalan

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Time Chart of Project

CRITICAL PATH METHOD (CPM)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB III LANDASAN TEORI

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 300 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV BASUKI RAHMAT PRABUMULIH

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE CPM-PERT PADA JARINGAN. Sebelumnya pada bab II sudah dijelaskan tentang teori graf, teori graf ini

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi optimal terkait permasalahan operasional. Kompetensi Mampu mengelola operasional perusahaan dan penerapannya dalam manajemen perusahaan

Modul 10 Latar Belakang Pentingnya Manajemen Proyek Saat Microsoft Corporation memulai pengembangan Windows XP program terbesar, paling kompleks, dan terkini - waktu adalah sesuatu yang paling kritis bagi seorang manajer proyek. Dengan ratusan pemrogram yang mengerjakan jutaan baris kode dalam pengembangan program berbiaya ratusan juta dolar, begitu besar risiko pada proyek tersebut untuk dapat diselesaikan tepat waktu. Penjadwalan proyek adalah tantangan yang sulit bagi manajer operasi. Risiko pada manajemen proyek sangat tinggi. Kelebihan biaya dan keterlambatan yang tidak diperlukan terjadi karena penjadwalan dan pengendalian yang buruk. Bagian Isi Pada bab sebelumnya telah diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah dalam menyusun pekerjaan sehingga membentuk sebuah jaringan kerja. Namun, proses perencanaan dan pengendalian proyek tidak hanya pada pembuatan jaringan kerja melainkan harus dilanjutkan pada perhitungan mengenai waktu penyelesaian proyek dan analisis lainnya. Untuk itu, digunakan beberapa metode yang sangat membantu dan sudah cukup dikenal dalam membantu merencanakan proyek dalam bentuk jaringan kerja. Metode tresebut adalah Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan Metode CPM (Critical Path Method). Perbedaan pokok antara CPM dan PERT ialah bahwa CPM memasukkan konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian sedangkan dalam PERT besarnya biaya berubah-ubah (uncertainty) sesuai dengan lamanya waktu dari semua aktivitas yang terdapat dalam suatu proyek. Biasanya metode PERT digunakan untuk proyek penelitian atau pengembangan produk baru dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Khusus dalam bab ini akan dibahas mengenai Metode CPM saja tetapi tidak bermaksud untuk mengabaikan PERT sebab prinsip-prinsip pembentukan jaringan dalam CPM sangat mirip dengan metode PERT sehingga mereka yang mempelajari CPM dengan baik, tidak akan menemui kesulitan dalam menggunakan PERT. Perlu disadari bahwa teknik atau metode CPM dan PERT sangat penting artinya sebagai alat perencanaan dan pengendalian pelaksanaan suatu proyek. 1 Terminologi Dalam CPM Pada metode CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap kegiatan yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal (normal estomate) dan perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya dpercepat (crash estimate). 1 Alberto D. Pena. Project Preparation and Analysis for Local, Development. Hartford, The University of Connecticut, USA, 10 1

Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis, jalur yang memiliki rangkaian-rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa jalur kritis berisikan kegiatan-kegiatan kritis dari awal sampai akhir jalur. Seorang manajer proyek harus mampu mengidentifikasi jalur kritis dengan baik, sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek. Dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis. Menentukan Waktu Penyelesaian Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa terminologi dasar berikut: a) E (earliest event occurence time ) Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa. b) L (Latest event occurence time) Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. c) ES (earliest activity start time) Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. d) EF (earliest activity finish time) Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya e) LS (latest activity start time) Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. f) LF (latest activity finish time) Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek. g) t (activity duration time) Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan). Cara perhitungan Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Kedua, saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES. Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). 1

1. Hitungan Maju Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E). Hitungan Mundur Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L). Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja. Dimana, terdapat dua macam jenis Slack yaitu Total Slack dan Free Slack. Untuk melakukan perhitungan maju dan mundur maka lingkaran atau event dibagi menjadi tiga bagian yaitu: b a c kegiatan Waktu b a c Keterangan: a = ruang untuk nomor event b = ruang untuk menunjukkan waktu paling cepat terjadinya event (E) dan kegiatan (ES) yang merupakan hasil perhitungan maju c = ruang untuk menunjukkan waktu paling lambat terjadinya event (L) dan kegiatan yang merupakan hasil perhitungan mundur Untuk lebih jelasnya dalam melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur dalam sebuah jaringan kerja diberikan ilustrasi sebagai berikut. Ilustrasi 1 A 1 () B D () () C E () () F () Hitunglah Jumlah waktu penyelesaian proyek dan Total Slack-nya! 1

Jawaban A. Perhitungan Maju Aturan Pertama Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai. E(1) = 0 Aturan Kedua Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya. EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j) Maka : EF(1-) = ES(1-) + D = 0 + = EF(-) = ES(-) + D = + = EF(-) = ES(-) + D = + = EF(-) = ES(-) + D = + = 1 EF(-) = ES(-) + D = + = Aturan Ketiga Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu. Misalnya: a b d c Bila EF(c) > EF(b) > EF(a), maka ES(d) = EF(c) Maka: EF(-) = EF(-) + D = 1 + = 1 1

Tabel 10.1 Hasil Perhitungan Maju untuk Mendapatkan EF Kegiatan i j Kurun Waktu (Hari) t PALING AWAL Mulai (ES) Selesai (EF) (1) () () () () 1 0 1 1 1 Dari perhitungan pada tabel di atas diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah selama 1 minggu B. Perhitungan Mundur Aturan Keempat Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan. LS(i-j) = LF(i-j) t Maka LS(-) = EF(-) D = 1 = 1 LS(-) = EF(-) D = 1 = LS(-) = EF(-) D = 1 = LS(-) = EF(-) D = = LS(-) = EF(-) D = = Aturan Kelima Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil. b a c d 1

Jika LS(b) < LS(c) < LS(d) maka LF(a) = LS(b) Sehingga: LF(1-) = LS(-) = dan LS(1-) = EF(1-) D = = 0 Tabel 10. Hasil Perhitungan Mundur untuk mendapatkan LF KEGIATAN i J KURUN WAKTU (t) PALING AWAL MULAI (ES) SELESAI (EF) PALING AKHIR MULAI (LS) SELESAI (LF) (1) () () () () () () 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 C. Perhitungan Slack atau Float Aturan Keenam Slack Time atau Total Slack (TS) = LS ES atau LF EF Tabel 10. Hasil Perhitungan Slack KEGIATAN KURUN AWAL AKHIR TOTAL i j WAKTU SLACK (t) (ES) (EF) (LS) (LF) (TS) (1) () () () () () () () 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1

Ilustrasi Kebanyakan perusahaan gagal untuk memasuki pasar notebook. Anggaplah perusahan Anda percaya bahwa pada tahun yang akan datang permintaan pasar akan notebook meningkat. Kegagalan pasar menurut Anda dipengaruhi oleh desain yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mereka menginginkan sebuah notebook yang sangat ringan, ukurannya standard dimana tidak lebih dari inci x, inci x 1 inci dengan berat tidak lebih dari 1 ons dengan LCD, mikro disk drive, dan ethernet port. Manajer Anda optimis akan berjaya pada pasar ini sehingga membentuk suatu tim untuk mendesain, mengembangkan dan memproduksi notebook yang akan berhasil di pasaran kurang dari 1 tahun. Dengan demikian, tim menargetkan akan membuat prototype-nya dalam waktu minggu. Anda ditunjuk sebagai ketua pelaksana dalam tim tersebut dan Anda diminta untuk membuat jaringan kerjanya serta menentukan jalur kritis, aktivitas kritisnya, Total Slack dan Free Slack-nya! Jawaban Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengidentifikasi kegiatan yang harus dilakukan dalam membuat prototype sampai pelaporan kepada manajer Anda. Tabel di bawah ini merupakan daftar kegiatan berdasarkan urutannya. Tabel 10. Daftar Kegiatan Proyek Desain Notebook Kode Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu (minggu) Kegiatan Mendahului A Mendesain Notebook 1 - B Membuat Prototype A C Mengevaluasi peralatan A D Uji Prototype B E F Menulis laporan evaluasi peralatan Menulis laporan mengenai metode yang digunakan C,D C,D G Menulis final report E, F Bentuk jaringan kerjanya beserta perhitungannya sebagai berikut: 1

Hitungan Maju B D E 1 A 1 0 1 1 C F G Dari hasil perhitungan maju diperoleh waktu penyelesaian tercepat adalah minggu (melebihi target yang ditentukan). Hitungan Mundur 1 A 1 B 1 D E 1 0 0 0 1 1 1 1 C F G Dari perhitungan mundur dapat diidentifikasi waktu Total slack, yaitu: TS = LS ES atau LF EF Diperoleh: Kegiatan A = ( 0 0 ) atau (1 1) = 0 Kegiatan B = (1 1) atau ( ) = 0 Kegiatan C = (1 1) atau ( ) = 0 Kegiatan D = ( ) atau ( ) = 0 Kegiatan E = ( ) atau ( ) = Kegiatan F = ( ) atau ( ) = 0 Kegiatan G = ( ) atau ( ) = 0 Untuk mengidentifikasi Free Slack dari suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal (ES ) dari kegiatan berikutnya dikurangi waktu mulai kegiatan 1

yang dimaksud (ES 1 ) dikurangi kurun waktu kegiatan yang dimaksud (t 1 ). Lihat gambar berikut: 1 A 0 0 1 1 1 B Kegiatan A(1-) dan kegiatan B(-), maka Float bebas Kegiatan A adalah: FF A = ES B ES A t A FF A = 1 0 1 = 0 Diperoleh: Kegiatan B = 1 = 0 Kegiatan C = 1 = 0 Kegiatan D = = 0 Kegiatan E = = 0 Kegiatan F = = 0 Kegiatan G = = 0 Suatu kegiatan yang memiliki kelonggaran atau Slack dikatakan Kegiatan Kritis, berarti kegiatan kritis mempunyai Total Slack = Free Slack = 0. Pada kasus di atas diperoleh Kegiatan Kritis adalah A B C D F G. Sedangkan yang dimaksud Lintasan Kritis (Critical Path) adalah lintasan dari Start samapi dengan Finish yang terdiri dari rangkaian kegiatan-kegiatan kritis. Adapun lintasan kritis pada ilustrasi ini adalah 1 dan 1. Penentuan Biaya Dalam CPM Selain CPM dapat digunakan untuk menentukan waktu paling cepat sebuah proyek dapat terselesaikan dan mengidentifikasi waktu kelonggaran (Slack) paling lambat sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa menghambat jadwal proyek keseluruhan, metode ini juga mampu melakukan analisis terhadap sumber daya yang dipakai dalam proyek (biaya) agar jadwal yang dihasilkan akan jauh lebih optimal dan ekonomis. Suatu proyek menggambarkan hubungan antara waktu terhadap biaya (lihat Gambar.1). Perlu dicatat bahwa, biaya disini merupakan biaya langsung misalnya biaya tenaga kerja, pembelian material dan peralatan) tanpa memasukkan biaya tidak langsung seperti biaya administrasi, dan lain-lain. Adapun istilah-istilah dari hubungan antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut: 1 10

1. Waktu Normal Adalah waktu yang diperlukan bagi sebuah proyek untuk melakukan rangkaian kegiatan sampai selesai tanpa ada pertimbangan terhadap penggunaan sumber daya.. Biaya Normal Adalah biaya langsung yang dikeluarkan selama penyelesaian kegiatan-kegiatan proyek sesuai dengan waktu normalnya.. Waktu Dipercepat Waktu dipercepat atau lebih dikenal dengan Crash Time adalah waktu paling singkat untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang secara teknis pelaksanaannnya masing mungkin dilakukan. Dalam hal ini penggunaan sumber daya bukan hambatan.. Biaya untuk Waktu Dipercepat Atau Crash Cost merupakan biaya langsung yang dikeluarkan untuk menyelesaikan kegiatan dengan waktu yang dipercepat. Biaya untuk waktu dipercepat Biaya B Titik Dipercepat Biaya Normal A Titik Normal Waktu Dipercepat Waktu Normal Waktu Gambar 10. Hubungan antara waktu dan biaya pada keadaan normal dan crash Mempercepat Waktu Penyelesaian Tujuan pokok untuk mempercepat waktu penyelesaian adalah memperpendek waktu penyelesaian proyek dengan kenaikan biaya yang seminimal mungkin. Proses mempercepat waktu penyelesaian proyek dinamakan Crash Program. Akan tetapi, terdapat batas waktu percepatan (crash time) yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati batas waktu ini akan tidak efektif lagi. Dengan menggunakan crash schedule, tentu saja biayanya akan jauh lebih besar dibandingkan dengan normal schedule. Dalam crash schedule akan dipilih kegiatan-kegiatan kritis dengan tingkat kemiringan terkecil untuk mempercepat pelaksanaannya. Langkah ini dilakukan sampai seluruh kegiatan mencapai nilai crash 1 11

time-nya. Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan sudut kemiringan (waktu dan biaya suatu kegiatan) atau lebih dikenal dengan slope adalah: Slope Biaya = Biaya Dipercepat Biaya Normal Waktu Normal Waktu Dipercepat Ilustrasi Diberikan tabel sebagai berikut: Kegiatan Kegiatan Mendahului Waktu yang dibutuhkan (Minggu) Biaya (Dalam $) Normal Crash Normal Crash A - 10.000 11.000 B A.000.000 C A 1.000.000 D B 1.000 1.000 E B,C 1 1.000.000 F C.000.000 G E, F 1.000.000 H D, E 1 11.000 1.000 I H, G 0.000 1.000 a. Tentukan waktu penyelesaian proyek serta biayanya! b. Tentukan waktu senggang bebasnya dan lintasan kritis normal! c. Dengan mempersingkat waktu proyek selama tiga minggu, tentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang pelu dipersingkat dan tentukan total biaya proyeknya! Jawaban Bentuk jaringan kerja dari proyek di atas adalah: 1 1

B D 1 H 1 1 1 1 1 1 1 1 I 1 0 0 0 A C 11 E 1 1 1 1 G F 10 10 1 1 a. Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah minggu dengan biaya yang dikeluarkan adalah (10.000 +.000 +.000 +1.000 +.000 +.000 + 1.000 + 11.000 + 0.000 = $.000 b. Berikut ini cara memperhitungkan free slack dan menemukan lintasan kritisnya. Kegiatan A B C D E F G H I TS 0 0 0 0 0 FS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Kegiatan Kritis : A, B, D, H, I Jalur Kritis : 1 c. Untuk mempersingkat waktu penyelesaian proyek dengan menggunakan crash program dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai slope masing-masing kegiatan Kegiatan A B C D E F G H I Slope 00 000 000 000 0 1000 000 000. Mengurangi waktu penyelesaian proyek dengan menekan sebanyak mungkin kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai slope terkecil. Dari tabel di atas kegiatan kritis dengan slope terkecil adalah kegiatan A. Dengan demikian kegiatan A dapat ditekan sebanyak minggu ( ). Berikut ini perubahan waktu penyelesaian proyeknya: 1 1

B D 10 H 1 10 10 10 1 1 1 1 I 0 0 0 1 0 0 0 A C E 1 10 10 10 G F 10 10 Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 0 minggu dengan biaya adalah $.000 + ( 0) 00 = $.000. Dikarenakan waktu penyelesaian belum sesuai yang diharapkan ( minggu) maka perlu menekan aktivitas kritis lain yang memiliki slope terkecil setelah A yaitu kegiatan D sebanyak 1 minggu ( ). Waktu penyelesaian proyek yang diperoleh: Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 1 minggu dengan biaya adalah $.000 + (0 1).000 = $.000 B D H 1 1 1 1 1 I 1 1 1 1 0 0 0 A C E 1 G F 1 1

Daftar Pustaka Heizer Jay, B. Render, (00), Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta Hani Handoko, (00), Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta 1 1