PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2016 TURUN -0,27 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,60 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2017 TURUN -0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2017 TURUN -0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Jambi

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN AGUSTUS 2017

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017 NTP SULAWESI BARAT 105,63 Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Mei 2017 sebesar 105,63; turun 0,35 persen dibandingkan NTP April 2017 yang sebesar 106,00. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 99,48; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 107,73; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 109,71; Subsektor Peternakan (NTP-T) 104,07; dan Subsektor Perikanan (NTN) 104,41. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 109,47 dan 95,56. Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Mei 2017 sebesar 0,25 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga enam kelompok pengeluaran yaitu indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,35 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,29 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,07 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,19 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,42 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,08 persen. Sementara itu, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga turun sebesar 0,08 persen. Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 29 provinsi di Indonesia, tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 1,42 persen dan terendah di Nusa Tenggara Barat sebesar 0,03 persen. Sementara itu, empat provinsi lainnya mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di Sulawesi Utara sebesar 0,06 persen dan terendah di Gorontalo sebesar 0,01 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-21 dari 29 provinsi yang mengalami inflasi perdesaan. Untuk skala nasional, NTP bulan Mei 2017 sebesar 100,15; meningkat sebesar 0,14 persen dibandingkan bulan April 2017, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,74 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017 1

serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat Menurut Subsektor April Mei 2017 serta Perubahannya (2012=100) Subsektor April Mei Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 106,00 105,63-0,35 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,40 129,24-0,12 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,08 122,35 0,23 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,40 125,71 0,25 - Indeks BPPBM 110,67 110,76 0,08 Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 106,14 105,69-0,43 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,60 129,34-0,21 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,10 122,38 0,23 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,32 125,63 0,25 - Indeks BPPBM 110,65 110,74 0,08 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 99,84 99,48-0,36 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 122,33 122,21-0,10 - Padi 121,43 121,52 0,07 - Palawija 124,64 123,97-0,54 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,52 122,84 0,26 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124,76 125,07 0,25 - Indeks BPPBM 110,93 111,26 0,29 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 105,84 107,73 1,78 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,09 131,76 2,07 - Sayur-sayuran 135,82 134,22-1,18 - Buah-buahan 128,05 131,38 2,60 - Tanaman Obat 132,80 133,99 0,90 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 121,96 122,31 0,29 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124,17 124,56 0,31 - Indeks BPPBM 110,62 110,76 0,13 Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017

Subsektor April Mei Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 112,19 109,71-2,21 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 138,71 135,91-2,02 - Tanaman Perkebunan Rakyat 138,71 135,91-2,02 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 123,64 123,89 0,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,32 126,66 0,27 - Indeks BPPBM 111,15 110,95-0,18 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 103,25 104,07 0,79 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123,17 124,38 0,98 - Ternak Besar 119,64 120,16 0,43 - Ternak Kecil 136,30 137,99 1,24 - Unggas 111,86 113,33 1,31 - Hasil Ternak 129,11 131,12 1,56 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119,29 119,51 0,18 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,25 125,45 0,16 - Indeks BPPBM 109,58 109,83 0,23 5. Perikanan a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) 103,00 104,41 1,37 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 125,26 127,26 1,60 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 121,60 121,88 0,23 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,08 127,43 0,28 - Indeks BPPBM 111,01 111,15 0,13 5.1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 107,77 109,47 1,58 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It) 131,49 133,85 1,79 - Penangkapan 131,49 133,85 1,79 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 122,01 122,27 0,21 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,01 127,36 0,28 - Indeks BPPBM 113,01 113,10 0,08 5.2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 94,66 95,56 0,95 b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 114,44 115,83 1,21 - Budidaya 114,44 115,83 1,21 c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 120,90 121,21 0,26 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,21 127,56 0,28 - Indeks BPPBM 107,54 107,77 0,21 Hasil pemantauan harga produsen berbagai komoditi barang dan jasa di daerah perdesaan menunjukkan bahwa NTP Sulawesi Barat Mei 2017 sebesar 105,63 atau turun sebesar 0,35 persen dibandingkan dengan NTP April 2017 yang sebesar 106,00. Hal ini disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,12 persen sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,23 persen. Berarti secara umum kenaikan harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi. Akibatnya, perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani cenderung lebih rendah. Apabila diamati NTP menurut subsektor bulan Mei 2017, dibandingkan dengan NTP subsektor yang sama bulan sebelumnya, tiga subsektor mengalami peningkatan, yaitu subsektor hortikultura Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017 3

meningkat sebesar 1,78 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,79 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 1,37 persen. Sementara itu, subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,36 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,21 persen,. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menggambarkan perkembangan harga beragam komoditi pertanian yang dihasilkan petani. Mei 2017, indeks harga yang diterima petani (It) gabungan dari lima subsektor adalah sebesar 129,24 atau turun sebesar 0,12 persen dibandingkan dengan indeks harga yang sama pada April 2017 sebesar 129,40. Perubahan negatif It terjadi pada dua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,10 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,02 persen. Sementara itu, tiga It subsektor lainnya mengalami peningkatan. Subsektor hortikultura meningkat sebesar 2,07 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,98 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 1,60 persen. Grafik 1 Perkembangan NTP Sulawesi Barat (2012 =100), Januari Mei 2017 115.00 113.00 111.00 109.00 107.00 105.00 103.00 101.00 99.00 97.00 95.00 Jan '17 Feb '17 Mar '17 Apr '17 Mei '17 NTP Gab NTP-P NTP-H NTP-R NTP-T NTNP 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat diamati fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar penduduk Sulawesi Barat, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk proses produksi hasil pertanian. Pada bulan Mei 2017, indeks harga yang dibayar petani (Ib) gabungan lima subsektor sebesar 122,35, meningkat sebesar 0,23 persen bila dibandingkan Ib April 2017 yang sebesar 122,08. Perubahan positif Ib terjadi pada semua subsektor, dimana subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 0,26 persen, subsektor hortikultura meningkat sebesar 0,29 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017

meningkat sebesar 0,20 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,18 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,23 persen. 3. NTP Menurut Subsektor Mengamati NTP menurut subsektor, terlihat bahwa hanya NTP subsektor tanaman pangan yang nilainya kurang dari 100. NTP Mei 2017 tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 109,71, sedangkan yang terendah adalah subsektor tanaman pangan dengan NTP sebesar 99,48. a) Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Mei 2017, indeks harga yang diterima petani sebesar 122,21 atau turun sebesar 0,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan indeks yang dibayar petani sebesar 122,84 atau meningkat sebesar 0,26 persen, sehingga menyebabkan Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) turun sebesar 0,36 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami perubahan negatif dikarenakan indeks harga pada subkelompok palawija turun sebesar 0,54 persen meskipun indeks harga subkelompok padi meningkat sebesar 0,07 persen. Sementara itu, meningkatnya indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,25 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,29 persen. b) Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTP-H) Mei 2017 meningkat sebesar 1,78 persen dikarenakan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 2,07 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,29 persen. Indeks yang diterima petani (It) mengalami perubahan yang positif dikarenakan adanya perubahan positif pada indeks harga subkelompok buah-buahan sebesar 2,60 persen dan indeks harga subkelompok tanaman obat sebesar 0,90 persen meskipun indeks harga subkelompok sayur-sayuran turun sebesar 1,18 persen. Sementara itu, meningkatnya indeks yang dibayar petani disebabkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) meningkat sebesar 0,31 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,13 persen. c) Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada bulan Mei 2017, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) turun sebesar 2,21 persen, disebabkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 2,02 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,20 persen. Perubahan negatif yang terjadi pada indeks yang diterima petani (It) dikarenakan turunnya indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,02 persen yaitu dari 138,71 menjadi 135,91. Di sisi lain perubahan positif pada indeks yang dibayar petani (Ib) dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,27 persen meskipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,18 persen. d) Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Mei 2017, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Peternakan (NTP-T) mengalami perkembangan positif sebesar 0,79 persen, dikarenakan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 0,98 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,18 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017 5

Perubahan positif indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh indeks harga subkelompok ternak besar meningkat sebesar 0,43 persen, indeks harga subkelompok ternak kecil meningkat sebesar 1,24 persen, indeks harga subkelompok unggas meningkat sebesar 1,31 persen, dan indeks harga subkelompok hasil ternak meningkat sebesar 1,56 persen. Indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami perubahan positif dikarenakan indeks kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,18 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,23 persen. e) Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan atau Nilai Tukar Nelayan (NTNP) mengalami perubahan positif sebesar 1,37 persen pada Mei 2017 disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 1,60 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,23 persen. Perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani (It) subsektor ini dikarenakan oleh indeks kelompok perikanan tangkap meningkat sebesar 1,79 persen dan indeks harga subkelompok budidaya perikanan meningkat sebesar 1,21 persen. Sementara itu, perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,28 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,13 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Mei 2017, Nilai Tukar Nelayan (NTN) meningkat sebesar 1,58 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 1,79 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,21 persen. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,28 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,08 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Mei 2017, Nilai Tukar Pembudidayaan Ikan (NTPi) meningkat sebesar 0,95 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 1,21 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,26 persen. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,28 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,21 persen. 4. NTUP Subsektor Pada Mei 2017, NTUP Sulawesi Barat turun sebesar 0,20 persen. Hal ini karena perubahan negatif It sebesar 0,12 persen lebih rendah dibandingkan indeks BPBBM yang mengalami perubahan positif sebesar 0,08 persen. Perubahan negatif NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP dua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,39 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,84 persen.. Sementara itu, NTUP tiga subsektor lainnya mengalami perubahan positif, yaitu subsektor hortikultura meningkat sebesar 1,95 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,75 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 1,47 persen. Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017

Tabel 2 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Sulawei Barat per Subsektor dan Persentase Perubahannya, April - Mei 2017(2012=100) Subsektor April Mei Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 110,27 109,84-0,39 2. Hortikultura 116,69 118,97 1,95 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 124,80 122,50-1,84 4. Peternakan 112,41 113,25 0,75 5. Perikanan 112,83 114,49 1,47 a. Tangkap 116,35 118,34 1,71 b. Budidaya 106,42 107,48 1,00 Nilai Tukar Usaha Pertanian 116,93 116,69-0,20 5. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Perubahan Indeks harga Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada Mei 2017, Sulawesi Barat mengalami inflasi perdesaan 0,25 persen. Inflasi ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga enam kelompok pengeluaran yaitu indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,35 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,29 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,07 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,19 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,42 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,08 persen. Sementara itu, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga turun sebesar 0,08 persen. Tabel 3 Inflasi Perdesaan Menurut Kelompok, Januari - Mei 2017 (2012=100) KELOMPOK JAN FEB MAR APR MEI (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bahan Makanan 0,82-0,08 0,32 0,48 0,35 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, &Tembakau 0,54 0,37 0,15 0,00 0,29 Perumahan 0,58 0,23 0,11 0,10 0,07 Sandang 0,32 0,11-0,06-0,05 0,19 Kesehatan 0,19 0,10 0,01 0,06 0,42 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,26 0,12 0,00 0,00-0,08 Transportasi & Komunikasi 0,32 0,21-0,06 0,13 0,08 Konsumsi Rumah Tangga 0,61 0,10 0,18 0,25 0,25 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017 7

6. Perbandingan Antarprovinsi di Pulau Sulawesi Bila dibandingkan NTP antarprovinsi di Pulau Sulawesi, pada Bulan Mei 2017 terlihat bahwa empat provinsi mengalami perubahan positif. Perubahan positif tertinggi terjadi pada Provinsi Gorontalo yang meningkat sebesar 0,49 persen, diikuti Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan yang meningkat sebesar 0,30 persen, dan terkecil Sulawesi Tenggara yang meningkat sebesar 0,05 persen. Sementara itu, dua provinsi lainnya mengalami perubahan negatif. NTP Provinsi Sulawesi Tengah turun sebesar 0,88 persen dan NTP Sulawesi Barat turun sebesar 0,35 persen. Jika dibandingkan perubahan indeks harga konsumen perdesaan (inflasi/deflasi) antarprovinsi di Pulau Sulawesi, empat provinsi di Pulau Sulawesi mengalami inflasi perdesaan. Inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Barat yaitu sebesar 0,25 persen, diikuti Sulawesi Tenggara yang mengalami inflasi sebesar 0,23 persen, Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, dan terendah di Sulawesi Tengah sebesar 0,14 persen. Sementara itu, dua provinsi lainnya mengalami deflasi perdesaan, yaitu di Gorontalo deflasi sebesar 0,01persen dan di Sulawesi Utara deflasi sebesar 0,06 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Mei 2017 (2012=100) PROVINSI IT MEI 2017 IB MEI 2017 NTP MEI 2017 INDEKS % PERB INDEKS INDEKS INDEKS % PERB (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sulawesi Utara 116,44 0,34 125,97 0,04 92,43 0,30 Sulawesi Tengah 119,66-0,74 127,36 0,13 93,96-0,88 Sulawesi Selatan 127,68 0,49 127,16 0,19 100,41 0,30 Sulawesi Tenggara 119,05 0,30 125,38 0,26 94,95 0,05 Gorontalo 132,34 0,52 125,32 0,04 105,60 0,49 Sulawesi Barat 129,24-0,12 122,35 0,23 105,63-0,35 Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Provinsi se-sulawesi, Mei 2017 (2012=100) Provinsi Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi Konsumsi Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sulawesi Utara -0,56 0,37 0,24-0,20 1,13 0,34 0,57-0,06 Sulawesi Tengah 0,02 0,33 0,32 0,13 0,59 0,25-0,16 0,14 Sulawesi Selatan 0,12 0,28 0,29 0,18 0,43 0,12-0,01 0,17 Sulawesi Tenggara 0,25 0,10 0,08 0,38 0,26 0,20 0,43 0,23 Gorontalo -0,15 0,04 0,22-0,12 0,25-0,01 0,32-0,01 Sulawesi Barat 0,35 0,29 0,07 0,19 0,42-0,08 0,08 0,25 Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017

Grafik 2 Laju Inflasi Perdesaan Indonesia dan Provinsi se-sulawesi, Mei 2017 (2012=100) 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00-0.10 0.74 0.23 0.25 0.14 0.17-0.06-0.01 Indonesia Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017 9

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Informasi lebih lanjut hubungi: Suntono, SE, M.Si Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat Telepon: (62-426) 21265 Faks: (62-426) 22103 E-mail: suntono@bps.go.id Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017